Disusun oleh :
NIM : 202211101083
A. MARKETING
Merupakan bagian dalam suatu industri farmasi yang bertugas dalam penyusunan forecast
yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan suatu perencanaan
produksi serta penyusunan Rencana Anggaran Belanja Perusahan (RABP). Forecasting
merupakan suatu metode untuk melakukan perencanaan seetra pengendalian produksi yang
efisien dan efektif. Kegiatan forecasting dilakukan dengan memperkirarakan permintaan serta
melihat data penggunaan produk agar produk dapat diproduksi dalam jumlah yang tepat
sesuai dengan permintan pasar. Adapun pola data produk dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1. Data berpola konstan adalah ketika data berfluktuatif di sekitar rata-rata secara stabil
dan memiliki jangka waktu pendek atau menengah
2. Data berpola trend adalah ketika data memiliki kecenderungan baik itu meningkat
maupun menurun dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh adanya perubahan
pendapatan, bertambahnya populasi serta pengaruh budaya
3. Data berpola musiman adalah ketika polanya bergerak secara berulang teratur setiap
periode tertentu yang dapat disebabkan karena faktor cuaca atau faktor yang dibuat
manusia
Selain itu, PPIC memiliki tanggung jawab terhadap perencanaan suatu produksi,
pengendalian persediaan dan melakukan kegiatan ekspor dan impor.
C. PRODUKSI
Bagian produksi dalam suatu indutsri farmasi merupakan bagian yang bertanggung
jawab dalam seluruh kegiatan produksi suatu produk. Adapun tanggungjawab bagian
produksi dala industri farmasi adalah:
1. Memastikan bahwa obat yang diproduksi dan disimpan telah sesuai dengan prosedur
dan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan
2. Memastikan bahwa catatan produksi telah dievalusi dan telah dicatat dengan benar
3. Memastikan pelaksanaan kualifikasi dan pemeliharaan bangunan, fasilitas serta
peralatan bagian produksi
4. Memastikan bahwa personel telah mendapatkan pelatihan dan diterapkan sesuai
dengan kebutuhan produksi
D. PURCHASING
Bagian dalam suatu industri farmasi lainnya adalah departemen purchasing. Merupakan
suatu departemen yang bertanggung jawab dalam melakukan pemberlian dan jasa yang
dibutuhkan untuk keperluan operasional perusahaan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan proses pembelian adalah:
- Kualitas bahan yang dipesan yang diketahui dari Certificate of Analysis (CoA)
- Kontinuitas atau kesanggupan supplier dalam menyuplai barang yang berkualitas
secara terus-menerus
- Ketepatan waktu pengiriman
- Supplier yang sudah terkualifikasi
- Harga yang ekonomis dan kemudahan dalam pembayaran
Adapun departemen purchasing mengklasifikasikan barang menjadi 2, yaitu:
Barang inventory : adalah barang-barang yang berhubungan langsung dengan
produk yang kan diproduksi seperti active material, raw material dan bahan
pengemas primer
Barang non-inventory : adalah barang-barang yang tidak berhubungan secara
langsung dengan produk, namun digunakan untuk menunjang kegiatan produksi
seperti masker, seragam, timbangan, dll.
Departemen purchasing memiliki tugas diantara lain:
1. Merancang hubungan yang baik dengan supplier
2. Melakukan seleksi pemilihan supplier
3. Melakukan pendataan barang dan pendataan supplier
4. Melakukan pembelian
5. Mengevaluasi kinerja supplier
Dalam melakukan pembelian barang, departemen purhasing dapat melakukan pembelian
melalui 3 cara pembelian, yaitu:
a. Pengadaan langsung : pengadaan barang atau jasa yang dapat dilakukan secara
langsung di lokasi pembelian tanpa dipersyaratkan melalui proses seleksi supplier
sebelumnya
b. Penunjukan langsung : pengadaan yang dilakukan melalui supplier tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya melalui proses seleksi
Proses tender : pengadaan yang dilaukan oleh tim pengadaan dengan anggota
lintas fungsi atau lintas bagian
Alur proses pembelian seperti pada gambar di bawah ini:
E. PERGUDANGAN
Gudang merupakan sarana pendukung dalam kegiatan produksi dan operasi industri
farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang
belum didistribusikan. Selain itu, gudang juga memiliki fungsi untuk melindungi bahan dan
obat dari pengaruh luar sehingga terhindar dari kerusakan. Adapun sebagai sarana
penyimpanan, gudang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, diantaranya:
1. Memiliki prosedur tetap (protap) yang berfungsi dalam mengatur tata cara kerja bagian
pergudangan, mencakup tentang tata cara penerimaan bahan, penyimpanan dan distribusi
bahan atau produk
2. Memiliki ukuran yang cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan
kering, memiliki suhu yang sesauai dengan persyaratan serta bersih dan teratur
3. Memiliki tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar atau
mudah meledak, seperti alkohol dan pelarut organik lainnya
4. Memiliki tempat khusus untuk menyimpan produk atau bahan dengan status “karantina”
dan “ditolak”
5. Memiliki tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas
ruangan sama seperti ruang produksi (grey room)
6. Memiliki sistem pengeluaran bahan dengan prinsip First In First Out (FIFO) atau First
Expired First Out (FEFO)
Dalam menentukan besarnya kapasitas gudang, hal yang harus diperhatikan adalah:
- Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode tertentu yang sudah ditentukan
- Besarnya sediaan pengaman yang ditentukan
- Variasi lead time
- Fluktuasi pemakaian
DAFTAR PUSTAKA
Penjualan, P., Forecasting, S., Bahan-bahan, M., Management, M., Produksi, P., Planning, P.,
Persediaan, P., Control, I., Justtime, S., & Bahan, P. (n.d.). Industri Farmasi.