Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FARMASI INDUSTRI

TUGAS MATERI-3

Nama: MUHAMMAD LUTFI

NPM: 1943700220

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2020
TUGAS A
1. Apa peran Farmasis di Industri?
Jawab:
Peran apoteker di industri farmasi seperti yang disarankan oleh World Health
Organization (WHO), yaitu  Eight  Star of Pharmacist yang meliputi :
a. Care Giver
Apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk informasiobat, efek samping obat
dan lain-lain kepada profesi kesehatan. Perlu adainteraksi dengan individu/kelompok
di dalam industri (regulatory, QA/QC, produksi dll) dan individu/kelompok di luar
industri.
b. Decision maker
Apoteker sebagai pengambil keputusan yang tepat untukmengefisienkan dan
mengefektifkan sumber daya yang ada di industri.
c. Communicator 
Apoteker harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasidengan baik secara lisan
maupun tulisan.
d. Leader
Apoteker sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusandalam mengatasi
berbagai permasalahan di industri dan memberikan bimbingan ke bawahannya dalam
mencapai sasaran industri.
e. Manager
f. Apoteker sebagai pengelola seluruh sumber daya yang ada diindustri farmasi dan
mampu mengakumulasikannya untuk meningkatkankinerja industri dari waktu ke
waktu.
g. Long-life  learner 
Apoteker belajar terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
h. Teacher
Bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pelatihanmengenai hal-hal
yang berkaitan dengan dunia industri kepada sejawatapoteker atau lainnya.
i. Researcher
Apoteker sebagai peneliti yang harus selalu melakukan riset danmengetahui
perkembangan obat baru yang lebih baik dan bermanfaat untukkesehatan
masyarakat.Peran tersebut diterapkan di dalam fungsi-fungsi industrial yang
diperlukan,yaitu manajemen produksi, pemastian/manajemen mutu (Quality
Assurance), registrasi produk, pemasaran produk (Product Manager), dan
pengembangan produk (Research and Development).

2. Jelaskan proses bisnis yang ada di Industri Farmasi atau Kosmetik!


Jawab:
Salah satu proses bisnis dalam perusahaan manufaktur adalah proses produksi.
Fungsi proses produksi adalah pembuatan bahan baku sehingga menjadi barang jadi dan
bisa dijual kepada konsumen. Dalam praktiknya terdapat pembagian divisi yang lebih
luas sesuai dengan kebutuhan industrinya.
Perusahaan membutuhkan New Product Development (NPD) untuk menciptakan
pasar, merebut kompetitor maupun menjadi pelopor. Departemen yang melakukan NPD
adalah Research and Development (R&D). Bidang Penelitian dan Pengembangan Produk
bertugas meneliti dan mengembangkan produk yaitu produk baru maupun produk
existing serta mengoptimasi proses sesuai dengan CPKB.
Departemen R&D dibagi menjadi registrasi, formula, administrasi dan riset.
Departemen R&D dalam melaksanakan tugasnya bekerja sama dengan marketing, team
support (QC, Produksi, Teknis, PPIC, dan Purchasing). Departemen R&D bertugas
dalam melakukan penelitian/percobaan formulasi produk baru atau pengembangan
formula produk yang sudah ada, dan pengembangan kemasan produk, baik yang
berasal dari permintaan marketing. R&D juga melakukan pencarian supplier lain
untuk mengantisipasi ketersediaan bahan baku di pasaran habis dan sebagai efisiensi
biaya. Bagian R&D akan bekerjasama dengan bagian pengadaan, terkait memberikan
rekomendasi supplier alternatif. Supplier tersebut akan mengirimkan sampel untuk
dilakukan pemeriksaan oleh R&D dengan melakukan percobaan dengan skala kecil
untuk melihat mutu dari produk.
Kemudian selanjutnya diserahkan pada bagian PPIC (Production Planning and
Inventory Control). PPIC merupakan departemen yang melakukan perencanaan produksi
dan pengendalian persediaan. PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi
untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta
bahan pengemas. Oleh karena itu PPIC harus mengendalikan persediaan mulai dari bahan
awal (bahan baku dan bahan kemas) sampai produk jadi. PPIC memiliki tugas pokok
membuat perencanaan produksi, perencanaan pembelian bahan, pemantauan inventory.
Alur kerja PPIC berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran, yang disusun dan dibagi
menjadi rencana kerja dalam satu tahun. Dari perencanaan tersebut di break-down
menjadi jadwal bulanan dan mingguan. PPIC juga melakukan pemantauan produk jadi,
baik itu pada tahap penyelesaian akhir maupun proses pengiriman produk jadi.
Bagian yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengadaan barang adalah
Departemen/Bagian Pembelian (purchasing/procurement departement) yang masuk
dalam PPIC. Bagian pembelian bertanggung jawab untuk melakukan pembelian
keperluan perusahaan, baik keperluan administrasi seperti alat tulis kantor dan alat
elektronik maupun keperluan yang terkait dengan produksi obat seperti bahan baku
kosmetik, bahan pengemas, suku cadang mesin- mesin produksi, dan lain- lain.
Untuk menjamin suatu produk sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi
syarat izin edar, bermutu dan tidak menimbulkan risiko berbahaya dalam penggunaannya
maka diperlukan suatu sistem, yaitu manajemen mutu. Personil bagian pengawasan mutu
diwajibkan memiliki keahlian khusus agar dapat melaksanakan uji indentifikasi dan
mengidentifikasi penambahan atau penggantian bahan. Bagian pengawasan mutu juga
sebaiknya memiliki akses ke area produksi untuk pengambilan sampel dan melakukan
investigasi yang diperlukan.
Departemen Produksi bertanggung jawab untuk memproduksi produk sesuai
dengan target yang ditetapkan bersama dengan Departemen PPIC(Production Planning
and Inventory Control). Kegiatan produksi harus mengikuti prosedur yang dibuat dengan
jelas sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu produk dengan kualitas yang diinginkan.
Semua bahan yang akan digunakan dalam proses produksi hanya bahan yang
sudah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu. Proses produksi dilaksanakan
berdasarkan prosedur pengembangan yang disusun oleh R&D dan dikeluarkan oleh
Departemen PPIC. Formula dan proses yang digunakan telah tervalidasi melalui tahapan
seperti percobaan pada skala laboratorium.
Selanjutnya hal yang penting dalam proses bisnis industri adalah gudang. Gudang
merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri kosmetik yang
memiliki fungsi untuk menyimpan bahan/material. Area penyimpanan harus mempunyai
alur/akses yang baik, aman (seperti: alat pelindung diri, tanda keamanan, tanda
bahaya/sistem alarm, alat pemadam api) dari aspek bahan, produk maupun dari personil
yang akan melaksanakan kegiatan di dalam area penyimpanan, memiliki penerangan
yang cukup, bersih, kering, beraliran udara lancar, bebas hama dan serangga, suhu, dan
kelembaban yang sesuai dengan bahan yang disimpan.
Ruang gudang terdapat 3 macam gudang, yaitu gudang bahan baku, gudang
produk jadi, dan gudang produk kemas. Semua bahan baku yang baru datang dari
supplier akan masuk ke dalam gudang bahan baku. Produk ruahan dan produk antara
disimpan terpisah, memiliki ruang khusus, tidak disimpan di dalam gudang produk jadi.
Gudang produk jadi untuk produk yang sudah selesai diproduksi dan melalui tahapan
pengujian QC dan IPC. Pengeluaran bahan menggunakan prinsip FIFO (First In First
Out) untuk bahan yang tidak memiliki waktu kadaluarsa (seperti bahan pengemas),
sedangkan untuk bahan yang memiliki waktu kadaluarsa, pengeluarannya menggunakan
prinsip FEFO (First Expired First Out).

3. Jelaskan terkait PPIC di Industri sampai Finish Good!


Jawab:
Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC
(Production Planning and Inventory Control). Disamping memiliki fungsi production
planning, PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory. Inventory  atau
barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku / raw
material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki
untuk dijual.
PPIC dipimpin oleh seorang manajer PPIC. Staf administrasi PPIC bertugas
membantu menyusun rencana produksi berdasarkan permintaan marketing berupa
rencana penjualan. Dari permintaan tersebut, PPIC melihat apakah perlu dilakukan
proses produksi atau tidak. Jika diperlukan, PPIC memeriksa stok bahan di gudang
untuk mengetahui apakah diperlukan pemesanan bahan. Jika perlu dipesan, maka
PPIC membuat rencana kebutuhan material yang akan diserahkan kepada bagian
purchasing untuk pembelian. Selanjutnya, PPIC membuat rencana produksi selama
enam bulan yang kemudian dibuat jadwal produksi mingguannya.
Bagian yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengadaan barang adalah
bagian pembelian (purchasing/ procurement departement). Tujuan pengadaan adalah
untuk mendapatkan bahan bahan kosmetik dengan harga yang layak, dengan mutu yang
baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar, dan tidak
memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
Sasaran pokok production planning adalah menyelesaikan permintaan atau
pesanan pelanggan tepat waktu, penghematan biaya produksi, memperlancar proses
produksi. Sedangkan tugas inventory control adalah mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan.
Alur kerja PPIC berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran, yang disusun dan
dibagi menjadi rencana kerja dalam satu tahun. Dari perencanaan tersebut di break-down
menjadi jadwal bulanan dan mingguan. Kemudian stok bahan yang dibutuhkan untuk
produksi dihitung dan diajukan permintaan pembelian bahan per triwulan/bulanan. PPIC
membuat jadwal penyerahan produksi dan perintah produksi perbulan kepada bagian
produksi. PPIC juga melakukan pemantauan produk jadi, baik itu pada tahap
penyelesaian akhir maupun proses pengiriman produk jadi.
Industri Kosmetik memiliki komponen terbesar dalam struktur biaya produk
adalah biaya pengadaan barang, termasuk di dalamnya pengadaan bahan awal terdiri dari
bahan baku dan bahan pengemas. Bagian yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
pengadaan barang adalah Departemen/Bagian Pembelian (purchasing/procurement
departement) yang masuk dalam PPIC. Bagian pembelian bertanggung jawab untuk
melakukan pembelian keperluan perusahaan, baik keperluan administrasi seperti alat tulis
kantor dan alat elektronik maupun keperluan yang terkait dengan produksi obat seperti
bahan baku kosmetik, bahan pengemas, suku cadang mesin- mesin produksi, dan lain-
lain. Bagian Pengadaan akan menerima laporan permintaan kebutuhan barang dari semua
depertemen, kemudian laporan kebutuhan barang diteruskan ke bagian keuangan untuk
persetujuan pembelian dan pendanaan. Setelah disetujui oleh bagian keuangan, bagian
pengadaan menghubungi pemasok dan melakukan pemesanan pembelian barang. Alur
pengadaan, penerimaan, pengolahan.

TUGAS B
Jelaskan secara ringkas CPKB!

Jawab:

Untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang dapat merugikan dari penggunaan
kosmetik yang tidak memenuhi syarat mutu dan kemananan, maka perlu dicegah beredarnya
kosmetik yang tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan. Langkah utama dalam menjamin
mutu dan keamanan kosmetik bagi pemakainya adalah setiap industri kosmetik harus
menerapkan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) pada seluruh aspek dan rangkaian
kegiatan produksinya. CPKB merupakan faktor penting untuk dapat menghasilkan kosmetik
yang memenuhi syarat mutu dan keamanan, dimana penerapan CPKB merupakan kelayakan
dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional.
Mutu produk tergantung dari bahan awal yang digunakan, proses produksi, pengawasan mutu,
bangunan dan peralatan yang digunakan, serta personalia yang menangani (Badan POM,
2003). Seluruh industri kosmetik yang ada di Indonesia wajib menerapkan CPKB dan bagi
industri kosmetik yang telah menerapkan CPKB dibuktikan dengan adanya sertifikat CPKB
yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, hal ini sebagaimana tertuang pada
peraturan Badan POM nomor 1745 tahun 2003 pada Bab IV, pasal 8 :
a. Industri kosmetik wajib memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik.
b. Industri yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik diberikan
sertifikat oleh Kepala Badan.
Adapun tujuan dari CPKB adalah,
Secara Umum:
a. Melindungi masyarakat terhadap hal kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan standar
mutu dan keamanan.
b. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kosmetik Indonesia dalam era pasar
bebas.
Secara Khusus :
a. Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha industri Kosmetik sehingga
bermanfaat bagi perkembangan industri Kosmetik
b. Diterapkannya CPKB secara konsisten oleh industri Kosmetik
Aspek-aspek pokok CPKB yang telah diterapkan di PT. SR12 Herbal Perkasa adalah sebagai
berikut:
a. Sistem Manajemen Mutu
b. Personalia
c. Bangunan dan Fasilitas
d. Peralatan
e. Sanitasi dan Higiene
f. Produksi
g. Pengawasan Mutu
h. Dokumentasi
i. Audit Internal
j. Penyimpanan
k. Kontrak Produksi dan Pengujian
l. Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk
TUGAS C
Cari gambar alat / instrument laboratorium di Industri (melalui web) yang anda ketahui dan
berikan (Beri tanda alat yang anda kuasai)
Jawab:

MIKROSKOP TIMBANGAN FRIABILITY TEST


ANALITIK

HARDNESS TEST DISSOLUTION TEST MIKROPIPET

HPLC SPEKTROFOTOMETRI

Anda mungkin juga menyukai