Anda di halaman 1dari 4

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA

EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phylanthus niruri L.)


Isolation and identification of chemical compound from meniran (Phylanthus
niruri L.) extract

Atiek Soemiati, Dwi Astuti, Berna Elya


Departemen Farmasi FMIPA-UI
Kampus Baru Depok

ABSTRAK
Phylanthus niruri L. (Euphorbiaceae) atau meniran sudah lama digunakan secara tradisional untuk mengobati
penyakit ginjal dan kerusakan kandung kemih, obat penyakit Hepatitis B. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan isolasi senyawa kimia ekstrak herba meniran. Isolasi didahului dengan ekstraksi herba meniran
dengan pelarut n-heksana. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi menggunakan kromatografi kolom cepat dengan
Silika Gel 60 GF254, dielusi dengan n-heksana, toluene, etil asetat, diklorometana dengan peningkatan polaritas.
Senyawa yang diperoleh diidentifikasi dengan teknik spektroskopi, MS, IR, UV-Vis. Pemurnian dilakukan dengan
kromatografi kolom menggunakan silica Gel 60, dielusi dengan heksana-toluena untuk fraksi 17-19 dan fraksi
18-21, fraksi 136-137 pemurnian dengan kolom Spadex L-20 dan dielusi dengan metanol-kloroform. Setelah
direkristalisasi fraksi 9-17 diperoleh isolat A (Rf 0,60), berupa hablur putih dengan titik leleh 60-62°C. Isolat A
mengandung gugus –C=C-, -C=O, alkana dengan berat molekul 278. Rekristalisasi fraksi 18-21 diperoleh isolat
B (Rf 0,52), berupa hablur putih dengan titik leleh 60-62°C, alkana dengan berat molekul 418, mengandung
gugus –CH2, -C=O, -C-O-. Dari fraksi 136-137 diperoleh isolat C (Rf 0,63) berupa kristal jarum tidak berwarna,
titik leleh 94-96°C, memiliki gugus C-O-, -C=C, alkana dengan berat molekul 418.

Kata kunci: Phylanthus niruri L., kandungan kimia, isolasi

ABSTRACT
Phylanthus niruri (Euphorbiaceae) have been used traditionally for kidney disease and bladder failure also for anti-
hepatitis properties. The aim of the study was to isolate the chemical compound of meniran extract. The isolation
was done by extraction with n-hexane and further fraxination of extract by fast colom cromatography with Silika Gel
60 GF254, eluation successively with hexane, toluene, etyl acetat, dichlormetane, by incresing polarity. The chemical
compound was identified by spectroscopy-MS, IR and UV-Vis. Purity test was done with colom cromatography
use silica Gel 60, and eluated by hexane-toluene on fraxy of 17-19 and 18-21, the purification fraction 136-137
with Spadex column L-20 and eluted with methanol-chloroform. After being recrystalized, fraction 9-17 obtained
isolat A (Rf 0,60), in the form of white hablur with melting point of 60-62°C. Isolat A contains cluster of C=C-, -C=O,
alkana with molecule weight of 278. The recrystalization of fraction 18-21 obtained isolat B (Rf 0,52), in the form
of white hablur with melting point of 60-62°C, alkane with molecule weight of 418, contains cluster of –CH2, -C=O,
-C-O-. From the fraction 136-137 were obtained isolat C (Rf 0,63) in the form of uncolored needle crystal, with
melting point of 94-96°C, having cluster of C-O-, -C=C, and alkane with molecule weight of 418.

Key words: Phylanthus niruri L., chemical compound, isolation.

Volume 3, No. 1, Desember 2010 55


Atiek Soemiati, Dwi Astuti, Berna Elya

PENDAHULUAN Flavonoid terdiri dari kuersetin, isokuersitrin,


Meniran (Phyllanthus niruri L.) termasuk astragalin, dan rutin (Naik and Juvikar, 2005).
familia Euphorbiaceae, merupakan salah satu Meniran telah lama digunakan masyarakat
tanaman obat yang banyak digunakan untuk diberbagai belahan dunia, selain di Indonesia
menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman ini meniran juga digunakan di Vietnam dan Kamboja
berasal dari Asia tropik dan tersebar diseluruh sebagai penangkal TBC. Di Thailand secara
daratan Asia termasuk Indonesia, serta kini telah tradisional, herba meniran digunakan untuk
tersebar ke Benua Afrika, Amerika, dan Australia. menangkal demam dan peluruh air seni. Di
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah Malaysia digunakan untuk mengobati penyakit
hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1000 m kulit, sipilis, dan gonore. Sementara itu, di
di atas permukaan laut. Tumbuh liar di tempat India berdasarkan pengobatan ayurvedic, sejak
terbuka, pada tanah gembur yang mengandung 2000 tahun yang lalu, herba meniran secara
pasir, di ladang, di tepi sungai (Syamsuhidayat et luas digunakan untuk mengobati gangguan
al., 1994; Dzulkarnain, 1995). menstruasi, diare, gangguan pada kulit, diabetes,
Secara empiris, herba meniran terbukti dan terbukti mampu mengatasi hepatitis. Di Peru,
dapat menyembuhkan berbagai penyakit meniran yang dicampur dengan perasan air jeruk
diantaranya gangguan ginjal, sariawan, malaria, nipis diminum sebagai tonikum untuk penderita
tekanan darah tinggi, peluruh air seni, kencing diabetes mellitus dan penderita hepatitis. Di
batu dan ganguan empedu serta mempunyai sifat Suriname, meniran digunakan untuk menangkal
sebagai anti diare, dan antipiretik (Dzulkarnain, kolik, gangguan ginjal, dan berbagai penyakit
1995). liver akut atau kronis (Naik and Juvikar, 2005).
Menurut penelitian, meniran juga
mempunyai efek antimikroba terhadap METODE PENELITIAN
Staphylococus aureus. Daya antibakteri infus herba Simplisia yang digunakan adalah seluruh
Meniran terhadap Staphylococus aureus ATCC bagian tanaman Meniran (Phyllanthus niruri
6538 setara dengan 0,8318 цg/ml tetrasiklin L.) yang diperoleh dari perkebunan Pakisaji,
HCl. Penelitian lain pada meniran memberikan Malang Jawa Timur, dan telah dideterminasi di
hasil bahwa ekstrak n-heksana dari meniran Herbarium Bogoriense, Badan Penelitian dan
dapat digunakan untuk mengurangi efek toksik Pengembangan Botani, Pusat Penelitian dan
aflatoksin B1 dalam hati tikus (Dzulkarnain, Pengembangan Biologi-LIPI, Bogor.
1995; Lestariana, 1997). Meniran dengan nama Pelarut dan pereaksi yang digunakan adalah
simplisia phyllanthi herba banyak mengandung n-heksana, toluena, etilasetat, diklorometana,
berbagai unsur kimia seperti alkaloid, lignan petroleum eter (Merck), etanol 96 % (Merck),
yang terdiri dari filantin, hipofilantin, lintretalin, lempeng silika gel 60 GF254 (Merck) untuk
nirurin. Terpen yang terkandung dalam herba kromatografi lapis tipis, serbuk silika gel 60
meniran terdiri dari simena, limonena, lipeol. (Merck KGaA 64271), serbuk silika gel 60 G

56 Volume 3, No. 1, Desember 2010


ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phylanthus niruri L.)
Isolation and identification of chemical compound from meniran (Phylanthus niruri L.) extract

(Merck D-6100) untuk kromatografi kolom. Alat campuran metanol dan kloroform, diperoleh
yang digunakan adalah perangkat penghancur kristal jarum tidak berwarna dengan nilai Rf 0,63
(blender), penguap putar vakum merek Buchi, diperoleh isolat C.
perangkat kromatografi kolom, pompa vakum,
spektrometer IR (Genesis Seri FTIR; ATI Madson), HASIL DAN PEMBAHASAN
spektrometer UV-Vis (Shimadzu), spektrometer Isolat A berupa kristal hablur berwarna
Massa (GC-MS Acquisition Mode), alat–alat gelas, putih dengan titik lebur 60-62 ºC, bercak yang
alat pengukur titik lebur (Stuart Scientific (Bibby) terbentuk pada KLT berwarna coklat dengan
dan bejana KLT. nilai Rf 0,60. Isolat A pada analisa dengan
Serbuk sebanyak 2,5 kg di maserasi dengan spektrometer UV-Vis memberikan serapan pada
pelarut n-heksana (5 x 1,5 L) selama 3 hari. Ekstrak panjang gelombang 376 nm. Data spektrum infra
yang diperoleh di pekatkan dengan penguap merah, dapat dilihat pada Tabel 1.
putar vakum pada suhu 40° C, kemudian ekstrak Dari data spektrum FTIR pada frekuensi
dikeringkan pada suhu kamar didapatkan ekstrak 1735,62 cm-1 menunjukkan adanya gugus -C=O.
kental berwarna hijau kehitaman sebanyak 12,3 g Selain adanya gugus karbonil, dari data spectrum
dengan nilai rendemen 0,49 % dari berat serbuk FTIR terlihat puncak pada daerah frekuensi
awal. Sebagian ekstrak dipisahkan dengan metoda 1527,34 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus
kromatografi kolom cepat menggunakan silika –C=C-, puncak pada frekuensi 2992,98 cm-1
gel 60GF254 dengan n-heksana-toluena (1:9, 9:1 menunjukkan adanya alkana pada isolat A.
dan 7:3), toluena-etil asetat (9:1, 8:2, dan 7:3), Pada isolat B yang berupa kristal hablur
n-heksana-etilasetat (8:2 dan 7:3). diperoleh 196 berwarna putih, memiliki titik lebur 60-62
fraksi. Pada pemisahan dengan menggunakan ºC dan analisa pada spetrometer UV tidak
kromatografi kolom cepat diperoleh 196 fraksi. memberikan serapan, hal ini dikarenakan isolat
Hasil pemurnian dari fraksi-fraksi diperoleh B tidak memiliki gugus kromofor sehingga tidak
fraksi-fraksi yang diperoleh diidentiikasi dengan memberikan serapan pada daerah UV-Vis. dan
kromatografi lapis tipis dengan lempeng silika gel data spektrum massa dapat dilihat pada Tabel
GF254 dan fraksi yang memiliki bercak yang sama 1. Dari data spektrum FTIR isolat B, terlihat
digabungkan, fraksi-fraksi yang masih memiliki adanya puncak pada frekuensi 1465,35 cm-1 yang
lebih dari satu bercak di murnikan kembali menunjukan adanya gugus -CH2, adanya gugus
dengan kromatografi kolom. Gabungan fraksi karbonil (-C=O) pada pita serapan di daerah
9-17, diperoleh isolat A, dengan nilai Rf 0,60 dan 1736,90 cm-1, adanya gugus -C-O- dapat terlihat
fraksi 18-21 dimurnikan kembali dengan eluen pada pita serapan di frekuensi 1171,75 cm-1, dan
n-heksana:toluena diperoleh isolat B dengan nilai pita serapan yang muncul pada 2846,41 cm-1
Rf 0,52. Gabungan fraksi 136-137 dimurnikan menunjukka adanya alkana dari data spektrum
dengan kromatografi kolom menggunakan fase FTIR.
diam Sephadex L-20 dan sebagai fase gerak Isolat C yang diperoleh dari proses isolasi

Volume 3, No. 1, Desember 2010 57


Atiek Soemiati, Dwi Astuti, Berna Elya

berbentuk kristal jarum yang tidak berwarna Dari data spektrum FTIR, dapat terlihat
dengan titik lebur 94°-96°C dan analisa pada adanya pita serapan pada 1025,94 cm-1 yang
spektrometer UV memberikan serapan pada menunjukan adanya gugus -C-O-. Pita serapan
panjang gelombang 203 nm, 228 nm dan 278,60 didaerah 2931,26 cm-1 menunjukan bahwa isolat
nm. Data spektrum FTIR dapat dilihat pada Tabel C mengandung alkana, dan pita serapan di 1643
1. cm-1 menunjukan adanya senyawa –C=C- pada
isolat C.
Tabel 1. Data Spektroskopik Identifikasi Isolat
Isolat A Isolat B Isolat C
Spektrometer UV-Vis Λ = 376 - Λ= 203; 228;278,60
1527; 1735,62 1171,75; 1465,35
1025,94; 1643;
Spektrometer IR (cm-1) 2838,70; 2992,98 2846,41; 1736,90
2931,26
3347,81 2923,55
Spektrometer Massa BM = 278 BM = 418 BM = 418

KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan hasil penelitian yang Terimakasih Kepada Badan Pengawas
dilakukan terhadap herba Meniran (Phyllanthus Obat Dan Makanan atas kerjasamanya dengan
niruri L.) dari Pakisaji Jawa Timur dapat diambil Universitas Indonesia khususnya Departemen
kesimpulan sebagai berikut : Farmasi FMIPA-UI dan telah membiayai
1. Ekstrak n-heksana herba meniran penelitian ini.
mengandung 3 isolat murni yaitu isolat A
dan isolat B berupa kristal hablur berwarna DAFTAR PUSTAKA
putih dan isolat C berupa kristal jarum Dzulkarnain, B. 1995. Tinjauan Hasil Penelitian
tidak berwarna. Tanaman Obat di Berbagai Institusi. Jilid
2. Berdasarkan data spektrum FTIR II. Pusat Penelitian dan Pengembangan
menunjukan bahwa isolat-isolat dari Farmasi Departemen Kesehatan Republik
ekstrak n-heksana herba meniran Indonesia. Jakarta. h 50-52
mengandung gugus fungsi -C=C-, -C=O, dan Lestariana, W. 1977. Pengaruh Ekstrak–Heksan
alkana, dengan titik lebur 60°-62°C serta Herba Meniran (Phyllanthus niuri.L)
berat molekul 278 pada isolat A. Isolat B Terhadap Efek Toksik Aflatoksin B1 Pada
mengandung Hati Tikus (Rattus norvegicus). Berkala Ilmu
3. gugus fungsi alkana, -C=O, -C-O-, -CH2, titik Kedokteran. 29 (2); 61-67
lebur 60°-62°C dengan berat molekul 418. Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea J.K. 1994.
Isolat C mengandung gugus fungsi -C-O-, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III),
-C=C-, dan alkana dengan titik lebur 94°- Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
96°C dan berat molekul sebesar 418. Jakarta. h 207-208

58 Volume 3, No. 1, Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai