Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

BIAYA BAHAN BAKU

Disusun oleh :

IDAYANTI

NIM. 16120035

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH

ACEH BESAR

2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
A. Pengertian Biaya bahan baku.............................................................................................................3
B. Sistem Pembelian..............................................................................................................................3
C. Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku.....................................................5
D. Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku..............................................7
E. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.........................................8
F. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku..............................................................................................9
G. Metode Identifikasi Khusus(spcific identification method)...............................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Swt., yang telah memberikan nikmatNya
kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita bisa
menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Biaya Bahan Baku”

Makalah yang berjudul “Biaya Bahan Baku” ini dibuat supaya kita belajar mengenai
biaya bahan baku yang terdapat dalam perusahaan manufaktur. Makalah tersebut juga
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah akuntansi biaya.

Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bapak Marah Sutan Rangkuti sebagai
dosen pembimbing mata kuliah akuntansi biaya yang telah memeberikan ilmunya kepada
kami semua.

Demikian makalah ini kami buat, kami mohon kritik dan saran apabila didalam
makalah yang kami buat belum sempurna.

Aceh Besar, Januari 2018

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Biaya adalah hal yang tidak asing lagi saat kita dengar. Biaya adalah sesuatu yang
kita keluarkan untuk memperoleh sesuatu. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan
yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Yang dalam prosesnya atau dalam
pengolahannya melibatkan berbagai macam biaya seperti : biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik dll.

Sedangkan yang akan saya bahas pada makalah ini adalah biaya bahan baku. Bahan
baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.

Biaya bahan baku bagi sering kita dengar, biaya bahan baku tersebut berada pada
perusahaan manufaktur. Kita mempelajari biaya bahan baku untuk mengetahui lebih
dalam mengenai biaya bahan baku serta untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
biaya.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu biaya?


b. Apa itu biaya bahan baku?
c. Bagaimana sistem pembelian bahan baku?
d. Bagaimana prosedur penerimaan bahan baku?
e. Apa saja Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya bahan baku.
b. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya

1
c. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai sistem pembelian
bahan baku
d. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai prosedur
penerimaan bahan baku
e. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai perhitungan harga
pokok bahan baku.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah akuntansi biaya yang berjudul biaya bahan baku adalah untuk
memenuhi tugas kelompok.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya bahan baku

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat di peroleh dari pembelian
lokal, impor atau pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak
hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku, tetapi mengeluarkan biaya-
biaya pembelian, pengundangan dan biaya peroehan lain-lain.
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan
produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi
dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi
diklasifikasikan menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak
langsung). Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat
diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam
proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan baku.
Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan tersebut
digunakan untuk produksi.

3
B. Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang


pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan pendukung yang
dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah: surat permintaan pembelian,
surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjualan. Sistem
pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur order
pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur penerimaan barang di gudang dan
prosedur pencatatan utang.
Berikut ini uraian prosedurnya :
 prosedur permintaan pembelian bahan baku
jika persedian bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali (Reorder Point), bagian gudang kemudian membuat
surat permintaan pembelian untuk di kirim ke bagian pembelian .
 Prosedur order pembelian
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar permintaan pembelian dari
bagian gudang
 Prosedur penerimaan bahan baku
pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order
pembelian yang diterimanya.
 Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang
bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang di terima dari pemasok kepada
bagian gudang.
 Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku
bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.

Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli adalah
sebagai berikut :

Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli di tambah biaya-biaya pembelian dan
biaya- biaya yang di keluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan
siap di olah.

4
Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah di perhitungkan sebagai
harga pokok bahan baku sedangkan biaya-biaya pesan, biaya penerimaan, biaya
pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku
merupakan unsur-unsur biaya yang sulit di perhitungkan kepada harga pokok bahan baku
yang di beli.

Apabila dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan maka di


berlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang di beli.

Perlakuan terhadap biaya angkutan ini di bedakan menjadi :

 Biaya angktan di perlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku bahan baku
yang di beli

 Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang di
beli, namun di perlakukan sebagai unsur BOP.

Dalam pembelia bahan baku unit organisasi yang terkait dalam pembelian
bahan baku adalah : bagian pembelian, penerimaan, gudang, akuntansi persediaan.
Biaya masing-masing pembelian tersebut belum diperhitungkan pada saat bahan baku
dibeli. Timbul kesulitan memperhitungkan pembelian sesungguhnya yang harus
dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk mengatasinya dibuat tarif
pembebanan biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku yang dibeli.
Jika pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif. Maka
perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :
Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku tersebut
diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran.
Ditentukan tarif pembebanan biaya-biaya tiap bagian tersebut dengan cara membagi
biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.

Jurnal pembebanan biaya pembelian untuk tiap bagian dalam pembelian bahan baku :

5
Persediaan xxx
biaya bagian pembelian yang dibebankan xxx
biaya bagian penerimaan yang dibebankan xxx
biaya bagian gudang yang dibebankan xxx
biaya vagian akuntansi persediaan yang dibebankan xxx

C. Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku

Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective
goods), dan produk rusak (spoiled goods) .
1. Sisa bahan (scrap materials)
Tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang mengalami
kerusakan di dalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan. Perlakuan terhadap sisa
bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yg timbul adalah bagaimana
memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat
diperlakukan sebagai
 Pengurangan biaya bahan baku yg dipakai dalam pesanan yg menghasilkan sisa
bahan tersebut
 Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
 Penghasilan diluar usaha (other income)

Sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka hasil
penjualan sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut.

Jurnal yg dibuat pada saat penjualan sisa bahan

Kas / Piutang Dagang xxx

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx

6
Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yg bersangkutan
dalam kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurangan Terhadap Biaya


Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi. Hasil penjualan dapat diperlakukan
sebagai pengurangan biaya overhead pabrik jika sisa bahan tidak dapat
diidentifikasikan dengan pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yg biasa
terjadi dalam proses pengerjaan produk. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa
bahan

Kas/ Piutang Dagang xxx

Biaya Overhead Pabriksesungguhnya xxx

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlukan Sebagai Penghasilan Di Luar Usaha (Other
Income)
Hasil penjualan sisa bahan digunakan untuk mengurangi biaya produksi. Hasil
penjualan sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha dan
tidak sebagai pengurang biaya produksi.
Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan

Kas/Piutang Dagang xxx

Hasil Penjualan Sisa Bahan xxx

hasil penjualan sisa bahan disajikan dalam laporan laba rugi dalam kelompok
penghasilan di luar usaha (other income).

Pencatatan sisa bahan


Jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi, diperlukan pengawasan terhadap persediaan
sisa bahan. Pemegang kartu persediaan di bagian akuntansi perlu mencatat mutasi

7
persediaan sisa bahan yg ada digudang. Cara pencatatan persediaan sisa bahan dapat
dilakukan dengan slah satu cara yaitu
 Bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa
bahan dalam kartu persediaan
 Bagian akuntansi persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan mutasi
persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya.

Jika bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa


bahan, baik kuantitas maupun nilai rupiahnya, pencatatan persediaan sisa bahan dan
penjualannya dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut

2. Produk rusak (spoiled good)


Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yg baik
Perlakuan terhadap produk rusak ,tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:
1. Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu / faktor
luar biasa yg lain
2. Jika produk rusak merupakan hal yg normal terjadi dalam proses pengolahan
produk
3. Produk cacat (defective goods)
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan
tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya,
produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang
baik.
Masalah yang timbul dari produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya
tambahan untuk pengerjaan kembali produk cacat tersebut.
Jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan
produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesaan tertentu, maka biaya
pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi
pesanan yg bersangkutan.

8
D. Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku

Apabila, bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan apabila
bahan baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam pergagangan luar negeri, harga
barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan mempengaruhi biaya-
biaya yang menjadi tanggungan pembeli.
Bahan baku dapat diimpor dengan syarat harga free alongside ship (FAS), free on
board (FOB), cost and freight (C & F), atau cost,insurance,and freight (C.I & F).Pada
harga C & F pembeli menanggung biaya asuransi laut dan penjual menanggung biaya
angkutan lautnya. Pada harga C.I & F, pembeli hanya menanggung biaya-biaya untuk
mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli dan biaya-biaya lain sampai dengan
barang tersebut diterima di gudang pembeli.
Dalam harga C.I & F biaya angkutan laut beserta asuransi lautnya sudah
diperhitungkan oleh penjual dalam harga barang.
Harga pokok bahan baku terdiri dari
Harga FOB Rpxx
Angkutan laut(ocean freight) xx +
Harga C & F Rpxx
Biaya asuransi (marine insuranse) xx +
Harga C.I & F Rpxx
Biaya-biaya bank xx
Bea masuk & biaya pabean lainnya xx
Pajak penjualan inpor xx
Biaya gudang xx
Biaya ekspedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xx
Biaya transport lokal xx +
Harga pokok bahan baku Rpxx

E. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi

Berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi (materialis costing methods)
Diantaranya adalah :

9
a) Metode Identifikasi khusus
b) Metode masuk pertama keluar pertama
c) Masuk terakhir keluar pertama
d) Metode rata-rata bergerak
e) Metode biaya standar
f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

F. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku


Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam
produksi : Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan Metode
Persediaan fisik (phsycal inventory method).

 Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku
dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga
pokok proses.
 Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.

G. Metode Identifikasi Khusus(spcific identification method)

Dalam metote ini,Setiap bahan baku yang ada d gudang harus dibeli tanpa harga
pokok persatuan berapa bahan baku tersebut dibeli.setiap pembelian harga bahan baku
yang persatuannya berbeda dengan harga persatuan bahan baku yang ada digudang,harus
dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut
dibeli.Dalam metode ini,tiap-tiap jenis bahan baku yang ada digudang jelas identitas
harga pokoknya,sehingga setiap pemakain bahan baku dapat diketahui harga pokok
persatuannya secara cepat
Kesulitan yang timbul dari pemakain metode ini adalah terletak pada penyimpanan
bahan baku digudang.meskipun jenis bahan bakunya sama,namun jika harga pokok
persatuannya berbeda,bahan baku tersebut harus disimpan secara terpisah agar mudah
identifikasi pada saat pemakainnya nanti.metode ini merupakan metode yang paling teliti
dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi,namun sering
kali tidak praktis.metode ini sangat efektif dipakai apabila bahan baku yang dibeli bukan

10
merupakan barang standar dan dibeli untuk memenuhi pesnan tertentu.perusahaan yang
memakai metode harga pokok pesanan seringkali memakai metode identifikasi khusus
untuk bahan baku yang tidak disediakan dalam persediaan gudang (yang hanya secara
insidental dibeli untuk memenuhi spesifikasi pemesan) dan memakai metode penentuan
harga pokok yang lain untuk bahan baku yang bisa dipakai dalam produksi.

1. Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(first-in,first out method)


Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(Metode MPKP)menentukan biaya bahan
baku dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang masuk
pertama dalam gudang,digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama
kali dipakai.
2. Metode Masuk Terakhir,Keluar Pertama(Last-in,First-outMethod)
Metode masuk terakhir,keluar pertama(metode MTKP)menentukan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok
persatuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang,dipakai untuk
menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam proses
produksi.
3. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving AverageMethod)
Dalam Metode ini,persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok
rata-ratanya,dengan cara membagi total harga pokok dengn jumlah satuannya.setiap
kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok
rata-rata persediaan yang ada digudang,harus di lakukan perhitungan harga pokok
rata-rata per satuan yang baru.bahan baku yang dipakai dalam proses produksi
dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai
dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang ada digudang.metode ini
disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang karena,dalam menghitung rata-rata
harga pokok persediaan bahan baku,metode ini menggunakan kuantitas bahan baku
sebagai angka penimbangnya
4. Metode Biaya Standar
Dalam metode ini,bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar
harga standar(standard price)yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang

11
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.harga standar merupakan harga
yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.pada saat dipakai,bahan baku
dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut.jurnal yang dibuat pada saat
pembelian bahan baku adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku
(kuantitas x harga standar per satuan) xx
Selisih harga xx
Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar
Selisih harga xx
Utang Dagang xx
Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dibeli.
Selisih harga standar dengan dengan harga sesungguhnya tampak dalam
rekening selisih harga.Setiap akhir bulan saldo rekening selisih harga dibiarkan tetap
terbuka,dan disajikan dalam laporan keuangan bulanan.hal ini dilakukan karena saldo
rekening selisih harga setiap akhir bulan mungkin saling mengkompensasi,sehingga
hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih harga perlu ditutup ke rekening lain.
Pemakain bahan baku dalam produksi dicatat sebesar hasil kali kuantitas bahan
baku sesungguhnya yang dipakai dengan harga standarnya dan dijurnal sebagai
berikut:
Barang dalam proses biaya bahan baku xx
Persediaan bahan baku xx

5. Metode Rata-Rata Harga Pokok Bahan Baku Pada Akhir Bulan


Dalam metode ini,pada tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok
rata-rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada digudang.Harga pokok
rata-rata per satuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan
baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan
produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi
dengan mengeluarkan biaya konversi.
Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian,
prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur penerimaan barang di
gudang dan prosedur pencatatan utang.
Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective
goods), dan produk rusak (spoiled goods). metode penentuan harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam produksi (materialis costing methods) . Diantaranya adalah :
a) Metode Identifikasi khusus
b) Metode masuk pertama keluar pertama
c) Masuk terakhir keluar pertama
d) Metode rata-rata bergerak
e) Metode biaya standar
f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

13
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi:
Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan Metode Persediaan fisik
(phsycal inventory method).
 Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku
dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga
pokok proses.
 Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=ARTI++BIAYA&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-
b-ab

Mulyadi.2012.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

14

Anda mungkin juga menyukai