Anda di halaman 1dari 8

BAB XII

STANDAR KOMPETENSI
1. Dapat mengetahui konsep dasar linear programming metode penugasan.
2. Mengetahui perkembangan linear programming metode penugasan.
3. Mengetahui kegunaan linear programming metode penugasan.
4. Dapat mengetahui langkah-langkah linear programming metode penugasan.

MODEL PERSEDIAAN
1.1 Konsep Dasar Model Persediaan
1.1.1 Pengertian Model Persediaan
Persediaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi
yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan. Persediaan
dapat meliputi bahan mentah, barang dalam proses barang jadi atau produk akhir,
bahan pembantu atau pelengkap serta komponen lain yangmenjadi bagian dari output
suatu perusahaan. Persediaan dapat juga diwujudkan dalam bentuk jenis persediaan
yang lainseperti uang, ruangan fisik (bangunan pabrik) peralatan dan tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan permintaan.
1.1.2 Fungsi
Fungsi utama pengendalian perusahaan adalah untuk “menyimpan” dalam
rangka melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah, barang dalam proses,
barang jadi dan jenis persediaan yang lain dari waktu ke waktu. Fungsi tersebut akan
ditentukan oleh:
1) Jangka waktu
Semakin lama jangka waktunya berarti kebutuhan persediaan semakin banyak.
2) Bila permintaan bersifat musiman, sementara produksi bersifat konstan maka
persediaan akan berfluktuasi.
3) Produksi atau jumlah yang dibeli melebihi dari yang dibutuhkan, maka sisanya
akan menjadi persediaan. Dan ini akan berfungsi menurunkan biaya produksi.
1.1.3 Masalah dan Komponen Biaya Persediaan
Masalah utama pengendalian persediaan adalah membantu meminimalkan
biaya total operasi perusahaan. Komponen biaya pengendalian
persediaandapat terdiri dari:
1. Biaya pemesanan dan pengadaan (Ordering & procurement cost) yang
mencakup biaya pengangkutan, biaya pengumpulan, pemilikan,
penempatan dan penyusunan di gudang sampai pada biaya - biaya
manajerial yang berhubungan dengan pemesanan sampai penempatan
digudang.
2. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost) yang terjadi
karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya-biaya ini sebagian
besar merupakan biaya penyimpanan secara fisik, disamping pajak,
biaya asuransi dan lain-lain.
3. Biaya penyiapan (set up cost)
terjadi bila barang tidak dipesan tetapi diproduksi sendiri dalam
pabrik di perusahaan.
4. Biaya kekurangan bahan atau kehabisan barang (shortage cost)
yaitu biaya yang terjadi akibat persediaan tidak mencukupi kebutuhan
permintaan.Termasuk dalam biaya ini adalah kehilangan pelanggan,
penjualan, biaya pemesanan khusus dan lain-lain.
5. Biaya pembelian (purchasing cost), yaitu biaya untuk membeli
persediaan
1.1.4 Model Pengendalian Persediaan
Dibawah ini merupakan model Pengendalian Persediaan:
a. Model Persediaan Deterministik

Model deterministik adalah sebuah model yang dimana terdapat gejala


yangdapat diukur dengan derajat kepastian yang cukup tinggi. Di dalam
modeldeterministik ini semua parameter serta variable telah diketahui atau
dapatdihitung secara pasti.
b.Model Persediaan Probabilistik
Model probabilistik adalah sebuah model yang didalamnya terdapat
permintaan yang terjadi tidak selamanya konstan. Terkadang permintaansuatu
barang itu bervariasi dan juga mengikuti distribusi probabilistiktertentu.
Dalam menghadapi permintaan yang beravriasi biasanya perusahaanmemiliki
persediaan yang biasa disebut dengan safety stock.
c.Model Persediaan Stokastik

Model stokastik adalah sebuah model dimana perminyaan yang terjadi


tidakkosnstan dan tidak mengikuti suatu distribusi probabilistic tertentu.
Padamodel ini, parameter merupakan nilai yang tidak pasti, diantaranya
yaitu:Permintaan tahunan (D), Permintaan harian (d), Lead time (L), Biaya,
penyimpanan (H), Biaya pemesanan (S), Biaya kehabisan persediaan atau
chortage stockout cost (B), dan Harga (C).
1.1.5 Manfaat
Kumar dan Suresh (2008:92) menjelaskan bahwa melalui praktek
pengendalian persediaan secara ilmiah, berikut ini adalah manfaat dari
pengendalian persediaan:
a. Peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang dan jasa yang
tepat waktu.
b. Produksi yang lancer dan tanpa gangguan. Karena itu, tidak ada kekurangan
persediaan.
c. Penggunaan modal kerja yang efisien. Membantu dalam meminimalkan
kerugian akibat kerusakan, keusangan dan pencurian.
d. Penghematan dalam pembelian.
e. Menghilangkan kemungkinan pemesanan duplikat
1.1.6 Model Persediaan
 Model persediaan Economic Order Quantity (EOC)
 Model persediaan dengan pemesanan tertunda
 Model persediaan dengan potongan kuantitas
 Model persediaan dengan penerimaan bertahap
1.2 Perkembangan Model Persediaan
Salah satu faktor penting yang perlu dikendalikan oleh suatu perusahaan adalah
persediaan. Pengendalian persediaan bertujuan agar kegiatan operasional perusahaan
berjalan dengan baik. Pengadaan persediaan yang terlalu banyak akan menyebabkan
perusahaan mengeluarkan biaya yang besar untuk menyimpan barang tersebut, seperti
biaya pemeliharaan, biaya sewa gudang, atau biaya asuransi. Sebaliknya pengadaan
persediaan yang terlalu sedikit akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, seperti
meningkatnya biaya pemesanan, produksi terhenti karena kekurangan bahan baku
atau kurangnya produk yang akan dijual sehingga berpotensi kehilangan pendapatan,
dan dampak lebih lanjut adalah hilangnya kepercayaan konsumen akibat tidak
terpenuhinya permintaan konsumen. Oleh karena itu, pengaturan mengenai
persediaan bagi perusahaan menjadi sangat penting. Mengingat sangat pentingnya
pengendalian persediaan, maka telah banyak para ilmuan yang mengembangkan suatu
model persediaan dengan tujuan untuk memudahkan perusahaan dalam mengambil
keputusan terhadap jumlah persediaan. Salah satu model persediaan yang dapat
digunakan perusahaan adalah model persediaan EOQ [1]. Bagi perusahaan atau
industri yang memproduksi barang yang dipengaruhi oleh faktor deteriorasi
(penurunan nilai kualitas setelah waktu tertentu) seperti perusahaan/industri makanan
dan bahan kimia, faktor deteriorasi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
untuk mengambil kebijakan dalam menahan persediaan, karena akan mempengaruhi
pencapaian persediaan yang optimal. Oleh karena itu, faktor deteriorasi tidak dapat
dilepaskan dalam perencanaan model persediaan [2]. Pada tahun 1963, Ghare dan
Schrader [3] mengembangkan model EOQ klasik dengan menambahkan tingkat
penurunan persediaan dan membuat model matematika untuk barang-barang
yang mengalami deteriorasi selama proses persedian, Ghare dan Schrader
mengembangkan model persediaan dengan tingkat deteriorasi konstan dan tingkat
permintaan konstan. Kemudian pada tahun 2001, Goyal dan Giri [4] memberikan
tinjauan rinci tentang deteriorasi item dalam persediaan. Goyal dan Giri memberikan
asumsi bahwa tingkat permintaan konstan tidak selalu berlaku untuk banyak item
persediaan (misalnya: barang elektronik, pakaian, dll.) karena barang-barang tersebut
mengalami fluktuasi tingkat permintaan. Ouyang dan Cheng [5] mengembangkan
model persediaan untuk menurunkan item dengan permintaan eksponensial yang
menurun dan penumpukan sebagian. Kemudian model ini dikembangkan oleh Mishra
et.al [6] dengan tingkat permintaan bergantung waktu dan biaya penyimpanan yang
bergantung waktu. Shing dan Pattnayak [7], Amutha dan Chandrasekaran [8], dan
Bhanu et.al [9] juga mempelajari model persediaan untuk item yang mengalami
deteriorasi. Pada dasarnya, dalam model persediaan, tingkat permintaan dan biaya
penyimpanan dianggap konstan. Tetapi dalam kenyataannya, kadang-kadang dapat
diamati bahwa biaya penyimpanan dan tingkat permintaan bergantung pada waktu.
Penelitian-penelitian mengenai model persediaan dengan faktor deteriorasi terus
dikembangkan. Model persedian deteriorasi dikembangkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan persediaan,
seperti faktor shortage dan return. Pada tahun 2017, Lesmono et,al [10]
mengembangkan model persediaan dengan faktor deteriorasi, diskon, return,
permintaan yang bergantung stok dan biaya penyimpanan per unit barng konstan.
Fadli et,al [11] mengembangkan model persediaan untuk barang yang mengalami
deteriorasi dengan tingkat permintaan yang menurun secara eksponential dan biaya
penyimpanan konstan. Dalam makalah ini, model EOQ akan dikembangkan untuk
barang yang memgalami deteriorasi dengan fungsi permintaan menurun secara
eksponensial, biaya penyimpanan bergantung waktu, mempertimbangkan shortage
dan terjadinya return. Masalah utama adalah menentukan total biaya minimum dan
menentukan jumlah pesanan yang optimal dengan menentukan waktu terjadinya
return. Sebuah contoh numerik diberikan untuk menggambarkan model kerja.
Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan
parameter terhadap solusi optimal.
1.3 Ruang Lingkup Model Persediaan
- Persediaan bahan mentah
- Persediaan barang dalam proses
- Persediaan barang jadi/ produk akhir
- Persediaan bahan-bahan pembantu/ pelengkap
- Persediaan komponen – komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perushaaan.
- Uang
- Ruangan fisik (bangunan)
- Peralatan
- Tenaga kerja
1.4 Asumsi Model Persediaan Econommic Order Quantity (EOQ) Jumlah Pesanan
Ekonomis
 Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
 Kebutuhan/permintaan brg adalah konstan dan diketahui
 Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan adalah konstan dan diketahui
 Barang yang dipesan segera dapat tersedia dan tidak ada pesanan tertunda (diterima
dalam satu batch)
 Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan (tidak ada
potongan kuantitas)
 Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan
.
1.5 Studi Kasus
Sharp Inc. sebuah perusahaan yang memasarkan jarum suntik setiril ke berba-gai rumah
sakit, ingin mengurangi biaya persediaannya dengan menentukan jumlah persediaannya
dengan menentu-kan jumlah jarum suntik per pesanan yang optimal, jika diketahui :
- Permintaan tahunan (D) = 1000 unit
- Biaya pemesanan (S) = Rp 10 per pesanan
- Biaya penyimpanan (H) = Rp 0,5 per unit per tahun
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/38539824/Model_Persediaan
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/2+Fadli_JMRST.pdf
chrome-
extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJ
AR%20DOSEN/AKMEN/AYB-
HRR/Pertemuan%2014%20akmen_manajemen%20persediaan.pdf

Anda mungkin juga menyukai