(METFORMIN HIDROKSIDA)
Oleh:
Dosen Pengampu:
apt. DEDI NOFIANDI, M.Farm
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Produksi dan Kendali Mutu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Pembuatan makalah mengenai “Pengawasan Mutu Tablet Oral
(Metformin)” dapat diselesaikan berkat kerja seluruh anggota kelompok 1.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Produksi dan Kendali mutu sudah membimbing dan memberikan uraian
mengenai mata kuliah ini. Kami berharap makalah ini sesuai dengan pokok
bahasan serta dapat menjadi referensi bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
mata kuliah Produksi dan Kendali Mutu ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ……………………………………………………………………
Daftar Isi …………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………..
1.3. Tujuan ………………………………………………………………….
1.4. Manfaat Makalah ………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….
2.1. Pengertian Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ………………..
2.2. Prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ……………………
2.3. Tujuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) …………………….
2.4. Pengawasan Mutu ……………………………………………………..
2.5. Prinsip Pengawasan Mutu ………………………………………………
2.6. Tugas Pengawasan Mutu ………………………………………………
2.7. Tablet …………………………………………………………………
2.8. Proses Validasi
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan …………………………………………………………….
3.2. Saran ………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, pola hidup masyarakat yang tidak sehat menyebabkan
kebutuhan obat terus meningkat sehingga perlu dilakukan pengawasan
menyeluruh pada pembuatan obat agar dihasilkan produk obat yang bermutu,
aman, dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pengendalian menyeluruh
merupakan hal yang sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima
obat yang bermutu tinggi. Oleh karena itu, obat yang dibuat tidaklah cukup hanya
sekedar lulus dari serangkaian pengujian akhir tetapi yang lebih penting adalah
bahwa mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut mulai dari proses awal
hingga akhir pembuatan obat (CPOB, 2012).
Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi,
pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat.
Hal tersebut tercantum dan diatur dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB). Setiap industri farmasi harus memenuhi persyaratan khasiat, keamanan
dan mutu sesuai yang telah ditetapkan dalam CPOB.
1.2. Tujuan
1) Mengetahu secara detail terkait Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)?
2) Mengetahu secara detail terkait pengawasan mutu (Quality Control)?
3) Mengetahu secara detail terkait terkait sediaan obat yaitu tablet ?
4) Memvalidasi / Memastikan bahwa bahan baku sebelum memasuki proses
produksi sediaan obat harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk
identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanannya
5) Memastikan tahapan-tahapan proses produksi obat telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (In Process Control/IPC) ?
6) Mengevaluasi prosedur produksi dan pengkajian catatan produks
(Pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch) ?
7) Mengevaluasi stabilitas sediaan obat sesuai persyaratan mutunya selama
waktu peredaran yang telah ditetapkan ?
1.3 Manfaat Makalah
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pengawasan mutu yang dilakukan
pada sediaan tablet oral metformin baik selama proses produksi hingga
sampai sediaan jadi yang siap di distribusikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cara pembuatan obat yang baik adalah suatu system yang menjamin obat yang
dibuat secara konsisten memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
tujuan penggunaanya.
2.3 Tablet
2.3.1 Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang di gunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang
cocok. (FI III 1997)
2.3.2 Bahan Tambahan Dalam Formulasi Tablet
Eksipien merupakan bahan bukan bahan aktif yang ditambahkan dalam
formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien
bukan merupakan bahan aktif, eksipien sangat penting untuk keberhasilan
produksi sediaan yang dapat diterima.
a) Bahan pengisi /Fillers / Diluent
Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot
sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki
kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi
dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan
modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya),
serta coprocessed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi,
berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet
yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran
massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan
pengisi.
Tabel 1. Macam-macam bahan pengisi tablet
Tidak larut larut
Kalsium sulfat Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic dan Sukrosa
tribasik Kalsium karbonat Dektrosa
Amilum Mannitol
Modifikasi amilum Sorbitol
Mikrokritalin selulosa
b) Pengikat / Binders
Binders atau bahan pengisi dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan
bentuk larutan (lebih pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa
serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya
kohesi yang telah ada pada bahan efektif). Bahan pengikat secara umum
dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik
dan gula. Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam
bentuk larutan (dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga
ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan
digranul baru ditambahkan pelarut.
Tabel 2. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
Nama Konsentrasi (%dari Pelarut
formula)
Selulosa 10-50 Air
mikrokristalin 1-5 Air
Polimer (turunan 2-7 Alcohol
selulosa) 2-5 Alkohol, air
CMC Na 1-3 Air
HPC 2-5 Air
HPMC 10-25 Air (pasta)
MC 2-20 Air
HEC 5-10 Air
EC 5-10 Air
PVP
Gelatin Gom Alam
Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam
bentuk cair maka bahan pengikat akan membasahi permukaan partikel,
selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar partikel.
Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi
pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan
proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat
antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya
larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi
tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas
permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat,
dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume
larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan
pengisi Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa
langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering.
Tabel 3. Bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung
Bahan Pengikat Kelas
Avicel (PH 101) Mikrokristalinselulosa
SMCC (50) Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW) Amilum pregelatin partial
UNI-PURE (LD) Amilum densitas rendah
DC Lactose DC laktosa anhydrous
DI TAB DC-Calsium fosfat dihidrat
dibasa
c) Penghancur /Disintegrans
Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi
obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan
permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam
tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi
dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka
ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan
membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel
partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet.
Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau
dapat ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-
ekstra pada granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet,
ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler,swelling/pengembangan, heat of
wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases,enzymatic
action.
d) Bahan pelican
Bahan pelicin sebagai eksipien mempunyai 3 fungsi, yaitu:
Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi
dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final
mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan
berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak
larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada
cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang
dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.
Tabel 5. Lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet
Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa,
sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang
seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena
disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran
dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan
dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan
disolusi tablet.
Tabel 6. Tipe dan jumlah glidan yang biasa digunakan
Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya
(sticking) permukaan tablet padapunch atas dan punch bawah. Talk,
magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang
memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.
Tabel 7. Daftar antiadherent yang biasa digunakan
Jenis antiadherents Konsentrasi (%b/b)
Talk 1-5
Magnesium stearat <1
Amilum jagung 3-10
Colloidal silica 0,1-0,5
DL-Leucine 3-10
Natrium Lauril sulfat <1
e) Pewarna dan Pigmen
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat
meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna
ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg
kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih
menarik (aesthetic appearance and brand image in the market). Akan
tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi
mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang
diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna
untuk sediaan obat. Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak
larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam
granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.
Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat
warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak
meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat
mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif
dan bahan tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna,
sangat penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna
pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada
permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance
Spectrophotometry,Tristimulus Colourimetric Measurements dan
Microreflectance Photometer.
Tabel 8. Jenis pewarna (sintetik)
Pewarna Nama umum
Red 3 Erythrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tratrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue
Blue 2 Indigotine
Green 3 Fast green
Tabel 10. Perbedaan tahap ketiga metoda pembuatan tablet (Charles, 2010)
Dalam hal ini terkait semua bahan aktif dan bahan-bahan pembantu
proses yang digunakan dalam produksi dan semua bahan kimia standar yang
telah ditetapkan dan bahan-bahan laboratorium yang digunakan untuk
pengujian.
Surat penghantar
Karantina
Diberi label
warna kuning
Label Hijau
Menyatakan bahwa suatu bahan
atau produk telah lulus dari
pemeriksaan oleh QC setelah
dilakukan pemeriksaan fisik
secara visual. Setelah bahan baku
diluluskan, bagian penyimpanan
akan membuat bukti penerimaan
bahan baku (BPBB). Lalu bahan
baku akan disimpan dalam gudang
sesuai dengan stabilitas bahan
baku. Bahan baku yang diluluskan
diberi label hijau dengan tulisan
diluluskan dan ditempel diatas
label karantina
Label Merah
Untuk bahan baku yang tidak
memenuhi syarat dan juga hasil
pemeriksaan laboratorium yang
tidak memenuhi kriteria produki.
2.4.2. Pemeriksaan terhadap bahan selama produksi
2.4.2.1. Proses Preformulasi pada produk yang diproduksi
Pada proses ini disebut juga sebagai tahap awal dalam rangkaian proses
pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat
aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu
bentuk sediaan farmasi dan proses ini merupakan penuntu dari sediian
tersebut apakah akan diproduksi dengan skala industri atau tidak.
Preformulasi
QC melakukan
Evaluasi tablet pemeriksaan
terhadap
preformulasi ini
atas permintaan dari
Pemeriksaan mutu bagian produksi
Bagian
Gudang
Pengemasan
Penyerahan bahan
pengemas
Pengemasan primer
Pemeriksaan sampel
oleh QA
Pengemasan sekunder
dengan rumus : ( )
3.1. Kesimpulan
Pembuatan sediaan tablet metformin harus didasarkan pada farmakope
Indonesia. Penambahan bahan pengisi ditambahkan sesuai dengan sifat dan zat
aktif sehingga secara organoleptis tidak merusak tablet. Proses pengujian pada
tablet metformin dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pembuatan tablet
3.2. Saran
Mahasiswa profesi apoteker sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan
dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) seperti pengawasan mutu tablet
metformin, bukan hanya tablet oral tetapi juga mengetahui sediaan farmasi
lainnya, sehingga mahasiswa profesi apoteker nantinya diharapkan mampu untuk
menerapkan dilapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta
2 Membuat/menyiapkan cairan pengikat Membuat gumpalan serbuk dalam Massa kempa dicetak menjadi tablet jadi
mesin kompaktor dalam mesin tablet
5 Granul basah dikeringkan dikeringkan pada Massa kempa dikempa menjadi tablet
suhu + 50 – 60oC dalam lemari pengering jadi dalam mesin tablet
VALIDASI BAHAN BAKU
SEDIAAN TABLET METFORMIN
Pengertian validasi
Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105o hingga bobot tetap, menggunakan 1 g
Senyawa sejenis Lakukan penetapan kadar dengan cara KCKT seperti yang tertera pada
kromatografi.
Fase gerak natrium pentanasulfonat 0,005 M, atur pH hingga 3,5 dengan larutan
asam fosfat P 1%, saring dan keringkan. Larutan uji timbang seksama sejumlah
zat, larutkan dalam air hingga kadar A 0,0010 % dan B 1,0 %.
Larutan baku timbang seksama sejumlah disiandi amida P larutkan dalam air
hingga kadar 0,00020 %. System kromatografi lakukan secara yang tertera pada
kromatografi.
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detector 218 nm, kolom
30cm x 4mm, berisi bahan pengisi R Bondapak C18. Laju aliran 1ml per menit.
Prosedur suntikan secara terpisah sejumlah volume sama masing-masing
larutan uji A dan larutan uji B serta larutan baku, rekam respon puncak. Respon
puncak larutan uji B yang menunjukan disiandiamida tidak boleh lebih besar
dari respon puncak larutan baku dan respon puncak selain puncak utama tidak
boleh lebih dari larutan uji A.
Penetapan kadar Timbang seksama lebih kurang 250 mg, larutkan dalam 20 ml raksa(II) asetat LP,
tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 8,281 mg C4H12CIN5
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Proses validasi atau memastikan bahwa bahan baku pada tablet metformin
hidroklorida sesuai
2016 2018
Membuat daftar
semua bahan baku
yang dibutuhkan Skema bahan
Memperoleh cuplikan
untuk membuat baku obat yang
dan sertifikat analisis
suatu bentuk produk nantinya akan
dari supplier
diproduksi
Skema bahan baku obat yang nantinya akan
diproduks
Contoh – contoh label yang digunakan pada proses skema di slide
sebelumnya
Gambar Keterangan
Label Hijau
Menyatakan bahwa suatu bahan atau produk telah lulus dari
pemeriksaan oleh QC setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara
visual. Setelah bahan baku diluluskan, bagian penyimpanan akan
membuat bukti penerimaan bahan baku (BPBB). Lalu bahan baku akan
disimpan dalam gudang sesuai dengan stabilitas bahan baku. Bahan
baku yang diluluskan diberi label hijau dengan tulisan diluluskan dan
ditempel diatas label karantina
Label Merah
Untuk bahan baku yang tidak memenuhi syarat dan juga hasil pemeriksaan
laboratorium yang tidak memenuhi kriteria produki.
Proses Preformulasi pada produk yang diproduksi
Pemeriksaan Produk Akhir
Tablet metfotmin hidroklorida harus memenuhi syarat
berdasarkan FI III tahun 1979
Parameter Keterangan
Identifikasi A. Kocok sejumlah serbuk tablet yang mengandung 20mg
metformin hidroksida dengan 20ml etanol mutlak P, saring,
uapkan filtrat sampai kering diatas tangas air. Spektrum serapan
inframerah zat yang telah dikeringkan pada suhu 105o selama 1
jam dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama dengan
metformin hidroklorida BPFI.
B. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan 50mg metformin
hidroklsida dengan 10 ml air, saring. Pada 5 ml filtrat tambahan
1,5 ml natrium hidroksida 5 N, 1 ml 1-naftol LP dan tetes demi
tetes disertai pengocokan, 0,5 ml larutan natrium hipoklorit klorit
3,5% LP terjadi warna jingga merah yang bilah dibiarkan
bertambah gelap.
C. Gerus sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 50 mg
metformin hidroksida dengan 10 ml air, saring. Filtrat
menunjukkan reaksi klorida cara A seperti yang tertera pada
identifikasi umum.
Lanjutan Tablet metfotmin hidroklorida harus memenuhi syarat
berdasarkan FI III tahun 1979
Disolusi Media disolusi : 1000 ml larutan kalium fosfat monobasa P 0,68%, atur pH 6,8 dengan
menambahkan natrium hidroksida 1 N.
Alat tipe 1 : 100 rpm
Waktu : 45 menit
Prosedur lakukan penetapan jumlah C4H11N8HCl yang terlarut dengan mengukur
serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan media disolusi dan serapan
larutan baku metformin hidroksida BPFI dalam media yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 233nm.
Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 70% C4H11N8HCl, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Senyawa jenis Lakukan penetapan kadar seperti pada metformin hidroksida, tetapi kocok sejumlah serbuk
tablet yang mengandung 1 g metformin hidroksida dalam air dan saring. Untuk larutan uji A
encerkan 0,1 ml larutan uji B dengan air sehingga 100ml.
Penetapan kadar A. Timbang dan serbukkan 20 tablet. Kocok sejumlah serbuk tablet yang mengandung
100mg metformin hidroksida dalam 70ml air selama 15 menit, saring, buang 20 ml filtrat
pertama. Encerkan 10 ml larutan ini dengan air hingga 100ml.
B. Larutan baku timbang seksama sejumlah metformin hitroksida BPFI larutkan dan
encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 14 μg per ml. Ukur serapan larutan uji
dan larutan baku menggunakan air sebagai blangko pada panjang gelombang serapan
maksimum 232 nm. Hitung kadar C4H11N8HCl dalam larutan uji dengan rumus :
Au
𝐶 As
C. keterangan rumus C adalah kadar metformin hidroksida BPFI dalam μg per ml larutan
baku Au dan As berturut - turut adalah serapan larutan uji dan larutan baku.
Syarat pelulusan produk jadi obat oleh bagian QA
Telah dilakukan evaluasi
05 kesesuaian pengisian dan
catatan batch
Memenuhi persyaratan
01 pengawasan mutu dalam semua
spesifikasi pengolahan dan
pengemasan
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: B
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: C
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com