Anda di halaman 1dari 26

CITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU : Rini herlini, SE.,M.Si,ak


Ulfa nurhayani, SE.,M,Si

MATA KULIAH : Evaluasi pembelajaran

NAMA MAHASISWA : Maria pryana meylani ( 7203342030)


Winni rahmayani (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunaan makalah ini atas pemenuhan tugas makalah Mata kuliah
EVALUASI PEMBELAJARAN dalam bentuk maupun isinya sederhana.semoga tugas ini dapat
di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedomanbagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca khusus nya saya sebagai mahasiswa , sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik dan dapat belajar dalam
mengerjakan tugas CBR dengan baik

Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karna pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.oleh karna itu saya harapkankepada pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehinga tugas- tugas KKNI saya lebih baik
sebelumnya

Medan 5 September 2021

Periview

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 3
A.Latar belakang................................................................................................................3
B.Rumusan masalah...........................................................................................................3
C.Tujuan penulisan.............................................................................................................3
D.............................................................................................................. Identitas isi buku
3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
A. Ringkasan buku utama .................................................................................................5
B. Ringkasan buku pembanding ......................................................................................17
C. Kelebihan dan kekurangan isi buku ..........................................................................22

BAB III PENUTUP................................................................................... 24


A.Kesimpulan...................................................................................................................24
B.Saran.............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 25
BAB I

PENDAHULU

A. LATAR BELAKANG
Evaluasi Hasil Belajar merupakan salah satu komponen yang penting yang merupakan
tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk membedakannya dengan istilah
“penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri atas hasil
belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru, strategi, dean
media. Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan istilah penilaian karena
hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi itu sendiri. Sebagai
bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka setiap guru dan
tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep, prinsip, teknik, dan procedur
evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi dapat
memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan formal, guru juga
harus dapat menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang diamanatkan oleh
pemerintah melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu penilaian berbasis
kelas dengan salah satu jenisnya adalah penilain portofolio.

B. Tujuan Critical Book CBR


Tujuan pembuatan critical book report ini adalah :
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar
2. Menanggapi atau mengkritisi isi buku Evaluasi Hasil Belajar

C. Manfaat Critical Book CBR


Manfaat pembuatan critical book report ini adalah :
1. Menambah wawasan pembaca tentang Evaluasi Hasil Belajar
2. Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report
D. Identitas Buku
a. Buku utama
Judul buku : DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN
Penulis : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Penerbit : Bumi Aksara
ISBN : 9786022172475
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 320 halama

b. Buku pembanding
Judul : Evaluasi Pembelajaran
Penulis : Drs Asrul M.Si,Rusdi Ananda M.Pd,dan
Dra Rosnita,M.A.
Penerbit : Cita Pustaka Media
Cetakan I : Oktober 2014
Cetakan II : September 2015
ISBN : 978-602-1317-49-5
BAB II
PEMBAHASAN
A. RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB I Pendahulu

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi


Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan, yang
menyatakan : kita tidak dapat mengadakan penilain sebelum kita mengadakan pengukuran.
 Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif.
 Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan
buruk. Penilaian bersifat kuantitatif.
 Mengadakan Evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai
Jadi, dalam istilah asing pengukuran adalah Measurement, sedang penilaian adalah
Evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata evaluasi yang berarti menilai (tetapi
dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Jadi evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan, yang
dimaksudkan untuk membantu para guru dalam pengambil keputusan dalam usaha
menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini
adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

2. Penilaian Pendidikan
Dalam pendidikan, ada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan
prestasi belajar siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950). Ahli
ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai. Jika belum,
bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi ini diperluaskan oleh dua ahli lain, yakni
Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan
sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, digunakan untuk membuat keputusan.

3. Tujuan atau Fungsi Penilaian


Dengan diketahuinya makna dari penilaian, maka dapat dikatakan bahwa fungsi penilaian
adalah sebagai berikut:
a. Penilaian berfungsi selektif.
Dengan cara penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksiatau penilaian
terhadap siswanya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik.
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi syarat, maka dengan melihat
hasilnya guru dapat mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu akan diketahui pula sebab-
sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian guru sebanarnya melakukan
diagnosis kepada siswanya.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga belajar akan lebih
efektif jika di sesuaikan dengan pembawaan yang ada. Untuk dapat menentukan dengan pasti
kelompok mana yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka digunakan suatu penilaian.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu mana suatu program berhasil diterapkan
kepada siswa.Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian berfungsi sebagai alat ukur
keberhasilan dalam proses belajar.

BAB II : Subjek dan sasaran Evaluasi

1. Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di
tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan
lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal
ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain
mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.

2. .Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-
unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
a. In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil
yang di inginkan, yaitu :
 Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka
haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid Adapun
tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
 Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam
tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta
didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
 Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang,
akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin
tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes
sikap.
 Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan
tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.

b. Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di
perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
 Kurikulum/materi
 Metode dan cara penilaian
 Media
 Sistem administrasi
 Pendidik dan anggotahnya.

c. Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah
pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan
menggunakan tes pencapaian.

BAB III : PRINSIP DAN ALAT EVALUASI


1. Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau
hubungan erat tiga komponen, yaitu:
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru
dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang
menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM
mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari
tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan.
Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan
yang sudah dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi


Seperti yang sudah disebutkan dalam poin (a), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu
pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam poin (b) bahwa alat
evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi
juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal, jika
kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan,
evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.

2. Alat Evaluasi
Secara garis besar, maka alat-alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu tes dan non tes. Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci macam-macam tes
dan non tes.
a. Teknik Non Tes
Ada beberapa teknik non-tes yaitu:
1) Skala Bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil
pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor yang diberikan oleh guru di sekolah untuk
menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. 2)Kuesioner (questionaire) juga sering
dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur.
b. Teknik Tes
Dibawah ini ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian tes.
1)Dalam bukunya “Evaluasi Pendidikan”, Drs. Amin Daien Indrakusuma mengatakan bahwa
tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data
atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh
dikatakan tepat dan cepat. 2) Dalam bukunya “ Teknik-teknik Evaluasi”, Mucthar Bukhori
mengatakan tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.

3. Dalam buku “Encyclopedia of Educational Evaluation”, diterangkan “Test is


comprehensive assessment of an individual or to an entire program evaluation effort” (tes
adalah penilaian yang kompherensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha
evaluasi program.
Dari beberapa kutipan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat
pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih
resmi karena penuh dengan batasan-batasan
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya tiga macam
tes, yaitu:
1.Tes diagnostic. Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat.
1.Tes Formatif. Dari kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif”maka evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga
dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Evaluasi formatif mempunyai manfaat
baik bagi siswa, guru, maupun bagi program itu sendiri.
2. Tes Sumatif merupakan tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya sekelompok program
atau sebuah program yang lebih besar.

BAB IV : MASALAH TES


1. Pengertian
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk
menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau
percobaan.
Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
2. Ciri-Ciri Tes yang Baik
Suharsismi Arikunto (2008: 57-62) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik apabila
memenuhi lima syarat yaitu:
a. Validitas merupakan ketepatan, tes yang sebagai alat ukur dikatakan valid jika tes itu tepat
pada hasil belajar dan akan menghasilkan yang valid pula.
b. Reliabilitas, jika memberikan hasil yang tetap dari suatu tes, tidak terpengaruh oleh
apapun.
c. Objektifitas berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhinya, tidak ada unsur
subjektifitas yang mempengaruhi tes tersebut.
d. Praktikabilitas, tes ini merupakan tes yang praktis, mudah dan tidak mengecoh. Mudah
pelaksanaannya, mudah diperiksa, dan dilengkapi dengan petunjuk sehingga dapat diberikan
kepada orang lain.
e. Ekonomis, bahwa pelaksanaan tes tidak membutuh biaya yang mahal dan tidak membuang
waktu.

BAB V : VALIDITAS
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.(Suharsimi
Arikunto 2006).Macam -Macam Validitas Menurut Suharsimi ada dua jenis validitas yaitu
validitas logis dan validitas empiris. Sementara validitas itu terbagi menjadi beberapa4 yaitu
validitas isi, validitas konstrak, validitas “ada sekarang” dan validitas predictive.
a. Validitas isi (content validity)
Yaitu pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan.Validitas isi merupakan validitas yang
diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan
yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana item-item dalam suatu alat
ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang
bersangkutan?” atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi
kurikulum atau meteri buku pelajaran. Yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat
pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap
keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang harus diuji.
b. Validitas Konstruksi (Contruct validity)
Secara etimologis, kata kontruksi mengandung arti susunan, kerangka atau rekaan. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir- butir soal yang membangun tes
tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional
Khusus.
Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan
perkembangan konsep mengenai trait yang diukur. Hasil estimasi validitas konstrak tidak
dinyatakan dalam bentuk suatu koefisien validitas.
Dengan kata lain jika butir- butir soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai dengan
aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional.
Sebagai contoh jika rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), “Siswa dapat mengenal
tata cara memandikan mayat”, maka butir soal pada tes merupakan perintah bagaimana cara
memandikan mayat dengan baik.
c. Pengujian Validitas Tes secara Empiris
Istilah “Validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman” sebuah
instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.
Yang dimaksud dengan validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada
hasil analisis yang bersifat empirik. Sedangkan menurut Ebel bahwa Empirical Validity
adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria
tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh
pengukuran.
Jadi empirical validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang
ingin diramalkan oleh pengukuran. Bertitik tolak dari itu maka tes hasil belajar dapat
dikatakan telah memiliki validitas empirik apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
terhadap data hasil pengamatan dilapangan, terbukti bahwa tes hasil belajar itu dengan secara
tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes
hasil belajar tersebut.

d. Validitas Ramalan (Predictive Validity)


Setiap kali kita menyebutkan istilah “ramalan” maka didalamnya akan terkandung pengertian
mengenai “sesuatu yang bakal terjadi masa yang akan datang “ atau sesuatu yang pada saat
sekarang belum terjadi dan baru akan terjadi pada waktu-waktu yang akan datang. Apabila
istilah ramalan dikaitkan dengan validitas tes maka yang dimaksut dengan validitas ramalan
dari suatu tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes telah
dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal
terjadi pada masa yang akan datang.Jadi pada dasarnya tes yang dilakukan adalah dengan
memberikan bentuk soal, item dan sarat yang diberikan harus memiliki tujuan akhir yang
akan ditempuh sehingga proses atau hasil yang dicapai dapat diprediksi sebelumnya.
e. Validitas Bandingan (concurrent validity)
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila tes
tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah mampu menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya. Menurut Suharsimi
dalam hal ini tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal
yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.

BAB VI : REALIBILITAS
1. Cara-Cara Mencari Besarnya Realibilitas.
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama. Untuk
mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.
Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada diluar tes
(consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).
a. Metode bentuk Paralel (equivalen)
Tes parallel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa
inggris disebut alternate-forms method (parallel forms).

b. Metode tes ulang (test-retest method)


Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan
dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat
disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut
dihitung korelasinya.
c. Metode belah dua atau split-half method
Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu tes dua kali
percobaandiatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua. Dalam menggunakan
metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali. Oleh karena
itu, disebut juga single-test-single-trial method.

BAB VII : TAKSONOMI


1. Taksonomi Bloom
Menurut taksonomi Bloom ini tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan), dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkhinya. Domain-domain tersebut antara lain:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dalam ranah
ini hirarkinya adalah pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dalam ranah
ini hirarkinya adalah pandangan atau pendapat (opinion) dan sikap atau nilai (attitude, value)
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin. Ranah ini tersusun atas keterampilan (skill) dan kemampuan ( abilities)

BAB VIII : TES STANDAR DAN TES BUATAN GURU


1. Pengertian Tes Standar
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar kemampuan
siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang sudah diajarkan. Tes ada
yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah
memenuhi standar suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian
disebut tes terstandar.
Tes kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Aptitude test
b. Achievement tes
Perbedaan antara dua tes ini sebenearnya tidak tegas, soal – soal mengenai kedua tes tersebut
sering kali saling melingkupi ( overlap ). Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan
hitung – hitungan dan perbendaharaan kata – kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes
ini biasanya juga menguji tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa
keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk yang masa akan dating, walaupun
pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah diperoleh
setelah siswa ( tercoba ) itu diberi suatu pelajaran.

2. Tes Prestasi Standar


Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar.
Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah: “A degree of level of requirement,
excellence, or attainment”. Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat
kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standar bagi suatu
kursus A berbeda dengan B. Jadi standar ini dapat dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung
dari yang mempunyai kebijaksanaan. Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar
untuk tes prestasi melalui cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya
didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon
pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia.
Analisis jabata analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak tidak didasarkan atas satu
kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.

3. Perbandingan Antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru


Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan atau pengetahuan
yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Lalu
apakah perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru, atau apakah keburukan dan
keuntungan tes standar?

BAB IX : TES TERTULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR


a. Bentuk-Bentuk Tes
a. Tes subyektif.

Secara umum soal subyektif adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan,
dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-
kata dan bahasa sendiri. Jumlah soal-soal bentuk subyektif biasanya tidak banyak, hanya
sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kurang lebih 90-120 menit. Soal-soal bentuk ini
menuntut kemampuan peserta didik untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, dan
menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.

b. Tes objektif.

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif
(Arikunto, 1995 : 165). Karena sifatnya yang objektif maka penskorannya dapat dilakukan
dengan bantuan mesin. Soal ini tidak memberi peluang untuk memberikan penilaian yang
bergradasi karena dia hanya mengenal benar dan salah. Apabila respons siswa sesuai dengan
jawaban yang dikehendaki maka respons tersebut benar dan biasa diberi skor 1. Apabila
kondisi yang terjadi sebaliknya, maka respons siswa salah dan biasa diberi skor 0. Jawaban
siswa bersifat mengarah kepada satu jawaban yang benar (convergence).

b. Macam-Macam Tes Objektif


a. Bentuk Tes Benar Salah (True-False Test)

Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar
atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut
benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan
apakah pernyataan tersebut benar atau salah.

Cara Melakukan Penskoran Tes Benar Salah

 Dengan Denda. Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah


 Tanpa Denda. Skor = Jumlah jawaban yang benar
b. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test).

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban benar yang telah disiapkan.

c. Menjodohkan (Matching Test).


Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan
mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau
mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar. Cara Memberikan
Skor: Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang salah.
Skor = Jumlah jawaban benar

d. Tes Isian (Complementary Test).

Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini
yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat
menjadi pernyataan yang benar.

c. Pengukuran Ranah Afektif


Pengukuran ranah afktif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah
afektif kemampuan yang diukur adalah, Menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,
mengorganisasi, dan karakteristik suatu nilai.Sedangkan tujuan penilaian afektif adalah :
a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan
(remedial program) bagi anak didiknya.
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain
diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan
kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya anak didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik

B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING


Bab 1. KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun saling berkaitan,
akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang
dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat meng-
gambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan
kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan
proses pembelajaran.Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan
evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian
tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu
terhadap peserta didik. Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan
kuantitas dari pada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat
ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya,
kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian
(assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin,
2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut
keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan tentang
kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidik

Bab 2. EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM 2013


(PENILAIAN OTENTIK)
A. Teori Pendekatan Saintifik.
Pendekatan saintifik sudah lama diyakini sebagai jembatan bagi pertumbuhan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Para ahli meyakini bahwa
melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dalam
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat memotivasi mereka untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Dalam hal
ini peserta didik dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan berintuisi, mengira-ngira
dalam melihat suatu fenomena. Mereka mestilah dilatih agar mampu berfikir logis, runut dan
sistematis. Ilmuan Muslim era klasik seperti Ibnu Tufail (wafat 1138 M) misalnya, telah
mengetengahkan pemikiran bahwa kebenaran suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan
sendirinya melalui pengamatan terhadap fenomena yang spesifik sekalipun tanpa bersumber dari
guru dengan mengamati fenomena-fenomena spesifik secara terfokus, mempertanyakannya,
menalar dan kemudian menarik kesimpulan (Siddik, 2011: 60). Proses berfikir yang demikian
disebut sebagai penalaran induktif (inductive reasoning) yang berkebalikan dengan penalaran
deduktif (deductive reasoning).
B. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran
Untuk menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menuntut adanya perubahan
setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional.
Terdapat sejumlah metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip
pendekatan saintifik yang sudah popular, seperti metode problem based learning; project based
learning; inkuiri, group investigation dan lain-lain. Metode-metode tersebut pada umumnya
menekankan pembelajaran peserta didik untuk mengenal masalah, merumuskan masalah,
mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu masalah atau pertanyaan dengan
melakukan penyelidikan guna menemukan berbagai fakta melalui penginderaan, yang
daripadanya dapat ditarik suatu kesimpulan yang disajikan dalam laporan penemuan, baik lisan
maupun tulisan. Oleh karena itu, tidak bisa idak, semua guru tidak bisa lagi mencukupkan
kegiatannya dengan cara-cara pembelajaran konvensional, melainkan dituntut dan wajib untuk
dapat melaksanakan metode-metode tersebut secara baik dan benar, dan tentu saja harus
menyenangka

BAB 3. INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES


A. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik uraian
secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk uraian
bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan
menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi
yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut:
a. Memecahkan Masalah
b.Menganalisa masalah
c.Membandingkan
d.Menyatakan hubungan
e.Menarik kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).
Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas(extended respons
items)

B. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif


Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap semua murid
yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat
dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan menuliskan
jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan
untuk masing-masing butir yang bersangkutan.

BAB 4. INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES


Hasil dari satu proses pembelajaran mencakup tidak hanya aspek kognitif, tapi juga aspek afaktif
dan psikomotorik. Sehingga hasil dari proses pembelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes.
Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Sedangkan hasil belajar berupa
perubahan sikap hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.
Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan
produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat,
bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi,
wawancara, skala sikap, dan lain-lain.
a. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).Pada
penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria
penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta
didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan
mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat
nilai tengah.
b. Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai
memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana
pilihan kategori nilai lebih dari dua.
c. Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen
konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku
atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum,
objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai
berikut: Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
materi pelajaran. Dengan sikap„positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang
minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi
pelajaran yang diajarkan. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap
positif terhadap guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan
cenderung mengabaika Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki
sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini
mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

d. penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat
digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,
kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu,
dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.
e. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan
kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga
proses pembuatannya.
f. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil
pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes
(bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi
tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan
peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memper-lihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap
guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU


a. Buku utama
Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin
berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa
menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan
mampu membuat pembaca merasa paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam
bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku
evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak baku sekali dalam pemaparan isi buku
sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalm membaca.

Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku
evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga
pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami, selanjutnya dalam
pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum paham dalam subab
tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan subab tersebut.

b. Buku pembanding
Kelebihan
Dilihat dari aspek face value buku utama dan dan pembanding yang direview
diambil kesimpulan bahwa buku pembanding bagus Dilihat dari aspek layout dan tata
letak,serta tata tulis termasuk penggunaan font sudah bagus dan enak dilihat., Dilihat dari
aspek dari Kata Pengantar, Daftar isi, dan BAB sudah bagus.,Dilihat dari aspek Bahasa dan
tata letak buku utama dan buku pembanding Bahasa
yang di gunakan bagus.

Kekurangan
Sehingga menyulitkan pembaca untuk mencari materi yang dicarinya, isi pada buku ini tidak
selengkap buku utama jadi tidak semua dibahas di buku ini, tidak ada rangkuman disetiap
babnya dan dalam saran bacaan sebaiknya tidak mencantumkan blog-blog situs internet, karena
isi yang terdapat dalam blog-blog situs internet belum teruji kebenaraannya. Pada buku
pembanding buku juga tidak memiliki daftar gambar dan dalam buku tidak langsung pada inti
pembahasan namun sedikit betele-tele. Hal ini dalam mendapatkan informasi memiliki kesulitan
untuk mengambil informasi yang tengah dicari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan kelebihan dan kekurangan Critical Book diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing.
Buku utama memiliki cover yang berwarna dan menarik dan materi yang dipaparkan juga
sangat baik dalam menambah informasi mengenani evaluasi pembelajaran dan memiliki
latihan soal yang dapat dipakai untuk melatih para pembaca dalam meningkatkan
pengetahuan. Pada buku pembanding atau buku ke2 memiliki cover yang biasa saja namun
tetap bagis dan materi yang disampaikan juga bagus namun memiliki kata-kata yang
berlebihan. Maka penulis menyarankan buku pertama sebagai referensi atau buku pegangan
dalam mempelajari evaluasi pembelajaran.

B. SARAN
Setelah membaca dan memahami apa arti yang sebenarnya dari evaluasi hasil pembelajaran,
maka saya sebagai pembaca buku ini menyarankan bagi kita semua terkhusus kepada tenaga
pengajar ataupun pendidik agar lebih memahami dan mengerti bagaimana cara memberi
penilaian terhadap hail belajar seorang peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=buku+evaluasi+pembelajaran+pdf&client=firefox-b-
d&sxsrf=AOaemvJi-
https://pdfcoffee.com/cbr-evaluasi-hasil-belajardocdocx-pdf-free.html
https://www.rajabunglon.com/2019/09/contoh-critical-book-review-dasar-dasar-evaluasi-
pendidikan.html
https://pdfcoffee.com/cbr-evaluasi-proses-dan-hasil-belajar-pdf-free.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656343/penelitian/EVALUASI
%20PEMBELAJARAN.pdf
http://eprint.unipma.ac.id/37/7/BUKU%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN.pdf
http://eprint.unipma.ac.id/37/7/BUKU%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN.pdf
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=buku+evaluasi+pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai