Anda di halaman 1dari 17

MODUL 5

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Oleh :
1. Wulan Suci Ramadani (042021782)
2. Indah Yuni Wahyuningsih (042021854)
KB 1 Model Persediaan Independen
Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan investasi utama yang jumlahnya besar bagi perusahaan karena fungsi
persediaan pada umumnya untuk berjaga-jaga. Setiap tahapan dalam proses produksi pada umumnya
memiliki persediaan, seperti persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, dan persediaan
produk akhir.

Secara garis besar persediaan, ada dua model persediaan yaitu :


1) Persediaan independen merupakan pengadaan persediaan bahan baku yang kuantitasnya tidak
dipengaruhi oleh kebutuhan produk atau komponen lain. oleh karena itu, pengadaannya
ditentukan berdasarkan hasil peramalan (forecasting).
2) Persediaan dependen merupakan pengadaan persediaan bahan baku dan komponen yang
dipengaruhi oleh kebutuhan produk dan komponen lain. Oleh karena itu, pengadaan ditentukan
berdasarkan permintaan pelanggan, baik eksternal (pengguna) maupun internal (proses
selanjutnya).
Menurut Russell dan Taylor (2011), perusahaan menggunakan pesediaan untuk berbagai alasan,
yaitu :
o Memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan produk akhir atau barang jadi, khususnya
untuk bisnis eceran. Dikarenakan permintaan pelanggan bersifat tidak pasti, perusahaan
perlu menyediakan persediaan untuk mengantisipasi variasi permintaan pelanggan tersebut.
o perusahaan sering kali membeli bahan baku dalam jumlah besar karena manfaat diskon
kuantitas yang dijanjikan oleh pemasok. Hal ini semakin banyak kuantitas bahan baku yang
dibeli dari pemasok, dan membuat perusahaan akan mendapatkan potongan harga bahan
baku pada setiap unitnya.
o Kepemilikan persediaan dalam jumlah besar adalah tingginya biaya pemesanan atau biaya
pengiriman untuk satu kali melakukan pesanan atau satu kali pengiriman.
Selanjutnya, menurut Haizer dan Render (2014), persediaan memiliki beberapa fungsi, yaitu
:
1) Memisahkan proses produksi dari pemasok dalam kondisi pasokan berlebih.
2) Memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan produk yang dapat
memenuhi keinginan pelanggan.
3) Memanfaatkan potongan harga karena membeli bahan baku dalam jumlah banyak.
4) Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.
Persediaan juga memiliki beberapa jenis sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku telah dibeli, tetapi segera diproses.
2. Persedian dalam proses atau barang setengah jadi merupakan komponen atau bahan
baku yang masih menjalani berbagai perubahan, tetapi belum selesai.
3. Persediaan produk jadi, yaitu produk yang telah selesai diproses dan siap untuk dikirim.
Ada dua jenis pengelolaan persedian, yaitu :
1. Permintaan independen
Yang dimaksud dengan permintaan ini adalah permintaan terhadap satu produk yang
tidak dipengaruhi oleh permintaan produk lain. Kondisi ini terjadi apabila produk yang
dihasilkan hanya membutuhkan satu jenis bahan baku atau model persediaan produk
akhir atau barang jadi.
2. Permintaan dependen
Merupakan permintaan terhadap satu jenis bahan atau komponen yang dipengaruhi oleh
permintaan bahan atau komponen lain. Kondisi ini dapat terjadi pada produk rakitan,
seperti alat elektronik atau kendaraan.

Dan pengelolaan persediaan dapat dilakukan dengan mengelompokkan kebutuhan bahan


baku atau persediaan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang bernilai tinggi, sedang
dan rendah. Semakin tinggi nilai persediaan menunjukkan kebutuhan akan bahan tersebut
paling besar. Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto.
Kebijakan persediaan tidak ada artinya apabila manajemen tidak mengetahui persediaan
apa saja yang dimiliki dan berapa jumlah yang tersedia. Untuk menjamin keakurasian
laporan tersedianya persediaan, perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang
tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman persediaan.
Model-model persediaan
Terdapat berbagai komponen biaya persediaan, yaitu :
1. Biaya simpan (holding cost) merupakan biaya yang digunakan untuk mengelola persediaan,
seperti perawatan barang di gudang, biaya listrik, dan karyawan gudang, dan biaya-biaya lain
yang digunakan untuk menjaga agar persediaan tidak rusak.
2. Biaya pesan (ordering cost) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan
bahan baku yang digunakan, seperti biaya telepon, surat-menyurat, biaya pengiriman, dan
biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk pengadaan pesediaan.
3. Biaya penyiapan (set up cost) merupakan biaya untuk menyiapkan mesin-mesin sebelum
beroperasi untuk memproses pesanan. Biaya ini meliputi waktu dan tenaga yang digunakan
untuk membersikan dan mengubah peralatan. Manajer operasional harus dapat meminimalkan
biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyiapan ini.
4. Biaya karena kehabisan persediaan (shortage cost) merupakan biaya karena kehabisan
persediaan meliputi biaya kehilangan pelanggan atau kerugian karena pelanggan kecewa dan
beralih ke perusahaan lain.
Ada tiga system pengendalian persediaan, yaitu :
1. Persediaan terus-menerus atau perpektual system atau fixed order quantity system adalah pelaporan
jumlah persediaan yang selalu diusahakan konsisten. Apabila persediaan tersebut mendekati habis,
perusahaan akan melakukan pemesanan kembali dalam jumlah yang sama. Hal ini yang disebut dengan
titik pemesanan kembali (reorder point). Sistem persediaan terus-menerus ini juga sering disebut
kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quantity). Keunggulan system ini adalah mudah
pemantauan sehingga manajemen mengetahui status persediaan tersebut.
2. Sistem persediaan periodic atau disebut fixed-time-period system atau periodic review system adalah
persediaan yang ada yang dihitung setiap minggu atau bulan. Dengan kata lain, periode penggunaan
persediaan tersebut konstan. Setelah persediaan ditentukan, perusahaan kemudian akan melakukan
pemesanan. Pemantauan persediaan tidak dilakukan sepanjang waktu, melainkan dilakukan setiap
periode waktu tertentu. Sistem ini lebih tepat digunakan pada bisnis retail, took obat, toko ATK, took
kelontong, dan sebagainya.
3. Sistem klasifikasi ABC adalah metode pengelompokan persediaan ke dalam beberapa kriteria. Dalam
system ini, pemonitoran dilakukan berdasarkan karakteristik masing-masing kelompok. Contohnya,
kelompok A merupakan kelompok persediaan yang sangat dibutuhkan sehingga pengawasan paling
ketat, sedangkan kelompok C merupakan kelompok pesediaan yang kurang dibutuhkan sehingga
pengawasannya pun lebih longgar.
1. Model kuantitas pemesanan dasar
Model kuantitas pemesanan ekonomi (EOQ) merupakan model pemesanan bahan baku atau
material optimal yang miminimalkan biaya persediaan total. Fungsi model ini adalah menentukan
pesanan optimal.
Untuk menerapkan model persediaan ini, ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebgai berikut :
1) Jenis permintaan independen atau tidak dipengaruhi oleh permintaan bahan baku atau
komponen lain.
2) Banyaknya permintaan diketahui dan bersifat konstan.
3) Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dilakukan hingga bahan baku sampai di tangan
pemesan diketahui dan konstan.
4) Penerima bahan baku segera dan secara keseluruhan atau tidak bertahap.
5) Tidak ada pemotongan harga karena membeli dalam jumlah besar.
6) Biaya simpan dan pesan bahan baku diketaui dengan pasti dan konstan.
7) Tidak kehabisan persediaan.
Sasaran model persediaan pada dasarnya adalah meminimalkan biaya total persediaan yang meliputi biaya
simpan dan biaya pesan. Karena permintaan bahan konstan sepanjang waktu, permintaan berbeda dalam
jumlah yang sama.

Berdasarkan gambar diatas manajer operasi bertugas mencari berapa unit optimal yang harus dipesan agar
biaya persediaan minimal. Dengan menggunakan variable-variable berikut ini, kita akan menentukan biaya
simpan dan biaya pesan untuk menentukan Q*.
1. Biaya pesan atau penyiapan per tahun = banyaknya pesanan per tahun x biaya pesan setiap kali
melakukan pesanan

2. Biaya simpan = rata-rata tingkat persediaan x biaya simpan

3. Kuantitas pemesanan optimal didapatkan apabila biaya pesan per tahun sama dengan biaya
simpan per tahun

4. Untuk mendapatkan besarnya Q*, dilakukan penyelesaian terhadap persamaan tersebut


2. Model diskon kuantitas
Model diskon kuantitas pada umumnya diberikan kepada perusahaan yang memesan bahan baku
dalam jumlah besar kepada pemasok. Pada umumnya, pemasok akan memberi harga yang rendah
apabila perusahaan membeli dalam jumlah banyak.
Hal ini mendorong perusahaan untuk harus melakukan pilihan antara biaya produk atau harga bahan
baku dan biaya penyimpanan. Apabila perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah besar, terdapat
pemotongan harga, tetapi perusahaan harus mengeluarkan biaya simpan yang tinggi.

3. Model kuantitas pemesanan produksi


Model ini digunakan apabila bahan baku diproduksi secara simultan dengan pembuatan produk akhir.
Selain itu, model kuantitas pemesanan produksi juga digunakan pada perusahaan yang menerima
bahan baku atau materialnya lebih dari satu periode waktu.
Model kuantitas pemesanan produksi dapat divisualisasikan pada gambar berikut :

Sebagai contoh, permintaan per tahun 1000 unit, biaya penyiapan Rp1000, dan biaya simpan Rp50 per
unit per tahun. Permintaan per hari empat unit dan tingkat produksi per hari delapan unit. Oleh karena
itu, tingkat produksi optimalnya sebesar berikut ini.
4. Model probabilistic
Model probabilistik dinilai sebagai perbaikan atas kondisi yang sulit ditemukan dalam berbagai
praktik. Model ini digunakan apabila permintaan tidak pasti jumlahnya atau tidak konstan. Dalam
kondisi ini, diperlukan persediaan pengaman untuk mencegah atau menghindari terjadinya kehabisan
persediaan. Waktu pemesanan kembali ditentukan dengan rumus berikut :

5. Model simulasi
Model simulasi dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku apabila terdapat
ketidakpastian dalam permintaan, waktu antara, dan waktu pemesanan kembali. Model ini juga
merupakan model persediaan probabilistic karena beberapa variabel yag memengaruhi berupa unit
yang harus disimpan dan dipesan tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya pun bervariasi.
Menurut Henzel dan Render (2014), ada beberapa keunggulan model simulasi:
1. Model simulasi dapat digunakan untuk menganalisis situasi dunia nyata yang luas dan kompleks.
2. Model simulasi bisa dilakukan secara cepat.
3. Dapat memberikan beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada. Namun, ada juga
beberapa kelemahan model simulasi ini membutuhkan waktu yang lama.
4. Setiap individu dapat membuat simulasi secara unik atau berbeda sehingga ada beragam solusi
yang ada.
5. Manajer harus menyusun berbagai kondisi dan hambatan terhadap solusi yang akan diambil.
Metode simulasi yang sering kali digunakan adalah model simulasi Monte Carlo. Lanhkah yang
dilakukan dalam menyusun simulasi Monte Carlo sebagai berikut :
1. Menyusun distribusi probabilitas untuk variable-variable yang penting.
2. Menyusun distribusi probabilitas kumulatif.
3. Menyusun interval angka random.
4. Memiliki angka random.
5. Melakukan simulasi.

Anda mungkin juga menyukai