SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
RISKA ISKANDAR
NIM.145111100
i
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d : 11)
“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”
(QS. Al-Insyirah : 7)
жж
vii
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi,
juga memberikan kasih sayang yang tulus dan tiada ternilai besarnya.
2. Kakak-kakakku dan Saudara dari keluarga besar Bani Rusdan dan Mbah
Darmo yang senantiasa mengingatkan, memberikan doa, semangat, juga
motivasi.
3. Teman-teman MBS-c, UKM Gas-21 Familia, Huts Apparel, dan Arion,
yang sudah memberi inspirasi dan mewarnai kehidupan selama masa
perkuliahan.
4. Teman-teman Meet Up, Rapat Squad, dan teman-teman lainnya yang telah
memberikan motivasi, semangat, dukungan, pengarahan, juga selalu
mengingatkan kapan wisuda.
5. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti pada UD. Rahma Bakery Gemolong
Sragen” . Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1)
Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
menyumbangkan waktu, tenaga, dan pikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
Islam.
ix
5. Septin Puji Astuti, S.Si.,M.T.,Ph.D., selaku dosen Pembimbing Skripsi yang
menyelesaikan skripsi.
6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbinganya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
8. Bapak Samut Minkhoir, selaku pemilik UD. Rahma bakery yang telah
warna hidup dan semangat kepada penulis selama penulis menempuh studi
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Penulis
x
ABSTRACT
Inventory control of the company’s raw materials is the most important
and required because it has a big role in the company. It must be carried out as
well as possible to determine the amount of enough inventory as specified the raw
materials is needed. The inventory system is the series of policy and control that
monitor inventory levels also to determine the level of inventory that is protected,
when inventory time must be filled, and how much orders have to do. By
controlling the correct inventory of raw materials, the company can optimize on
the result of production and the profit obtained.
The aims of this study to analyze the needs of raw material in the UD
Rahma bakery which is optimal and economical, to know the frequency of
purchases, to determine the safety stock and the reorder-point, to know the total
inventory cost. This study is a qualitative research. It uses all of the data related to
the procurement of the raw material inventories to produce bread and also the cost
of raw materials. Technique for collecting data used interviews and
documentation method. The analyzing data used method of Economic Order
Quantity (EPQ). Based on the analysis that carried out by using the method of
EOQ, it can be seen details on the total inventory cost of raw materials: wheat
flour is Rp.1.464.240,42 and cost-saving of raw materials on Rp.1.924.596,79.
Then, for the raw materials of sugar is Rp. 634.034,7 and cost-saving of raw
materials on Rp.945.548,6. The cost of supply eggs is Rp.634.034,7 and save of
raw materials on Rp.945.548,6. The raw material of butter is Rp.896.660,47 and
cost-saving on Rp.822.506,20. Then, for the raw materials of baking powder is
Rp.896.660,47 and cost-saving on Rp.822.506,20.
The result of this study, it concluded that using the method of EOQ could
press inventory cost and the level of need from raw material which is economical
and more optimal than the method used by the company, so if the company is
applying the method of EOQ, it will get the maximum of profit.
xi
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xx
xiii
1.6.1. Manfaat Teoritis.............................................................................. 9
2. Kebijakan-kebijakan EOQ............................................................. 30
xiv
2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................... 35
xv
C. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Telur ...................................... 55
xvi
2.Perhitungan Biaya dengan Metode EOQ ........................................ 70
BAB V: PENUTUP
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 85
5.2. Saran ................................................................................................... 87
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Gula ...................... 54
Tabel 4.8. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Telur ..................... 55
Tabel 4.9. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Mentega ................ 55
Tabel 4.14. perhitungan standar deviasi bahan baku tepung terigu ...................... 62
xviii
Tabel 4.19. Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ
dalam Penyediaan Bahan Baku Telur ................................................ 73
Tabel 4.22. Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Pengembang Roti ............ 82
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
ingin memiliki usaha sendiri. Sebuah usaha didirikan memiliki tujuan untuk
semakin maju ini banyak masyarakat yang melihat peluang usaha terutama
generasi milenial yang kreatif untuk mendirikan bisnis dengan berbagai macam
produk guna memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam bidang jasa maupun
laba dilakukan dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi, sangat berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang jasa
laba.
tersebut tidaklah mudah karena dipengaruhi berbagai faktor dan perusahaan harus
1
2
produksi. Menurut Assauri (2016), Perencanaan ialah aktivitas awal dan penting
pengendalian produksi.
menghemat biaya produksi dan perusahaan tetap bisa beroperasi untuk mencapai
maupun jasa sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan bahan baku yang dibutuhkan cukup
tersedia agar tidak menghambat produksi dan juga tidak terlalu besar jumlah
3
persediaan. Karena dengan persediaan bahan baku yang besar maka akan
akan berpengaruh pada efisiensi biaya, kelancaran produksi dan keuntungan usaha
merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam
produksi serta keefektifan dan efisiensi perusahaan tersebut. Jumlah atau tingkat
mungkin. Metode EOQ (Economic Order Quantity) merupakan salah satu dari
Prawirosentono (2001), EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling
4
ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Analisis metode tersebut
dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan beberapa kali
suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian. Perusahaan juga
perlu menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan
atau Reorder Point (Rop) agar pembelian bahan baku yang sudah diterapkan
Reorder Point atau titik pemesanan kembali merupakan saat yang dilakukan
untuk mengadakan pemesanan kembali produk atau bahan, sehingga pada saat
penerimaan bahan yang dipesan tepat waktu sesuai dengan kapasitas yang
diinginkan digudang. Bahan yang dipesan kembali perusahaan tiba pada saat
persediaan bahan diatas Safety Stock atau sama dengan nol. Hal ini dilakukan
(Apriyani dan Muhsin, 2017). Ketersediaan bahan baku yang stabil sangat
digunakan tidak tersedia maka akan menghambat proses produksi. Bahan baku
merupakan komponen utama yang harus ada ketersediaannya bagi perusahan yang
Gemolong, Sragen, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 2012 perusahaan ini
memproduksi berbagai macam aneka roti dan kue. Jenis roti yang diproduksi oleh
perusahaan ini adalah roti bolu, semir, sisir, kering, kelapa, tawar dan kue. Dalam
satu hari perusahaan mampu memproduksi roti sejumlah 6000 sampai 10.000 biji
5
per hari. Dari tahun ke tahun perusahaan ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat sampai saat ini. Dalam menjalankan usahanya, UD. Rahma Bakery
langsung ke konsumen akhir. Selama ini untuk penjualan produknya cukup stabil
dan tidak mengalami kendala yang begitu sulit. Usaha ini sangat bermanfaat untuk
warga sekitar dan juga masyarakat yang memiliki usaha lain. Salah satunya,
UD. Rahma Bakery adalah satu-satunya pabrik roti yang berada dikelurahan
perusahaan berdiri belum ada komplain dari masyarakat yang merasa terganggu
telah bekerja sama dengan pedagang kelapa untuk memenuhi kebutuhan bahan
daerah tersebut maju karena UD. Rahma bakery juga melibatkan UMKM
Sejak berdiri sampai saat ini UD. Rahma bakery telah mengalami
secara maksimal, akan tetapi dalam pengadaan bahan baku perusahaan ini belum
proses produksi dan juga pemborosan biaya dalam pengadaan bahan baku.
Pengendalian persediaan dan perencanaan bahan baku yang baik, dapat menekan
biaya produksi yang efisien dan juga kelancaran dalam proses produksi sehingga
kurang baik dan adanya biaya produksi yang mahal, maka perlu segera dilakukan
analisis mengenai masalah tersebut untuk mencari solusi yang sesuai. Berdasarkan
latar belakang yang sudah diuraikan maka penulis tertarik untuk melakukan
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Pada UD. Rahma Bakery Gemolong
Sragen”.
memiliki peran besar pada perusahaan industri. Hal tersebut harus dilakukan
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,
dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan
dan menjamin tersediaanya sumberdaya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat,
dan pada waktu yang tepat. Dengan pengendalian persediaan bahan baku yang
1. Berapa kebutuhan bahan baku yang ekonomis dan optimal yang diperlukan
Quantity (EOQ) ?
2. Berapa kali frekuensi dalam satu periode pembelian bahan baku dilakukan
Quantity (EOQ)?
3. Berapa jumlah Persediaan pengaman (safety stock) bahan baku UD. Rahma
(EOQ) ?
8
5. Berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan UD. Rahma
1. Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku yang ekonomis dan optimal yang
bahan baku, Safety stock, Reorder Point, biaya penyimpanan dan melakukan
9
1. Bagi Perusahaan
3. Bagi Penulis
pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar gambar, halaman daftar tabel,dan
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan skripsi.
Bab ini memuat tinjauan yang penulis anggap relevan dengan penelitian
bahan baku, kebutuhan bahan baku, faktor yang mempengaruhi persediaan bahan
penentuan waktu dan wilayah penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel
Dalam bab ini memuat tentang gambaran umum pada UD.Rahma Bakery
dan juga memuat data-data yang diperoleh beserta analisa dan pembahasan hasil
analisa data.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisa data yang dilakukan
2.1.1 Persediaan
1. Pengertian Persediaan
produksi untuk diolah lebih lanjut yang memiliki tujuan tertentu (Apriyani dan
Muhsin, 2017). Persediaan bahan baku sangat diperlukan oleh perusahaan untuk
dapat berjalan lancar dan menghindari kekurangan. Jika pemenuhan produk yang
dipesan oleh konsumen mengalami keterlambatan jadwal maka hal ini bisa
yang satu ini dengan baik. Persediaan juga memiliki nilai investasi yang harus
selalu diperhitungkan, karena dalam persediaan terdapat modal yang tidak bisa
digunakan untuk aktivitas lain (Hidayat T, 2013). Persediaan adalah barang yang
disimpan dan disediakan oleh perusahaan untuk dapat digunakan dalam proses
11
12
baku yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan pemborosan biaya karena mampu
merupakan salah satu aset perusahaan yang memerlukan penanganan khusus guna
2. Jenis Persediaan
digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber
alam atau dibeli di supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
satu produk.
13
barang yang merupakan keluaran dari tiap tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
e. Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barang barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dalam perusahaan berbeda beda tergantung jenis usaha dari perusahaan yang
bersangkutan. Akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa untuk perusahaan
dagang, jenis persediaan hanya terdiri dari satu yaitu persediaan barang dagang
yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi), persediaan perusahaan terdiri
a. Persediaan bahan baku (raw materials) adalah persediaan bahan baku awal
yang akan diproses menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
setengah jadi atau barang yang masih perlu pemrosesan lebih lanjut untuk
3. Fungsi Persediaan
distribusi.
b. Persediaan siklus
Persediaan ini akan muncul ketika permintaan kepada bagian produksi lebih
c. Persediaan pengaman
terjadi ketidak kepastian permintaan dan supply bahan baku. Hal ini terjadi
ketika permintaan lebih besar dari apa yang diramalkan oleh perusahaan atau
ketika waktu untuk memesan bahan baku lebih lama dari yang diestimasikan.
d. Persediaan antisipasi
produksi. Efisiensi dapat dicapai bila fungsi persediaan bahan baku dapat
b. Mengurangi resiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai
tersedia dipasaran, agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang
yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan
transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang
a. Fungsi Decoupling
c. Fungsi Antisipasi
ritel.
4. Biaya Persediaan
Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang,
biaya pembuatan surat, telepon, fax, dan biaya biaya overhead lain yang
18
Biaya simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang,
sewa gudang, premi asuransi, biaya keamanan, dan biaya biaya overhead lain
yang relevan atau timbul karena proses penyimpanan suatu barang adalah
contoh biaya simpan. Dalam hal ini jelas sekali bahwa biaya-biaya yang yeng
tetap muncul meskipun persediaan tidak ada adalah bukan termasuk dalam
Biaya kehabisan persediaan timbul pada saat persediaan habis atau tidak
tersedia. Termasuk dalam kategori biaya ini adalah kerugian karena mesin
memperoleh keuntungan.
adalah biaya-biaya yang relevan, artinya biaya- biaya tersebut muncul karena
Menurut Nur dan Suyuti (2017), dalam pembuatan setiap keputusan akan
harus dipertimbangkan :
a. Biaya Penyimpanan
semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau
penyimpanan adalah:
pendingin).
3) Biaya keusangan.
Bila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variable tetapi tetap, maka
25 persen.
2) Upah.
3) Biaya telepon.
3) Biaya scheduling.
4) Biaya ekspedisi.
21
1) Kehilangan penjualan.
2) Kehilangan langganan.
4) Biaya ekspedisi.
5) Selisih harga.
6) Terganggunya operasi.
kenyataan bahwa biaya ini sering merupakan opportunity cost yang sulit
Keterkaitan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akan
terpenting yang berada disuatu perusahaan, salah satu kegiatan dari urutan
kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi
produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih
dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan harus dilakukan.
Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang
tepat, dalam kuantitas yang tepat, dan pada waktu yang tepat (Handoko, 2011).
kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar
persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat (Herjanto, 2009).
penilaian persediaan. Jumlah dapat ditentukan dengan dua sistem yang umum
a. Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik
a) First in, first out (FIFO) atau Masuk Pertama, Keluar Pertama
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama
dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan
bahan berikutnya harga akan didasarkan pada harga berikutnya. Atas dasar
24
metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan
b) Last in, first out (LIFO) atau masuk terakhir, keluar pertama
dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih
Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama
perusahaan tersebut.
d) Harga standar
Besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan
saat yang tepat pada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat
usaha untuk:
bahan baku mengalami kekurangan maka proses produksi dapat terhenti karena
habisnya bahan baku untuk diproses. Tetapi jika ketersediaan bahan baku terlalu
setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari perusahaan.
b. Menurut Ristono (2009), menerangkan bahwa ada dua macam bahan baku
yaitu :
dan merupakan bagian dari barang jadi yang biaya dengan mudah bisa
ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung
26
2) Bahan baku tak langsung (inderect material), yaitu bahan baku yang
menghasilkan suatu barang setengah jadi maupun barang jadi yang memiliki nilai
jual.
pengorganisasian tentang tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lain yang
diperlukan untuk memproduksi barang pada periode tertentu dimasa yang akan
datang sesuai dengan perkiraan penjualan yang akan diramalkan. Jadi untuk
menentukan jumlah bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan pada suatu
periode akan banyak tergantung kepada berapa besarnya kebutuhan bahan baku
ditentukan oleh ketersediaan bahan baku. Hal ini disebabkan karena bahan baku
periode.
jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dalam satu periode
maka jumlah bahan baku yang akan dibeli dapat ditemukan juga. Penentuan
jumlah pembelian bahan baku didasarkan pada keperluan proses produksi dengan
mengingat data tentang persediaan yang ada didalam perusahaan. Jumlah bahan
yang akan dibeli oleh perusahaan yang bersangkutan ini akan sama dengan jumlah
(Ahyari, 2003).
dipengaruhi banyak faktor. Tiga faktor yang secara garis besar dan sering
dijumpai adalah:
baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan
yang lebih banyak yang berakibat pada tingginya tingkat persediaan bahan
baku.
c. Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak (durable good) atau tahan
1. Pengertian EOQ
Dalam menentukan persediaan bahan baku yang tepat memang tidak mudah
yang ditanggung tidak terlalu tinggi. Untuk mencapai tujuan utama sebuah
terdapat pesanan yang secara tiba-tiba meningkat, tetapi cara tersebut sangat
kurang efisien karena biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan juga
persediaan sangat kecil. Untuk itu maka terdapat suatu metode EOQ (Economic
yang efisien untuk setiap kali pemesanan dengan waktu dan frekuensi yang telah
(EOQ) atau economic lot size (ELS). Metode-metode ini dapat digunakan baik
untuk barang-barang yang dibeli maupun diproduksi sendiri. Model EOQ adalah
nama yang biasa digunakan untuk barang-barang yang dibeli, sedangkan ELS
pokoknya adalah bahwa, untuk ELS biaya pemesanan (ordering cost) meliputi
mesin-mesin (setup cost) yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan. Dalam hal
ini akan digunakan istilah EOQ yang mencakup pengertian keduanya EOQ dan
ELS. Dalam teori, konsep EOQ sering juga disebut model fix order quantity
untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan itu
ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan pembelian
persediaan, pembelian yang optimal. Untuk mencari beberapa total bahan yang
tetap untuk dibeli dalam setiap kali pembelian untuk menutup kebutuhan selama
satu periode.
proses produksi dan juga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan seminimal
Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, dan Reorder Point (ROP).
produksi yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku yang harus dibeli untuk
memenuhi bebutuhan selama satu periode supaya perusahaan tetap lancar dalam
melakukan proses produksi dan mendapatkan bahan baku dengan biaya seminimal
mungkin. Biaya yang timbul dengan adanya pembelian dan persediaan bahan
baku yaitu (carrying cost dan ordering cost) setelah dihitung dan ditentukan maka
dapat diketahui jumlah pembelian yang optimal dan efisien atau disebut EOQ.
optimal ini untuk mencari berapa jumlah yang tepat untuk dibeli dalam setiap kali
pembelian untuk menutup kebutuhan yang tepat ini, maka akan menghasilkan
31
d) Harga pembelian
bersangkutan
c) Bahan yang bersangkutan selalu tersedia dipasar setiap saat akan dilakukan
pembelian
dilakukan
pengiriman bahan baku sehingga perusahaan tidak khawatir kehabisan bahan baku
mengurangi penambahan biaya penyimpanan dan biaya stock out (stock out cost)
(Zulfikar,2005).
selama pemesanan melebihi rata-rata kebutuhan barang, yang dapat terjadi karena
kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau karena jangka waktu pemesanannya
terlalu panjang dibandingkan dengan kebiasaan. Jika kita melihat safety stock-nya
terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya atau kerugian karena
kekurangan barang.
bahan (stock out). Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan
pengaman yaitu:
b) Faktor waktu
Standar kuantitas :
a) Persediaan minimum
c) Persediaan maksimum
33
e) Administrasi persediaan
b) Laporan penerimaan
c) Catatan persediaan
e) Perkiraan pengawasan
apabila pemesanan kembali agak mundur dari waktu tersebut akan menanbah
pembelian bahan baku atau stock out cost, dan apabila terlalu awal diperlukan
merupakan suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat
dimana pemesanan harus diadakan kembali. Dalam menentukan titik ini, harus
bahan yang dipesan belum diterima ditentukan oleh dua faktor yaitu lead time
yang terdapat didalam stok berkurang terus. Dengan demikian kita harus
34
ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu pada probabilitas atau
kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang ROP atau biasa
digunakan untuk menentukan kapan waktu atau saat yang tepat untuk diadakanya
Menurut Ahyari, yang dikutip oleh Indrayati (2007), ada beberapa cara untuk
sebagai berikut:
persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dengan Metode Economic Order
Quantity (EOQ) pada PT. Sukorejo Indah Tekstile Batang”. Hasil penelitian ini
metode EOQ lebih efisien dibandingkan dengan kebijakan perusahaan. Hal ini
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eldwidho Han Arista Fajrin dan Achmad
sebanyak 30 kali safety stock sebesar 504kg dan ROP dilakukan pada saat
gula pasir yang optimal dengan metode EoQ adalah sebesar 1244 kg, dengan
frekuensi pembelian 20 kali, sufery stock sebesar 412 kg dan ROP yang harus
dilakukan pada saat bahan baku digudang sebesar 578kg sedangkan TIC
menggunakan metode EOQ pada bahan bahan baku tepung terigu dan gula
pengendalian persediaan bahan baku ikan tuna pada CV Golden KK” dalam
kehabisan persediaan bahan baku dan total biaya persediaan dengan metode
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sheila Giltania Kaluntas, Noortje M. Benu, dan
Usaha Kecil Menengah Produk Roti (Studi Kasus UD. Nabila Desa Kalasey,
data primer dan sekunder dan analisis yang dilakukan dengan menggunakan
Nabila dapat mengetahui jumlah pembelian bahan baku optimal yang harus
disediakan sehingga UD. Nabila tidak terjadi pemborosan biaya dan tidak
biaya yang telah terjadi selama menjalankan usaha, dimana dapat dilihat dari
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Alamsyah, Apriatni EP, Andi Wijayanto
Guna Mencapai Efisiensi Total Biaya Persediaan Bahan Baku Pada Pr.
kebijakan dari PR. Gambang Sutra Kudus, kuantitas dan frekuensi pembelian
bahan baku lebih sedikit namun tetap memperhitungkan safety stock dan
reorder point, sehingga proses produksi tidak terganggu. Selain itu biaya
pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku lebih sedikit
sehingga dapat menciptakan efisiensi pada biaya persediaan bahan baku. PR.
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang mungkin berbeda. Akan
tetapi, semua perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama yaitu salah satunya
kebijakan persediaan yang jelas dan tepat untuk mengatur persediaan bahan baku
produksinya tetap terjaga, sehingga dengan persediaan bahan baku yang cukup
banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar.
bahan.
produksi perusahaan tetap terjaga aman dan terkendali. Ketersediaan bahan baku
perusahaan yang cukup ini berguna untuk tetap menempatkan perusahaan pada
posisi yang selalu siap melayani konsumen pada waktu biasa maupun saat ada
pesanan yang meningkat secara tiba-tiba. Kesiapan dan ketepatan waktu produksi
kepercayaan konsumen harus tetap dijaga agar pelanggan atau konsumen tidak
kecewa.
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: perkiraan pemakaian bahan baku, harga
bahan baku, biaya-biaya persediaan yaitu biaya pemesanan bahan baku dan biaya
tersebut perlu dianalisis apakah ada hubungan yang signifikan antara pemakaian
kerangka :
Gambar 2.3.
Kerangka Berpikir
Perencanaan
produksi
Bahan baku
Kebijakan
perusahaan
Kelancaran proses
produksi
Biaya produksi
39
sekitarnya. Untuk waktu pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada
nominal data dari perusahaan. Kasus yang dibahas mengenai kebijakan persediaan
bahan baku untuk kelancaran proses produksi pada UD Rahma Bakery. Pada
persediaan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi roti dan juga biaya-
Penelitian ini tidak terdapat populasi dan sampel, tetapi langsung kesemua
kasus yang berhubungan dengan persediaan dan penggunaan bahan baku pada UD
Rahma Bakery. Ditinjau dari wilayahnya, populasi dan sampel untuk jenis
40
41
Dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah data kualitatif berupa non-
dan juga data kuantitatif berupa angka yang meliputi harga bahan baku, volume
penggunaan bahan baku per tahun, dan biaya dalam proses produksi.
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Bersumber dari
a. Wawancara
langsung kepada pihak pemilik usaha atau karyawan perusahaan yang kompeten
terhadap kasus yang akan diteliti. Dengan metode ini diharapkan memperoleh
informasi data tentang gambaran umum perusahaan dan data lain yang
b. Dokumentasi
tentang penggunaan bahan baku, biaya persediaan, bahan baku yang dibutuhkan
dalam satu periode, data tentang persediaan pengaman dan pembelian kembali.
42
kilogram
a. Biaya penyimpanan
b. Biaya pemesanan
tiap kali pemesanan, perlu ada perhitungan kuantitas pembelian optimal yang
ekonomis.
Dirumuskan:
2𝑆𝐷
EOQ = √ 𝐻
Dimana :
Keterangan:
ROP = d x L + ss
𝐷
𝑑=
𝑡
Keterangan:
L = Waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pesanan.
Keterangan:
yang cukup pesat sampai sekarang. Perusahaan yang didirikan oleh bapak
Sragen, Jawa Tengah. Usaha ini memproduksi berbagai macam roti seperti bolu,
semir, sisir, kering, kelapa, tawar, kue dan juga menerima pemesanan dalam skala
kecil maupun besar. Dalam satu hari perusahaan ini mampu memproduksi roti
sejumlah 6000 sampai 10000 roti dengan berbagai macam produk jenis roti.
baku utama yaitu tepung terigu, gula, telur, mentega, dan pengembang. Dalam
langsung dari supplier dari pabrik dengan jumlah 125 karung (25kg) sekali pesan
dengan waktu tunggu (leadtime) tetap 2 hari dan frekuensi pembelian bahan baku
kebutuhan perusahaan. Selain itu untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku gula,
pasar yang ada didaerah sekitar dengan melakukan pemesanan dahulu, karena
terkadang bahan baku tidak tersedia ditoko dan dengan waktu tunggu (leadtime)
tetap. Frekuensi pembelian bahan baku gula, telur, mentega, pengembang yang
dilakukan perusahaan berbeda-beda, untuk bahan baku gula dan telur perusahaan
melakukan pembelian satu minggu sekali, sedangkan untuk bahan baku mentega
45
46
kebutuhan bahan baku tepung, gula, telur, mentega, pengembang cukup tersedia
hambatan. Akan tetapi hal tersebut berpengaruh terhadap biaya produksi yang
sistem secara langsung kepada konsumen juga dengan menjual ke pengecer dan
agen kemudian dari pengecer langsung ke konsumen akhir. Selama ini untuk
penjualan produknya cukup stabil dan tidak mengalami kendala yang begitu sulit.
Usaha ini sangat bermanfaat untuk warga sekitar dan juga masyarakat yang
memiliki usaha lain. Salah satunya, perusahaan ini telah mengurangi angka
karyawan yang berasal dari warga sekitar. Dalam proses produksinya perusahaan
juga memiliki alat yang digunakan untuk mempercepat proses produksi. Jenis alat
a. Timbangan
dengan tujuan agar takaran pas dengan memiliki jumlah dan berat yang
b. Loyang
Alat ini dibutuhkan sebagai wadah roti saat dalam proses pemanggangan.
c. Kuas
dengan tujuan agar adonan roti yang sudah dicetak mudah dilepas saat roti
d. Mixer
baku roti supaya bisa tercampur rata. Perusahaan memiliki sejumlah 1 unit
mixer.
Mesin ini digunakan untuk mencampurkan mentega dan gula (cream) untuk
pemoles roti dan juga sebagai pengaduk untuk perasa. Jumlah alat ini yang
f. Rolling pin
Alat ini fungsinya bukan hanya untuk menipiskan tapi juga untuk
g. Oven
Alat ini digunakan untuk memanggang adonan roti yang sudah dibentuk
supaya roti menjadi matang. perusahaan memiliki 1 unit oven yang terbuat
dari seng.
48
warga dan selama perusahaan berdiri belum ada komplain dari masyarakat yang
tersebut telah bekerja sama dengan pedagang kelapa untuk memenuhi kebutuhan
maksimal. Akan tetapi dalam pengadaan bahan baku, perusahaan ini belum
proses produksi dan juga pemborosan biaya dalam pengadaan bahan baku.
Pengendalian persediaan dan perencanaan bahan baku yang baik, dapat menekan
biaya produksi yang efisien dan juga kelancaran dalam proses produksi sehingga
Bakery Gemolong diperoleh jumlah kebutuhan bahan baku tepung terigu tiap
bulannya adalah:
Tabel IV.1
Total Penggunaan Bahan Baku Tepung Terigu Tahun 2018
dengan jumlah 72025 kg dan penggunaan rata-rata per bulan 6002,08 kg.
50
Bakery Gemolong diperoleh jumlah kebutuhan bahan baku gula tiap bulannya
adalah:
Tabel IV.2
Total Penggunaan Bahan Baku Gula Tahun 2018
Berdasarkan Tabel IV.2 penggunaan bahan baku gula pada tahun 2018
dengan jumlah 20139 kg dan penggunaan rata-rata per bulan 1678,25 kg.
51
Bakery Gemolong diperoleh jumlah kebutuhan bahan baku telur tiap bulannya
adalah:
Tabel IV.3
Total Penggunaan Bahan Baku Telur Tahun 2018
Berdasarkan Tabel IV.3 penggunaan bahan baku telur pada tahun 2018
bulannya adalah:
Tabel IV.4
Total Penggunaan Bahan Baku Mentega Tahun 2018
2018 dengan jumlah 8631 kg dengan penggunaan rata-rata per bulan 719,25
kg.
53
Tabel IV.5
Total Penggunaan Bahan Baku Pengembang Roti Tahun 2018
pada tahun 2018 dengan jumlah 143850 gr dan penggunaan rata-rata per
Kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku terigu dapat diketahui pada
Tabel IV.6
Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Tepung Terigu di Perusahaan
Roti Rahma Bakery Gemolong Tahun 2018
tepung terigu sebesar 3750 Kg, frekuensi pemesanan sebesar 19 kali dan total
Kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku gula dapat diketahui pada
Tabel IV.7
Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Gula di Perusahaan Roti
Rahma Bakery Gemolong Tahun 2018
baku gula sebesar 419,56Kg, frekuensi pemesanan sebesar 48 kali dan total
Kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku gula dapat diketahui pada
Tabel IV.8
Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Telur di Perusahaan Roti
Rahma Bakery Gemolong Tahun 2018
baku telur sebesar 37,56 Kg, frekuensi pemesanan sebesar 48 kali dan total
Tabel IV.9
Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Mentega di Perusahaan
Roti Rahma Bakery Gemolong Tahun 2018
baku mentega sebesar 359,63 Kg, frekuensi pemesanan sebesar 48 kali dan
Kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku mentega dapat diketahui pada
Tabel IV.10
Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku pengembang roti di Perusahaan
Roti Rahma Bakery Gemolong Tahun 2018
baku pengembang roti sebesar 5993,75 gr, frekuensi pemesanan sebesar 24 kali
A. Biaya Pemesanan
suplier. Besarnya biaya pemesanan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.11
Biaya Pemesanan Bahan Baku Tepung Terigu pada UD. Rahma Bakery
tahun 2018
Terlihat dari tabel IV.11 diketahui biaya pemesanan tahun 2018 yaitu
2) Biaya Pemesanan Bahan Baku Gula, Telur, Mentega dan Pengembang roti
berikut ini :
Tabel IV.12
Biaya Pemesanan Bahan Baku Gula, Telur, Mentega dan Bahan
Pengembang UD. Rahma Bakery Tahun 2018
Terlihat dari tabel IV.12 diketahui biaya pemesanan tahun 2018 yaitu
sebesar Rp 480000.
B. Biaya Penyimpanan
Adapun biaya peyimpanan bahan baku di perusahaan roti Rahma Bakery
Gemolong sebagai berikut:
58
Tabel IV.13
Biaya peyimpanan Bahan Baku UD. Rahma Bakery Tahun 2018
Persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan inti dari bahan yang
tidak menghambat proses produksi. Tepung terigu merupakan bahan baku utama
semua jenis produknya. Sistem produksi yang diterapkan perusahaan roti Rahma
5. Reorder Point
penerimaan material yang dipesan tepat pada waktu dimana persediaan diatas
safety stock sama dengan nol. Jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang
tidak tentu akan mempengaruhi siklus pemesanan bahan tepung terigu oleh
tepung terigu jumlah setiap kali pemesanan adalah: 125 x 25 Kg = 3750 Kg.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝐹=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛
72025 𝐾𝑔
𝐹= = 19,21 kali (dibulatkan menjadi 19 kali)
3750 𝐾𝑔
= Rp. 3.388.837,21
Jadi total biaya persediaan bahan baku tepung terigu yang harus
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
𝐷 72,025 𝐾𝑔
𝐹= = = 4,58 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 5)
𝐸𝑂𝑄 15,741 𝐾𝑔
berikut:
62
Tabel IV.14.
Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Tepung Terigu
= 285,86 x 1,65
= 471,7 Kg
menunggu pemesanan bahan baku tepung terigu adalah selama 2 hari, atau
bisa dikatakan lead time (L) 2 hari. Adapun rata-rata jumlah kerja karyawan
𝐷 72,025 𝐾𝑔
𝑑= = = 240,1 𝐾𝑔
𝑡 300
= 951,9 Kg
Dari hasil yang telah dianalisis di atas maka telah diketahui perbandingan
antara total biaya yang dikeluarkan bila menggunakan kebijakan perusahaan dan
kebijakan dengan menggunakan metode EOQ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel IV.15.
Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ dalam Penyediaan
Bahan Baku Tepung Terigu
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan bahan
bahan baku gula sebanyak 48 kali, sehingga biaya pemesanan setiap kali
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑄=
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
20.139
𝑄= = 420 𝐾𝑔
48
= Rp. 1.579.583,33
Jadi total biaya persediaan bahan baku gula yang harus ditanggung
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
𝐷 20,139 𝐾𝑔
𝐹= = = 10,57 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 11)
𝐸𝑂𝑄 1,906 𝐾𝑔
diketahui:
Jadi total biaya persediaan bahan baku gula bila menggunakan metode
berikut:
Tabel IV.16.
Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Gula
Pemakaian
No Bulan 𝑋 − 𝑋̅ (𝑋 − 𝑋̅)2
(kg)
1 Januari 1596 -82.25 6765.06
2 Februari 1610 -68.25 4658.06
3 Maret 1561 -117.25 13747.56
4 April 1750 71.75 5148.06
5 Mei 1673 -5.25 27.56
6 Juni 1813 134.75 18157.56
7 Juli 1778 99.75 9950.06
8 Agustus 1722 43.75 1914.06
9 September 1708 29.75 885.06
10 Oktober 1589 -89.25 7965.56
11 November 1645 -33.25 1105.56
12 Desember 1694 15.75 248.06
Jumlah 20139 70572.25
rata-rata 1678.25
Jadi persediaan pengaman bahan baku gula yang harus disediakan oleh
pemesanan bahan baku gula adalah selama 2 hari, atau bisa dikatakan lead time
(L) 2 hari. Adapun rata-rata jumlah kerja karyawan selama 300 hari dalam
setahun.
𝐷 20.139 𝐾𝑔
𝑑= = = 67,2 𝐾𝑔
𝑡 300
Maka titik pemesanan kembali (ROP) adalah sebagai berikut:
= 260,8 Kg
Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku gula pada tingkat
Dari hasil yang telah dianalisis di atas maka telah diketahui perbandingan
dan kebijakan dengan menggunakan metode EOQ. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel IV.17.
Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ dalam
Penyediaan Bahan Baku Gula
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan bahan baku
bahan baku telur sebanyak 48 kali, sehingga biaya pemesanan setiap kali pesan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑄=
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
1803
𝑄= = 37,6 𝐾𝑔
48
= Rp. 1.579.583,33
Jadi total biaya persediaan bahan baku telur yang harus ditanggung
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
𝐷 1,803 𝐾𝑔
𝐹= = = 10,57 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 11)
𝐸𝑂𝑄 170,6 𝐾𝑔
Jadi frekuensi pemesanan bahan baku telur menurut metode EOQ adalah
Jadi total biaya persediaan bahan baku telur bila menggunakan metode
berikut:
72
Tabel IV.18.
Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Telur
= 6,83 x 1,65
= 11,3 Kg
Jadi persediaan pengaman bahan baku telur yang harus disediakan oleh
menunggu pemesanan bahan baku telur adalah selama 2 hari, atau bisa
dikatakan lead time (L) 2 hari. Adapun rata-rata jumlah kerja karyawan
= (6 Kg x 2 hari) + 11,3 Kg
= 23,3 Kg
Tabel IV.19
Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ dalam
Penyediaan Bahan Baku Telur
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan bahan baku
bahan baku mentega sebanyak 24 kali, sehingga biaya pemesanan setiap kali
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑄=
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
8631
𝑄= = 359,6 𝐾𝑔
24
= Rp. 1.719.166,67
Jadi total biaya persediaan bahan baku mentega yang harus ditanggung
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
𝐷 8631 𝐾𝑔
𝐹= = = 7,5 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 8)
𝐸𝑂𝑄 1155 𝐾𝑔
berikut:
77
Tabel IV.20
Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Mentega
menunggu pemesanan bahan baku mentega adalah selama 2 hari, atau bisa
dikatakan lead time (L) 2 hari. Adapun rata-rata jumlah kerja karyawan
= 23,3 Kg
Tabel IV.21
Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ dalam Penyediaan
Bahan Baku Mentega
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan bahan baku
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑄=
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
143850
𝑄= = 5994 𝑔𝑟
24
= Rp. 1.719.166,67
Jadi total biaya persediaan bahan baku pengembang roti yang harus
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
𝐷 143.850 𝑔𝑟
𝐹= = = 7,5 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 8)
𝐸𝑂𝑄 19.251 𝑔𝑟
Tabel IV.22
Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Pengembang Roti
pemesanan bahan baku pengembang roti adalah selama 2 hari, atau bisa
dikatakan lead time (L) 2 hari. Adapun rata-rata jumlah kerja karyawan selama
= 1862,8 gr
Dari hasil yang telah dianalisis di atas maka telah diketahui perbandingan
antara total biaya yang dikeluarkan bila menggunakan kebijakan perusahaan dan
kebijakan dengan menggunakan metode EOQ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel IV.23
Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ dalam Penyediaan
Bahan Baku Pengembang Roti
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan bahan baku
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil
1. Kebutuhan bahan baku tepung terigu yang ekonomis dan optimal dengan
metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah sebesar 15.741 Kg, dengan
pemesanan kembali (reorder point) bahan baku tepung terigu pada tingkat
jumlah sebesar 951,9 Kg. Total biaya persediaan bahan baku tepung terigu
2. Kebutuhan bahan baku gula yang ekonomis dan optimal dengan metode
pemesanan kembali (reorder point) bahan baku gula pada tingkat jumlah
sebesar 260,8 Kg. Total biaya persediaan bahan baku gula dengan
3. Kebutuhan bahan baku telur yang ekonomis dan optimal dengan metode
85
86
pemesanan kembali (reorder point) bahan baku telur pada tingkat jumlah
sebesar 23,3 Kg. Total biaya persediaan bahan baku telur dengan
4. Kebutuhan bahan baku mentega yang ekonomis dan optimal dengan metode
jumlah sebesar 111,8 Kg. Total biaya persediaan bahan baku mentega
5. Kebutuhan bahan baku pengembang roti yang ekonomis dan optimal dengan
metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah sebesar 19.251 gr, dengan
tingkat jumlah sebesar 1862,8 gr. Total biaya persediaan bahan baku
5.2. Saran
persediaan pengadaan bahan baku. Akan tetapi resiko kerusakan bahan baku
bahan baku secara tepat untuk mengatasi bahan baku yang mudah
membusuk atau perusahaan perlu mencari metode lain yang lebih tepat
Assauri, Sofyan. 2016. Manajemen Produksi dan Opersai. Edisi revisi. Jakarta:
BPFE UI
Alfiah. 2011. Analisis Persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dengan
Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada PT. Sukorejo Indah Tekstile
Batang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hadana, A.M. 2017. Analisis manajemen persediaan bahan baku dengan metode
EOQ pada perusahaan roti oryza Malang, Skripsi, FE UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, Malang.
Hidayat, T. 2013. Membuat aplikasi exel untuk UKM. Jakarta Selatan: Mediakita.
88
89
Kaluntas, S.G., Benu, N.M., Rori, Y.P.I. 2016. Analisis Persediaan Bahan Baku
Pada Usaha Kecil Menengah Produk Roti (Studi Kasus UD. Nabila Desa
Kalasey, Kecamatan Mandolang). Agri-Sosiekonomi. Vol.12 No.2. Hal.95-
104.
Tuerah, M.C. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ikan Tuna
pada CV. Golden KK. Jurnal Emba ISSN 2303-1174 Vol.2 No.4. Hal.524-
536.
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian dari Perusahaan UD. Rahma Bakery Gemolong
90
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Untuk Pemilik UD Rahma Bakery Mengenai Gambaran
Perusahaan.
2. Bagaimana untuk perkembangan usaha bapak dari awal berdiri sampai saat
ini?
8. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam sehari dan apa saja jenisnya?
10. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di tempat bapak bagaimana sistem
kerjanya?
12. Apa saja alat yang digunakan untuk produksi dan kegunaanya?
91
Lampiran 3
Pedoman Wawancara dan Hasil Pengisian Data dari Informan
untuk mendirikan usaha. Sebelum usaha ini berdiri bapak mahmud berprofesi
diperantauan sebagai karyawan disalah satu pabrik roti. Setelah merasa ilmu
merintis usaha pada tahun 2012 di daerah asal beliau yang beralamat di dukuh
2. Bagaimana untuk perkembangan usaha bapak dari awal berdiri sampai saat ini?
Untuk perkembangan perusahaan ini cukup pesat dan respon dari masyarakat
disekitar cukup baik. Perusahaan ini selalu menjaga kualitas rasa supaya
pengadaan bahan baku tepung terigu adalah biaya angkut,bongkar dan biaya
92
telepon, Setelah perusahaan melakukan pemesanan kemudian supplier
kepasar dan ada biaya transport juga biaya telepon untuk pengadaan bahan
baku ini. Selain biaya diatas juga ada biaya lain yang harus ditanggung oleh
perusahaan yaitu biaya listrik dan penjaga gudang. Untuk kebutuhan bahan
baku penolong perusahaan bekerja sama dengan UMKM sekitar, salah satunya
tepung terigu dan untuk kebutuhan bahan lainya menyesuaikan dengan takaran
Untuk harga bahan baku tepung terigu seharga 5.850 /kg, Telur 18.000/kg,
Perusahaan ini melakukan pembelian bahan baku tepung terigu sebanyak 125
karung tiap kali pesan pada suplier. Akan tetapi dalam sebulan perusahaan
mampu menghabiskan lebih dari 125 karung dan perusahaan harus melakukan
93
langsung ke pasar dengan pemesanan. Untuk bahan baku gula dan telur
minggu sekali.
8. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam sehari dan apa saja jenisnya?
biji dengan berbagai jenis roti seperti bolu, semir, sisir, kering, kelapa, tawar,
kue dan juga menerima pemesanan dalam skala besar maupun kecil.
Dalam pemasaran produk yaitu ada yang mengambil keperusahaan dan ada
10. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di tempat bapak bagaimana sistem
kerjanya?
orang dengan jam kerja mulai dari 07.00-16.00 Wib dan setiap hari minggu
mesin yang kadang mengalami troubel, tetapi dalam pengadaan bahan baku
perusahaan tidak mengalami hambatan karena cukup tersedia bahan baku yang
dibutuhkan.
94
12. Apa saja alat yang digunakan untuk produksi dan kegunaanya?
a. Mesin mixer
Digunakan untuk mencampur bahan tepung.
b. Rolling pin
untuk menipiskan dan mengeluarkan udara pada adonan roti yang telah
mengembang.
c. Mesin aduk cream
Digunakan untuk mencampur mentega dan gula sebagai pemoles roti.
d. Oven
Digunakan untuk memanggang adonan roti, terbuat dari seng dan
berbentuk persegi.
e. Loyang
Digunakan sebagai wadah adonan roti yang sudah dibentuk dan akan
dioven.
f. Timbangan
Digunakan untuk menimbang bahan yang akan diproduksi agar takaran
bisa pas sesuai dengan yang diharapkan.
g. Kuas
Digunakan untuk mengoles loyang dengan margarin atau minyak.
95
Lampiran 4
Data Penggunaan Bahan Baku pada UD. Rahma Bakery Tahun 2018
96
Lampiran 5
Data Frekuensi Pemesanan Bahan Baku pada UD.Rahma Bakery tahun 2018
Lampiran 6
Data Biaya Pemesanan Bahan Baku pada UD. Rahma Bakery tahun 2018
Lampiran 7
Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku pada UD. Rahma Bakery tahun 2018
97
Lampiran 8
Foto Dokumentasi
98
3.Foto dokumentasi mesin rolling
99
5.Foto Dokumentasi Loyang yang dimiliki perusahaan
100
Lampiran 9
Daftar Riwayat Hidup
Agama : Islam
Tengah
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Organisasi :
101