Nim : 042021782
Prodi : S1 Manajemen
Mata Kuliah : ADBI4211/MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI
Tugas 2
1) Kerugian karena risiko bisa ditentukan dan diukur. Jika kerugian tidak bisa diukur maka
perusahaan asuransi tidak akan bisa membuat kontrak asuransi. Secara teoritis sebagian besar
risiko bisa ditentukan dan diukur, tetapi dalam praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak
semudah yang dibayangkan.
2) Risiko yang mempunyai kemiripan dan banyak. Salah satu persyaratan penting dari sudut
pandang perusahaan asuransi adalah risiko yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka.
Perusahaan asuransi bisa memperkirakan lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip
satu sama lain. Jika hanya satu risiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan asuransi
akan menghadapi ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured).
3) Kerugian harus terjadi karena ketidaksengajaan atau karena kecelakaan. Risiko muncul karena
adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan, maka tidak ada risiko, dan karenanya
tidak akan ada asuransi. Jika seseorang sudah bisa memperkirakan besarnya risiko maka dia tidak
akan membutuhkan asuransi. Kesengajaan merupakan contoh lain dari kepastian. Jika seseorang
sengaja membakar pabriknya untuk memperoleh tanggungan asuransi, maka orang tersebut tidak
menghadapi risiko, karena dia sudah merencanakan tindakannya. Ketidaksengajaan merupakan
persyaratan dari asuransi. Perusahaan asuransi biasanya mengeluarkan kerugian yang disengaja
dalam polis asuransi mereka. Kerugian semacam itu tidak akan ditanggung oleh perusahaan
asuransi. Dari sudut pandang perusahaan asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong
timbulnya moral hazard.
4) Kerugian yang tidak diakibatkan oleh bencana. Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko
adalah agar terjadi diversifikasi yaitu kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari
nasabah lainnya yang tidak mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata muncul pada
saat yang bersamaan, maka prinsip 'diversifikasi' atau pengumpulan eksposur semacam itu tidak
terjadi. Perusahaan asuransi menghadapi risiko membayar tanggungan yang sangat besar, yang
bisa mengakibatkan kebangkrutan perusahaan asuransi tersebut.
5) Kerugian yang besar. Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang
mempunyai potensi kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan atau individu
mengasuransikan risiko yang potensi kerugiannya kecil. Untuk risiko tersebut, perusahaan atau
individu bisa menanggung risiko tersebut dengan dana internal, misal menyiapkan cadangan
kerugian, atau individu menggunakan sebagian penghasilannya untuk mendanai kerugian
tersebut.
6) Probabilitas terjadinya kerugian tidak terlalu tinggi. Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu
tinggi maka premi yang dibebankan oleh perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total
tersebut menjadi sama dengan kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi karena
risiko tersebut, ditambah dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target keuntungan
perusahaan asuransi tersebut. Dalam situasi semacam itu, pihak yang mengasuransikan (insured)
akan lebih baik jika tidak usah membeli asuransi, dan menanggung sendiri kerugian tersebut.
Kerugian yang akan ditanggung tersebut akan lebih kecil dibandingkan dengan total premi yang
dibayarkan ke perusahaan asuransi. Dengan demikian, kontrak asuransi tidak akan terjadi.
b. Berikan contoh risiko yang dapat dicover asuransi dan risiko yang tidak dapat dicover asuransi
Contoh Risiko yang Layak Diasuransikan
Risiko Tidak
Risiko Risiko Angin
Persyaratan bisa
Kebanjiran Topan
bekerja lagi
Jumlahnya banyak Ya Ya Ya
2. Industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah satu yang
membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus
memperhatikan faktor-faktor agar diperoleh tarif ideal.
Perusahaan asuransi menggunakan the law of large numbers sebagai dasar operasi mereka. Hukum
tersebut, semakin banyak eksposur atau risiko yang serupa, semakin kecil penyimpangan kerugian yang
terjadi dari kerugian yang diperkirakan.Sebagai contoh, untuk individu, risiko atau ketidakpastian yang
berkaitan dengan kematian sangat tinggi. Tetapi jika eksposur atau risiko kematian tersebut dikumpulkan
oleh perusahaan asuransi,risiko kematian tersebut menjadi lebih mudah dan lebih akurat untuk dihitung.
Jika eksposur atau risiko kematian yang dikumpulkan mencapai 500.000, maka kematian yang
sesungguhnya akan menyimpang dari yang diperkirakan tidak lebih dari 1% akurasi meningkat. Adapun
prinsip asuransi yang membedakan asuransi dengan instrument lain yaitu adanya 6 macam prinsip
dasar yang harus dipenuhi pada asuransi, yaitu:
1) Insurable interest. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggungdengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2) Utmost good faith. Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material(material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu
tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3) Proximate cause. Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber
yang baru dan independen.
4) Indemnity. Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upaya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya
kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5) Subrogation. Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6) Contribution. Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity
b. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat pada tarif yang ideal.
Tarif yang ideal harus memenuhi beberapa unsur sebagai berikut ini.
1) Adequate, berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian dari uang yang diperoleh
dari pengumpulan uang tersebut.
2) Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus memerhatikan pembeli,
kompetitor, dan sebagainya.
3) Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya (adil).
4) Flexible, artinya tarif harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana keadaan berubah, tarif
menghendaki perubahan pula.