Di Susun Oleh :
kelas : 4B
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report Evaluasi
Hasil Belajar.
Tugas Critical Book Report ini telah saya usahakan dengan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu Saya dalam pembuatan tugas Critical book report..
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat. saya
menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari para teman-teman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
ii | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi Hasil Belajar merupakan salah satu komponen yang penting yang
merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan
evaluasi pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk
membedakannya dengan istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai
suatu sistem tidak hanya terdiri atas hasil belajar tatapi juga komponen-komponen
penting lainnya, seperti guru, strategi, dean media.
Dalam tulisan ini, akan dipaparkan tentang ringkasan dan tanggapan penulis
tentang isi buku Evaluasi Hasil Belajar karya Prof. Dr. Suharsimi Arikunto.
BUKU UTAMA
Penerbit : Bumi Aksara
ISBN : 9786022172475
Tahun Terbit : 2012
BUKU PEMBANDING 2
ISBN : 978-979-17732-3-2
BAB I : PENDAHULUAN
2. Penilaian Pendidikan
1. Subjek Evaluasi
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni
orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi
adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek
evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.Sasaran Evaluasi
a.In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk
mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan
bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan
dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes
kemampuan.
Kepribadian
b.Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek
pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
Kurikulum/materi
Metode dan cara penilaian
Media
Sistem administrasi
Pendidik dan anggotahnya.
c.Out Put
1. Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu:
Seperti yang sudah disebutkan dalam poin (a), KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan
pula dalam poin (b) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada
tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau
disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar-
mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan,
evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek
pengetahuan.
2.Alat Evaluasi
1) Skala Bertingkat:
2)Kuesioner:
b.Teknik Tes. Dibawah ini ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai
pengertian tes.
1. Pengertian
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti
piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes
diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan. Menurut Arikunto (2010: 53), tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
BAB V : VALIDITAS
Menurut Suharsimi ada dua jenis validitas yaitu validitas logis dan
validitas empiris. Sementara validitas itu terbagi menjadi beberapa4 yaitu validitas
isi, validitas konstrak, validitas “ada sekarang” dan validitas predictive.
Yaitu pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar
tersebut. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui
10 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari
jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana item-item dalam suatu alat
ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur
yang bersangkutan?” atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan
kawasan.
Dengan kata lain jika butir- butir soal mengukur aspek berfikir tersebut
sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional. Sebagai
contoh jika rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), “Siswa dapat mengenal
tata cara memandikan mayat”, maka butir soal pada tes merupakan perintah
bagaimana cara memandikan mayat dengan baik.
11 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut
adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh
pengukuran.
12 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
Jadi dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang mencerminkan
pengalaman yang diperoleh masa yang lalu itu, kita bandingkan dengan data hasil
tes yang diperoleh sekarang ini. Jika hasil tes yang ada sekarang ini mempunyai
hubungan searah dengan hasil tes berdasarkan pengalaman yang lalu, maka tes
yang memiliki karakteristik seperti itu dapat dikatakan telah memiliki validitas
bandingan.
BAB VI : REALIBILITAS
13 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali. Oleh karena
itu, disebut juga single-test-single-trial method.
Taksonomi Bloom
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa
besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi
14 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
yang sudah diajarkan. Tes ada yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian
disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi standar suatu satuan
pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian disebut tes terstandar.
a. Aptitude test
b. Achievement tes
Perbedaan antara dua tes ini sebenearnya tidak tegas, soal – soal mengenai
kedua tes tersebut sering kali saling melingkupi ( overlap ). Untuk kedua macam
tes ini biasanya menggunakan hitung – hitungan dan perbendaharaan kata – kata
dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguji tentang
keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah
digunakan untuk meramalkan hasil untuk yang masa akan dating, walaupun pada
umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah
diperoleh setelah siswa ( tercoba ) itu diberi suatu pelajaran.
Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes
prestasi standar. Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah: “A degree of
level of requirement, excellence, or attainment”. Standar untuk siswa dapat
dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu
program tertentu. Mungkin standar bagi suatu kursus A berbeda dengan B. Jadi
standar ini dapat dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung dari yang mempunyai
kebijaksanaan.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi
melalui cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat
biasanya didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan
tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat
yang ada pada manusia. Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya
tidak tidak didasarkan atas satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
15 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
3. Perbandingan Antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan
atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang
dicakup oleh tes buatan guru. Lalu apakah perbedaan antara tes standar dengan tes
buatan guru, atau apakah keburukan dan keuntungan tes standar?
1. Bentuk-Bentuk Tes
a. Tes subyektif.
b. Tes objektif.
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif (Arikunto, 1995 : 165). Karena sifatnya yang objektif maka penskorannya
dapat dilakukan dengan bantuan mesin. Soal ini tidak memberi peluang untuk
memberikan penilaian yang bergradasi karena dia hanya mengenal benar dan
salah. Apabila respons siswa sesuai dengan jawaban yang dikehendaki maka
respons tersebut benar dan biasa diberi skor 1. Apabila kondisi yang terjadi
sebaliknya, maka respons siswa salah dan biasa diberi skor 0. Jawaban siswa
bersifat mengarah kepada satu jawaban yang benar (convergence).
16 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
2. Macam-Macam Tes Objektif
Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan
yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B
yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut
salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau
salah.
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap
pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk
memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai
jawaban yang benar.
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian
yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang
diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
Contoh:
17 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
(1) Yang merupakan nama asli dari Sultan Hamengkubuwono X adalah …..
(2) Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari
kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri
manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat.
Aliran ……………….. beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio:
kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran ……………, sebaliknya,
meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang
inderawi.
Pengukuran ranah afktif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah, Menerima
(memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi, dan karakteristik suatu
nilai.Sedangkan tujuan penilaian afektif adalah :
18 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
BAB X : MENGANALISISS HASIL TES
Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyusun soal-soal tes,
juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih belum sempurna. Oleh karena
itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh
siswa. Cara untuk menilai tes, yaitu:
Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis
dilakukan terhadap empirik.Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila
suatu tes telah dilaksanakan dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita
peroleh. Untuk mengetahui kapan soal dikatakan baik, kurang baik, dan soal yang
jelek sangat berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran, daya
pembeda, dan pola jawaban soal.
a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya.
19 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal
yang indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya
indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
Dimana :
P = indeks kesukaran
b. Daya Pembeda.
Jika seluruh kelompok atas (pandai) dapat menjawab soal dengan benar,
sedang seluruh kelompok bawah (bodoh) menjawab salah, maka soal tersebut
mempunyai diskriminasi paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua
kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab betul,
maka nilai diskriminasinya adalah -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan
20 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
siswa kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab
salah, maka soal tersebut mempunyai nilai diskriminasi 0,00 karena tidak
mempunyai daya pembeda sama sekali.
D = BA/JA – BB/JB = PA – PB
Dimana :
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB BA/JA = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar.
21 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
Dengan melihat pola jawaban soal, dapat diketahui :
22 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
BAB III
PEMBAHASAN
KELEBIHAN
Ukuran buku ini standart (normal: tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
juga)
Materi yang ada pada buku utama cara penjelasannya jelas dan tidak
bertele-tele / tidak merambat kemana-kemana.
Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan
pelajar maupun dikalangan mahasiswa
KELEMAHAN
Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup seluruh
materi pada perbabnya. Buku ini di setiap babnya tidak mempunyai soal untuk
mengasah kemampuan siswa.
KELEBIHAN
Ukuran buku ini standart (normal) tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil juga).
Kata-kata yang digunakan mudah dipahami
Penulisan yang ada pada buku ini juga bagus tertata rapi tidak ada kata-
kata yang salah maupun kekurangan huruf·
Materi – materi yang dijelaskan dari buku pembanding lebih lengkap
karena dari setiap bab itu berkesinambungan, dari pengertian evaluasi
sampai syarat-syarat tes yang baik dalam evaluasi pembelajaran.
Di setiap bab nya buku ini mempunyai soal-soal latihan untuk mengasah
pemahaman siswa.
Buku pembanding juga menggunakan kata-kata yang sederhana untuk
dimengerti di kalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa.
23 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
Tata penulisan pada buku ini rapi.
KELEMAHAN
24 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2. Saran
Sebaiknya untuk para mahasiswa, menggunakan banyak buku untuk
pembelajaran, agar bisa mendapatkan penjelasan yang lengkap dari banyak
buku yang dibaca. Dan juga saya sebagai penulis menyaran buku pertama dan
kedua sebagai rekomendasinya.
25 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B
DAFTAR PUSTAKA
26 | C B R E H B . N O V I N U R H E R I Y A . 4 B