Anda di halaman 1dari 12

OPERASI RISET

DOSEN PENGAMPU: Dr. Nerli Khairani, M.Si

MODEL PERSEDIAAN

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1

Nama : 1. Dicky Septianus Manik (4193230024)


2. Ricad Silitonga (4193230027)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Model Persediaan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Operasi Riset.
Dalam makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca guna menyempurnakan makalah
ini.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 7 Maret 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................


2.1 Pentingnya Model Persediaan.................................................................................
2.2 Fungsi Utama Pengendalian Persediaan.................................................................
2.3 Masalah dan Komponen Biaya Persediaan..............................................................
2.4 Model-modep Pengendalian Persediaan..................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
Kesimpulan...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab jumlahnya


yang paling besar. Menurut Lukman (2000) persediaan merupakan investasi yang paling
besar dalam aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri. Model
persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku atau bahan jadi dalam suatu aktifitas
perusahaan. Pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti memiliki
tujuan tertentu. Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi dan
penjualan secara lancar. Persediaan bahan mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses produksi. Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan
bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat ditekan
sekecil mungkin (M. Trihudiyatmanto, 2017).

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Mengapa persediaan sangat penting dalam sebuah komoditas.
2. Apa-apa saja model persediaan.
3. Bagaimana cara mencari model persediaan dalam sebuah kasus.

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pentingnya metode persediaan dalam sebuah usaha.
2. Mengetahui model-model persediaan.
3. Dapat membedakan model persediaan dari setiap kasus yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pentingnya Model Persedian

Masalah pengendalian persediaan merupakan masalah yang penting dalam fungsi


manajerial. Hal ini disebabkan karena nilai persediaan seringkali merupakan porsi yang besar
dalam neraca. Persediaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu atau sumber-sumber daya
organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi pemenuhan permintaan. Persediaan
dapat meliputi bahan mentah, barang dalam proses barang jadi atau produk akhir, bahan
pembantu atau pelengkap serta komponen lain yang menjadi bagian dari output suatu
perusahaan. Persediaan dapat juga diwujudkan dalam bentuk jenis persediaan yang lain
seperti uang, ruangan fisik (bangunan pabrik) peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan permintaan.
2.2. Fungsi Utama Pengendalian Persediaan
Fungsi utama pengendalian perusahaan adalah untuk “menyimpan” dalam rangka melayani
kebutuhan perusahaan akan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi dan jenis
persediaan yang lain dari waktu ke waktu.
Fungsi tersebut akan ditentukan oleh :
1. Jangka waktu
Semakin lama jangka waktunya berarti kebutuhan persediaan semakin banyak.
2. Produksi atau jumlah yang dibeli melebihi dari yang dibutuhkan, maka sisanya
akan menjadi persediaan. Dan ini akan berfungsi menurunkan biaya produksi.
3. Bila permintaan bersifat musiman, sementara produksi bersifat konstan maka
persediaan akan berfluktuasi.
2.3. Masalah dan Komponen Biaya Persediaan
Masalah utama pengendalian persediaan adalah membantu meminimalkan biaya total operasi
perusahaan. Dengan demikian terdapat dua keputusan penting yang harus diambil agar tujuan
tersebut dapat tercapai yaitu :
1. Berapa jumlah persediaan yang dipesan / diadakan setiap kali pemesanan (pemesanan
optimal)
2. Kapan pemesanan harus dilakukan
Sebagai konsekuensi dari masalah tersebut maka ada biaya-biaya yang harus ditanggung
perusahaan dalam mengelola persediaan. Komponen biaya pengendalian persediaan dapat
terdiri dari :
1. Biaya pemesanan dan pengadaan (Ordering & procurement cost) yang mencakup
biaya pengangkutan, biaya pengumpulan, pemilikan, penempatan dan penyusunan di
gudang sampai pada biaya-biaya manajerial yang berhubungan dengan pemesanan
sampai penempatan di gudang.
2. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost ) yang terjadi karena perusahaan
menyimpan persediaan. Biaya-biaya ini sebagian besar merupakan biaya
penyimpanan secara fisik, disamping pajak, biaya asuransi dan lain-lain.
3. Biaya penyiapan (set up cost), terjadi bila barang tidak dipesan tetapi diproduksi
sendiri dalam pabrik di perusahaan.
4. Biaya kekurangan bahan atau kehabisan barang (shortage cost) yaitu biaya yang
terjadi akibat persediaan tidak mencukupi kebutuhan permintaan. Termasuk dalam
biaya ini adalah kehilangan pelanggan, penjualan, biaya pemesanan khusus dan lain-
lain.
5. Biaya pembelian (purchasing cost), yaitu biaya untuk membeli persediaan

2.4. Model-model Pengendalian Persediaan

1. Model Economic Order Quantity (EOQ)


2. Model Reorder Point (ROP)
3. Quantity Discount Model (QDM)

1. EOQ MODEL
EOQ model merupakan model yang paling sederhana. Metode ini dapat digunakan baik
untuk persediaan barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri.
EOQ model digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang optimal, yang
meminimalkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan.
Grafik :
Cost
Total cost
Holding Cost

Ordering Cost

O Q (persediaan)

Asumsi-asumsi yang digunakan pada model EOQ adalah :


1. Permintaan barang diketahui dan bersifat konstan
2. Harga per unit barang adalah konstan
3. Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
4. Biaya penyimpanan dan pemesanan konstan
5. Lead time (jangka waktu pemesanan dengan barang diterima) adalah konstan
6. Tidak ada back order

Persediaan

Q* Tingkat penggunaan

R R(Reorder point) = d L

O L satu siklus Waktu

Penurunan Rumus :
Notasi-notasi yang digunakan :
-D = Penggunaan atau permintaan per periode (tahun)
-S = Biaya pemesanan per sekali pesan
-H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
-Q = Jumlah barang yang dipesan
Rumus-rumus pada EOQ Model :
1. Jumlah pemesanan optimal : Q* =  (2DS/H)
2. Total Biaya persediaan : TC = ( D / Q ) S + ( Q / 2 ) H

Derivasi Rumus :
Jumlah pemesanan optimal adalah jumlah pemesanan yang meminimumkan biaya total
persediaan. Termasuk dalam biaya total persediaan meliputi total biaya pemesanan (ordering
cost) dan total biaya penyimpanan (holding cost). Jumlah pemesanan yang optimal dapat
diperoleh melalui :
1. Menyamakan total ordering cost dengan total holding cost
2. Melakukan turunan pertama dari fungsi total cost terhadap persediaan (Q)

Secara matematis dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Total biaya pesan = Total biaya simpan
( D/Q) S = (Q /2 ) H
(S D) /Q = (Q H) /2
Q2 H = 2SD
Q2 = (2 S D) /H ; sehingga
Q = √ {(2 S D) /H}

2. Total Biaya persediaan : TC = ( D / Q ) S + ( Q / 2 ) H


Minimum TC harus memenuhi syarat :
Δ TC / Δ Q = (- S D) / Q2 + H / 2 = 0
(S D) / Q2 = H / 2
Q2 H = 2SD
Q2 = (2 S D) / H
Q = √ {(2 S D) /H}

2. Production Order Quantity (POQ) Model


Model ini digunakan apabila perusahaan tidak melakukan pemesanan barang, tetapi
memproduksi sendiri baik sebagian atau seluruh komponen barang. Selama proses produksi
tersebut maka persediaan akan terus bertambah. Karena produsen tidak melakukan pemesan
maka dalam model ini tidak ada biaya pemesanan (ordering cost), tetapi yang ada adalah
biaya penyiapan yang meliputi seluruh biaya untuk memproduksi barang tersebut (set up
cost).
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada POQ model adalah :
1. Hanya ada satu jenis barang
2. Permintaan selama setahun diketahui dan konstan
3. Persediaan secara terus-menerus mengalir atau dibuat dalam suatu proses waktu
tertentu setelah dipesan
4. Unit persediaan diproduksi dan dijual secara bersamaan
5. Tingkat produksi tetap
6. Tidak ada potongan harga

Persediaan

Bagian persediaan selama produksi


Bagian permintaan

Maksimum persediaan

O Waktu
tp

Notasi-notasi yang digunakan :

1. I max = persediaan maksimum


2. I average = persediaan rata-rata
3. H = biaya penyimpanan
4. D = jumlah permintaan tahunan
5. Q = jumlah persediaan optimum (yang diproduksi atau dipesan)
6. S = biaya penyiapan atau biaya produksi
7. p = Tingkat (jumlah) produksi harian
8. d = Tingkat (jumlah) kebutuhan/permintaan harian
9. t = lama produksi dalam harian
3. EOQ Model dengan Quantity Discount
Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada langganan dengan
kuantitas yang berbeda-beda , dan holding cost dinyatakan dalam persentase dari harga.
Misalnya biaya simpan sebesar 20 % dari harga jual. Dalam kasus ada potongan harga maka
prosedur menemukan pemesanan optimal adalah sebagai berikut :
1. Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ layak (mungkin) pada harga itu,
maka ini merupakan jumlah pemesanan yang optimal, sehingga perhitungan lebih
lanjut tidak diperlukan.
2. Bila EOQ tidak layak pada harga itu, maka langkah selanjutnya adalah hitung
biaya total pada kuantitas terendah yang layak pada harga itu.
3. Kemudian hitung EOQ pada harga terendah berikutnya (kedua). Bila EOQ layak,
maka hitung biaya total pada harga yang layak tersebut. Kuantitas pemesanan
optimal adalah salah satu dari kuantitas yang telah dihitung yang mempunyai
biaya total terendah.
4. Bila langkah kedua dan EOQ pada langkah kedua masih tidak layak, maka ulangi
langkah kedua dan ketiga sampai EOQ yang layak ditemukan dan perhitungan
selanjutnya tidak dimungkinkan lagi.

Pada model EOQ dengan quantity discount maka total biaya persediaan meliputi :
- Total biaya pemesanan (total ordering cost)
- Total biaya penyimpanan (total holding cost)
- Total biaya pembelian (total purchasing cost)

Sehingga : TC = ( D / Q ) S + ( Q / 2 ) H + P D , dimana
P = harga barang per unit
D = jumlah pembelian (permintaan) barang yang dibutuhkan per tahun
BAB III
PENUTUP

2.
3.
3.1. KESIMPULAN
 Fungsi pengendalian persediaan
1. Sebagai penyangga proses produksi sehingga proses operasi dapat berjalan terus
2. Menetapkan banyaknya barang yang harus disimpan sebagai sumber daya
agar tetap ada
3. Sebagai pengganggu inflasi
4. Menghindari kekurangan/kelebihan bahan.
 Kebijakan Persediaan perlu dilakukan oleh Manajer agar supaya:
1. Dapat menjamin kelancaran proses produksi
2. Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia
3. Dapat mencapai pembelian optimal
 Model-model Pengendalian Persediaan
1. Model Economic Order Quantity (EOQ)
2. Model Reorder Point (ROP)
3. Quantity Discount Model (QDM)
DAFTAR PUSTAKA

M. Trihudiyatmanto (2013). Modul Riset Operasional Jilid 1, Fastikom UNSIQ,


Wonosobo.
Simartama, Dj.A. (1985). Operation research : Sebuah Pengantar Teknik Teknik
Optimasi Kuantitatif Dari Sistem – Sistem Operasional, PT.Gramedia,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai