Anda di halaman 1dari 36

Drs. Galuh Juniarto, SE., MM.

Fungsi Persediaan
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah
“ menyimpan “ untuk me;ayani kebutuhan
perusahaan akan bahan mentah / barang jadi dari
waktu ke waktu.

2 Keputusan yg perlu diambil :


1. Berapa jumlah yg dipesan setiap kali pesan
2. Kapan pemesanan itu harus dilakukan
Waktu keputusan pembelian untuk pembelian berulang, 
lebih rumit.

Faktor-faktor yang membuat proses pembuatan


keputusan menjadi rumit adalah :
 Kuantitas yang dipunyai sekarang dibandingkan dengan
kuantitas yang dibutuhkan nantinya.
 Perkiraan waktu antara pemesanan pada pemasok dan
penerimaan barang.
 Pemesanan minimum untuk pembelian tersebut pada
pemasok.
 Persyaratan bagi produk lain yang dibeli dari pemasok yang
sama, yang mungkin lebih menguntungkan untuk dipesan
pada saat yang sama agar mengurangi biaya transportasi.
Economic Order Quantity ( EOQ )
( Wilson Formula )
 Model ini tidak hanya menentukan jumlah pemesanan yang optimal
tetapi yang lebih penting lagi adalah yang menyangkut aspek
finansial dari keputusan-keputusan tentang kuantitas pemesanan
tersebut.

 Biaya-biaya variabel yang perlu dipertimbangkan :


 Biaya Penyimpanan / Holding Cost / Carrying Cost.
 Biaya Pemesanan / pembelian / Order Cost
 Biaya Penyiapan ( manufacturing ) / set up cost
 Biaya Kekurangan Bahan / Shortage Cost
Biaya Penyimpanan / Holding Cost / Carrying Cost.

 Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan


 Biaya modal ( opportunity cost of capital, yaitu alternatif
pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan )
 Biaya keusangan
 Biaya Asuransi persediaan
 Biaya pajak persediaan
 Biaya penanganan persediaan
 Dan sebagainya
Biaya Pemesanan / pembelian / Order Cost

Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi


Upah
Biaya telephone
Pengeluaran surat-menyurat
Biaya pengepakan dan penimbangan
Biaya pemeriksaan ( inspeksi ) penerimaan
Biaya pengiriman ke gudang
Dan Sebagainya
Biaya Penyiapan ( manufacturing ) / set up cost

Biaya mesin
Biaya persiapan tenaga kerja langsung
Biaya scheduling
Biaya ekspedisi
Dan sebagainya
Biaya Kekurangan Bahan / Shortage Cost

Kehilangan penjualan
Kehilangan langganan
Biaya pemesanan khusus
Selisih harga
Terganggunya operasi
Dan sebagainya
Gambar V.1. Komponen biaya persediaan

Biaya
Total Cost
TC = H. Q/2 + k. A/Q

Holding Cost H.Q/2

Ordering Cost
k. A/Q

0
EOQ Quantitas
Rumus EOQ
 EOQ ( Q ) = 2 Ak 2 Ak

H h.c

Q  A
 TC = h.c   + k.  
2 Q

 Dimana :
A = Permintaan/kebutuhan per periode
k = Biaya pemesanan per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
h = holding cost per satuan nilai persediaan
c = procurement cost per unit barang yang dipesan
Model EOQ tersebut diatas, dapat diterapkan bila anggapan-anggapan
berikut ini dipenuhi :

 Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui


 Harga per unit produk adalah konstan
 Biaya penyimpanan per unit per tahun ( H ) adalah konstan
 Biaya pemesanan per unit per pesanan ( S ) adalah konstan
 Waktu antara pesanan dilakukan dan barang diterima ( lead
time ) adalah konstan
 Tidak terjadi kekurangan barang atau “ back order “
Gambar V.2. Ilustrasi EOQ dengan tanpa persediaan pengaman
( savety stock )
Tingkat
persediaan
Pesanan
diterima

0 T Waktu
Contoh Soal 1 :
Diketahui :

 A = 12.000 unit
 k = Rp. 50.000/Pesan
 h = 10%
 c = Rp 3.000/unit
 H = h x c = 10% x 3000 = 300
Penyelesaian :
 EOQ = 2 Ak
hc
2(12000)(50000)
=
10%(3000)
1.200.000.000
=
300

= 400000 0 = 2000 unit

A 12000
Frekw.Pemesanan ( F ) = = = = 6 kali
Q 2000
Q 2000
Waktu tenggang ( T ) = = = 0,167 (365 ) = 61 hari
A 12000
Q A
Total Cost ( TC ) = H. + k.
2 Q

= Rp.300 ( 2000 / 2 ) + Rp. 50.000 x 6


= Rp. 300.000 + Rp.300.000
= Rp. 600.000,-

2000

0 T= 61 hr Tahun
Cara Tabel :
Frekw. Jml.pesan Persed. Bi. Pesan Bi.Simpan Biaya Total
rata-rata

1 12000 6000 50000 1800000 1850000

2 6000 3000 100000 900000 1000000

3 4000 2000 150000 600000 750000

4 3000 1500 200000 450000 650000

5 2400 1200 250000 360000 610000

6 2000 1000 300000 300000 600000

7 1714 857 350000 257100 607100

8 1500 750 400000 225000 625000


Re Order Point ( ROP ) dan Savety Stock
 Re-order point Saat bilamana pemesanan kembali harus
dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat saat dibutuhkan.

 Secara kasar re order point merupakan hasil kali L dan U


ditambah dengan sejumlah tertentu sebagai persediaan pengaman
( savety stock ).

 ROR = L x U + Savety Stock


dimana : L = Lead Time
U = Tingkat kebutuhan per hari
S = Persediaan pengaman
( besarnya tergantung dari manajemen perusahaan )
Contoh soal 2 :
 Diketahui :
Kebutuhan barang per minggu = 100 kg
Lead time ( berdasarkan pengamatan ) = 3 minggu
Savety stock ditetapkan sebesar 40% dari kebutuhan selama lead time

 Penyelesaian :
Reorder Point = U x L + Savety Stock
= 100 x 3 + 40% ( 100 x 3 )
= 300 + 120
= 420 kg

 Artinya, pemesanan kembali perlu dilakukan pada saat tingkat persediaan


barang tersebut mencapai 420 kg.
Contoh Soal 3
 Diketahui :
Kebutuhan barang per minggu = 100 kg
Lead time ( berdasarkan pengamatan ) = 3 minggu
Savety stock ditetapkan sebesar kebutuhan selama 2 minggu

 Maka :
Reorder Point = U x L + Savety Stock
= 100 x 3 + ( 2 x 100 )
= 300 + 200
= 500 kg

 Artinya, pemesanan kembali perlu dilakukan pada saat tingkat persediaan


barang tersebut mencapai 500 kg.
Gambar V.3
Ilustrasi EOQ dengan persediaan pengaman ( Savety Stock )
Tingkat persediaan Pesanan
diterima
Q

Pesanan
dilakukan

L
ROR

Savety stock

0 Waktu
Contoh V.4

 Paijo adalah agen pembelian suatu perusahaan, dia sedang melakukan


negosiasi suatu komponen yang digunakan dalam sebagian besar produk yang
diproduksi perusahaan. Permintaan akan komponen tersebut adalah 250.000
unit per 250 hari kerja per tahun. Permintaan adalah konstan dan seragam.
Biaya penyimpanan sebesar Rp. 50 per komponen per tahun. Biaya pemesanan
Rp. 35.000 per order, dan penyedia ( supplier ) memerlukan waktu 2 minggu
( 10 hari kerja ) untuk pengiriman.
 Tentukan :
 ROP ( Titik pemesanan kembali )

 EOQ

 Jangka waktu Optimal antara 2 pemesanan

 Frekwensi pemesanan

 Total Cost.
A. Titik Pemesanan kembali

A
250000
Permintaan per hari ( U ) = = Jmlhari = = 1000 Unit
250

 ROP =UxL
= 1000 x 10 = 10.000 unit

 Jadi, kapan saja persediaan mencapai 10.000 unit pesanan akan


dilakukan sebesar EOQ.
B. Economic Order Quantity ( EOQ )

2 Ak
EOQ ( Q ) = hc
2.(35000)(250000)
= 50

350000000
=
= 18.708 unit
C. Jangka waktu Optimal antara 2 pemesanan

Q
T =
A
=
18.708
250.000
= 0,0748 tahun
Maka, 250 hr x 0,0748 = 18,7 hari  19 hari kerja

D. Frekwensi pemesanan

A
F =
Q
250000
=
18708

= 13,36  14 kali
E. Total Cost
Q A
TC = H. + k.
2 Q
18.708 250.000
= 50 . + 35.000
2 18.708

= 467.700 + 467.700

= Rp. 935.400
Gambar :

Q
18.708
Pesanan
dilakukan

L=10hr
10.000 ROP

0 Tahun
T = 19 hari
EOQ dengan Back Order
 Pesanan untuk diambil kemudian lazim disebut back order. Dengan kata lain, sebuah
toko mengijinkan adanya back order apabila ia tetap menjual suatu barang yang
meskipun sudah tidak ada di gudang ( tingkat persediaan barang tersebut 0 ( nol ) ).

Gambar V.4 : Model EOQ dengan back Order

Q Q-S /A

0
Waktu
S/A
Q-S

T=Q/A
Rumus :
 TC = Ordering Cost + Holding Cost + Shortage Cost

A hc.S 2 p (Q  S ) 2
= .k + +
Q 2Q 2Q

2 Ak p  hc
 EOQ ( Q ) = .
hc p

2 Ak p
 S = .
hc p  hc

Q
 T =
A
Contoh perhitungan
 Seorang tenaga penjualan telah menginformasikan kepada departemen
pengawasan persediaan suatu perusahaan bahwa para langganan produk
tertentu tidak berkeberatan menunggu pengiriman barang bila diberikan
potongan ketika harus menunggu. Tenaga penjualan tersebut memperkirakan
bahwa biaya back-ordering Rp. 150 per uit per tahun. Parameter-parameter
model lainnya :
A = 250.000 unit / tahun k = Rp. 35.000 / pesan
H = Rp. 50 per unit/tahun
Dari data tersebut, tentukan :
a. Economic Order Quantity ( Q )
b. Jumlah order ( siklus ) per tahun
c. Jumlah yang dipesan kembali / back order ( S )
d. Waktu optimal On hand inventory
e. Biaya tahunan total.
f. Gambarkan
a. EOQ

2 Ak p  hc
EOQ ( Q ) = .
hc p
2(250.000)(35.000) 150  50
= .
50 150

= ( 18.708 ).(1,1547)
= 21602 unit

b. Jumlah Order ( Siklus ) Per Tahun

Frekw. = A =250.000 = 11,57 = 12 kali


Q 21.602
c. Jumlah yang dipesan kembali / back order ( Q – S )

S = 2 Ak . p
hc p  hc
2(250.000)(35.000) 150
= .
50 150  50

= ( 18.708 ).( 0.866)


= 16.202 unit

Jadi : Back order = Q- S


= 21.602 – 16.202
= 5.400 unit
d. Waktu optimal on hand inventori
S 16.202
T =A =250.000 = 0,064808

Jika hari kerja = 250 hari per tahun, maka :


T = 0,064804 ( 250 ) = 16,202 hari

e. Biaya tahunan total.

A hc.S 2 p (Q  S ) 2
TC = k  
Q 2Q 2Q
250.000 50(16.202) 2 150(5.400) 2
= (35.000)  
21.602 2(21602) 2(21602)

404.950 + 303.796 + 101.241


=
= Rp. 808.987
F. Gambar

16.202

12 x

0
T= 16 hari Tahun

5.400
Latihan Soal 1
Toko “ X “ mampu menjual 5200 peti bir setap tahun. Setiap peti
menanggung biaya Rp. 2,- untuk sampai ke gudang. Penyalur
meminta bayaran Rp. 10,- untuk pemesanan, tanpa menghitung
berapa jumlah yang dipesan. Pesanan segera datang sesaat setelah
pemesanan dilakukan. Modal kerja yang dimiliki toko ini semuanya
tertanam dalam persediaan barang, dan modal ini dipinjam dari
bank dengan bunga 10 % per tahun, selain itu pemilik toko harus
membayarkan atas barang yang disimpannya sebesar 5 % dari nilai
persediaan rata-rata. Asuransi juga harus dibayar sebesar 5 % dari
persediaan rata-rata. Biaya-biaya operasional lain dalam hal ini
bersifat “ fixed “, tidak tergantung pada besarnya simpanan. Biaya-
biaya adalah dalam ribuan rupiah.
Toko tersebut ingin meninjau kembali apakah kebijaksanaan
pesanan 100 peti per minggu selama ini sudah benar atau tidak,
ditinjau dari sudut biaya yang relevan. Gambarkan !
Latihan Soal 2

Selain bir, toko “ X “ juga berdagang anggur, setiap


tahun toko ini mampu menjual 1000 peti, dengan
biaya sampai ke gudang Rp. 20,- per peti. Setiap
pesanan dikenakan beban Rp. 100 untuk sewa truk.
Selama ini pesanan dilakukan setiap 3 minggu ( lebih
kurang 20 hari ) sebanyak masing-masing 50 peti.
Perusahaan ingin menilai, apakah kebijaksanaannya
dalam hal ini sudah tepat atau belum, bila holding
cost mempunyai unsur-unsur yang sama seperti pada
persediaan bir
Maturnuwun
Gusti Paring Berkah

Anda mungkin juga menyukai