Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

“MANAJEMEN INVENTORY DIFASILITAS PRODUKSI”

DISUSUN OLEH

NAMA : MA’RIFATUL SERIN AULIA

NIM : G70119012

KELAS : A

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO
MANAJEMEN INVENTORY DI FASILITAS PRODUKSI

- Fasilitas produksi adalah tempat pembuatan sediaan obat, atau di industri


farmasi/ pabrik obat dan industri obat tradisional, indusrti bahan baku obat
intinya disarana pembuatan sediaan farmasi.
- Fasilitas distribusi merujuk pada tempat mendistribusikan obat dari produsen
ke konsumen /PBF atau instalasi farmasi milik daerah.
- Fasilitas pelayanan adalah sarana pelayanan kefarmasian ke masyarakat atau
pasien yaitu di apotek, puskesmas, rumah sakit dan toko obat.

A. Inventory control di industry dilakukan untuk :


1. Mengatasi ketidakpastian permintaan, jadi perbekalan yang ada di
industri farmasi harus dikendalikan karena kemungkinan akan terjadi
ketidakpastian permintaan oleh pasar, kelonjakan permintaan dan
penurunan permintaan.
2. Mengatasi ketidakpastian pasokan dari supplier, jadi di industri bahan-
bahan yang digunakan untuk produksi sediaan farmasi misalnya di
supplier dari suplei atau pemasok dimana pada pemasok ini mungkin
terjadi penurunan produksi bahan bakunya seperti jumlah yang
berkurang atau harga yang naik dan bisa juga dengan supplier yang
lambat mengirim barang karena faktor cuaca dan lain-lain.
3. Ketidakpastian tenggang waktu (lead time) waktu pemesanan, ketika
sudah memiliki kontak supplier untuk melakukan pesanan maka akan
tertulis berapa lama tenggang waktu dari waktu pemesanan sampai
barang datang.

B. Inventory diindustri meliputi :


1. Raw materials artinya bahan baku / bahan mentah atau bahan yang akan
digunakan untuk proses produksi . inventory adalah semua bahan yang
digunakan untuk proses produksi.
2. Packaging material atau bahan pengemas terbagi menjadi 3 yaitu ;
pengemas primer adalah pengemas yang dilakukan bersentuhan dengan
barang, pengemas sekunder adalah pengemas yang membungkus
pengemas primer dan pengemas perifer adalah pengemas yang
membungkus pengemas sekunder.
3. Fineshed product atau bahan jadi/obat jadi adalah bahan yang sudah siap
untuk didistribusikan dan tinggal menunggu proses pengemasan.
4. Work in proses / barang setengah jadi adalah barang yang masih dalam 1
tahap lagi untuk di distribusi.

Tujuan diadakan persediaan di industri farmasi yaitu :

1. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan


2. Memperlancar proses produksi
3. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan
atau stock out.
4. Menghadapi ketika terjadinya fluktuasi harga.

C. Biaya persediaan (invertory cost) meliputi :


1. Order cost adalah biaya pemesanan yaitu biaya yang di kaitkan dengan
usaha untuk mendapatkan bahan dari luar. Biaya pemesanan biasa
berupa biaya material, biaya prangko, biaya telephone, biaya transportasi,
biaya untuk mengetes, biaya faktur, biaya menulis pemesanan, dan biaya
dalam memproses. Sifatnya semakin besar frekuensi pembelian maka
semakin besar biaya pemesananya.
2. Carrying cost atau holding cost adalah biaya penyimpanan terhadap tiga
komponen didalamnya yaitu ; biaya modal meliputi komponen cost/biaya
modal yang diinvestasikan kedalam pemesanan, biaya simpan meliputi
sewa gudang, perawatan gudang, atau perawatan tempat penyimpanan,
perbaikan bangunan, uang listrik, uang gaji karyawan, satpam, pajak atas
persediaan pajak dan asuransi peralatan, biaya resiko meliputi biaya
barang yang usang/rusak secara fisik dan barang yang hilang. Sifatnya
semakin besar frekuensi biaya pembelan maka semakin kecil biaya
penyimpanan.
3. Stock out cost adalah biaya ketika terjadi kekurangan persediaan terjadi
apabila persediaan tidak tersedia digudang ketika dibutuhkan untuk
diprosduksi. Misalnya biaya penjualan atau permintaan yang hilang, biaya
ekspedisi khusus,biaya penangana khusus, biaya penjadwalan kembali,
biaya penundaan dan biaya bahan penyimpanan.
4. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas terjadi karena perubahan dalam
kapasitas produksi yang diperlukan untuk memenuhi fluktuasi pasar atau
fluktuasi permintaan. Berupa biaya kerja lembur karyawan dan biaya
pelatihan tenaga kerja baru.
5. Biaya barang atau bahan itu sendiri adalah harga yang harus dibayar atas
item yang dibeli. Biaya ini dipengaruhi oleh besarnya diskon. Seperti
biaya bahan baku untuk mempertahankan biaya menjadi optimal dengan
cara menentukan kapan harus dilakukannya pemesanan barang-barang
tersebut serta jumlah barang yang akan dipesan.

1. Reorder point (ROP) APPROACH yang dikehendaki adalah jumlah


persediaan yang tetap setiap kali melakukan pemesanan atau pemesanan
kembali. Pendekatan ROP dapat terjadi resiko stock out jika jumlah
permintaan selama lead time melebihi jumlah persediaan yang ada.
2. Periodict review APPROACH adalah metode yang digunakan dimana jarak
waktu antara dua pesanan adalah tetap. Digunakan untuk meredam
fluktuasi permintaan selama berlangsungnya proses lead time dan jumlah
pesanan tergantung pada stok akhir.
3. Material requirement planning (MRP) APPROACH. Metode ini hanya
cocok digunakan untuk jumlah permintaan yang konstan. MRP merupaka
sistem yang dirancang secara khusus untuk situasi permintaan yang
bergelombang.
Tujuannya :
a. Menjamin persediaan material, item atau komponen pada saat
dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi dan menjamin
tersediannya produk jadi bagi konsumen.
b. Untuk menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
c. Merencanakan aktivitas pengiriman penjadwalan dan pembelian.

Keunggulan :
a. Bisa memberikan kemampuan untuk menciptakan harga yang lebih
kompetitif.
b. Dapat mengurangi harga jual
c. Dapat mengurangi persediaan
d. Layanan yang lebih baik kepada pelanggan
e. Respon yang lebih baik terhadap tuntutan pasar
f. Kemampuan skadjule master
g. Mengurangi biaya set up dan waktu mengganggur

Kegagalan :

a. Kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam


mengimplementasikan MRP itu sendiri
b. MRP dipandang sebagai sebuah sistem yang terpisah dari sistem lain
sehingga lebih dipandang sebagai sistem yang berdiri sendiri dalam
menjalankan oprasi perusahaan dari pada sebagai suatu sistem yang
terkait pada sistem lain dalam perusahaan atau suatu bagian dari
keseluruhan sistem perusahaan.
c. Mencoba menggabungkan metode MRP dengan JIT tanpa memahami
betul karakteristik kedua pendekatan tersebut.
d. Membutuhkan akuisasi oprasi
e. Kesulitan dalam membuat jadwal yang rinci.

JUST IN TIME (JIT) artinya memesan ketika dibutuhkan. Didalam metode JIT dilakukan
eliminasi biaya penyimpanan dan biaya transportasi sekaligus mengakibatkan
penurunan biaya tingkat toleransi terhadap tingkat kesalahan prodak. Sistem JIT adalah
usaha-usaha untuk menuadakan pemborosan dengan segala bidang produksi seperti
uang, bahan baku, suku cadang ataupun komponen waktu produksi dan sebagainnya.

Analisis pareto atau konsep ABC (always better control) adalah metode dalam infentori
manajemen untuk mengendalikan sejumlah kecil barang tetapi mempunyai nilai
investasi yang tinggi dikenal dengan hukum pareto ‘mengatakan bahwa setiap
kelompok selalu memiliki presentase terendah yang bernilai atau memiliki dampak
besar.
D. Pengendalian (purchesing/procurement). Biaya pengadaan termasuk biaya
awal (statting material) yang terdiri dari bahan baku, baik aktif maupun
bahan pengemas.
E. Kegiatan pembelian (purchasing) meliputi:
1. Melakukan pemilihan supplier : melakukan nego harga, menentukan
waktu pembayaran dan jadwal pengiriman barang serta penerbit surat
pesanan.
2. Melakukan pemantauan pengiriman
3. Menjembatani amtara supplier dengan bagian intervait dalam bagian
perusahaan
4. Mencari prodak atau material dan supplier baru yang dapat memberikan
kontribusi dan keuntungan bagi perusahaan
F. Sistem perusahaan
1. Open purchase order adalah pembelian yang dilakukan dalam jumlah
yang kecil. Nilai investasi yang kecil, frekuensi tinggi, untuk material yang
mudah didapatkan, supplier cukup banyak dan kebutuhan fluktuatif.
2. Blanket purchase order dilakukan jika jumlah besar secara total, harga
yang tetap, jangka waktu yang panjang dan untuk material yang nilainya
cukup tinggi.
G. Pergudangan (warehousing).
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi
produksi farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan
kemas, obat jadi yang belum di distribusikan dan juga melindungi bahan
baku dari pengaruh luar dan binatang dan untuk melindungi obat dari
kerusakan.

Sasaran pengelolaan gudang


1. Fasilitas
2. Tenaga kerja
3. Barang

Syarat gudang :

1. Ada protap
2. Sesuai dengan persyaratan
3. Tersedia tempat khusus
4. Sistem pengeluaran dengan prinsip FIFO (first in first out) atau FEFO
(first expaired first out.

Anda mungkin juga menyukai