A. PENDAHULUAN
Persediaan merupakan salah satu komponen aset yang dinilai mahal oleh beberapa
perusahaan, karena dapat mencapai 50% dari total investasi modal. Fungsi persediaan pada kegiatan
operasional sebagai berikut :
Dalam menentukan jumlah persediaan, perusahaan perlu mengetahui inventory record yaitu informasi
jumlah persediaan yang saat ini ada di gudang (on-hand inventory) dan skedul penerimaan barang
(schedule receipt). Dalam rutinitas operasional seorang manajer dapat melakukan metode pencatatan
persediaan (tracking method) dengan cara berikut ini :
1. Memberikan tanggung jawab kepada karyawan tertentu untuk mencatat persediaan awal dan
persediaan akhir setiap shift kerja maupun harian.
2. Menyediakan kartu persediaan pada setiap item produk.
3. Melakukan pencatatan berkala (mingguan atau bulanan).
4. Menggunakan sistem komputerisasi untuk mencatat persediaan setiap transaksi penjualan.
1. Menjaga independensi operasi. Dengan adanya ketersediaan bahan baku pada pusat kerja
memungkinkan fleksibilitas operasi dari pusat tersebut, sehingga mengurangi biaya set-up
setiap dilakukan set-up produksi yang baru.
2. Untuk menjaga variasi/fluktuasi permintaan produk. Oleh karena, dalam banyak hal,
permintaan tidak dapat diperkiraan dengan sangat tepat, maka untuk dapat mengantisipasinya
diperlukan adanya persediaan pengamanan (safety/buffer stock).
3. Memungkinkan fleksibilitas dalam pembuatan skedul produksi. Dengan adanya persediaan
perusahaan dapat menentukan jadual produksi sesuai permintaan sekalipun lead time bahan
lama.
4. Memberikan kemanan terhadap variasi waktu pengantaran bahan. Waktu datangnya pesanan
bisa saja tertunda yang penyebabnya banyak misalnya adanya kecelakaan, kemacetan lalu
lintas, pemogokan atau bencana alam dll. Dengan adanya persediaan perusahaan dapat
meminimalisasi pengaruh keterlambatan tersebut terhadap kelancaran operasi.
5. Mendapatkan keuntungan ekonomis dari jumlah pembelian yang lebih besar. Misalnya adnya
diskon/potongan harga untuk pembelian dengan jumlah besar tertentu.
1. Kesulitan memprediksi tingkat penjualan dan waktu produksi secara akurat (fluctuation
inventory).
2. Beberapa item barang memiliki permintaan yang bersifat seasonal (anticipation inventory)
3. Mendapatkan manfaat dari economic of scale dalam produksi dan pembelian (lot size
inventory).
4. Jarak dan waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang sehubungan dengan proses transit
dalam sistem logistik. untuk sejumlah besar persediaan (pipe-line inventory).
5. Keterlambatan kedatangan bahan baku yang dipesan dapat mengakibatkan terhentinya
pelaksanaan produksi.
Perusahaan dapat saja menyelenggarakan persediaan dalam jumlah yang besar, namun demikian
persediaan yang besar tidak selalu menguntungkan perusahaan. Beberapa kerugian sehubungan
dengan penyelenggaraan persediaan dalam jumlah besar antara lain:
Untuk menghindari penyelenggaraan persediaan yang terlalu besar maupun yang terlalu kecil,
berikut ini beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menyelenggarakan
persediaan:
Penjelasan:
- Independent Demand adalah permintaan yang tidak dipengaruhi oleh operasi perusahaan
melainkan dipengaruhi oleh pasar
- Dependent Demand adalah permintaan yang terkait dengan permintaan item lain.
- Deterministic Demand adalah permintaan yang relatif tidak berfluktuasi sehingga dapat
diramalkan secara akurat.
- Stochastic Demand adalah permintaan yang fluktuasi dan variabilitasnya sangat tinggi
sehingga sulit diramalkan.
- Static demand adalah permintaan yang tidak berfluktuasi dari waktu ke waktu.
- Dynamic Demand adalah jumlah permintaan yang senantiasa bervariasi dari waktu ke waktu.
- Lead Time adalah jangka waktu antara saat pemesanan dengan saat barang datang dan
diterima.
- Stock-out adalah kehabisan persediaan
Economic Order Quantity (EOQ) menunjukkan jumlah unit yang dipesan setiap kali
pesan (lot size) yang akan menimbulkan total biaya persediaan minimal (Economic Order
Quantity). Metode EOQ diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan
masalah tingginya biaya persediaan yang harus di tanggung perusahaan.
1. Tingkat permintaan (Demand rate) produk bersifat konstan setiap periode (bulanan arau
tahunan) dan dapat ditentukan dengan pasti.
2. Hanya terdapat dua jenis biaya yang relevan yang terkait dengan biaya persediaan, yaitu
biaya pesan dan biaya simpan.
3. Keputusan untuk pengadaan setiap jenis produk bersifat independen.
4. Waktu tunggu pengiriman dari pemasok dapat ditentukan dengan pasti.
5. Tidak ada permasalahan (no constraint ) terhadap jumlah unit setiap lot pesanan.
C. METODE PENENTUAN BIAYA PERSEDIAAN
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengelolaan persediaan independen dilakukan dengan
pendekatan perilaku biaya. Biaya yang timbul sebagai akibat dari aktifitas pengelolaan
persediaan independen yaitu :
1. Biaya Pesan (Ordering Cost/Set-Up Cost)
Menunjukan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya organisasi untuk
mendatangkan produk. Apabila kebutuhan akan produk dalan satu tahun adalah sebesar
D, sedangkan jumlah unit dipesan maupun disimpan adalah sebesar Q, sedangkan tarif
biaya pesan per pesan adalah S, dan tarif biaya simpan per unit adalah H, maka rumusnya
: BIAYA PESAN: [D/Q] S
2. Biaya Simpan (Holding Cost)
Menunjukan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya organisasi untuk
melindungi,menjaga, dan mengelola produk yang disimpan agar tidak berkurang nilainya.
BIAYA SIMPAN: [Q/2] H
3. Total Biaya Persediaan
Merupakan penjumlahan antara total biaya simpan dan total biaya pesan.
TOTAL BIAYA PERSEDIAAN : {[D/Q] S } + {[Q/2] H}
Hubungan antara biaya simpan, biaya pesan dan total biaya persediaan dapat dilihat pada
gambar berikut :
Berdasarkan ganbar diatas, maka dapat diketahui bahwa :
1. Biaya pesan akan semakin besar apabila jumlah unit dipesan setiap kali pesan semakin
sedikit. Demikian pula.
2. Biaya simpan akan semakin bear apabila jumlah unit disimpan semakin besar pula.
Demikian pula sebaliknya.
3. Total biaya persediaan ditunjukan oleh perpotongan antara baiaya simpan dan biaya
pesan. Pada saat biaya simpan = biaya pesan, nilai kuantitas yang dipesan (Q) kan
meminimalkan total biaya persediaan.
Sebuah Musim nasional beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk membuka counter
souvenir bagi pengunjung nya. Penjualan souvenir per minggu adalah 18 unit. Counter
tersebut buka selama 52 minggu dalam setahun. Pemasok souvenir menetapkan harga
sebesar $60 per unit. Biaya pesan souvenir ke pemasok sebesar $45 per pesan. Biaya simpan
ditetapkan sebesar 25% dari harga pembeliaan souvenir per unit.
Pertanyaan :
1. Tentukan jumlah pesanan souvenir per pesan yang akan menimbulkan total biaya
persediaan minimal!
2. Berapa jarak waktu antar pesanya (TBO)?
3. Apabila manajer counter souvenir selama ini menetapkan jumlah order sebesar 390 unit
per order, tepatlah kebijakan manajer tersebut?
Solusi :
1. Kebutuhan souvenir per tahun adalah : (18 unit/minggu) X (52 minggu/tahun)= 936 unit per
tahun.
EOQ :
2 ( 936 ) ( 45)
(15) = 75 Unit
= 562 + 562
= $ 1.124
3. Selama manajer menetapkan order sebesar 390 unit per order, maka :
Total Biaya persediaan : (390/2) 15 + (936/390) 45
= 2.925 + 108
= $3.033
Berdasarkan total biaya persediaan, dapat simpulkan bahwa kebijakan manajer selama ini
untuk order sebesar 390 unit per order adalah SALAH. Karena menimbulkan total biaya
persediaan yang lebih mahal, daripada order sebesar 75 unit per order.
Berdasarkan dengan data pada ilustrasi perhitungan (A), karena terjalin hubungan bisnis yang
baik antara pemasok souvenir dengan counter souvenir , pemasok souvenir bersedia
memberikan potongan harga kepada counter souvenir, apabila sejumlah souvenir dipesan.
Rincian potongan harga tersebut sebagai berikut:
0-299 $60.00
300-499 $58.80
Dalam hal ini pemasok bersedia menurunkan harga per unit dari $60 ke $58.80, apabila
counter souvenir memesan antara 300 s.d 499 unit souvenir. Apabila kurang dari itu, pemasok
tidak bersedia memberikan potongan harga. Demikian pula apabila counter souvenir order
sebesar lebih dari 500 unit souvenir, maka pemasok bersedia memberikan harga yang lebih
murah lagi, yaitu $57.00 per unitnya.
Pertanyaan :
Berapa unit souvenir sebaiknya di order agar menimbuilkan total biaya persediaan minimal.
Karena pemasok memberikan harga pembeliaan yang berbeda-beda, maka formula total biaya
persediaan semula mengalami penyesuaian, yaitu mempertimbangkan nilai perolehan produk
selain biaya pesan dan biaya simpan.
Solusi :
Untuk menjawab kasus tersebut, dihitung EOQ berturut-turut dari harga termurah, sampai
dengan termahal.
Untuk memilih Jumlah order yang tepat, dilihat total biaya persediaanya :
E. Efek Perubahan Permintaan, Biaya Pesan, dan Biaya Simpan Dalam Menentukan EOQ
Kenaikan biaya simpan akan menurunkan jumlah kuantitas yang dipesan per pengadaan (EOQ),
demikian pula sebaliknya. Dengan demikian sebaiknya perusahaan melakukan pesanan dengan
kuantitas (EOQ) yang besar agar diharapkan biaya simpan per unitnya menurun.
Bahan mentah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Oleh karena itu,
penyediaan bahan mentah yang tepat, baik dalam arti jumlah maupun waktu, akan sangat mendukung
kelancaran proses produksi. Persediaan bahan yang minim memungkinkan terjadinya kekurangan
bahan. Kekurangan bahan mentah yang tersedia (stock-out) dapat berakibat terhentinya proses
produksi karena kehabisan bahan untuk diproses. Namun, dilihat dari sisi positif, jumlah persediaan
bahan yang rendah dapat menghemat biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan adanya
persediaan dan dapat mengurangi risiko kerusakan bahan akibat terlalu lama disimpan. Di sisi lain,
persediaan bahan mentah yang terlalu besar jumlahnya (over-stock) memang dapat menjamin
kelancaran proses produksi karena bahan senantiasa tersedia dalam jumlah yang cukup, namun bila
dilihat dari segi finansial, persediaan bahan yang terlalu besar akan meningkatkan biaya persediaan
dan risiko kerusakan.
Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan di dalam berproduksi selama satu tahun dapat
diperhitungkan dari rencana hasil produksi yang akan dihasilkan dengan kebutuhan bahan mentah
untuk satu satuan barang jadi. Setelah diketahui jumlah kebutuhan bahan mentah, maka perlu
direncanakan juga mengenai cara pembeliannya atau cara penyediaannya. Dalam hal cara
penyediaan/pembelian pada garis besarnya terdapat dua alternatif yaitu:
1. Dibeli sekaligus jumlah seluruh kebutuhan, dan kemudian disimpan di gudang, sehingga setiap
kali ada kebutuhan tinggal mengambil di gudang. Cara ini lebih menjamin kelancaran proses
produksi, dalam artian bahwa bahan mentah untuk keperluan proses produksi telah tersedia
dalam jumlah besar. Namun demikian, di sisi lain, cara ini membawa konsekuensi bahwa
perusahaan harus menanggung biaya persediaan atau paling tidak biaya penyimpanan yang
tinggi.
2. Alternatif yang kedua ialah berusaha memenuhi kebutuhan bahan mentah untuk keperluan
proses produksi dengan membeli dalam jumlah yang relatif kecil dalam setiap kali pembelian
dengan frekuensi pembelian yang lebih sering. Cara ini akan membawa kemungkinan
terlambatnya bahan mentah. Apabila keterlambatan penyediaan bahan mentah terjadi, maka
proses produksi dapat terganggu. Sedangkan keuntungan dari cara kedua ini ialah bahwa
perusahaan tidak perlu menanggung biaya penyimpanan bahan mentah yang terlalu besar.
Dalam hal ini biaya penyimpanan dibebankan pada leveransir bahan mentah.
Dari dua cara ekstrim tersebut, manajemen berusaha untuk menentukan kebijaksanaan
penyediaan bahan baku yang optimal dalam arti dapat menjamin kelancaran proses produksi dan biaya
yang ditanggung ada pada tingkat minimal. Untuk keperluan tersebut biasanya digunakan metode yang
disebut metode Economic Order Quantity (EOQ).
Pengertian EOQ adalah volume pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap
kali pembelian. Secara matemastis dinyatakan sebagai berikut:
dimana
Analisis sensitivitas dalam model EOQ memiliki arti penting bagi manajemen, karena
bagaimanapun hasil perhitungan EOQ bukan merupakan keputusan akhir. Apa yang ditunjukkan oleh
model EOQ merupakan masukan bagi manajemen dalam membangun keputusan akhir kebijaksanaan
persediaan. Sekalipun EOQ merekomendasikan suatu jumlah pembelian yang ekonomis dalam setiap
kali pemesanan, namun EOQ bisa jadi belum mempertimbangkan seluruh aspek situasi persediaan.
Karenanya pula, pengambil keputusan harus memiliki kebebasan untuk memodifikasi jumlah
pembelian yang direkomendasi oleh EOQ untuk dapat memenuhi kekhasan lingkungan dari situasi
persoalan persediaan yang dihadapi.
Diambilkan contoh misalnya, hasil perhitungan EOQ, dan selanjutnya ditemukan cycle time 9,6 hari.
Angka 9,6 hari di sini adalah angka matematis, dalam realitasnya sangaat sulit untuk dipenuhi, maka
dilakukan pembulatan menjadi 10 hari atau 9 hari. Pembulatan angka cycle time ini akan memberikan
akibat pada perubahan jumlah yang dibeli untuk setiap kali pemesanan (Q). Oleh karena Q berubah,
maka TIC-nya juga akan berubah. Untuk memilih apakah cycle time dibulatkan menjadi 9 hari atau 10
hari, harus dilihat pada dampaknya terhadap TIC.
1. Penggunaan bahan dalam proses produksi lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya
sehubungan dengan sifat permintaan yang stochastic, sehingga persediaan telah habis
sebelum pembelian atau pesanan yang berikutnya datang.
2. Pesanan/pembelian bahan tidak datang tepat pada waktunya atau lead time ternyata tidak
tetap.