3.1 Pendahuluan
3.1.1 Tinjauan Umum Tentang PT. Kimia Farma Tbk
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal
perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan
dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958
pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma.
Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan
Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma
tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama
yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah
perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan
penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan salah satu badan usaha milik Negara
(BUMN) yang didirikan pada tanggal 16 Agustus 1971 dengan status perusahaan
perseroan terbatas (PT) dan berada di bawah lingkup Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Visi PT. Kimia Farma Tbk. Adalah Komitmen pada peningkatan kualitas
kehidupan, kesehatan dan lingkungan. Sedangkan misi PT. Kimia Farma Tbk. Adalah
sebagai berikut :
1) Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan penelitian dan
pengembangan produk yang inovatif.
2) Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health care provider) yang
berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek.
3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengembangkan sistem informasi
perusahaan.
PT. Kimia Farma Tbk. sejak tahun 2003 terdiri dari 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia
Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading & Distribution. PT. Kimia Farma Apotek
25
26
sekarang memiliki 34 unit bisnis dan 404 Apotek yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sedangkan PT. Kimia Farma Trading & Distribution saat ini memiliki 3 wilayah pasar
(Sumatra, DKI & Jateng, dan Jatim & Indonesia wilayah timur), dan 41 cabang PBF
(Pedagang Besar Farmasi).
PT. Kimia Farma Tbk. menyediakan jasa layanan kesehatan yang terintegrasi
meliputi manufaktur, pemasaran, distribusi, ritel apotek, laboratorium klinik dan klinik
kesehatan. Ruang lingkup usaha dari PT. Kimia Farma Tbk ini meliputi Holding dan
Anak perusahaan.
Holding ini dibentuk pada tanggal 16 agustus 1971 dimana jalur usahanya yaitu
bidang pelayanan kesehatan. PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan sebuah perusahaan
pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri,
marketing, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dengan dukungan
kuat Riset dan Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini
memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk
turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota
besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya
telah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO
9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri. (Llyod's, SGS, TUV). Hasil
produksi yang di buat oleh Pabrik Farmasi perusahaan baik produk obat-obat kimia,
Formulasi dan herbal, dibagi dalam 6 (enam) lini produksi yaitu etikal, obat bebas,
generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh
produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh
Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau
yang memiliki perjanjian dengan perseroan. Sebagai bagian dari tanggung jawab
sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang
tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.
PT. Kimia Farma Trading and Distribution yang dibentuk pada 4 Januari 2003
dimana jalur usahanya dalam bidang Distribusi obat dan Alat kesehatan. PT. Kimia
Farma Trading & Distribution mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan
yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang
pada prinsip untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya. Dalam
27
operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang
efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan system informasi untuk
mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Sedangkan PT. Kimia
Farma Apotek dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dimana jalur usahanya dalam
bidang farmasi. PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 404 Apotek yang
tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan
penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam
memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan
luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang
sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek BM
membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Apotek BM
bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan
yang berada di bawahnya.
Secara umum keuntungan yang didapat melalui konsep BM adalah :
a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.
b. Apotek-apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga mutu
pelayanan akan meningkat yang diharapkan berdampak pada peningkatan
penjualan.
c. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang diharapkan
berimbas pada efisiensi biaya administrasi.
d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh sumber barang
dagangan yang lebih murah.
Di Jawa Barat memiliki dua Business Manager (BM) yaitu Business Manager
(BM) Bandung dan Business Manager (BM) Cirebon. Adapun visi dari Business
Manager (BM) Bandung yaitu menjadi jaringan apotek pilihan utama di Bandung dan
sekitarnya. Dan misi dari Business Manager (BM) Bandung adalah sebagai berikut :
1) Memberikan jasa pelayanan Ritel farmasi dan jasa pelayanan kesehatan terkait
yang bernilai tambah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2) Melakukan pengembangan usaha dan jaringan apotek yang terintegrasi dalam
rangka meningkatkan nilai perusahaan untuk pemegang saham dan pihak-pihak
yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Good Coorporate
Governance (GCG).
3) Mengembangkan kompetensi dan komitmen SDM yang lebih professional guna
mendukung terwujudnya Apotek Kimia Farma sebagai pilihan utama masyarakat.
29
Unit apotek Kimia Farma meliputi wilayah Bandung, Cimahi, Garut, Tasikmalaya,
Sumedang dan Subang.
Budaya perusahaan perseroan telah berhasil menemukan inti sari budaya perusahaan
yang merupakan nilai-nilai inti perusahaan (corporates value) yaitu I C A R E yang
menjadi acuan/pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat luas. Berikut adalah nilai-nilai
inti (corporates values) Perseroan :
Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart, dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
Accountabile
Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh
perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja sama.
Responsibile
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
menghadapi setiap masalah.
Eco - Friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
lingkungan.
3.1.3 Apotek Kimia Farma 320 Bandung
Apotek Kimia Farma 320 Bandung merupakan salah satu apotek pelayanan yang
berada di bawah naungan Unit Business Manager Kimia Farma Bandung. Apotek
Kimia Farma 320 berlokasi di Jalan Cinunuk No. 192 Bandung. Lokasinya berada
daerah perkantoran, perumahan, pertokoan, bank, namun cukup jauh dari pemukiman
penduduk.
Bangunan Apotek Kimia Farma 320 Bandung terdiri dari satu lantai yang terdiri
dari ruang pelayanan obat dan perbekalan farmasi, ruang peracikan, ruang kerja
apoteker, ruang praktek dokter, swalayan farmasi, tempat penjualan alat kesehatan,
30
ruang tunggu yang dilengkapi televisi, toilet, dan mushola. Ruang apotek dilengkapi
dengan tempat praktek dokter, yang meliputi dokter umum, dokter gigi, dokter
kandungan, dokter anak dan spesialis THT.
Apotek Kimia Farma 320 Bandung dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA) yang bertanggung jawab kepada kepala Unit Business Manager Kimia
Farma Bandung. Dengan sistem jaringan yang ditetapkan Kimia Farma, maka segala
masalah administrasi ditangani oleh Unit Business Manager Bandung. Administrasi dan
keuangan dilakukan oleh bagian tata usaha yang kedudukannya di Unit Business
Manager Bandung.
kemampuan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) secara efektif, selalu belajar
sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan serta memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi apoteker
pengelola apotek berdasarkan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 adalah:
a. Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya
sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di apotek lain.
Pengelolaan apotek oleh APA ada dua bentuk, yaitu pengelolaan bisnis (non
teknis kefarmasian) dan pengelolaan di bidang pelayanan (tekniskefarmasian), maka
32
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sukses seorang APA harus melakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Memastikan bahwa jumlah dan jenis produk yang dibutuhkan senantiasa tersedia
dan diserahkan kepada yang membutuhkan.
b. Menata apotek sedemikian rupa sehingga berkesan bahwa apotek menyediakan
berbagai obat dan perbekalan kesehatan lain secara lengkap.
c. Menetapkan harga jual produknya dengan harga bersaing.
d. Mempromosikan usaha apoteknya melalui berbagai upaya.
e. Mengelola apotek sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan.
f. Mengupayakan agar pelayanan di apotek dapat berkembang dengan cepat,
nyaman dan ekonomis.
2) Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping adalah apoteker yang bertugas memberi pelayanan
farmasi ketika apoteker pengelola apotek tidak berada di tempat. Apotek KF 320
mempunyai satu apoteker pendamping. Apoteker pendamping atau Apoteker PIO
bertanggung jawab terhadap tugas pelayanan obat, memberikan konsultasi, informasi
dan edukasi kepada pasien berkaitan dengan pengobatan berdasarkan resep dokter
maupun swamedikasi.
e. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter, antara lain menghitung
dosis obat untuk racikan, menimbang bahan, meracik, mengemas obat dan
memberi etiket.
f. Membuat kuitansi dan salinan resep, dapat dilihat pada lampiran 6, gambar III.14
dan III.15.
g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk
sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep dan cara pemakaian.
h. Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok, dapat dilihat pada lampiran
4, gambar III.4.
4) Seksi Pembelian
Tugas dan tanggung jawab seksi pembelian adalah sebagai berikut :
a. Mengontrol perputaran barang di apotek, sehingga tidak terjadi kekosongan
ataupun penumpukan barang.
b. Menentukan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan sesuai dengan
data yang diperoleh dari buku defekta, buku hutang barang dan kartu stok.
c. Melakukan pemesanan barang (melalui Business Manager).
d. Melaksanakan pembelian dengan persetujuan Apoteker Pengelola Apotek.
e. Memasukan data barang yang masuk ke dalam sistem informasi apotek.
6) Petugas kebersihan
Petugas kebersihan bertugas untuk menjaga kebersihan lingkungan apotek, baik itu
bagian dalam maupun luar apotek. Dengan lingkungan apotek yang bersih, maka
kegiatan akan berjalan dengan baik dan setiap pengunjung apotek akan merasa
nyaman.
Dalam melakukan penerimaan barang dari PBF, asisten apoteker yang menerima
barang bertugas dalam melakukan pemeriksaan terhadap barang yang datang, meliputi
kondisi barang, nama dan jenis barang yang dipesan, jumlah barang, Expire Date dari
barang, nomor registrasi, kualitas kemasan, pemeriksaan surat-surat faktur, potongan
harga yang diberikan PBF, lamanya pembayaran utang dagang.
2) Pesanan Cito
Pesanan cito merupakan pengadaan perbekalan farmasi yang dapat dilakukan
kapan saja karena kebutuhan yang segera. Proses pemesanan hampir sama dengan
pemesanan rutin yaitu tetap dibuat BPBA yang kemudian dikirim ke BM untuk
dibuatkan surat pesanan. Namun, dalam pesanan cito barang datang terlebih dahulu
kemudian faktur menyusul.
4) Pembelian mendesak
Pembelian ini dilakukan kepada apotek pihak ketiga atau apotek swasta selain
apotek Kimia Farma. Pembelian mendesak dilakukan apabila ada resep dengan obat
yang kurang atau tidak tersedia di apotek Kimia Farma. Kerugian dari sistem
pembelian ini adalah harga beli yang tinggi.
5) Konsinyasi
Konsinyasi merupakan bentuk kerjasama antara apotek Kimia Farma 320
dengan distributor yang ingin menitipkan produknya di apotek, kemudian setiap
bulan dilakukan pengecekan dari pihak distributor untuk mengetahui jumlah produk
yang terjual. Apotek Kimia Farma 320 menerima barang konsinyasi untuk produk
obat baru, barang promosi, alat kesehatan dan food suplement. Apotek Kimia Farma
38
320 kemudian membuat faktur setelah ada transaksi penjualan dan membayar kepada
distributor sesuai dengan jumlah produk yang terjual
- Antibiotik
- Anti jamur
Anti Infeksi & Anti Kanker - Anti Kanker
- Anti Tuberkulosis
- Anti Virus
kurang, maka resep tetap diterima dan diusahakan pengadaannya dengan cara
dropping dari apotek Kimia Farma lain atau memesan ke PBF yang
menyediakan obat tersebut.
apoteker. Tahapan dalam pelayanan informasi obat untuk pasien dengan resep
dokter antara lain apoteker menganalisis resep dan menyiapkan obat, memanggil
pasien, menanyakan informasi yang diberikan dokter, apoteker memberikan
informasi yang diperlukan pasien mengenai obat dan meminta pasien untuk
mengulangi kembali.
Menanyakan informasi yang diberikan oleh dokter mengenai penyakit yang
diderita pasien merupakan hal yang penting dalam pemberian informasi obat
agar terjadi kesesuaian antara diagnosa dokter dengan informasi yang akan
disampaikan oleh apoteker mengenai obat yang diresepkan. Dalam hal ini
terutama dalam menginformasikan kegunaan atau tujuan diberikannya obat
tersebut dalam hasil diagnosa suatu penyakit, apakah untuk mengatasi penyakit
yang bersangkutan, untuk mencegah reaksi-reaksi alergi tertentu, untuk
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi atau untuk mengatasi efek samping
yang dapat ditimbulkan oleh obat lainnya pada terapi dengan kombinasi obat.
Informasi yang diberikan oleh apoteker meliputi:
a. Nama obat
b. Kegunaan atau khasiat obat
c. Cara pemakaian dan interval pemakaian obat
d. Efek samping yang mungkin terjadi
e. Makanan, minuman atau aktivitas yang harus dihindari
f. Cara penyimpanan obat
g. Interaksi obat (bila ada)
h. Informasi mengenai obat dengan cara pemberian khusus,
misalnya penggunaan inhaler/obat semprot untuk obat asma, suppositoria
dimasukkan melalui anus, tablet salut enterik dan sebagainya
(fast moving), sehingga harus segera dipesan agar dapat tersedia secepatnya
sebelum stok habis.
Kimia Farma 320 Bandung telah menerima barang sesuai surat pesanan atau
BPBA yang telah diajukan.
b. Uji petik
Walaupun telah mempergunakan kartu stok, kesalahan penulisan, lupa, dan
human error lainnya dapat mungkin masih terjadi. Di Apotek Kimia Farma
320, dilakukan juga Uji petik, yaitu kegiatan cross check terhadap jumlah
persediaan yang ada secara fisik dibandingkan data di komputer yang
dilakukan setiap hari. Setiap karyawan di Kimia Farma 320 bertanggung
jawab terhadap satu jenis obat berdasarkan penyimpanannya dan
berkewajiban melakukan uji petik secara acak terhadap 10 item setiap
harinya. Uji ini didata dalam buku khusus uji petik. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, selanjutnya akan ditelusuri kesalahan, sehingga diharapkan
dapat menunjang pengendalian barang apotek.
c. Stock Opname
Stock opname adalah pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik barang yang
dilakukan setiap satu bulan sekali. Pemeriksaan dilakukan untuk mengecek
apakah jumlah fisik barang sesuai dengan form record kartu stok atau data di
komputer. Stok fisik yang dihitung adalah sisa fisik barang saat berakhirnya
periode stok opname. Pencatatan nilai stok dilakukan dengan cara:
a. Menulis jumlah stok pada blanko stock opname.
b. Menggunakan tinta merah.
c. Mengisi kartu stok barang, yang berisi kolom tanggal, nomor dokumen,
kolom sisa jumlah fisik barang, paraf petugas.
365
Perputaran persediaan = Umur persediaan
a. Penerimaan Uang
i. Penerimaan Uang dari Penjualan Tunai
Penerimaan uang berasal dari penjualan obat dengan resep dokter
dan tanpa resep dokter, atau dari penjualan secara tunai lainnya dan dari
bagian swalayan. Hasil penjualan disetorkan ke bagian administrasi
keuangan untuk dimasukkan ke bank yang ditunjuk, disertai dengan buku
setoran kasir apotek. Penyetoran uang dilakukan pada saat pergantian
waktu kerja (dua kali sehari) dan diperiksa kesesuaiannya dengan barang
yang terjual melalui Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH),
kemudian ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek.
ii. Penerimaan Uang dari Penjualan Kredit
Penjualan secara kredit direkap dalam buku piutang, yang berisi
nomor faktur penjualan, nama debitur, dan jumlah piutang perhari yang
selanjutnya diserahkan ke Bisnis Manajer, selanjutnya Bisnis Manajer
akan menagih ke instansi yang bersangkutan.
b. Penyimpanan Uang
Uang tunai yang diterima dari hasil penjualan tunai, hasil tagihan piutang
dagang, hasil penjualan barang inventaris dan bank, dalam jumlah tertentu
disimpan dalam kas apotek. Penyimpanan uang ini digunakan untuk
keperluan operasional sehari-hari. Jika jumlah uang sudah melebihi batas
yang ditetapkan maka kelebihan uang tersebut disetor ke account apotek di
bank-bank tertentu.
c. Pengeluaran Uang
Pengeluaran uang meliputi biaya-biaya operasional, seperti pembayaran
rekening listrik, air, telepon dan juga biaya untuk pembelian alat tulis kantor.
Pembayaran biaya-biaya operasional dilakukan dengan menggunakan uang
kas apotek, kemudian setelah dilakukan pelaporan kepada Bisnis Manajer
maka uang tersebut akan diganti kembali sehingga jumlahnya tepat.
Sedangkan pengeluaran untuk pembayaran hutang dagang dan gaji karyawan
dilakukan oleh Bisnis Manajer.
52