SKRIPSI
OLEH:
MAJID AR RASYID
NIM: 1630403063
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha
Kerupuk Sakura Di Nagari Batu Ampa”. Shalawat beriringan salam tidak lupa
pula penulis mohonkan kepada Allah SWT, semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabat dan para pengikut beliau
sampai pada akhir zaman yang telah membentangkan jalan kebenaran dimuka
bumi Allah yang tercinta ini.
Skripsi ini ditulis untuk menyelesaikan kuliah penulis guna meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulusnya serta rasa penghargaan yang tak terhingga kepada kedua
orang tua, Ibundaku tersayang dan tercinta Misri Indramawati dan Ayahanda
Rusjdi yang sudah bersabar mendidik, menuntun, menasehati, dan mendoakan
serta memberikan dorongan moril maupun materil dengan segenap jiwa dan
ketulusan hatinya.
ii
6. Ibuk Mega Rahmi, SE.Sy., M.Si selaku penguji yang telah meluangkan
waktu, mencurahkan pikiran dan tenaga, menguji, menasehati, membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan ibuk Dosen IAIN Batusangkar yang banyak memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis serta menuntut ilmu di IAIN Batusangkar
sehingga memperluas cakrawala keilmuan penulis. Beserta bapak dan ibuk
staf, baik staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Manajemen
Syariah, Staf Akama, Staf Perpustakaan IAIN Batusangkar.
8. Ibuk Sevia selaku Pemilik Usaha Kerupuk Sakura Di Nagari Batu Ampa
yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian serta
memberikan informasi kepada penulis sebagai bahan penyelesaian penulisan
skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Syariah khususnya Manasya B’16,
dan seluruh mahasiswa angkatan ‟16 yang selalu membantu dan memberi
semangat untuk penulis.
Penulis berdoa semoga segala bantuan dan pertolongan yang diberikan
dapat menjadi amal ibadah di sisi Allah dan dibalasi dengan pahala yang berlipat
ganda. Amin ya Robbal‟alamin.
Penulis
MAJID AR RASYID
1630403063
iii
DAFTAR ISI
iv
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 40
F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ......................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 43
A. Temuan Penelitian ....................................................................................... 43
1. Gambaran Umum Usaha Kerupuk Sakura di Nagari Batu Ampa ... 43
2. Nama, Identitas Karyawan dan Bagian Masing-masing .................. 44
3. Tahapan Produksi Usaha Kerupuk Sakura ...................................... 44
B. Pembahasan .................................................................................................. 45
1. Persediaan ........................................................................................ 45
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan ................................ 48
3. Pengendalian .................................................................................... 56
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56
A. Kesimpulan................................................................................................... 57
B. Implikasi ....................................................................................................... 58
C. Saran.............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Penggunaan Bahan Baku Pada Usaha Kerupuk Sakura .... 5
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku, yang dapat menghambat
kegiatan produksi perusahaan.
Pengendalian persediaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena kegiatan ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi
penggunaan uang dalam persediaan. Namun, demikian perlu ditegaskan
bahwa tidak berarti akan dapat melenyapkan sama sekali risiko yang timbul
akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, melainkan
hanya berusaha mengurangi resiko tersebut. Jadi dalam pengendalian
persediaan dapat membantu mengurangi terjadinya resiko tersebut diatas
menjadi sekecil mungkin (Rangkuti, 2015:5).
Setiap perusahaan akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk
menunjang jalannya proses produksi dalam perusahaannya. Cara pengendalian
persediaan bahan baku dalam setiap perusahaan ini akan berbeda-beda, baik
dalam hal jumlah unit dari persediaan bahan baku, maupun manajemen atau
pengelolaan dari persediaan bahan baku dalam perusahaan. Persiapan untuk
mengadakan pengendalian persediaan bahan baku ini akan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, sehingga persediaan bahan baku yang ada tersebut
akan benar-benar dapat menunjang pelaksanaan proses produki dalam
perusahaan seefisien mungkin. Beberapa contoh perusahaan yang melakukan
pengendalian persediaan bahan baku diantaranya yaitu perusahaan otomatif,
perusahaan tekstil, dan industri, pengelolaan minuman dan makanan seperti
industri pengelolaan ubi menjadi kerupuk sakura.
Batu Ampa adalah sebuah daerah atau nagari yang mana disana terdapat
usaha kerupuk sakura. Usaha inilah salah satu usaha yang ada di nagari Batu
Ampa Kecamatan Akabiluru. Usaha kerupuk sakura di Batu Ampa ini
merupakan suatu usaha makanan dan yang menjadi bahan baku dalam
makanan ini adalah ubi. Pemilik usaha ini membeli ubi kepada beberapa
pemilik kebun ubi, yang mana pemilik kebun mengantar langsung ke pada
pengusaha kerupuk sakura yang membutuhkan ubi. Dan ada juga ubinya
berasal dari Duri.
4
Tabel 1.1
Realisasi Penggunaan Bahan Baku pada Usaha Kerupuk Sakura
Bulan Penggunaan Bahan Baku Kerupuk Sakura (Kg)
2017 2018 2019
Januari 2980 2950 2975
Februari 2985 1800 2202
Maret 2800 2513 2600
April 2830 2781 2890
Mei 2900 2601 2744
Juni 2701 2100 2518
Juli 1579 2351 2632
Agustus 2332 2751 2902
September 2781 2100 2517
Oktober 2113 2805 2974
November 2906 2860 2958
Desember 2913 2750 2870
Sumber: Laporan Perusahaan Usaha Kerupuk Sakura
Tabel diatas merupakan jumlah realisasi penggunaan bahan baku dalam
setiap bulan selama tiga tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan adanya sisa
persediaan bahan baku setiap tahunnya. Adanya sisa persediaan bahan baku
akibat sifat bahan dari alam sehingga tidak bisa bertahan lama dan tidak dapat
digunakan kembali. Hal tersebut yang harus selalu diperhatikan perusahaan
agar tidak terjadi penumpukkan bahan baku yang akan berpengaruh pada
keuntungan yang didapatkan perusahaan akibat terdapat sisa persediaan bahan
baku yang tidak dapat digunakan kembali. Data diatas juga menjelaskan bahwa
jumlah persediaan dan penggunaan bahan baku mengalami naik dan turun yang
disesuaikan dengan kondisi pasar dan kondisi supplier, sehingga rencana
perusahaan setiap bulannya tidak dapat terealisasi dengan baik. Adanya hal
tersebut tentu perlu adanya pengendalian persediaan bahan baku sehingga
6
mampu mnyediakan bahan baku yang tepat pada saat yang tepat dengan
rencana yang baik agar mendapatkan kuantitas dan kualitas yang tepat.
Usaha kerupuk sakura memiliki permintaan dari beberapa daerah mulai
dari Batu Ampa hingga ke luar daerah seperti Pekanbaru dan Jambi. Adapun
data penjualan pada Usaha kerupuk sakura dari tahun 2017-2019 sebagai
berikut:
Tabel 1.2
Data Penjualan Usaha Dagang Kerupuk Sakura
Bulan Data Penjualan Kerupuk (Kg)
2017 2018 2019
Januari 1480 1470 1485
Februari 1483 950 1.100
Maret 1401 1256 1300
April 1415 1390 1440
Mei 1456 1302 1370
Juni 1354 1.050 1259
Juli 789 1175 1316
Agustus 1166 1375 1451
September 1390 1050 1258
Oktober 1056 1402 1487
November 1453 1430 1479
Desember 1456 1375 1435
Sumber: Laporan Perusahaan Usaha Kerupuk Sakura
Kegiatan penjualan pada Usaha Kerupuk Sakura dalam sebulan
melakukan pengiriman hingga tiga sampai empat kali menggunakan satu truk
box. Jika permintaan kerupuk sakura ini banyak, sehingga persediaan bahan
baku tersebut ada kalanya tidak dapat mencukupi kebutuhan pelanggan yang
terus meningkat sehingga perusahaan melakukan pemesanan kembali yang
menimbulkan adanya biaya tambahan, sebaliknya pada saat tertentu
perusahaan kerupuk sakura mengalami kelebihan stok bahan baku, hal ini
7
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memfokuskan
penelitian yang akan diteliti tentang Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Pada Usaha Kerupuk Sakura Di Nagari Batu Ampa.
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengendalian Persediaan oleh Pemilik
Usaha Kerupuk Sakura Di Nagari Batu Ampa dalam Menunjang Proses
Produksi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: Untuk Mengetahui Pengendalian Persediaan oleh
Pemilik Usaha Kerupuk Sakura dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi.
2. Luaran Penelitian
Adapun luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah
agar dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan bisa menambah khazanah
pustaka IAIN Batusangkar.
F. Defenisi Operasional
Adapun beberapa istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini dan
perlu diberikan penjelasan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk tidak
terjadi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul
peneliti ini, maka perlu di jelaskan beberapa hal sebagai berikut :
Persediaan adalah sejumlah bahan atau barang yang tersedia untuk
digunakan sewaktu-waktu dimasa yang akan datang. Persediaan terjadi apabila
jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri) lebih besar
daripada jumlah yang digunakan, dengan kata lain, persediaan adalah
kelebihan jumlah yang diadakan diatas jumlah yang digunakan. Selama belum
digunakan, persediaan itu sebenarnya merupakan sumberdaya yang
menganggur. (Pardede, 2014: 411)
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menajamin hasil yang diharapkan (Pasrizal, 2015:164).
Pengendalian adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kebutuhan bahan baku sehingga kebutuhan
operasi dapat dipenuhi pada waktunya.
Pengendalian persediaan dalam perusahaan sangat diperlukan karena
berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pengendalian
yang baik berhubungan dengan perencanaan yang baik. Bagi pemimpin
perusahaan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka perlu melakukan
fungsi pengendalian, dengan adanya pengendalian diharapkan tidak terjadi
penyimpangan yang dapat menghambat jalannya operasional perusahaan.
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan usaha untuk menyediakan
persediaan bahan baku dengan melakukan suatu perencanaan yang baik. Setiap
10
11
12
tunggu yang juga tidak pasti. Persediaan yang diadakan dengan maksud
untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan seperti itu disebut persediaan
berjaga-jaga (Buffer stock).
2) Pemisahan Operasi
Pada suatu rangkaian kegiatan pengolahan, setiap kegiatan sangat
bergantung kepada, atau dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan lain. Pada
beberapa kegiatan yang berurutan, apabila suatu kegiatan berhenti maka
kegiatan berikutnya akan terganggu. Untuk mengatasi hal ini maka dua
kegiatan yang berurutan dapat dipisahkan dari segi persediaan. Dengan
cara ini suatu kegiatan yang mengukuti, atau yang merupakan lanjutan
dari kegiatan lain dibekali dengan persediaan bahan dalam pengerjaan
sehingga ketergantungannya terhadap kegiatan pendahulunya dapat
diperkecil. Disamping itu pemisahan kegiatan dari segi persediaan juga
dilakukan agar untuk setiap kegiatan dapat direncanakan jadwal secara
bebas tanpa harus menyesuaikannya dengan jadwal kegiatan-kegiatan
lain dengan demikian, maka persediaan ini berperan sebagai alat yang
memungkinkan pemisahan operasi (Operation Decoupling).
3) Pemantapan Produksi
Apabila jumlah barang yang diminta berubah-ubah naik turun
secara teratur, perusahaan tidak harus menaikturunkan tingkat
pengolahan untuk memenuhinya. Pengolahan dapat diusahakan agar
selalu berada pada tingkat yang tepat dengan bantuan persediaan. Pada
saat jumlah baranh yang dibuat lebih besar dari jumlah yang diminta
maka persediaan akan menumpuk. Pesediaan ini nantinya akan
digunakan untuk menutupi kekurangan pada saat jumlah yang dibuat
lebih rendah dari jumlah yang diterima dalam hal ini persediaan berperan
sebagai alat untuk memuluskan produksi (Smooting Production).
4) Penghematan Biaya Penanganan Persediaan
Pada suatu rangkaian kegiatan, bahan-bahan mengulir mulai dari
kegiatan tahap awal hingga kegiatan tahap akhir. Pergerakan bahan-
bahan ini tentu saja membutuhkan biaya terutama pada kegiatan
14
2. Pengendalian
a. Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan
pengukuran dan koneksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan
bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi dapat terlaksana
dengan baik. Perencanaan dan pengendalian punya hubungan yang erat
yang mana kedua fungsi manajemen tersebut tidak dapat dipisahkan.
Tanpa tujuan dan rencana-rencana, pengendalian tidak mungkin
22
jadi dengan memiliki nilai lebih untuk dijual kembali. Jadi tanpa adanya
bahan baku proses produksi tidak dapat berjalan.
Proses produksi sangat dipengaruhi oleh bahan baku, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian, bahwa bahan baku secara
jumlah harus terpenuhi dengan target produksi dan juga kualitas karena
berpengaruh langsung terhadap output dari proses produksi. Adapun
karakteristik bahan baku dari segi kuantitas dan juga kualitas yaitu sebagai
berikut:
a. Kuantitas bahan baku
Karakteristik suatu bahan baku dilihat dari segi kuantitas bahan
baku berkaitan dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan sesuai
dengan target produksi.
b. Kualitas bahan baku
Karakteristik bahan baku juga tidak kalah pentingnya dengan
kulitas bahan baku. Secara umum bahwa produk yang berkualitas dapat
mempengaruhi oleh bahan baku yang berkualitas. Menurut Ahyari
(2003) tentang kualitas bahanbaku yaitu suatu bentuk pengendalian
terhadap baik buruknya kualitas produk perusahaan akan ditentukan
oleh baik buruknya kualitas bahan baku yang dipergunakan.
Dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perusahaan untuk
melakukan proses produksi, kuantitas dan kualitas bahan baku sangat
penting. Sehingga berpengaruh langsung pada hasil akhir produk yang
diinginkan pelanggan dan perusahaan itu sendiri.
5. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah salah satau kegiatan dari urutan
kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi
produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan
lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya. Pengendalian
persediaan berguna untuk menjadikan proses produksi dan pemasaran
stabil (Assauri, 2019: 176).
33
A. Jenis Penelitian
37
38
A. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian kualitatif ini, peneliti langsung berada
dilapangan untuk meneliti yaitu dengan menggunakan pedoman obsevasi,
pedoman wawancara dan mengambil dokumentasinya. Penelitian kualitatif
sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data membuat kesimpulan atas semuanya
(Sugiyono, 2018: 222).
Pada penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah pedoman
wawancara berupa daftar pertanyaan serta instrument yang menunjang
kelengkapan berupa buku catatan, alat tulis, alat perekam, dan kamera.
39
C. Sumber Data
Achamadi (2005:83) menjelaskan sumber data adalah benda, hal atau
orang, tempat penelitian, membaca atau bertanya tentang data. Sumber data yang
peneliti gunakan disini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer (Premer-sources)
Sumber data primer adalah sumber data langsung dan memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:225). Sumber data yang
langsung dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mencari data langsung ke
lapangan berupa data primer yang penulis dapatkan dari hasil wawancara
dengan Manejer atau pemilik Usaha Kerupuk Sakura Ibu Sevia.
2. Data Sekunder (Secondary-sources)
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak lansung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2013:15). Bisa juga dengan mencari referensi berupa buku-buku
pengamatan juga pencatatan terhadap informasi atau hal yang berkaitan
dengan isi yang akan diteliti peneliti. Dalam proses observasi ini, peneliti
dokumentasi berupa catatan, laporan-laporan mengenai pengendalian
persedian bahan baku ubi pada Nagari Batuampa Kecamatan Akabiluru.
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal yang penting dari lapangan sejak awal
sampai akhir. Dengan demikian data yang telah diperoleh akan
memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya mengenai Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha Kerupuk Sakura Di
Nagari Batu Ampa. Reduksi data dengan melakukan wawancara dengan
pertanyaan terstruktur, dicatat, direkam dan dokumentasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi
yang sudah disusun, dimana memungkinkan untuk mengambil kesimpulan
mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha
Kerupuk Sakura Di Nagari Batu Ampa. Penyajian data dilakukan dengan
memahami Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha
Kerupuk Sakura dan ditampilkan dalam bentuk tertentu.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh dari hasil interprestasi terhadap data penelitian
yang diperoleh dari lapangan. penarikan kesimpulan dilakukan dengan
memaparkan hasil yang telah diteliti secara terperinci, Sehingga
memberikan informasi yang lengkap tentang Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha Kerupuk Sakura Di Nagari Batu
Ampa.
Teknik analisis data yang di gunakan dengan metode deskriptif
kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data,
disusun, dan dianalisis sehingga memberikan gambaran yang sebenarnya
tentang Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ubi Pada Usaha Kerupuk
Sakura Di Nagari Batu Ampa apakah sudah sesuai dengan teori.
Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
ini, penulis melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut.
42
A. Temuan Penelitian
1. Gambaran Umum Usaha Kerupuk Sakura di Nagari Batu Ampa
Usaha kerupuk sakura merupakan suatu usaha yang bergerak dalam
bidang makanan, kerupuk sakura ini merupakan makanan ringan khas
Minang yang saat ini sudah banyak berkembang dimana-mana. Kerupuk
Sakura ini merupakan makanan yang berbahan baku ubi yang diolah. Saat
ini Kerupuk Sakura sudah dikenal oleh masyarakat luas, seperti Jambi dan
Pekanbaru
Usaha Kerupuk Sakura ini terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota
dan tepatnya ada di Nagari Batu Ampa, tidak hanya satu usaha kerupuk ini
saja, namun ada beberapa usaha kerupuk yang sampai saat ini masih aktif
berproduksi, masing-masing usaha kerupuk ini tentu mempunyai cara dan
teknik masing-masing dalam membuat makanan kerupuk sakura ini.
Kerupuk Sakura yang kita ketahui bentuknya melebar seperti kerupuk
biasanya tapi kerupuk sakura ini agak sedikit besar ukurannya dari
kerupuk biasanya. Untuk nama atau merek kebanyakan orang hanya
menyebutkan nama pemilik atau alamat tempat usaha itu berada.
Seperti pada usaha yang satu ini yaitu usaha kerupuk sakura ibuk
Sevia, yang memulai menjalankan usaha Kerupuk Sakura dari akhir tahun
2016, sampai sekarang. Yang beralamat di jalan lintas Payakumbuh-
Bukittinggi sebelum SMAN 1 Kec. Akabiluru. Awalnya uni Sevia dulunya
adalah seorang karyawan di salah satu usaha Kerupuk Sakura, dan pada
tahun 2016 memutuskan untuk mendirikan sendiri usaha Kerupuk Sakura,
dan saat ini uni Sevia mempunyai 5 orang karyawan.
43
44
B. Pembahasan
1. Persediaan
Manajemen persediaan adalah kunci kesuksesan sebuah perusahaan,
baik jasa maupun manufaktur. Tingkat persediaan di dalam proses produksi
terhadap efisiensi produksi. Bagian pemasaran dan penjualan mengharapkan
ketersediaan produk jadi untuk ditawarkan ke pasar. Sementara bagian
produksi membutuhkan bermacam bahan baku, komponen yang harus dibeli
dari beberapa perusahaan pemasok
Persediaan menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Ada beberapa peranan dilakukan persediaan bagi usaha kerupuk
sakura, antara lain:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh buk Sevia sebagai
informan pada tanggal 04 Juni 2020, pukul 13.45 WIB
“Dalam pemesanan bahan baku ada keterlambatan paling lama
hanya 1 hari, dan pada saat produksi terkadang saya membeli bahan baku
itu dalam jumlah yang besar, sehingga saat produksi yang seharusnya
saya hanya memproduksi beberapa puluh kilo saja, maka ada kelebihan
bahan baku, dan di saat pemesanan kembali bahan baku, terjadi
keterlambatan maka saya akan memproduksi bahan baku yang tersisa”.
46
c. Kebijakan pembelanjaan
Kebijakan pembelanjaan yang dilaksanakan didalam
perusahaan akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan persediaan
bahan baku dalam perusahaan tersebut. Seberapa besar dana yang
dapat digunakan untuk investasi didalam persediaan bahan baku
tentunya juga tergantung dari kebijakan perusahaan apakah dana
untuk persediaan bahan baku ini dapat memperoleh priorotas pertama.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sevia pada tanggal
04 Juni 2020, pada pukul 14.25 WIB
“Dalam kebijakan pembelanjaan, saya menggunakan sistem
pemesanan kepada pemasok, dan nanti akan diantar oleh pemasok ke
tempat saya”.
Pada usaha kerupuk sakura ibik Sevia ini, melakukan
pembelian bahan baku dengan cara pesanan.
e. Waktu tunggu
Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan
antara saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan
datangnya bahan baku yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan
bahan baku yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut tidak
memperhitungkan waktu tunggu, maka akan terjadi kekurangan bahan
baku.
Sebagaimana Ibu Sevia mengatakan pada tanggal 04 Juni
2020, pada pukul 15.35 WIB
“Untuk waktu tunggu datangnya bahan baku, sering sekali
pesanan bahan baku datang terlambat dari hari yang sudah ditentukan,
sehingga membuat proses produksi jadi terganggu”.
Waktu tunggu ini merupakan masalah yang sangat sering
dialami usaha kerupuk sakura ibuk sevia, namun usaha kerupuk
sakuraini mempunyai cadangan setiap kali melakukan pemesanan.
Dalam persediaan bahan baku yang sangat berpengaruh untuk
kelancaran proses produksi adalah waktu tunggu ini, karena saat
pesanan datang tidak tepat waktu maka proses produksi juga akan
terhenti, sudah benar yang dilakukan oleh ibuk sevia bahwa usahanya
mempunyai persediaan bahan baku, jika pesanan datang terlambat ia
bisa menggunakan bahan baku yang ada, sehingga proses produksi
dapat berjalan lancar.
f. Model pembelian
Model pembelian bahan baku yang digunakan perusahaan
sangat berpengaruh terhadap persediaan bahan baku yang dimiliki
perusahaan. Model pembelian berbeda akan menghasilkan jumlah
pembelian optimal yang berbeda pula. Pemilihan model pembelian
yang akan digunakan oleh suatu perusahaan akan disesuaikan dengan
situasi dan kodisi dari persediaan bahan baku untuk masing-masing
perusahaan yang bersangkutan.
55
g. Persediaan pengaman
Persediaan pengaman untuk mengurangi kehabisan bahan baku
dalam perusahaan, maka diadakan persediaan pengaman. Persediaan
pengaman digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan bahan
baku, atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibelioleh
perusahaan. Dengan adanya persediaan pengaman maka proses
produksi dalam perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya
gangguan kehabisan bahan baku, walaupun bahan baku yang dibeli
perusahaan tersebut terlambat dari waktu yang diperhitungkan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sevia mengatakan
pada tanggal 04 Juni 2020, pada pukul 16.10 WIB
“Pengadaan bahan baku ada, karena saya memesan bahan baku
selalu melebihi yang akan saya produksi, sehingga akan ada
persediaan bahan baku saya untuk proses produksi selanjutnya”.
Untuk persediaan pengaman (cadangan), usaha ibuk sevia
yang melakukan pengadaan bahan baku pengaman. Bahan baku
cadangan tersebut sangat penting untuk dilakukan agar dalam proses
produksi selanjutnya dapat berjalan dengan baik, jika bahan bakunya
ubi maka dapat dilakukan dengan cara meletakkan ubi pada tempat
56
yang kering dan ada udara, maka bahan baku akan dapat bertahan
lama, sehingga bisa digunakan untuk proses produksi selanjutnya.
3. Pengendalian
Dari hasil penelitian diatas, dapat di ketahui bahwa pengendalian
dari usaha ibuk sevia ini tidak terkendali, karena dilihat dari beberapa
faktor, antara lain: dalam persediaan pengamanan usaha kerupuk sakura
ibuk sevia ini yang mana ia melakukan persediaan pengaman, tapi tidak
ada melakukan perawatan pada bahan baku yang disimpan, akibatnya
bahan baku terjadi kerusakan.
Pada waktu tunggu pemesanan bahan baku, pada usaha kerupuk
sakura ibuk sevia selalu mengalami keterlambatan dalam datangnya
bahan baku, yang mana keterlambatan dalam pemesanan bahan baku ini
sangat mempengaruhi proses produksi. Dan juga dalam perencanaan
usaha kerupuk sakura ibuk sevia ini tidak ada melakukan perencanaan
dalam pemakaian bahan baku. Sehingga pengendalian dalam usaha
kerupuk sakura tidak terkendali.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persediaan
a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
57
58
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka selanjutnya
dikemukakan implikasi hasil penelitian. Implikasi hasil penelitian ini dapat
berupa dampak teoritis terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau
penelitian dan penerapannya secara praktis dalam pemecahan masalah
penelitian. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pada dasarnya
pelaksanaan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh
pemilik usaha kerupuk sakura ini sudah cukup baik, namun masih ada
beberapa faktor yang belum berjalan dengan baik, masih ada hambatan
dalam kelancaran proses produksi, sehingga target produksi belum dapat
tercapai. Maka hasil penelitian ini dapat membawa pengaruh positif bagi
59
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, berikut
saran-saran yang peneliti ajukan :
a. Sebaiknya untuk meghindari keterlambatan datangnya bahan baku,
pemilik usaha kerupuk sakura seharusnya memesan bahan baku jauh
sebelum hari produksi dan pemilik kerupuk sakura sebaiknya
membangun korelasi dengan pemasok sehingga kebutuhan bahan baku
tercapai
b. Sebaiknya pemilik usaha kerupuk sakura melakukan perencanaan dalam
pemakaian bahan baku, sehingga tidak ada kejadian kekurangan bahan
baku saat produksi.
c. Untuk persediaan pengaman (cadangan) sebaiknya usaha kerupuk sakura
melakukan bahan baku cadangan, bukan karena bahan baku mudah rusak
atau busuk, namun hal tersebut bisa dihindari jika melakukan
pemeliharaan pada bahan baku, seperti melatakkan bahan baku ini pada
tempat yang kering dan menutup tempat penyimpanannya, sehingga tidak
mengganggu kelancaran produksi.
DAFTAR PUSTAKA
60
Sugiyono. (2018). Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartanti,R.E.(2009). Analisis Pengendaliaan Bahan Baku Minuman Bandrek
pada CV. Cihanjuang.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345
6789/14337/REIN%20ELLY%29SUHARTANTI-FST.pdf.[20Januari
2020].
Sulaiman, Nanda. (2015). Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Menggunakan Metode Eoq Pada Ud. Adi Mabel. Jurnal Teknovasi, Vol
02, No. 1. ISSN : 2355-701X.
61