Anda di halaman 1dari 23

BIAYA BAHAN BAKU

MATA KULIAH : AKUNTANSI KOS

DOSEN PENGAMPU : SONDANG AIDA SILALAHI

HARYAN PRATIWI SITOMPUL

NAMA MAHASISWA :
Ela pasaribu (7203342025)
Sofia fahra rianda (7201142001)
Winni rahmayani depari (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunaan makalah ini atas pemenuhan tugas makalah
Mata kuliah AKUNTANSI KOS dalam bentuk maupun isinya sederhana.semoga tugas ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedomanbagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca khusus nya saya sebagai mahasiswa , sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik dan dapat
belajar dalam mengerjakan tugas MAKALAH dengan baik.

Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karna pengalaman yang saya miliki
sangat kurang.oleh karna itu saya harapkankepada pembaca untuk memberikan masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehinga tugas- tugas
MAKALAH saya lebih baik sebelumnya.

Medan 09 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
Latar Belakang.............................................................................................................................
Rumusan Masalah........................................................................................................................
Tujuan Penulisan..........................................................................................................................
Manfaat Penulisan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
Pengertian Biaya bahan baku.......................................................................................................
Sistem Pembelian.........................................................................................................................
Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku..............................................
Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku........................................
Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi..................................
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku........................................................................................
Metode Identifikasi Khusus(spcific identification method).........................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
Kesimpulan................................................................................................................................

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar belakang

Biaya adalah hal yang tidak asing lagi saat kita dengar. Biaya adalah sesuatu yang kita
keluarkan untuk memperoleh sesuatu. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Yang dalam prosesnya atau dalam
pengolahannya melibatkan berbagai macam biaya seperti : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik dll.

Sedangkan yang akan saya bahas pada makalah ini adalah biaya bahan baku. Bahan baku
merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadiBiaya bahan baku bagi
sering kita dengar, biaya bahan baku tersebut berada pada perusahaan manufaktur. Kita
mempelajari biaya bahan baku untuk mengetahui lebih dalam mengenai biaya bahan baku
serta untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi biaya.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu biaya?


2. Apa itu biaya bahan baku?
3. Bagaimana sistem pembelian bahan baku?
4. Bagaimana prosedur penerimaan bahan baku?
5. Apa saja Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya bahan baku.
2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya
3. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai sistem pembelian
bahan baku
4. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai prosedur
penerimaan bahan baku
5. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai perhitungan harga
pokok bahan baku.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya bahan baku

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan
baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat di peroleh dari pembelian lokal,
impor atau pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku, tetapi mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, pengundangan dan biaya peroehan lain-lain.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk
jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan
menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung).
Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat
diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam
proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan
baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan
tersebut digunakan untuk produksi.

Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang


pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan pendukung yang
dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah: surat permintaan
pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari
penjualan. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan

5
pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur
penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan utang.

Berikut ini uraian prosedurnya :

 prosedur permintaan pembelian bahan baku jika persedian bahan baku yang ada di
gudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (Reorder
Point), bagian gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian untuk di
kirim ke bagian pembelian .
 Prosedur order pembelian Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar
permintaan pembelian dari bagian Gudang
 Prosedur penerimaan bahan baku pemasok mengirimkan bahan baku kepada
perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya.
 Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang bagian penerimaan
menyerahkan bahan baku yang di terima dari pemasok kepada bagian gudang.
 Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku bagian
pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.
Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli adalah
sebagai berikut :

Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli di tambah biaya-biaya
pembelian dan biaya- biaya yang di keluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut
dalam keadaan siap di olah.

Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah di perhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya-biaya pesan, biaya penerimaan,
biaya pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi bahan
baku merupakan unsur-unsur biaya yang sulit di perhitungkan kepada harga pokok
bahan baku yang di beli.

Apabila dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan maka di


berlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang di beli.

Perlakuan terhadap biaya angkutan ini di bedakan menjadi :

6
 Biaya angktan di perlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku bahan
baku yang di beli
 Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang di beli, namun di perlakukan sebagai unsur BOP.

Dalam pembelia bahan baku unit organisasi yang terkait dalam pembelian
bahan baku adalah : bagian pembelian, penerimaan, gudang, akuntansi persediaan.

Biaya masing-masing pembelian tersebut belum diperhitungkan pada saat


bahan baku dibeli. Timbul kesulitan memperhitungkan pembelian sesungguhnya yang
harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk mengatasinya
dibuat tarif pembebanan biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku yang dibeli.
Jika pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif. Maka
perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :

 Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku
tersebut diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
 Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran.
 Ditentukan tarif pembebanan biaya-biaya tiap bagian tersebut dengan cara
membagi biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.

Jurnal pembebanan biaya pembelian untuk tiap bagian dalam pembelian bahan
baku :

Persediaan xxx

biaya bagian pembelian yang dibebankan xxx


biaya bagian penerimaan yang dibebankan xxx
biaya bagian gudang yang dibebankan xxx
biaya vagian akuntansi persediaan yang dibebankan xxx

B. PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU

Dalam perhitungan pemakaian bahan baku, ada berbagai metode penilaian harga pokok
bahan yang dipakai. Metode-metode tersebut yaitu:

7
a) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out = FIFO).

metode FIFO adalah sebuah teknik manajemen aset dalam sebuah perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan metode ini menjual barang dari persediaan tokonya dari
lot yang pertama atau tertua terlebih dahulu. Sederhananya, barang yang diletakkan
terlebih dahulu di dalam investaris maka barang itu terlebih dahulu yang keluar atau
dijual.

b) Metode lifo

Metode ini digunakan untuk menilai atau mengukur jumlah dari persediaan barang
dalam sebuah perusahaan. Metode ini memiliki prinsip berdasarkan asumsi atau
perkiraan bahwa barang yang masuk terakhir kali akan terjual terlebih dahulu. Jika
terjadi inflasi, maka nilai atau jumlah stok barang yang belum terjual akan memiliki
nilai yang rendah.

c) Metode Rata-Rata (Average).

Dalam sistem pencatatan periodik, metode rata-rata yang digunakan disebut dengan
metode rata-rata tertimbang (weighted average). Dalam sistem pencatatan perpetual,
metode rata-rata yang digunakan disebut dengan metode rata-rata bergerak (moving
average). Dalam metode ini harga pokok per satuan bahan yang ada dalam persediaan
di gudang ditentukan dengan membagi jumlah harga pokok semua bahan yang dibeli
dengan jumlah kuantitasnya. Harga pokok persediaan bahan yang ada di gudang hanya
ada satu harga pokok, yang dapat berubah setiap ada pembelian jika ada diskon
pembelian dan atau terdapat ongkos angkut yang dibebankan ke persediaan.

Contoh soal

Contoh Soal atau Data Persediaan untuk Perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average
Untuk lebih jelasnya berikut ini ada contoh data penjualan dan pembelian persediaan selama
tahun 2017 di PT. XY :
Tanggal Keterangan Kuantitas (unit) Harga (Rp)
1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Feb Pembelian 300 120.000
7 Maret Penjualan 100 150.000

8
10 April Penjualan 100 150.000
2 Mei Pembelian 100 130.000
5 Juni Penjualan 200 160.000
6 Juli Pembelian 300 125.000
7 Oktober Penjualan 100 160.000
10 Penjualan 200 170.000
November
3 Desember Pembelian 100 130.000

Dari data di atas, berikut ini akan kita ulas cara perhitungannya menggunakan metode FIFO,
LIFO dan Average.
Cara Perhitungan Metode FIFO
Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang
yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir
barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk.
Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa
kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh
perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Tangga Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
l Uni Harga Total Uni Harga/ Total Uni Harga/ Total
t / Unit Harg t Unit Harga t Unit (Rp)* Harg
(Rp)* a (Rp)* (Rp)* a
(Rp)* (Rp)*
01 Jan - - - - - - 100 100 10.00
0
05 Feb 300 120 36.00 - - - 100 100 10.00
- - 0 - - - 300 120 0
- 36.00
0
07 Mar - - - 100 100.00 10.000.00 300 120 36.00
0 0 0
10 Apr - - - 100 120.00 12.000.00 200 120 24.00
0 0 0
02 Mei 100 130 12.00 - - - 200 120 24.00
- - 0 - - - 100 130 0
- 13.00
0
05 Jun - - - 200 120 24.000 100 130 13.00
0
06 Jul 300 125 37.50 - - - 100 130 13.00

9
- - 0 - - - 300 125 0
- 37.50
0
07 Okt - - - 100 130 13.000 300 125 37.50
0
10 Nov - - - 200 125.00 25.000.00 100 125 12.50
0 0 0
03 Des 100 130 13.00 - - - 100 125 12.50
- - 0 - - - 100 130 0
- 13.00
0
Total 800 - 98.50 700 - 84.000 200 - 25.50
0 0
*hitungan ribu
Cara Perhitungan Metode LIFO
Dalam penerapan metode LIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang
yang baru/terakhir masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk.
Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Tangga Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
l Uni Harga Total Uni Harga/ Total Uni Harga/ Total
t / Unit Harg t Unit (Rp)* Harg t Unit (Rp)* Harg
(Rp)* a a a
(Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 Jan - - - - - - 100 100 10.00
0
05 Feb 300 120 36.00 - - - 100 100 10.00
- - 0 - - - 300 120 0
- 36.00
0
07 Mar - - - 100 120 12.00 100 100 10.00
- - - - - 0 200 120 0
- 24.00
0
10 Apr - - - 100 120 12.00 100 100 10.00
- - - - - 0 100 120 0
- 12.00
0
02 Mei 100 130 12.00 - - - 100 100 10.00
- - 0 - - - 100 120 0
- - - - - - 100 130 12.00
- 0
13.00
0
05 Jun - - - 100 130 13.00 100 100 10.00
- - - 100 120 0 0

10
12.00
0
06 Jul 300 125 37.50 - - - 100 100 10.00
- - 0 - - - 300 125 0
- 37.50
0
07 Okt - - - 100 125 12.50 100 100 10.00
- - - - - 0 200 125 0
- 25.00
0
10 Nov - - - 200 125 25.00 100 100 10.00
0 0
03 Des 100 130 13.00 - - - 100 100 10.00
- - 0 - - - 100 130 0
- 13.00
0
Total 800 - 98.50 700 - 86.50 200 - 23.00
0 0 0
*hitungan ribu

Cara Perhitungan Metode Average


Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang
yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal
atau akhir. Jadi persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan
persediaan rata-rata yang masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode Average dari
data di atas:
Tangga Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
l Uni Harga Total Uni Harga/ Total Uni Harga/ Total
t / Unit Harg t Unit (Rp) Harg t Unit (Rp) Harg
(Rp) a a a
(Rp) (Rp) (Rp)
01 Jan - - - - - - 100 100 10.00
0
05 Feb 300 120 36.00 - - - 400 110 44.00
0 0
07 Mar - - - 100 110 11.00 300 110 33.00
0 0
10 Apr 100 110 11.00 200 110 22.00
0 0
02 Mei 100 130 13.00 - - - 300 120 36.00
0 0
05 Jun - - - 200 120 24.00 100 120 12.00
0 0
06 Jul 300 125 37.50 - - - 400 122.5 49.00
0 0
07 Okt - - - 100 122.5 12.25 300 122.5 36.75

11
0 0
10 Nov - - - 200 122.5 24.50 100 122.5 12.25
0 0
03 Des 100 130 13.00 - - - 200 126,25 25.25
0 0
Total 800 - 99.50 700 - 82.75 200 - 25.25
0 0 0

C. PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU

Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran
dan jenis kegiatan/operasi normal dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan
baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut:

a) Untuk setiap produk atau variasi produk, bagian produksi menentukan rute (routing)
untuk setiap produk, yang merupakan urutan operasi yang akan dilakukan, dan
sekaligus menentukan daftar bahan baku yang diperlukan (bill of material), yang
merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi
tersebut.

b) Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama darimana


rincian mengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.

c) Surat permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan agen


pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.

d) Surat pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang
harus dikirimkan.

e) Laporan penerimaan barang (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima


dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.

f) Bukti permintaan bahan (material requisition form) memberikan wewenang bagi


gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke departemen
tertentu pada waktu tertentu.

g) Kartu catatan bahan baku (material record cards) mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan perpetual.

12
D. PEMBELIAN BAHAN BAKU

Biasanya perusahaan atau organisasi besar memiliki departemen pembelian yang


berfungsi melakukan pembelian bahan baku yang diperlukan untuk produksi.
Manajemen bagian produksi bertanggung jawab atas kualitas bahan baku yang dibeli
yaitu telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dengan harga yang
murah dan diterima tepat waktu. Ada tiga dokumen yang digunakan dalam pembelian
bahan baku yaitu:

a) Surat permintaan pembelian (purchase requisition) yaitu permintaan tertulis kepada


bagian pembelian untuk membeli bahan yang diperlukan.

b) Surat pesanan pembelian (purchase order) yaitu permintaan tertulis kepada pemasok
untuk mengirimkan bahan yang dipesan pada tanggal tertentu.

c) Laporan penerimaan barang (receiving report) yaitu laporan tertulis yang dibuat pada
saat bahan diterima.

Surat permintaan pembelian diajukan oleh bagian gudang kepada bagian pembelian
apabila persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah pada tingkat
minimum pemesanan kembali (Reorder Point). Rumus Reorder Point (ROP):

• Jika tanpa safety stock (SS)/persediaan pengaman/persediaan


penyanggah:

ROP = AU x LT

• Jika dengan adanya safety stock:

ROP = (AU x LT) + SS Keterangan:

AU = average used (pemakaian normal bahan baku)

LT = lead time (selang/ tenggang waktu antara pemesanan bahan baku dan
tersedianya bahan di pabrik yang siap digunakan dalam produksi)

SS = persediaan minimum yang diinginkan

= (pemakaian maksimum - pemakaian normal) x lead time

13
Bila lead time lebih cepat dari yang diperkirakan maka biaya pemeliharaan akan
bertambah. Bila lead time lebih lambat dari yang diperkirakan maka perusahaan akan
kekurangan persediaan.

Bagian penerimaan barang akan membuat laporan penerimaan barang apabila barang
yang dipesan telah datang. Bagian penerimaan akan melakukan pencocokan antara
barang yang diterima dengan barang yang dipesan. Pencocokan ini berguna untuk
meningkatkan pengendalian atas standar barang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

E. HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI

Berdasarkan standar akuntansi, harga pokok barang yang dibeli meliputi harga faktur
ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka memperoleh bahan sampai dengan
bahan siap dipakai untuk kegiatan produksi, misalnya harga faktur ditambah biaya
angkut pembelian. Dalam praktiknya sering terjadi variasi untuk mengimplementasikan
penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli, misalnya perlakuan biaya angkut
pembelian bahan baku untuk berbagai jenis bahan yang dibeli dalam satu paket
pembelian. Hal ini dapat menimbulkan masalah pengalokasian biaya angkut pembelian
tersebut untuk masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Biaya angkut ini dapat
diperlakukan sebagai:

a) Elemen biaya overhead pabrik.

Perlakuan ini lebih praktis karena dapat mengurangi kesulitan pengalokasian sehingga
kesulitan dalam perhitungan harga perolehan bahan bakupun dapat diminimalisasi,
namun demikian perlakuan ini tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

b) Elemen harga pokok perolehan bahan baku (material).

Perlakuan ini memerlukan dasar alokasi biaya angkutan bahan baku. Misalnya,
perbandingan harga faktur yang dibeli atau perbandingan kuantitas fisik bahan.

PENCATATAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI

Dalam akuntansi ada dua sistem pencatatan bahan baku yaitu sistem pencatatan fisik
(physical) dan sistem pencatatan perpetual. Jika arus bahan baku relatif kecil masih
bisa menggunakan sistem pencatatan fisik karena jumlah barang relatif tidak banyak

14
dan mutasi persediaan juga tidak tinggi sehingga pimpinan perusahaan masih mampu
melakukan pengendalian persediaan. Dalam perusahaan dengan arus bahan baku yang
relatif tinggi sistem pencatatan perpetual lebih banyak digunakan dengan tujuan untuk
mempermudah pengendalian persediaan. Pimpinan perusahaan dapat setiap saat
melihat jumlah barang yang ada di gudang lewat catatan pembukuan. Dalam sistem
pencatatan fisik semua pembelian dicatat dalam rekening pembelian sedangkan dalam
sistem pencatatan perpetual semua pembelian dicatat dalam rekening persediaan.

PENCATATAN BAHAN BAKU

Pemakaian bahan baku dalam perusahaan manufaktur melibatkan bagian produksi,


bagian gudang, dan bagian akuntansi. Dalam rangka melakukan pengendalian bahan
baku, perusahaan menetapkan prosedur permintaan dan pengeluaran bahan baku
dimana bagian produksi mengisi bukti permintaan bahan (material requisition form)
yang selanjutnya diserahkan ke bagian gudang. Bukti permintaan bahan ini akan
digunakan sebagai dokumen pembukuan atas transaksi pemakaian bahan. Pemakaian
bahan baku ini selanjutnya dicatat oleh bagian gudang ke dalam kartu gudang. Bagian
akuntansi akan melakukan pembukuan berdasarkan bukti permintaan bahan ke dalam
kartu persediaan dan ke dalam buku jurnal.

Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku

Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective
goods), dan produk rusak (spoiled goods) .

1. Sisa bahan (scrap materials)

Tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang
mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan.

Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yg timbul adalah bagaimana
memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan
dapat diperlakukan sebagai

• Pengurangan biaya bahan baku yg dipakai dalam pesanan yg menghasilkan


sisa bahan tersebut

15
• Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 
Penghasilan diluar usaha (other income)

Sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka
hasil penjualan sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut.

Jurnal yg dibuat pada saat penjualan sisa bahan

Kas / Piutang Dagang xxx

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx


Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yg
bersangkutan dalam kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan
baku pesanan.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurangan Terhadap Biaya


Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi. Hasil penjualan dapat diperlakukan
sebagai pengurangan biaya overhead pabrik jika sisa bahan tidak dapat
diidentifikasikan dengan pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yg biasa
terjadi dalam proses pengerjaan produk. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan
sisa bahan

Kas/ Piutang Dagang xxx

Biaya Overhead Pabriksesungguhnya xxx

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlukan Sebagai Penghasilan Di Luar Usaha

(Other Income)
Hasil penjualan sisa bahan digunakan untuk mengurangi biaya produksi. Hasil
penjualan sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha dan
tidak sebagai pengurang biaya produksi. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan
sisa bahan

Kas/Piutang Dagang xxx

16
Hasil Penjualan Sisa Bahan xxx hasil penjualan sisa bahan disajikan
dalam laporan laba rugi dalam kelompok penghasilan di luar usaha (other
income).

Pencatatan sisa bahan

Jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi, diperlukan pengawasan terhadap
persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan di bagian akuntansi perlu
mencatat mutasi persediaan sisa bahan yg ada digudang. Cara pencatatan
persediaan sisa bahan dapat dilakukan dengan slah satu cara yaitu

• Bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan


sisa bahan dalam kartu persediaan
• Bagian akuntansi persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan
mutasi persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai
rupiahnya.

Jika bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa


bahan, baik kuantitas maupun nilai rupiahnya, pencatatan persediaan sisa bahan
dan penjualannya dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut

2. Produk rusak (spoiled good)

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yg baik
Perlakuan terhadap produk rusak ,tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:

a. Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu / faktor
luar biasa yg lain
b. Jika produk rusak merupakan hal yg normal terjadi dalam proses pengolahan
produk

3. Produk cacat (defective goods)


Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk
memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi
menjadi produk jadi yang baik.

17
Masalah yang timbul dari produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya
tambahan untuk pengerjaan kembali produk cacat tersebut.

Jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan
produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesaan tertentu, maka biaya
pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya
produksi pesanan yg bersangkutan.

Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku

Apabila, bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan
apabila bahan baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam pergagangan luar
negeri, harga barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan
mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi tanggungan pembeli.

Bahan baku dapat diimpor dengan syarat harga free alongside ship (FAS), free
on board (FOB), cost and freight (C & F), atau cost,insurance,and freight (C.I &
F).Pada harga C & F pembeli menanggung biaya asuransi laut dan penjual
menanggung biaya angkutan lautnya. Pada harga C.I & F, pembeli hanya
menanggung biaya-biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli
dan biaya-biaya lain sampai dengan barang tersebut diterima di gudang pembeli.

Dalam harga C.I & F biaya angkutan laut beserta asuransi lautnya sudah
diperhitungkan oleh penjual dalam harga barang.

Harga pokok bahan baku terdiri dari

Harga FOB Rpxx

Angkutan laut(ocean freight) xx +

Harga C & F Rpxx

Biaya asuransi (marine insuranse) xx +

Harga C.I & F Rpxx

Biaya-biaya bank xx

Bea masuk & biaya pabean lainnya xx

18
Pajak penjualan inpor xx

Biaya gudang xx

Biaya ekspedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xx

Biaya transport lokal xx +

Harga pokok bahan baku Rpxx

Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi

berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi (materialis costing methods) Diantaranya adalah :

a) Metode Identifikasi khusus


b) Metode masuk pertama keluar pertama
c) Masuk terakhir keluar pertama
d) Metode rata-rata bergerak
e) Metode biaya standar
f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi
: Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan Metode Persediaan
fisik (phsycal inventory method).

• Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan
baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan
metode harga pokok proses.
• Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang
harga pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.

Metode Identifikasi Khusus(spcific identification method)

19
Dalam metote ini,Setiap bahan baku yang ada d gudang harus dibeli tanpa harga
pokok persatuan berapa bahan baku tersebut dibeli.setiap pembelian harga bahan
baku yang persatuannya berbeda dengan harga persatuan bahan baku yang ada
digudang,harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa
bahan tersebut dibeli.Dalam metode ini,tiap-tiap jenis bahan baku yang ada
digudang jelas identitas harga pokoknya,sehingga setiap pemakain bahan baku
dapat diketahui harga pokok persatuannya secara cepat

Kesulitan yang timbul dari pemakain metode ini adalah terletak pada penyimpanan
bahan baku digudang.meskipun jenis bahan bakunya sama,namun jika harga pokok
persatuannya berbeda,bahan baku tersebut harus disimpan secara terpisah agar
mudah identifikasi pada saat pemakainnya nanti.metode ini merupakan metode
yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi,namun sering kali tidak praktis.metode ini sangat efektif dipakai apabila
bahan baku yang dibeli bukan merupakan barang standar dan dibeli untuk
memenuhi pesnan tertentu.perusahaan yang memakai metode harga pokok pesanan
seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan baku yang tidak
disediakan dalam persediaan gudang (yang hanya secara insidental dibeli untuk
memenuhi spesifikasi pemesan) dan memakai metode penentuan harga pokok yang
lain untuk bahan baku yang bisa dipakai dalam produksi.

Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(first-in,first out method)


Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(Metode MPKP)menentukan biaya bahan
baku dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang masuk
pertama dalam gudang,digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang
pertama kali dipakai.

Metode Masuk Terakhir,Keluar Pertama(Last-in,First-outMethod) Metode


masuk terakhir,keluar pertama(metode MTKP)menentukan harga pokok bahan
baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok
persatuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang,dipakai
untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam
proses produksi.

20
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving AverageMethod)
Dalam Metode ini,persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga
pokok rata-ratanya,dengan cara membagi total harga pokok dengn jumlah
satuannya.setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda
dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada digudang,harus di lakukan
perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru.bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan
bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang
ada digudang.metode ini disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang
karena,dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan baku,metode ini
menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbangnya

Metode Biaya Standar


Dalam metode ini,bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan
sebesar harga standar(standard price)yaitu harga taksiran yang mencerminkan
harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.harga standar
merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.pada saat
dipakai,bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut.jurnal
yang dibuat pada saat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut :

Persediaan bahan baku


(kuantitas x harga standar per satuan) xx
Selisih harga xx
Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar

Selisih harga xx
Utang Dagang xx
Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dibeli.

Selisih harga standar dengan dengan harga sesungguhnya tampak dalam rekening
selisih harga.Setiap akhir bulan saldo rekening selisih harga dibiarkan tetap
terbuka,dan disajikan dalam laporan keuangan bulanan.hal ini dilakukan karena
saldo rekening selisih harga setiap akhir bulan mungkin saling
mengkompensasi,sehingga hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih
harga perlu ditutup ke rekening lain.

21
Pemakain bahan baku dalam produksi dicatat sebesar hasil kali kuantitas bahan
baku sesungguhnya yang dipakai dengan harga standarnya dan dijurnal sebagai
berikut :
Barang dalam proses biaya bahan baku xx Persediaan
bahan baku xx

BAB III

KESIMPULAN

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi,
yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan
produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi.

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur
order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur penerimaan barang di gudang dan
prosedur pencatatan utang.

Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat
(defective goods), dan produk rusak (spoiled goods) . metode penentuan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam

produksi (materialis costing methods) . Diantaranya adalah : a) Metode


Identifikasi khusus

b) Metode masuk pertama keluar pertama


c) Masuk terakhir keluar pertama
d) Metode rata-rata bergerak
e) Metode biaya standar
f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

22
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi :
Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan Metode Persediaan fisik
(phsycal inventory method).

• Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku
dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga
pokok proses.
• Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=ARTI++BIAYA&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b ab

Mulyadi.2012.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

https://www.bacanulis.com/2018/07/prosedur-pembelian-permintaan-dan.html

23

Anda mungkin juga menyukai