Anda di halaman 1dari 14

MATERI PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Manajemen Operasi


Pokok Kajian : Inventory Management

A. LATAR BELAKANG.

Inventory managemen merupakan sesuatu yang sangat penting bagi


perusahaan. Investasi dalam inventory terkadang juga memakan dana
yang cukup besar, dan bahkan perusahaan-perusahaan besar
mengeluarkan dananya berkisar 15 hingga 40 % dari total investasinya.
Beberapa alasan pentingnya persediaan :
1. Adanya unsur ketidakpastiaan permintaan (permintaan mendadak)
2. Adanya unsur ketidakpastiaan supplier
3. Adanya ketidakpastian waktu tenggang pemesanan.
4. Adanya fluktuasi harga.

B. FUNGSI INVENTORY
Secara umum, fungsi inventory adalah :
- To “ decouple” or separate various parts of production process.
Jika terjadi fluktuasi dari supplier, maka extra inventory akan sangat
diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi.
- To provide a stock of goods that will provide a selection for customer.
Hal ini nampak pada bisnis retail, dimana tersedia berbagai persediaan
untuk memenuhi keinginan customer.
- To take advantages of quantity discount.
Pembelian yang lebih besar biasanya, supllier akan memberikan harga
yang lebih murah dan discount.
- To hedges against inflation and upward price changes.
Adalah kontrak harga dan kuantitas dalam jangka waktu tertentu.

1
C. TYPE OF INVENTORY.
1. Raw material inventory (bahan baku)
2. Work in process (WIP) inventory ( barang setengah jadi)
3. Maintain/repair/operating supply (MRO) inventory.(spare part)
4. Finished goods inventory. (barang jadi)

D. BIAYA BIAYA YANG TERKAIT DENGAN PERSEDIAAN.


1. Biaya pemesanan
Termasuk biaya ini adalah biaya penulisan pemesanan, biaya proses
pemesanan, biaya materai/ perangko, biaya faktur, biaya pengetesan,
biaya pengawasan dan biaya transportasi. Sifat biaya pemesanan adalah
semakin tinggi seiring dengan meningkatnya frekuensi pemesanan.
2. Biaya penyimpanan, terdiri :
- Biaya modal : biaya yang diinvestasikan dalam persediaan, gedung,
dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan persediaan.
- Biaya simpan : biaya sewa gedung, perawatan bangunan, listrik, gaji
personil keamanan, biaya penyusutan dan perbaikan peralatan
- Biaya resiko: biaya keusangan, asuransi persediaan, biaya susut fisik,
dan resiko kehilangan.
3. Biaya kekurangan persediaan
Biaya ini terjadi bila persediaan tidak tersedia di gudang untuk kebutuhan
proses produksi atau ketika langganan memintanya. Biaya stock out
meliputi : biaya penjualan yang hilang, biaya yang dikaitkan dengan biaya
pemesanan kembali, biaya expedisi khusus, penanganan khusus, biaya
bahan pengganti.
4. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas.
Biaya ini timbul karena adanya perubahan kapasitas produksi guna
memenuhi permintaan yang fluktuatif. Akibatnya persediaan untuk
memenuhi kapasitas ini juga harus berubah. Artinya adalah perubahan

2
kapasitas produksi harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas
persediaan.
5. Biaya bahan itu sendiri.
Yaitu biaya yang mencerminkan harga barang yang bersangkutan.

Secara grafis, management persediaan diupayakan untuk menimmkan Total


inventory cost dengan mamadukan antara biaya penyimpanan dengan biaya
pemesanan.

Biaya Total biaya


Persediaan minimum
Biaya pesan

Rp
Biaya simpan

Frekunsi pemesanan / Q
Q optimum

E. MODEL PENGGUNAAN INVENTORY

Tkt. persediaan

100
Max. invt Usage rate
95

Average. invt
90

0 1 2 30 waktu

3
F. RE ORDER POINT

Adalah suatu titik dimana perusahaan harus melakukan pemesanan


kembali guna menghindari adanya kehabisan bahan (stock out).
Untuk itu, perusahaan harus mengetahui lead time (tenggang waktu )
antara waktu pemesanan dengan datangnya barang yang di pesan.
Kemudian, perusahaa juga harus mengetahui berapa banyak pemakaian
bahan selama waktu tersebut.

G. MODEL MATEMATIK DALAM PENENTUAN PERSEDIAAN.

a. ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ).

Model EOQ digunakan untuk menimimumkan total biaya persediaan


dengan menjawab “ Berapa jumlah produk yang harus di pesan setiap kali
pesan”
Asumsi model EOQ :
- Permintaan konstans
- Pesanan diterima dengan pasti
- Tidak terjadi stock out
- Harga item konstan

Dengan menggunakan model EOQ, dapat ditentukan :

1. Total Cost of inventory (TC)

= TOC + THC

2 Total Ordering Cost (TOC)


= RxS
Q(EOQ)

2. Total Holding Cost (THC)

= Qx C
2
4. Frekunsi pemesanan per tahun
= R/Q

Dimana :

4
R = Demand per tahun (Unit)
Q = quantitas pemesanan (unit/order)
S= Biaya tiap kali pemesanan (Rp)
C= biaya penyimpanan per unit/tahun

Biaya inventort minimum Pada TOC = THC

Jadi,

R. S = Q C
Q 2

2 RS = Q2 C

Q2 C= 2 RS

Q2 = RS
C

Q = EOQ =  2 RS
C

Contoh : Sebuah perusahaan “ PT Prima “ memerlukan bahan baku untuk


keperluan proses produksi 1.000 unit per bulan dan permintaan tahunannya
konstans. Perusahaan selama ini menetapkan kebijakan untuk melakukan
pembelian 2000 unit setiap kali pesan dengan waktu tunggu (Lead time) 6
hari. Biaya tiap kali pesan adalah 600.000 dan biaya penyimpanan tahunan
adalah 10.000 per unit.
1. Tentukan besarnya EOQ
2. Frekunsi pemesanan yang ekonomis.
3. Total Biaya Persediaan .
4. Reorder Point

5
Penyelesaian :

1. Besarnya pesanan yang ekonomis (EOQ)

Q (EOQ) =  2RS
C

Q =  2 x 12.000 x 600.000
10.000

Q (eoq) = 1.200 unit.--> EOQ

2. Frekunsi pemesanan yang ekonomis :

F = R/Q
= 12.000
1.200

=10 kali per tahun.

3. Total Biaya persediaan :

(TC) = TOC + THC

= (12.000) (600.000) +(1200) (10.000)


1.200 2
= 6.000.000 + 6.000.000
= Rp. 12.000.000
4. Reorder point

Dengan asumsi hari kerja efektif per tahun 300 hari, maka jumlah
sebesar EOQ (1200 unit) akan terpakai untuk kebutuhan produksi selama 30
hari (1200/12.000 X 300 hari.
Dengan kata lain kebutuhan per hari adalah 1200 : 30 hari = 40 unit.
Dengan demikian masa lead time 6 hari memerlukan bahan baku 6x 40
= 240 unit.
Jadi Reorder point = 6 hari x 40 unit = 240 unit.

6
Cara lain :
Kebutuhan per tahun= 12.000
Waktu kerja per tahun = 300 hari
Kebutuhan per hari = 12.000/300 = 40/hari
Kebutuhan selama lead time (6hari) = 6 x 40 = 240 unit

Kondisi Pemakaian Inventory PT Prima diatas dapat digambarkan :

Total inventory

1200 Max. invt Usage rate

Average. invt

600
Reorder point (ROP)
280
240

0 24 30 Time (hari)
6 hari

7
H. PENGARUH DISCOUNT TERHADAP EOQ.

Seringkali ditemui dalam dunia bisnis yang nyata bahwa suplier sering
memberikan discount tertentu untuk tingkat pembelian tertentu, sebagai
incentive bagai customer. Dalam kasus yang demikian, maka harga barang
yang besangkutan harus dipertimbangkan dalam analisa EOQ.

Contoh :
Perusahaan “OPTIMIS” menggunakan bahan sebanyak 5.000 kg per tahun.
Biaya pemesanan setiap kali pesan adalah 49.000. Biaya simpan adalah Rp.
1000/kg/tahun. BAGAIMANA KEBIJAKAN PERUSAHAAN jika Supllier
menawarkan harga dengan discount Sbb :

Jumlah Pesanan Harga Per Unit Ket


0 - 999 5000 Tanpa diskon
1000 - 2499 4850 Diskon 1
 2500 4750 Diskon 2

Langkah penyelesaian :

a. Hitung EOQ dalam keadaan tanpa diskon (seakan akan tidak ada diskon)

EOQ = 2 (5.000) (49.000)


1000

= 700 kg

b. Hitung Total Annual Cost (TAC), yaitu total biaya (termasuk harga bahan)
dalam jumlah EOQ, kemudian kategori diskon Q1= 1000 dan kategori
diskon Q2= 2500.

TAC =( Q/2 ) C + (R/Q)S + R(P).


Jadi :
Pada Q =700 (pembelian pada range harga pertama/tanpa diskon)
TAC = (700/2 ) x 1000 + (5000/700) x 49.000 + (5000x 5000) =25.700.000

8
Pada Q1 =1000 (pembelian pada range harga Kedua/diskon 1)
TAC = (1000/2 ) x 1000 + (5000/1000) x 49.000 + (5000x 4850) =24.995.000

Pada Q2 =2500 (pembelian pada range harga ketiga/diskon 2)


TAC = (2500/2 ) x 1000 + (5000/2500) x 49.000 + (5000x 4750) =25.098.000

Dari perhitungan diatas nampak bahwa biaya terendah jika perusahaan


memesan sebesar 1000 kg per kali pesan, dan biaya tersebut naik jika
perusahaan memesan 2500 kg. Dengan demikian direkomendasi bahwa
perusahaan sebaiknya memesan 1000 kg per kali pesan dengan Total
Annual Cost (TAC) sebesar 24.995.000.

9
b. METODE ABC
Seringkali ditemui dalam kenyataan bahwa sebuah perusahaan memiliki
ratusan bahkan ribuan item persediaan, dengan dengan nilai yang berbeda-
beda. Terkadang perusahaan memiliki investasi untuk sejumlah barang
yang jumlah fisiknya kecil, namun memiliki nilai yang tinggi. Di sisi lain
terdapat pula persediaan dalam jumlah unit yang besar namun memiliki
nilai yang kecil terhadap total investasi persediaan.
Disini dapat digunakan hukum PARETO untuk melakukan
pengelompokan.
Untuk hal yang demikian, perusahan dalam melakukan klasifikasi
berdasarkan nilai investasinya dengan model ABC.

Ada 3 kelas barang :


Kelas A : barang dengan jumlah berkisar 15 – 20 % tetapi mempunyai nilai
60-90 % dari total investasi persediaan.
Kelas B : barang dengan jumlah berkisar 30 – 40 % tetapi mempunyai nilai
10-30 % dari total investasi persediaan.
Kelas C : barang dengan jumlah berkisar 40 – 60 % tetapi mempunyai nilai
10-20 % dari total investasi persediaan.

10
Contoh.
Berikut ini adalah Total investasi persediaan PT “ XYZ”

ITEM NILAI % DARI % JMLH % %


DARI
BRG INVEST NILAI Kumulatif BRG JML. Kumulatif
( Rp) (unit) BRG
1 56.740 125 6,25 6,25
26,51 26,51
2 34000 100 5 11,25
15,88 42,39
3 24800 80 4 15,25
11,59 53,98
4 22100 95 4,75 20
10,32 64,30
5 11700 99 4,95 24,95
5,47 69,77
6 10800 78 3,9 28,85
5,05 74,81
7 10000 96 4,8 33,65
4,67 79,49
8 7470 53 2,65 36,3
3,49 82,98
9 6000 90 4,5 40,8
2,80 85,78
10 4200 89 4,45 45,25
1,96 87,74
11 4200 95 4,75 50
1,96 89,70
12 3750 96 4,8 54,8
1,75 91,46
13 3750 98 4,9 59,7
1,75 93,21
14 3000 62 3,1 62,8
1,40 94,61
15 3000 89 4,45 67,25
1,40 96,01
16 3000 100 5 72,25
1,40 97,41
17 1800 96 4,8 77,05
0,84 98,25
18 1750 95 4,75 81,8
0,82 99,07
19 1040 100 5 86,8
0,49 99,56
20 600 93 4,65 91,45

11
0,28 99,84
21 240 76 3,8 95,25
0,11 99,95
22 110 95 4,75 100
0,05 100,00
TOTAL 214.050 100 2.000 100

12
Diagram Pareto Dari PT “ XYZ”

% dari Total Nilai

100
C
93.21

64.3

20 59.7 100 % dari jml. brg

13
TUGAS
1. MEMBUAT HITUNGAN EOQ, KASUS TERSERAH USAHA APA.
2. KASUS MEMBUAT ANALISIS ABC, KASUS TERSERAH.
3. DIKIRIM KE drive
4. WAKTU 7 HARI

14

Anda mungkin juga menyukai