Anda di halaman 1dari 5

CONTOH KASUS MODEL PERSEDIAAN

1. PT. “SABRINA” merencanakan untuk melakukan pembelian bahan selama


satu tahun sebanyak 160.000 unit. Biaya pesan Rp. 10.000 setiap kali pesan.
Biaya simpan Rp. 2,- per unit. Harga beli Rp. 1.000,- per unit. Dari data
diketahui: R = 160.000 unit, O= Rp. 10.000,- dan C = Rp. 2,-
Perhitungan Biaya Persediaan
Frekuensi Pembelian
Keterangan
1x 2x 3x 4x 5x 6x

Jumlah Pembelian (Q) 160.000 80.000 53.333 40.000 32.000 26.666


Ordering Cost 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000
Carrying Cost 160.000 80.000 53.333 40.000 32.000 26.666
Total Cost 170.000 100.000 83.333 80.000 82.000 86.666

Dari perhitungan biaya dengan metode coba-coba tersebut, dapat diketahui bahwa
biaya persediaan paling minimal pada pembelian 40.000 unit setiap kali membeli
yaitu dengan biaya Rp. 80.000,-. Jika diperhatikan pada saat biaya minimal
tersebut ternyata biaya pesan sama dengan biaya simpan. Dengan dasar
perhitungan tersebut, maka bisa dicari jumlah pembelian dengan biaya yang
paling minimal.
2. Contoh 2 (diambil dari contoh 1)

EOQ =
√ 2 ×160.000 ×10.000
2
= √1.600 .000 .000=40.000 unit

Untuk membuktikan apakah benar bahwa 40.000 unit merupakan jumlah


pesanan yang optimal, maka dapat dijelaskan dengan membuat tabel berikut:
Jumlah pembelian paling ekonomis Frekuensi Pembelian

Keterangan 1x 2x 3x 4x 5x 6x

Inventory (unit) 160.000 80.000 53.333 40.000 32.000 26.666


Average inventory 80.000 40.000 26.667 20.000 16.000 13.333
Ordering Cost 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000
Carrying Cost 160.000 80.000 53.333 40.000 32.000 26.666
Total Cost 170.000 100.000 83.333 80.000 82.000 86.666
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Total Cost terendah sebesar Rp. 80.000
tercapai pada frekuensi pembelian ke 4. Pada saat itu besarnya biaya pesan sama
dengan biaya simpan (Ordering Cost = Carrying Cost). Frekuensi pembelian yang
kurang dari atau lebih dari 4 kali tersebut akan menanggung biaya yang lebih besar.

3. Kebutuhan bahan PT. Sabrina selama 1 tahun 480.000 unit dengan harga per unit
Rp. 10,-. Biaya pesan (ordering cost) setiap kali pesan Rp. 60.000,-. Biaya simpan
(carrying cost) sebesar 40% dari nilai rata-rata persediaan. Safety stock 30.000 unit,
dan waktu tunggu (lead time) selama ½ bulan. Dari data tersebut:
a) Hitunglah EOQ
b) Hitunglah ROP
Penyelesaian :
a) Menghitung besarnya EOQ

EOQ =

2 × R ×O
2
Dimana : R : Jumlah bahan yang dibutuhkan selama periode tertentu
O : Biaya pesan setiap kali pesan
P : Harga pembelian bahan per unit
I : Biaya simpan dinyatakan dengan prosentase dari nilai
persediaan.

EOQ =

2 × R ×O
2
b) Menghitung ROP
=

2× 480.000 ×60.000
2
= √57.000 .000=120.000 unit

Penggunaan 1 tahun 480.000 unit >> Penggunaan per bulan = 40.000 unit
Penggunaan selama lead time (1/2 bulan) = ½ x 40.000 unit =20.000 unit
ROP = Safety stock + penggunaan selama lead time
= 30.000 unit + 20.000 unit = 50.000 unit
Jadi pesanan kembali dilakukan ketika persediaan tinggal 50.000 unit

4. Diketahui : D = 1000 unit P = 8 unit


S(TOC) = $ 10/ order d = 4 unit/ hari
H(TCC) = $ 0.5/ unit/ tahun
Ditanya : hitunglah POQ (TC) !
Jawab :

Q=
¿
√ 2 DS
H
=

2.1000 .10
0.5
=√ 80.000=282.8unit ≈ 283 unit

TC(annual) = H(annual) + S(annual)


¿
Q D
=
2
×H + Q¿
×S

283 1000
= × 0.5+ ×10
2 283
=35.375 + 35.33
TC = $ 70.71
Soal – soal latihan :

Diketahui sebuah perusahaan memiliki kebutuhan bahan baku sebesar


10.000 unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah
sebesar Rp150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/tahun. Hari kerja
per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk pengiriman bahan
tersebut selama10 hari

Pertanyaan:

1. Hitunglah EOQ

2. Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut

3. Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun

4. Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan

5. Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)

6. Bagan persediaan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai