Anda di halaman 1dari 103

PENGARUH KETIMPANGAN PENDAPATAN TERHADAP

KETERSEDIAAN GARIN DI PERUMAHAN KOTA PADANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai Salah Satu

Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh

GIRANG
NIM. 1613060226

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1442 H / 2020 M
i
ii
iii
ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah, “Pengaruh Ketimpangan Pendapatan


Terhadap Ketersediaan Garin Di Perumahan Kota Padang” disusun oleh
Girang, NIM 1613060226 Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Imam Bonjol Padang.Sebagian besar masjid/musala memiliki seorang
Garin. Tugas seorang Garin juga bervariasi. Ketersediaan seorang garin
tergantung dari upah yang di dapat. Upah seorang garin biasanya diambil dari
sebagian infak Masjid/Musala yang terkumpul dari pendapatan masyarakat. Untuk
itu penulis ingin melihat bagaimana pengaruh ketimpangan pendapatan terhadap
ketersediaan Garin masjid/musala di Kota Padang. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan metode
pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini tergolong ke dalam populasi
yang tidak terbatas (infinite), dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Alat yang digunakan adalah analisis uji probit dengan
dibantu oleh variabel-variabel kontrol dengan pengolahan Stata versi.13. Hasil
penelitian yang didapatkan variabel ketimpangan pendapatan setelah di
interaksikan dengan agregasi alumni TPA berpengaruh negatif dan signifikan
(tingkat signifikansi 10%). Dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar -169,5504
dan nilai signifikansi sebesar 0.078. Maka, terdapat pengaruh negatif ketimpangan
pendapatan terhadap ketersediaan Garin. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
perumahan yang memiliki ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi dan
perumahan yang memiliki alumni TPA akan menurunkan peluang ketersediaan
garin kategori ada dan menetap.

Kata Kunci : Ketimpangan Pendapatan, Ketersediaan Garin.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH KETIMPANGAN

PENDAPATAN TERHADAP KETERSEDIAAN GARIN DI PERUMAHAN

KOTA PADANG”. Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah menuntun umatnya untuk menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berkat

kemudahan dan izin Allah, dan bantuan dari semua pihak akhirnya skripsi ini bisa

di selesaikan.

Melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini:

1. Rektor UIN Imam Bonjol Padang Bapak Prof. Dr. Eka Putra Wirman,

Lc.,M.A beserta jajaran Wakil Rektor UIN Imam Bonjol Padang.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Bapak H. Ahmad Wira,

M.Ag, Ph.D beserta jajaran Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang.

3. Ketua Prodi Ekonomi Syariah Bapak H. Hari Candra, M.A dan

sekretaris jurusan Bapak Almizan, MA.

4. Dosen Penasehat Akademik (PA) Bapak H. Hari Candra, M.A yang

telah memberikan ilmu, arahan, dukungan dan arahannya selama

v
masa perkuliahan sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Bapak/Ibu

pegawai akademik mahasiswa (AKAMA) Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Islam, dan Bapak/Ibu pegawai Perpustakaan UIN Imam

Bonjol yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

menggunakan buku-buku sebagai bahan dalam menyelesaikan

skripsi ini

6. Bapak Dr. Davy Hendri, SE, M.Si selaku pembimbing I dan Ibuk Sri

Ramadhan, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, dan memberikan bimbingan, arahan, dan sumbangan

pemikiran sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.

7. Bapak Irsadunas, SE., M.Si dan Bapak Aslan Deri Ichsandi,

SH,MH. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan

saran demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Atas segala doa,

semangat, bantuan dan dorongan saya ucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan

dan dosa yang disengaja maupun tidak. Semoga Allah SWT

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta membalas kebaikan

semua pihak.

vi
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak ditemui

kekurangan bahkan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin Yaa Rabbil’Alamiin

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini

dapat bermanfaat untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan

dimasa yang mendatang sesuai dengan fungsinya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak ditemui

kekurangan bahkan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak dans

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin Yaa

Rabbil’Alamiin

Padang, 17 September 2020

Penulis,

GIRANG
1613060225

vii
DAFTAR ISI
Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................i


PERNYATAAN KEORISINILAN..................................................................ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI .....................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................v

DAFTAR ISI
..........................................................................................................................vii
i
DAFTAR TABEL ............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ........................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................7
D. Sistematika Penulisan .......................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Macam-macam Barang .....................................................................10
1. Barang Publik ...............................................................................10

2. Barang Privat ................................................................................10


3. Sumber Daya Milik Bersama
4. Monopoli Alamiah ........................................................................11
B. Free Riders ......................................................................................17
C. Ketimpangan Pendapatan.................................................................18
D. Kaitan Antara Ketimpangan Pendapatan dengan Garin ....................25
E. Penelitian Relevan ...........................................................................26
F. Hipotesis Penelitian .........................................................................28
G. Kerangka Pemikiran ........................................................................29

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ............................................................30
B. Metode Penelitian .............................................................................30
C. Populasi dan Sampel .........................................................................31
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................32
E. Instrumen Penelitian .........................................................................33
F. Teknik Analisis Data ........................................................................34
G. Variabel Penelitian……………………………………………. .........35

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Gambaran Umum Penelitian ............................................................38
B. Deskriftif Data Responden ...............................................................68
C. Statistic Deskriptif ...........................................................................48
D. Uji Hipotesis ....................................................................................51

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kesimpulan .....................................................................................73
B. Saran ...............................................................................................74

KEPUSTAKAAN .............................................................................................75
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Total Penerimaan Infak Per 11 Bulan Dan Gaji Garin... ...... 3
Tabel 3.1 Variabel Penelitian .............................................................. .... 35
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Lama Tinggal Di Perumahan .......... .... 39

Tabel 4.2 Sampel Perumahan Berdasarkan Rata-Rata Lama Tinggal


di Perumahan ....................................................................................... .... 40
Tabel 4.3 Sampel Perumahan Berdasarkan Agregasi Umur Responden .... 41
Tabel 4.4 Sampel Berdasarkan Kepemilikan Rumah ............................ .... 42
Tabel 4.5 Sampel Berdasarkan Kondisi Bangunan Masjid/Musala ....... .... 44
Tabel 4.6 Sampel Berdasarkan Sebaran Masjid/Musala ........................ .... 45

Tabel 4.7 Sampel Berdasarkan Banguna TPA ...................................... .... 45


Tabel 4.8 Sampel Berdasarkan Bantuan Dana Untuk Masjid/Musala .... .... 46
Tabel 4.9 Sampel Berdasarkan Garin Merangkap Jadi Guru TPA......... .... 46
Tabel 4.10 Sampel Perumahan Berdasarkan Tinkat Ketimangan
Pendapatan........................................................................................... .... 47
Tabel 4.11 Sampel Berdasarkan Keteresediaan Garin Masjid ............... .... 48

Tabel 4.12 Analisis Deskriptif .............................................................. .... 50


Tabel 4.13 Tabel Analisis Uji Probit Sebelum Di Interaksikan ............. .... 54
Table 4.14 Tabel Analisis Uji Probit Sesudah Di Interaksikan .............. .... 65

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-macam Barang ..................................................... ............. 16


Gambar 2.2 Kurva Lorenz .................................................................... ............. 22

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barang publik secara umum di definisikan sebagai barang jika dimana

di produksi, produsen tidak memiliki kemampuan mengendalikan siapa yang

berhak mendapatkannya. 1 Barang publik memiliki dua karakteristik utama

yakni non rivalry dan non excludability. Pertama, non rivalry. Artinya, bahwa

sebuah barang dapat dikonsumsi secara bersamaan (waktu dan tempat yang

sama) oleh beberapa pihak tanpa mengurangi atau menghilangkan jumlah

yang tersedia untuk dikonsumsi bagi pihak lainnya.

Kedua, non excludability. Artinya, tidak ada batasan atau larangan

untuk membatasi orang lain dalam mengonsumsi suatu barang dan jasa

meskipun mereka tidak membayar sesuatu apapun dalam mengkonsumsi

barang tersebut.2 Adapun contoh dari barang publik misalnya portal kereta

api, lampu lalu lintas dapat dimanfaatkan oleh semua masyarakat, jalan raya

dapat dilewati oleh semua orang, begitupun dengan barang dan layanan dari

sebuah masjid seperti suara adzan semua orang dapat mendengarkan tanpa

ada orang lain yang dapat menghalanginya. Barang publik dalam masyarakat

1
Akhmad Fauzi, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi),
(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 18-19.
2
Kristian Widya Wicaksono, Barang Publik dan Eksternalitas Pada Era Otonomi
Daerah, (Parahyangan, Jurusan Ilmu Administrasi Publik Universitas Katolik Parahyangan, ,
(JBP)| Vol 4 No. 4 Desember 2012.

1
2

tidak selalu disediakan oleh pemerintah, tetapi disediakan oleh pribadi

atau masyarakat.

Barang atau jasa publik yang disediakan oleh pribadi (masyarakat)

salah satunya Garin masjid/musala. Garin masjid/musala dikatakan sebagai

jasa publik, karena manfaat yang diberikan garin masjid/musala dapat

dinikmati bersama oleh masyarakat sekitarnya. Garin masjid/musala memiliki

tanggung jawab mengurus keperluan masjid/musala. Adapun tugas Garin itu

bervariasi seperti membersihkan masjid/musala, mengajar anak-anak TPA,

tadarus bersama ibu-ibu, menjadi imam sholat, menjadi khatib pada shalat

jumat, adzan lima waktu dan lain sebagainya.

Garin masjid/musala pastinya mengharapkan gaji yang dipergunakan

untuk membiayai hidup sehari-hari. Umumnya, gaji seorang Garin

masjid/musala berasal dari infaq masjid/musala yang terkumpul baik harian

maupun mingguan dari masyarakat sekitarnya. Infak yang terkumpul tersebut

berasal dari masyarakat yang secara sukarela menyisihkan pendapatannya.

Orang yang secara sukarela berinfak tidak memikirkan cost atau pun benefit

dari hal tersebut. Hal tersebut dianggap sebagai sedekah. Namun, tidak

semua orang mau berkontribusi untuk jasa seorang Garin masjid/musala

tersebut. Sehingga seringkali upah yang diterima Garin masjid/musala tidak

sesuai dengan dengan yang diharapkan.

Berikut data Gaji yang diterima Garin masjid/musala di beberapa

masjid di Kota Padang


3

Table 1.1

Data Total Penerimaan Infak per 11 bulan


30 Masjid/Musala di Perumahan Kota Padang

Perumahan IM IAY ITPA ILL Total infak Gaji Garin


Cimpago
Putih 20000000 4000000 5000000 7000000 36000000 1000000
Wisma Indah
V 20000000 8000000 4000000 0 32000000 700000
Shafa Marwa 35310000 10000000 4000000 0 49310000 800000
Lubuk Gading
III 15000000 8000000 5000000 0 28000000 900000
Bunda Permai 29940000 20000000 5000000 0 54940000 800000
Puri Kartika 18000000 5000000 3000000 0 26000000 700000
Villaku Indah
I 20000000 5000000 3000000 0 28000000 800000
Taman
Firdaus 8000000 4000000 2000000 0 14000000 500000
Bumi Minang
III 69572000 30744000 2244000 0 102560000 1100000
Kuala Nyiur I 20000000 5000000 3500000 0 28500000 600000
Villaku Indah
III 12000000 95000000 3000000 0 110000000 1000000
Buana Indah I 20000000 9000000 5000000 0 34000000 800000
Wisma Indah
VI 70000000 33000000 60000000 0 163000000 1500000
Astex 50000000 25000000 20000000 0 95000000 1000000
Bumi Minang
I 39500000 0 10000000 0 49500000 600000
Kordang
Damai 66000000 36000000 22000000 30000000 154000000 1100000
Taman
Anugrah 21000000 0 1200000 0 22200000 700000
Mega Permai
V 12100000 11000000 5610000 5000000 33710000 500000
Lubuk Gading
VI Permai 20000000 10000000 13500000 0 43500000 900000
Cemara II 25000000 8000000 6000000 0 39000000 600000
Karya Rei
Sejahtera 20000000 15000000 500000 0 35500000 600000
Mutiara Putih 48800000 11700000 2100000 0 62600000 1000000
Alai Parak
Kopi 20000000 10000000 3000000 0 33000000 750000
Taruko IV
Sungai
Tarung 15000000 8000000 1000000 3000000 27000000 700000
Bayamas 14000000 13500000 1000000 500000 29000000 800000
Nuansa Griya
I 15000000 5000000 4000000 0 24000000 1000000
Green Farenza
II 22500000 7000000 4500000 0 34000000 800000
Cendana 13000000 9500000 8500000 0 31000000 1000000
Arai Pinang 19500000 5000000 7000000 0 31500000 1000000
Emilindo
Ampalu 5000000 6000000 4000000 0 15000000 500000
Sumber : data primer dari garin yang diolah, 2020
4

Dari beberapa data total infak masjid/musala di atas, ditemukan

bahwa infak yang terkumpul pada setiap masjid berbeda-beda. Total infak di

setiap masjid/musala ada yang tinggi dan ada yang rendah. Perbedaan total

infak ini pastinya mempengaruhi balasan jasa bagi setiap Garin

masjid/musala. Gaji Garin di Kota Padang umumnya berkisar antara Rp.

500.000 – Rp. 1.500.000 per bulan. Pada saat infak yang terkumpul antara

4.800.000 – 6.000.000 balasan jasa Garin Masjid/musala berkisar Rp.

500.000 – Rp. 750.000 per orang dan pada saat jumlah infak berada di atas

Rp. 7.000.000 balas jasa yang diberikan pada Garin masjid/musala rata-rata

Rp. 1.000.000. Ini merupakan gambaran ketika jumlah total infak yang

terkumpul semakin banyak, maka semakin banyak jumlah gaji yang diterima

oleh Garin masjid/musala ataupun sebaliknya ketika jumlah total infak

semakin sedikit maka jumlah gaji yang akan diterima oleh Garin

masjid/musala akan semakin sedikit.

Jumlah infaq yang berbeda pada setiap masjid/musala dipengaruhi

oleh jumlah pendapatan yang berbeda dari setiap rumah tangga. Perbedaan

pendapatan tentunya sangat mempengaruhi kontribusinya untuk barang

publik. Orang mempunyai pendapatan lebih tinggi akan lebih cenderung

berkontribusi untuk barang publik. Pendapatan yang lebih banyak akan lebih

memungkinkan orang tersebut untuk berkontribusi lebih pada barang publik.

Sementara, orang yang berpendapatan lebih rendah akan cenderung

berkontribusi lebih sedikit pada barang publik. Karena, pendapatannya

belum cukup dikorbankan


5

Adanya orang yang tidak mau berkontribusi untuk barang publik ini

merupakan suatu masalah. Orang ini disebut free riders atau penumpang

gratis yang digunakan pada orang yang mengambil keuntungan tanpa

mengeluarkan kontribusi apapun. 3 Maksudnya, orang tersebut memiliki

peluang dan kesempatan untuk menikmati barang publik tersebut tanpa harus

mengeluarkan pendapatannya, karena ada orang lain yang berkontribusi untuk

barang public tersebut. Selain itu, ia juga merasa apabila ia berkontribusi

untuk hal tersebut keuntungan yang diperoleh bukan hanya secara pribadi

tetapi manfaatnya dapat dinikmati secara bersama. Individu tersebut lebih

memilih berkontribusi untuk untuk pribadi dibandingkan berkontribusi untuk

bersama.

Masyarakat yang semakin timpang akan semakin sulit untuk

berkontribusi untuk barang publik. Dimana orang yang berpendapatan lebih

tinggi akan diminta berkontribusi lebih banyak untuk ketersediaan barang

publik. Sementara, orang berpendapatan lebih rendah merasa tidak harus

berkontribusi sebanyak yang dilakukan oleh orang yang berpendapatan lebih

tinggi. Karena, ia merasa terkadang tidak menikmati barang publik sebanyak

orang yang berpendapatan lebih tinggi. Saat ketidakseimbangan ini terjadi

orang yang kaya merasa perlu situasi yang baru seperti menetap di perumahan

yang setara dengannya. Apabila ia berada di tempat tinggal yang setara

3
Lesmana Rian Andhika, Meta-Theory Kebijakan Barang Publik Untuk Kesejahteraan
Rakyat, Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 8, No. 1, Juni 2017
6

dengannya maka kontribusi untuk barang publik yang dikeluarkan akan sama

besar.

Permasalahan penyediaan barang/jasa publik yang disebabkan oleh

Ketimpangan pendapatan juga pernah dilakukan Justine Burns dan Martine

Wisher yang berjudul Income Inequality and the Provision of Public Goods:

When the Real World Mimics the Lab. Dalam penelitian ini dijelaskan

Individu mungkin lebih rentan untuk bekerja sama ketika berada dalam

kelompok atau komunitas yang sama dengannya. Kelompok yang ditandai

dengan perbedaan yang lebih besar kurang berhasil dalam menyelesaikan

permasalahan, tidak hanya karena masyarakat yang berselisih dan lebih

rentan terhadap persaingan dalam kelompok masyarakat itu sendiri.

Perbedaan tersebut dapat menyebabkan preferensi, dengan demikian akan

sulit untuk membuat consensus dalam penyediaan barang dan jasa publik.

Di Kota Padang banyak terdapat perumahan. Di dalam perumahan

biasanya terdapat Masjid/Musala. Namun, yang menjadi permasalahannya

adalah tidak semua Masjid/Musala ada Garin nya yang menetap atau pun jika

ada Garin nya masih berganti-ganti dalam artian tidak betah.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui lebih jauh

tentang ketersediaan jasa publik yang disediakan masyarakat tersebut. Untuk

itu penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh

Ketimpangan Pendapatan Terhadap Ketersediaan Garin di Perumahan

Kota Padang”
7

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

dapat merumuskan masalah yang menjadi permasalahan pokok dalam

penelitian ini yaitu Bagaimana Pengaruh Ketimpangan Pendapatan

Terhadap Ketersediaan Garin di Kota Padang?

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis memberikan

batasan masalah penelitian hanya dilakukan di 30 perumahan kota padang

yang perumahannya sesuai dengan kriteria demikian juga responden yang

terdiri dari 600 responden dan 30 masjid/musala juga sesuai kriteria yang

dibuat peneliti.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Ketersediaan Garin di Kota

Padang.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya:
8

a. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi

peneliti maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang

sama.

b. Bagi penulis, penelitian ini berguna dalam mengaplikasikan ilmu yang

diterima selama perkuliahan.

c. Bagi pembuat kebijakan, diharapkan mampu memberikan kontribusi

masukan positif dan manfaat bagi masyarakat dan sebagai bahan

informasi bagi para pengambil keputusan yang berkaitan dengan

barang publik

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan bagi pembaca dalam menganalisa dan memahami

hasil dari penelitian ini, maka dibuatlah satu sistematika penulisan yang

dibagi atas beberapa bab sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan mencakup latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori tentang Macam- macam Barang, Free Rider,

Ketimpangan Pendapatan, Kaitan Antara Ketimpangan


9

Pendapatan Dengan Ketersediaan, Penelitian Yang Relevan,

Hipotesis Penelitian, Kerangka Pemikiran.

BAB III : Metode penelitian, membahas Tempat dan Waktu Penelitian

Jenis Penelitian dan Metode Penelitian populasi dan sampel,

Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik

Analisis Data, Variabel Penelitian.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan, membahas Hasil dari penelitian dan

Hasil dari Pembahasan.

BAB V : Penutup Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran terkait

pengaruh ketimpangan pendapatan terhadap ketersediaan Garin

di Kota Padang.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Barang

Barang atau komoditas dalam pengertian ekonomi adalah suatu objek

atau jasa yang mempunyai nilai. Macam-macam barang dapat dilihat sebagai

berikut :

1. Barang publik

Barang publik (public goods) adalah barang-barang yang tidak

bersifat ekskludabel dan tidak juga bersifat rival. Artinya kita tidak dapat

mencegah orang dari menggunakan barang publik dan penggunaan

seseorang atas barang publik tidak mengurangi kemampuan orang lain

untuk menggunakannya. Sebagai contoh, alarm angin puting beliung di

suatu kota kecil adalah barang publik. Apabila alarm itu berbunyi, kita

tidak mungkin menghalangi orang lain untuk mendengarnya. Selain itu,

apabila seseorang memperoleh manfaat dari alarm itu, ia tidak

mengurangi manfaat alarm iu bagi orang lain. 4

Barang publik memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan

barang lainnya, yaitu :

4
N Gregory Mankiw, et al, Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta Selatan:Penerbit
Salemba Empat, 2014) h.210.

10
11

a. Non Exclusive

Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan

barang lain adalah apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat

barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi,

pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Saya dapat dengan

mudah dikeluarkan dari konsumsi hamburger jika saya tidak

membayar hamburger tersebut. Dalam beberapa kasus pengecualian

bisa sangat mahal atau tidak mungkin. Pertahanan nasional merupakan

contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap

orang di Negara tersebut diuntungkan, apakah ia membayar atau tidak.

Hal yang serupa dapat diterapkan pada tingkat lokal seperti program

pengendalian nyamuk atau program pencegahan melawan penyakit.

Dalam kasus ini, sekali program tersebut diimplementasikan, seluruh

penduduk dari komunitas tersebut diuntungkan, dan tidak seorangpun

dapat dikecualikan dari manfaat tersebut, tanpa memperhitungkan

apakah mereka membayar atau tidak. Barang non exclusive ini dapat

dilawankan dengan barang konsumsi pribadi yang ekslusif (seperti

mobil atau film) dimana pengecualian merupakan suatu masalah

sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut tidak

menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.


12

b. Nonrivalry

Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang publik adalah

non rivalitas. Barang non rivalitas adalah barang dimana manfaatnya

dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marginal nol.

Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan

sejumlah biaya produksi marginal. Konsumsi tambahan satu hotdog,

contohnya, membutuhkan sumberdaya untuk memproduksinya. Akan

tetapi, untuk beberapa hal ini tidak terjadi. Misalkan satu tambahan

mobil melintas di jalan raya selama periode tidak ramai. Karena jalan

tersebut sudah ada, satu lagi kendaraan melintas tidak membutuhkan

sumber daya tambahan dan tidak mengurangi konsumsi pihak lainnya.

Satu lagi tambahan penyiar pada satu saluran televisi tidak akan

menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya

tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang

semacam itu adalah non rivalitas atau non persaingan sehingga

tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marginal sosial dari

produksi sebesar nol; konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan

orang lain untuk mengkonsumsi. 5

5
Walter Nicholson, Mikroekonomi Intermediate, (PT Penerbit Erlangga:2002), h.599-
600.
13

c. Joint Consumption

Barang atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi bersama-

sama. Suatu barang atau jasa dapat dikatakan memiliki tingkat join

consumption yang tinggi jika barang atau jasa tersebut dapat

dikonsumsi bersama-sama secara simultan dalam waktu yang

bersamaan (join consumption) tanpa saling meniadakan manfaat

(rivalitas) antara pengguna yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan

untuk barang atau jasa yang hanya dapat dimanfaatkan oleh seseorang

dan orang lain kehilangan kesempatan menikmatinya, maka barang

atau jasa tersebut dikatakan memiliki tingkat join consumption yang

rendah

d. Eksternalitas

Eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan

pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan

maupun yang merugikan. Eksternalitas akan terjadi apabila masyarakat

mendapatkan dampak atau efek-efek tertentu diluar barang atau jasa

yang terkait langsung dengan mekanisme pasar

2. Barang Privat

Barang swasta (private goods) adalah barang-barang yang bersifat

excludable (dapat dikecualikan dalam pemanfaatannya) dan rival

(merupakan barang saingan dalam pemanfaatannya). Mari kita ambil es

krim sebagai contoh. Tentu saja, es krim bersifat excludable karena


14

terdapat kemungkinan untuk mencegah seseorang agar tidak memakan

eskrim-cukup dengan tidak memberinya es krim. Es krim juga

merupakan barang rival karena jika seseorang memakan es krim, orang

lain tidak dapat memakan es krim yang sama. Sebagian besar barang

dalam perekonomian adalah barang swasta seperti es krim. 6 Sifat-sifat

barang tersebut adalah

a. Rivalrous consumption

Dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau

menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal yang

serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi

barang ini

b. Excludable consumption

Dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi persyaratan tertentu

(biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak

memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan

barang tersebut (excludable). Contohnya pakaian di toko hanya dapat

dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara

mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian

tersebut.

6
N Gregory Mankiw, loc.cit.
15

c. Scarcity

Yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan

ketersediaan inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.

3. Sumber Daya Milik Bersama (Common Resources)

Merupakan barang rival tetapi tidak excludable. Sebagai contoh,

ikan-ikan di lautan merupakan barang rival. Apabila seseorang

menangkap ikan, jumlah ikan yang dapat ditangkap oleh orang lain

menjadi berkurang. Namun, ikan-ikan ini tidak tergolong sebagai barang

excludable karena mengingat luasnya lautan, sulit untuk menghentikan

para nelayan dari mengambil ikan.

4. Monopoli Alamiah

Apabila suatu barang ekskludabel, namun bukan rival, maka

barang itu merupakan contoh monopoli alamiah. Contohnya adalah

perlindungan kebakaran di sebuah kota kecil. Mudah untuk mencegah

orang lain menggunakan barang ini. Dinas Pemadam Kebakaran cukup

membiarkan rumahnya terbakar. Namun, perlindungan kebakaran bukan

barang rival. Para petugas pemadam kebakaran menghabiskan sebagian

besar waktu mereka menunggu terjadinya kebakaran sehingga

melindungi satu rumah lagi kecil kemungkinan mengurangi perlindungan

untuk rumah lain. Dengan kata lain, apabila warga kota telah menggaji
16

dinas pemadam kebakaran, biaya tambahan untuk melindungi satu rumah

lagi pun kecil. 7

Tabel 2.1
Jenis-jenis Barang

Ya Rival Tidak

Barang Swasta Monopoli alamiah


Ya
● Es krim ● Perlindungan kebakaran

● Pakaian ● TV kabel

● Jalan tol padat ● Jalan tol lancer


Ekskludabel
Sumber daya milik bersama Barang public

● Ikan di lautan ● Alarm angin puting beliung

● Lingkungan ● Pertahanan nasional

Tidak ● Jalan raya padat ● Jalan raya lancar

Sumber : Buku pengantar Ekonomi Mikro Karangan N. Gregory

Mankiw, et al.

7
Ibid., h.210-211
17

B. Free Rider

1. Definisi Free Rider

Free Rider merupakan konsumen dari barang non ekslusif yang

tidak membayar untuk mendapatkannya dengan mengharapkan bahwa

orang lain yang akan membayarkan tersedianya barang tersebut. Masalah

free rider timbul di seluruh organisasi yang memberikan barang kolektif

kepada anggota mereka. Sebagai contoh, serikat pekerja secara umum

mampu mendapatkan upah dan kondisi kerja yang lebih baik dalam

pabrik-pabrik yang memiliki sertifikat pekerja. Para pekerja pabrik

tersebut mendapatkan insentif untuk menikmati manfaat dari perserikatan

dan pada waktu yang bersamaan menolak untuk bergabung dengan

serikat pekerja tersebut. mereka menolak untuk membayar iuran. Untuk

memerangi masalah free rider, serikat pekerja seringkali menekankan

agar semua anggota menjadi anggota serikat. 8

2. Konsekuensi dari Free Rider

Masalah free rider yang biasa terdapat dalam kebanyakan barang

publik telah cenderung untuk melemahkan dukungan sukarela. Menurut

sebagian besar perkiraan, kurang dari 10% pemirsa televisi publik

memberikan kontribusi sukarela. Kurang lebih persentase yang sama juga

berlaku dalam radio publik. Meskipun penyiar telah mencoba untuk

8
Ibid, h.607
18

mendorong kontribusi melalui kampanye pengumpulan dana yang

ekstensif dan lebih memberi tekanan yang membuat para non kontributor

merasa bersalah, hal ini hanya memberikan sukses yang kecil. Sehingga,

penyiaran publik harus semakin banyak mengandalkan iklan-sumber

dana yang dianggap berlawanan dengan filosofinya. Saat ini, kebanyakan

pertunjukan televisi publik diawali oleh serangkaian pesan iklan yang

singkat dan pemirsa diingatkan lagi pada akhir acara. Radio publik

menghadapi tekanan yang lebih kecil untuk beriklan, tetapi dalam kasus

ini juga, waktu yang dicurahkan untuk iklan semakin panjang pada

tahun-tahun ini. 9

C. Ketimpangan Pendapatan

Satu-satunya perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, kata

Marry Column suatu ketika kepada Ernest Hemingway, “adalah bahwa orang

kaya lebih memiliki banyak uang”. Mungkin kenyataannya memang

demikian. Namun, pernyataan itu sendiri masih meninggalkan banyak

pertanyaan yang tidak terjawab. Kesenjangan antara kaum kaya dan miskin

jelas bukan merupakan perkara sepele, dan bahkan sudah menjadi suatu topik

studi tersendiri yang menarik dan penting-baik itu kaum kaya yang sudah

mapan, kalangan miskin yang secara terus-menerus bersusah-payah menjalani

kehidupannya, serta juga bagi kalangan atau kelas menengah yang selalu

9
Ibid, h.606
19

khawatir posisinya akan turun dan dalam waktu bersamaan selalu dibuai

impian untuk beranjak ke kelas yang lebih tinggi.

Besar kecilnya pendapatan seseorang pada dasarnya ditentukan oleh

penawaran dan permintaan tenaga kerjanya, sedangkan penawaran dan

permintaan itu sendiri ditentukan oleh daya dukung alam, sumber daya

manusia, perbedaan pengimbang, diskriminasi dan sebagainya. Karena

pendapatan tenaga kerja meliputi sekitar tiga perempat dari pendapatan total

perekonomian Amerika Serikat, maka faktor-faktor yang menentukan upah

tersebut dengan sendirinya juga turut mempengaruhi distribusi pendapatan

total bagi segenap anggota masyarakat. Dalam kalimat lain, hal-hal yang

mempengaruhi pendapatan tersebut juga menentukan siapa yang akan

menjadi orang kaya, dan siapa yang harus rela menjadi orang miskin. 10

1. Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan

Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan

distribusi pendapatan merupakan inti masalah pembangunan. Suatu cara

untuk mendeteksi masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan adalah

dengan menggunakan kerangka kemungkinan produksi, produksi barang

dalam perekonomian dibagi menjadi dua macam barang. Pertama adalah

barang-barang kebutuhan pokok seperti: makan pokok, pakaian,

perumahan sederhana dan sebagainya. Kedua, adalah barang-barang

10
N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Jilid 2, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000).
Hal. 51-52.
20

mewah seperti mobil mewah, video, televise, pakaian mewah dan

sebagainya.

Dengan menganggap bahwa produksi sekarang terjadi pada batas

kemungkinan produksi, dimana semua sumber digunakan secara penuh

dan efisien. Bagaimana menentukan kombinasi antara kebutuhan barang-

barang pokok dan barang-barang mewah tersebut? siapa yang akan

menentukan? Dibawah ini digambarkan tentang kemungkinan kombinasi

produksi antara barang-barang kebutuhan pokok dengan barang-barang

mewah. Pada sumbu vertikal digambarkan semua barang mewah secara

keseluruhan sedangkan, sumbu horizontal menggambarkan kelompok

barang kebutuhan pokok. Kurva kemungkinan produksi (PPC)

menggambarkan kombinasi maksimum dari kedua macam barang tersebut

yang bisa dihasilkan perekonomian dengan cara menggunakan teknologi

tertentu. Namun, keadaan tersebut tidak menunjukkan secara jelas

kombinasi yang mana diantara banyak kemungkinan yang dipilih.

Penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB, menurut

Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris (1973) ada 8 sebab yaitu:

a. Pertambahan penduduk yang tinggi menyebabkan menurunnya

pendapatan perkapita.

b. Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara

proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.

c. Ketidakmerataan pendapatan antar daerah.


21

d. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal,

sehingga persentase pendapatan modal dari harta tambahan modal

lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal

dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.

e. Rendahnya mobilitas sosial.

f. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan

kenaikan harga barang hasil industri adalah usaha untuk usaha-usaha

golongan kapitalis.

g. Memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam perdagangan dengan

negara-negara maju sebagai akibat dari ketidakelastisan permintaan

negara-negara terhadap barang-barang ekspor NSB.

h. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan,

industri rumah tangga dan lain-lain.

2. Distribusi Pendapatan Perorangan

Ukuran distribusi pendapatan perorangan merupakan ukuran yang

paling umum digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini menunjukkan

hubungan antar individu-individu dengan pendapatan total yang mereka

terima. Bagaimana caranya pendapatan tersebut diperoleh tidak

diperhatikan. Apakah pendapatan itu berasal dari hasil kerja semata atau

dari sumber-sumber lain seperti bunga, laba usaha, hadiah, warisan, dan

lain-lain juga tidak diperhatikan. Oleh karena itu, para ahli ekonom dan
22

statistik lebih suka menyusun semua individu menurut tingkat

pendapatannya yang semakin meninggi dan kemudian membagi semua

individu tersebut dalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda.

3. Gini Ratio (Indeks Gini) dan Kurva Lorenz

Yang dimaksud dengan Gini Ratio adalah suatu peralatan analisis

yang dipergunakan untuk menghitung atau mengukur distribusi

pendapatan masyarakat pada suatu daerah tertentu/negara pada suatu

periode tertentu. Sedangkan kurva Lorenz adalah kurva yang

menunjukkan mengenai ukuran distribusi pendapatan dengan penilaian

merata, sedang dan timpang. Kurva Lorenz adalah seperti berikut :

Gambar 2.2
Kurva Lorenz

Luas segitiga CDB = luas segitiga CAB, dimana garis diagonal CB

menyatakan bahwa besarnya distribusi pendapatan adalah sangat merata.


23

Sedangkan busur CB memperlihatkan besarnya masing-masing tingkat

pendapatan (dalam %) yang diterima oleh masing-masing penerima

penghasilan (penduduk) dalam %. Bila kondisi distribusi pendapatan

sebagaimana yang terlibat dalam gambar di atas maka besarnya koefisien

distribusi pendapatan adalah :

Luas Bidang CB
Luas Bidang CBD

Dengan menggunakan pendekatan kalkulus, asalkan fungsi kurva

CB dapat diketahui (kurva/garis diagonal CB jelas setara dengan y = x,

maka akan dengan mudah dihitung luas selisihnya, karena nilai luas

segitiga CBD = 1). Mungkin akan dirasakan sukar untuk menentukan

koefisien dengan perhitungan luas ini, maka digunakanlah Indeks Gini

Ratio yang hasilnya akan memberikan kesimpulan yang relatif sama bila

dibandingkan dengan perhitungan luas bidang seperti pada kurva Lorenz

di atas.

Secara matematis rumus koefisien gini dapat disajikan sebagai

berikut.

GI = 1- ∑ (Xi +1 – Xi) (Yi+Yi+1)

atau

GI = 1- ∑ Fi (Xi+ 1- Xi)
24

Keterangan :

GI = Gini Indexs

Xi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i

Fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i

Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam kelas i

Nilai gini ratio antar 1 dan 0. Bila GRI = 0 maka distribusi

pendapatan merata mutlak, sedangkan bila GRI = 1 distribusi pendapatan

tidak merata mutlak (sangat timpang). Pada kenyataannya nilai 0 dan 1 itu

tidak ada/belum pernah ada. Menurut Kriteria H.T Oshima (Suseno,

1997,h.120) dan pengalaman pada negara yang sedang berkembang, :

GRI < 0,3 (Distribusi pendapatan relatif sempurna).

GRI 0,3 – 0,4 (Distribusi pendapatan relatif sedang/tidak timpang

atau tidak juga merata.

GRI > 0,4 (Distribusi pendapatan relatif tinggi ketimpangan).

Kelas ke I, yang dimaksud dalam rumus ini adalah kelompok kelas

pendapatan rumah tangga yang dalam hal ini dibagi menjadi 5 kelas yaitu:

a. 20% termiskin (yang pendapatannya tergolong rendah)

b. 20% termiskin kedua

c. 20% termiskin ketiga


25

d. 20% termiskin keempat

e. 20% termiskin kelima (pendapatannya paling besar dari semua kelas

tersebut).

Pembagian di atas diartikan bahwa 20% dari penduduk miskin atau

yang digolongkan miskin mendapatkan 20% dari total pendapatan seluruh

masyarakat. Jadi 20% dari penduduk digolongkan paling kaya

mendapatkan pembagian 20% dari total pendapatan. Bila kondisi ini

terjadi maka distribusi pendapatan dinyatakan merata.11

D. Kaitan Antara Ketimpangan Pendapatan Dengan Ketersediaan Gharin

Arti ketimpangan pendapatan dan barang publik sudah dijelaskan

secara rinci di atas. Perbedaan Pendapatan merupakan instrumen yang sangat

potensial dalam mendukung ketersediaan barang publik dalam masyarakat. Di

indonesia sendiri ada beberapa barang publik yang disediakan masyarakat

setempat. Dimana setiap rumah tangga berkontribusi untuk ketersediaan

barang public tersebut. kontribusi tersebut berasal dari pendapatan

masyarakat setempat.

Sebagaimana kita ketahui ketika pendapatan masyarakat meningkat

maka seseorang itu akan berkontribusi lebih banyak terhadap ketersediaan

barang public ataupun sebaliknya. Seperti halnya Garin masjid/musala

mendapat upah dari sumbangan masyarakat secara sukarela. Adanya masalah

11
Iskandar Putong, Economic Pengantar Mikro dan Makro, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013) hal. 304-305.
26

ketimpangan pendapatan ini menyebabkan sumbangan untuk Garin

masjid/musala kadang bermasalah, seperti upah yang didapatkan tidak sesuai

harapan dan tidak dapat cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini

berakibat pada ada atau tidaknya Garin masjid/musala.

Jadi, ketika ketimpangan pendapatan tinggi maka masyarakat akan

semakin sulit berkontribusi untuk Garin masjid/musala ataupun sebaliknya,

ketika ketika ketimpangan pendapatan semakin rendah maka maka

masyarakat akan semakin mudah berkontribusi untuk Garin masjid/musala.

E. Penelitian Yang Relevan

1. Justine Burns and Martine Visser and andre hofmeyr dengan judul

“Income Inequality and the Provision of Public Goods: When the Real

World Mimics the Lab.” Tujuan penelitian yang dilakukan terhadap

sebagian besar individu dari komunitas nelayan di Afrika Selatan, yang

secara eksplisit melihat dampak heterogenitas dalam pendapatan aktual

per rumah tangga per kapita dan pengeluaran peserta untuk kontribusi

terhadap barang publik. Menemukan bahwa kontribusi terhadap barang

publik meningkat dalam tingkat pendapatan, dan bahwa heterogenitas

pendapatan dikaitkan dengan kontribusi yang lebih besar terhadap barang

public. Selain itu, meneliti dampak keragaman ras dan gender dalam

kelompok terhadap kontribusinya untuk barang publik, dan menemukan

bahwa keragaman tersebut cenderung menurunkan kontribusi untuk


27

barang publik. Tren ini diperburuk jika ada yang memungkinkan peserta

untuk menghukum pembalap bebas dalam kelompok mereka.

2. Justine Burns and Martine Visser and andre hofmeyr dengan judul

“Income Inequality, Reciprocity and Public Goods Provision : An

Experiment Analysis.” Tujuannya menganalisis hubungan ketimpangan

pendapatan terhadap penyediaan barang publik. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa heterogenitas endowment tidak memiliki dampak

signifikan pada kontribusi untuk barang publik, dan tetap konsisten

dengan hubungan timbal balik, kelompok yang rendah dan tinggi

berkontribusi sama besar untuk barang publik. Selain itu, mereka juga

menjaga kontribusi untuk menjaga aturan pembagian yang adil.

3. Jonathan Maurice, Agathe Rouaix , Marc Willinger dengan judul

”Income Redistribution And Public Good Provision: An Experiment.”

Menyelidiki dampak redistribusi pendapatan pada kontribusi sukarela.

Mereka membandingkan pemerataan dan distribusi yang tidak merata.

Data yang konsisten dengan teorema netralitas: Redistribusi tidak

memengaruhi jumlah barang publik yang disediakan secara sukarela di

tingkat kelompok. Namun, pada tingkat individu subjek cenderung

kurang sesuai sehubungan dengan prediksi. Mereka juga mengamati

penyesuaian asimetri yang tidak signifikan antara yang miskin dan yang

kaya: Subjek yang menjadi lebih miskin menyesuaikan kontribusinya

dengan jumlah absolut yang lebih besar daripada subjek yang menjadi
28

lebih kaya. Akhirnya, subjek yang kurang bagus cenderung memberikan

kontribusi berlebihan secara signifikan lebih dari subjek kaya.

4. Lisa R. Anderson dan Jeffrey Mello dengan judul penelitian “Inequality

And Public Good Provision: An Experimental Analysis.” Tujuan

penelitian apakah ketimpangan dalam suatu kelompok mempengaruhi

dalam penyediaan barang publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

heterogenitas kelompok merugikan kerjasama dan ketimpangan

mengurangi kontribusi individu untuk barang publik dari semua anggota

kelompok.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan

kebenarannya setelah data di lapangan dapat diperoleh. Maka hipotesis yang

dapat ditarik adalah:

𝐻0 : Diduga terdapat pengaruh signifikan antara ketimpangan

pendapatan terhadap ketersediaan Garin di perumahan Kota

Padang.

𝐻1 : Diduga tidak terdapat pengaruh signifikan antara ketimpangan

pendapatan terhadap ketersediaan Garin di perumahan Kota

Padang.
29

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada maka penulis membuat

kerangka pemikiran dimana ketimpangan pendapatan (X) mempengaruhi

ketersediaan Garin masjid (Y). Adapun kerangka pemikirannya adalah :

Ketimpangan Pendapatan Ketersediaan Garin


(X) (Y)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di 30 perumahan Kota Padang

Waktu untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal setelah dinyatakan

diterimanya judul penelitian (judul skripsi) ini oleh pihak kampus dalam

kurun waktu kurang lebih selama empat bulan. Satu bulan untuk

pengumpulan data dan tiga bulan untuk pengolahan data dan proses

bimbingan yang berlangsung.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian lapangan (Field Research) yaitu

peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengambil data, penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan

kuantitatif adalah apabila data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif atau

jenis data lain yang dapat dikuantitatifkan dan diolah dengan menggunakan

teknik statistic.12 Penelitian kuantitatif dipilih oleh penulis karena dalam

proses penelitian penulis akan melihat bagaimana ketimpangan pendapatan

berpengaruh terhadap ketersediaan Garin di Kota Padang

12
Muru Yusuf, “Metode Penelitian”, (Jakarta: Kencana: 2014), Hal. 43

30
31

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri

atas sejumlah individu. Populasi dalam penelitian ini digolongkan ke

dalam populasi yang tidak terbatas (infinite),13 dimana yang menjadi

objek adalah Masyarakat yang berada dalam perumahan di Kota Padang

sebanyak tiga puluh perumahan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian. Tujuan penentuan sampel ialah untuk memperoleh keterangan

mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari

populasi, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian. 14

Metode sampling yang dipilih penulis adalah purposive sampling.

Menurut NotOatmodjo pada tahun 2010 pengertian purposive sampling

adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan

tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun cirri-ciri yang sudah diketahui

13
Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta:
Andi, 2005), hal. 69

14
Mardalis, Metode Penelitian:Suatu Pendekatan Proposal. (Jakarta:PT Bumi Aksara,
2008), Cet.10, Hal. 55-56
32

sebelumnya. Metode ini dipilih penulis karena sampel yang ingin diteliti

mempunyai kriteria tertentu, yaitu perumahan yang berhuni lima tahun ke

atas. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 600 responden yang

diambil dari masing-masing perumahan sebanyak 30 kelompok

perumahan. Dari masing-masing kelompok perumahan diambil sebanyak

20 rumah tangga per kelompok perumahan. Jadi, Dalam penelitian ini ada

30 kelompok perumahan yang akan menjadi objek.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam pelaksanaan penelitian ini

penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan

mengumpulkan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap

kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan

penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi

objek penelitian tersebut.15

2. Angket (Kuesioner

Teknik angket atau kuesioner merupakan suatu rangkaian

pertanyaan yang berhubungan dengan topic tertentu yang diberikan

15
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17), (Jakarta:Rajawali Pers, 2014), Hal. 134
33

kepada sekelompok individu untuk memperoleh data.16 Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang mana

jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden hanya

memilih dari alternative yang telah disediakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

atau angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan tertulis untuk

menjawab pertanyaan peneliti. Melalui jawaban pertanyaan tersebut

diharapkan responden membagi informasi tentang dirinya berkenaan

dengan tujuan penelitian, yaitu untuk melihat bagaimana ketimpangan

pendapatan berpengaruh terhadap ketersediaan Garin masjid/musala di

kota Padang. Dalam penyusunan instrumen peneliti mengadopsi

pertanyaan dari beberapa jurnal ilmiah dan beberapa buku yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan serta mengembangkan sendiri dari kajian

teori.17

16
Muru Yusuf, op.cit., h. 199
17
Sanafiyah Faisal, Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasinya, (Malang,
Rosdakarya, 1990), hlm 79
34

2. Membuat kisi-kisi dan menyusun butir-butir pernyataan atau pertanyaan

yang berhubungan dengan indikator yang telah ditetapkan untuk membuat

pedoman penyusunan kuesioner atau angket, penulis mencari indikator

dari setiap variabel, seterusnya menjabarkan dalam bentuk butir-butir

pernyataan. Pernyataan yang akan disusun sesuai dengan kisi-kisi

instrumen dan dianalisis secara rasional, serta dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk

melakukan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Bogdon dan Biklen mengatakan, “analisis data adalah proses yang

dilakukan secara sistematis untuk mencari dan menemukan serta menyusun

transkip wawancara, catatan-catatan lapangan (field notes), dan bahan-bahan

lainnya yang telah dikumpulkan peneliti”. Dengan cara ini diharapkan penulis

dapat meningkatkan pemahamannya tentang data yang terkumpul dan

memungkinkannya menyajikan data tersebut secara sistematis guna

menginterpretasikan dan menarik kesimpulan.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model probit dengan persamaan sebagai berikut:

Yi,t = α+β1X1t1+β2X2t1+β3X3t1+β4X4t1+β5X5t1 +β6X6t1+βnXnt1+e

Keterangan :
35

Y : Model probit dimana Garin ada dan berganti = 0, dan Garin ada

dan menetap = 1

Α : Konstanta

1 : Koefisien regresi

XI : Ketimpangan Pendapatan

e : Standar error

G. Variabel Penelitian.
Tabel 3.1
Penjelasan Variabel
No Variabel Penjelasan Indikator/ satuan
Variabel

1 Persentase infak TPA Persentase infak Persentase.


TPA didapatkan
(variable dependen) dari pembagian total
infak TPA dengan
total infak
keseluruhan.

2 (X1) Ketimpangan Ketimpangan


pendapatan pendapatan Gini indeks
adalah suatu
(variabel independent) konsep yang
menjelaskan
perbedaan
kemakmuran,
standar hidup
serta pendapatan
yang diterima
atau dihasilkan
36

oleh individu atau


rumah tangga
dalam masyarakat
sehingga
mengakibatkan
tidak meratanya
distribusi antar
wilayah
disebabkan oleh
perbedaan faktor
produksi dan
sumber daya yang
tersedia.
3 Jenis kelamin Jenis kelamin
responden, yang Rata-rata (average)
( variable control) awalnya dummy, 0:
perempuan, dan 1:
laki-laki, kemudian
di aggregasi ke level
perumahan.

4 Umur Umur responden,


yang kemudian Rata-rata (average)
diaggregasi ke level
perumahan.

5 Penggunaan jasa TPA. Keikutsertaan


responden dalam Rata-rata (average)
(variable control) menggunakan jasa
TPA. Yang
kemudian data
individu di aggregasi
ke level perumahan.

6 Hubungan responden dengan Latar belakang


TPA. pendidikan TPA Rata-rata (average)).
responden. Yang
(variable control) kemudian data
individu di aggregasi
ke level perumahan.

7 Lama tinggal di perumahan Lama tinggal Rata-rata (average)


responden di
(variable control) perumahan tersebut,
yang kemudian data
individu di agregasi
ke level perumahan.

8 Kepemilikan rumah Kepemilikan rumah Rata-rata (average)


yang awalnya
(variable control) dummy, 0:
sewa/ngontrak, 1:
37

milik keluarga

2: milik sendiri
kemudian diaggresi
ke level perumahan.

9 Kondisi masjid/musala) Kondisi bangunan D = 0 (masjid/musala stabil /


masjid/musala saat tidak dalam kondisi
(variable control) ini. pembangunan)

D = 1 (masjid/ musala dalam


tahap pembangunan)

10 Bantuan dana pemerintah. Keikutsertaan D = 0 ( masjid/musala yang


pemerintah dalam tidak dapat bantuan dana dari
(variable control) hal bantuan dana pemerintah)
untuk
masjid/musala. D = 1 (masjid/musala yang
mendapat bantuan dana dari
pemerintah)

11 Bangunan/ tempat masjid Kondisi bangunan D = 0 (masjid/musala tanpa


masjid TPA)
(variable control)
D = 1 (bangunan
masjid/Musala menyatu
dengan TPA)

12 Garin merangkap Guru TPA Kondisi Garin, 0 = tidak merangkap guru


khusus atau TPA
merangkap sebagai
guru TPA 1 = merangkap guru TPA

13 Jenis Bangunan Tempat Jenis bangunan 0 = Musala


Ibadah tempat ibadah di
sekitar perumahan. 1 = Masjid
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota padang merupakan kota religious yang hampir setiap sudut

kotanya memiliki masjid/musholla. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa

kota padang memiliki 1.345 TPA yang tersebar di 11 kecamatan di kota

Padang. Namun tidak ada data yang valid akan sebaran TPA di setiap

komplek perumahan. Kota padang memiliki 668 masjid dan 1.345 musalla

yang tersebar di 11 Kecamatan Kota Padang. Untuk itu dalam penelitian ini

penulis memilih 30 perumahan sebagai sampel yang sesuai dengan batasan

masalah. Untuk mendeskripsikan variabel terikat terhadap variabel bebas

peneliti mengambil sampel 30 perumahan di Kota Padang

B. Deskripsi Data Responden

Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner (angket) yang berisi

pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden. Data

penelitian mencakup data variabel terikat yaitu ketersediaan garin

masjid/musholla. Sedangkan variabel bebas meliputi variabel ketimpangan

pendapatan, jenis kelamin, umur, lama tinggal di perumahan, kepemilikan

rumah, kondisi masjid/musholla, masjid/musholla yang dapat bantuan dari

pemerintah, jenis bangunan tempat ibadah, Untuk mendeskripsikan dan

menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan sampel

sebanyak 30 perumahan, dan 20 responden untuk mewakili tiap satu


39

perumahan. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan deskripsi data

responden secara lebih rinci yaitu sebagai berikut :

1. Deskriptif Responden berdasarkan Lama Tinggal di Perumahan

Responden dengan karakteristik lama tinggal diperumahan dalam

penelitian ini dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Responden berdasarkan Lama Tinggal di Perumahan

No Lama tinggal di Jumlah Persentase


perumahan
1 >10 tahun 104 17,34%

2 <10 tahun 496 82,66%

Total 600 100%

Sumber: data dari responden yang diolah, 2020

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 600 responden 104

dintaranya atau sebesar 17,34% sudah tinggal selama lebih dari 10 tahun

di perumahan tersebut, sedangkan 82,66% atau sebanyak 496 responden

masih kurang dari 10 tahun tinggal diperumahan tersebut.

2. Deskripsi Perumahan berdasarkan lama tinggal Responden di

perumahan

Sampel dalam penelitian ini adalah lama tinggal responden di

perumahan tersebut. Adapun data rata-rata lama tinggal responden di

perumahan dapat dilihat pada tabel 4.2 . Dari tabel tersebut terlihat

bahwa perumahan yang memiliki nilai rata-rata maximum lama tinggal

responden yaitu perumahan Mutiara Putih dan yang memiliki nilai rata-

rata minimum yaitu perumahan Taman Anugrah.


40

Tabel 4.2
Sampel perumahan berdasarkan
rata-rata lama tinggal responden di perumahan

No Nama Perumahan Rata-rata lama tinggal


responden di perumahan
1 Cimpago Putih 8.5

2 Wisma Indah V 6.4

3 Shafa Marwa 8

4 Lubuk Gading III 8.18

5 Bunda Permai 5.35

6 Puri Kartika 6.85

7 Villaku Indah I 13.15

8 Taman Firdaus 6.15

9 Bumi Minang III 8.65

10 Kuala Nyiur I 9.35

11 Villaku Indah III 5.45

12 Buana Indah II 5.55

13 Wisma Indah VI 13.8

14 Astex 9.5

15 Bumi Minang I 6

16 Kordang Damai 6.85

17 Taman Anugrah 3.8

18 Mega Permai V 5.9

19 Lubuk Gading VI Permai 11.4

20 Cemara II 11.7

21 Karya Rei Sejahtera 5.15

22 Mutiara Putih 16.65


41

23 Alai Parak Kopi 4.85

24 Taruko IV 15.25

25 Bayamas 14.11

26 Nuansa Griya I 6.8

27 Green Farenza II 5.15

28 Cendana 4.75

29 Arai Pinang 6.65

30 Emilindo Ampalu 5.1

Sumber : data primer dari responden yang diolah, 2020

3. Deskriptif Perumahan berdasarkan Rata-rata Umur Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah agregasi umur responden di

perumahan tersebut. Adapun data rata-rata umur responden di

perumahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3
Perumahan Berdasarkan Rata-rata Umur Responden

No Nama Perumahan Rata-rata Umur


responden di perumahan
1 Cimpago Putih 39.5
2 Wisma Indah V 41
3 Shafa Marwa 41.5
4 Lubuk Gading III 40.9
5 Bunda Permai 40.1
6 Puri Kartika 44.5
7 Villaku Indah I 45.3
8 Taman Firdaus 41.4
9 Bumi Minang III 42.5
10 Kuala Nyiur I 45.8
11 Villaku Indah III 46.5
12 Buana Indah II 44.6
13 Wisma Indah VI 50
14 Astex 45.5
15 Bumi Minang I 46.5
16 Kordang Damai 42.1
42

17 Taman Anugrah 43.5


18 Mega Permai V 47.4
19 Lubuk Gading VI Permai 48.9
20 Cemara II 42.5
21 Karya Rei Sejahtera 49.5
22 Mutiara Putih 48.5
23 Talago Permai 48.7
24 Taruko IV 50.5
25 Bayamas 48
26 Nuansa Griya I 47.8
27 Green Farenza II 48.7
28 Cendana 46.5
29 Arai Pinang 46.5
30 Emilindo Ampalu 42
Sumber: data primer dari responden yang diolah

4. Deskriptif Perumahan berdasarkan Kepemilikan Rumah

Responden

Karakteristik Perumahan berdasarkan kepemilikan rumah

responden. Adapun data kepemilikan rumah responden dapat terlihat

pada tabel 4.4. dari tabel tersebut dapat diketahui terdapat 372 responden

yang telah memiliki rumah sendiri, 48 responden tinggal bersama

keluarga besar, dan 180 responden lagi masih belum memiliki rumah

sendiri (sewa/ngontrak).

Tabel 4.4
Sampel berdasarkan Kepemilikan Rumah Responden
No Nama Perumahan Milik Sewa/ Milik Jumlah
sendiri ngontrak keluarga
1 Cimpago Putih 14 2 4 20

2 Wisma Indah V 7 13 0 20

3 Shafa Marwa 16 4 0 20

4 Lubuk Gading III 11 5 4 20


43

5 Bunda Permai 15 4 1 20

6 Puri Kartika 10 10 0 20

7 Villaku Indah I 12 3 5 20

8 Taman Firdaus 9 11 0 20

9 Bumi Minang III 17 3 0 20

10 Kuala Nyiur I 15 5 0 20

11 Villaku Indah III 6 14 0 20

12 Buana Indah II 11 7 2 20

13 Wisma Indah VI 16 4 0 20

14 Astex 15 3 2 20

15 Bumi Minang I 13 7 0 20

16 Kordang Damai 12 4 4 20

17 Taman Anugrah 11 9 0 20

18 Mega Permai V 14 2 4 20

19 Lubuk Gading VI 16 0 4 20
Permai
20 Cemara II 19 0 1 20

21 Karya Rei Sejahtera 10 10 0 20

22 Mutiara Putih 13 5 2 20

23 Alai Parak Kopi 8 9 3 20

24 Taruko IV 15 3 2 20

25 Bayamas 17 0 3 20

26 Nuansa Griya I 13 5 2 20

27 Green Farenza II 6 11 3 20

28 Cendana 8 12 0 20

29 Arai Pinang 11 9 0 20

30 Emilindo Ampalu 12 6 2 20

Total 372 180 48 600

Sumber: data primer yang diolah,2020


44

5. Deskriptif Perumahan berdasarkan Kondisi Bangunan

Masjid/Musala

Karakteristik Perumahan berdasarkan kondisi bangunan

masjid/musholla. Adapun data kondisi bangunan masjid/musholla dapat

terlihat pada tabel 4.5. dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 30

masjid/musala, 70% diantaranya sudah dalam keadaan stabil, sedangkan

30% di antaranya masih dalam tahap pembangunan.

Tabel 4.5
Sampel berdasarkan Kondisi Bangunan Masjid/Musala

No Kondisi bangunan Jumlah Persentase


masjid/musala
1 Masih dalam tahap 9 30%
pembangunan
2 Tidak dalam tahap 21 70%
pembangunan
Total 30 100%

Sumber:data primer dari responden yang diolah, 2020

6. Deskriptif Sampel berdasarkan Sebaran Masjid dan Musala

Karakteristik perumahan berdasarkan sebaran masjid dan

musholla. Adapun data kondisi bangunan masjid dan musholla dapat

terlihat pada tabel 4.6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 30

perumahan, 19 bangunan tempat ibadahnya merupakan masjid, dan 11

lagi merupakan musala.


45

Tabel 4.6

Sampel berdasarkan Sebaran Masjid dan Musala

No Masjid/Musholla Jumlah Persentase

1 Masjid 19 63,4%

2 Musala 11 36,6%

Total 30 100%

Sumber: data primer dari responden yang diolah, 2020

7. Deskriptif Sampel Berdasarkan Bangunan Masjid Yang menyatu

dengan TPA

Karakteristik perumahan berdasarkan bangunan masjid. Adapun

data kondisi bangunan masjid dengan TPA dapat terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7
Sampel berdasarkan Bangunan Masjid

No Kondisi Bangunan masjid Jumlah Persentase

1 Bangunan masjid memilki 13 43,34%


TPA
2 Bangunan Masjid tidak ada 17 56,66%
TPA
Total 30 100%

Sumber: data primer dari responden yang diolah, 2020

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 30 perumahan, 13 Masjid

nya memilki bangunan TPA, sedangkan 17 masjid lainnya tidak memilki

TPA.
46

8. Deskriptif Sampel Berdasarkan Bantuan Dana untuk Masjid/Musala

Karakteristik perumahan berdasarkan bantuan dana untuk

masjid/musholla. Adapun data masjid/musala yang mendapat bantuan

maupun tidak, dapat terlihat pada tabel 4.8`.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 30 perumahan, hanya 3

masjid/musholla yang mendapatkan bantuan dana, sedangkan 27 lagi

tidak mendapatkan bantuan dana.

Tabel 4.8
Sampel berdasarkan Bantuan Dana untuk Masjid/Musala

No Bantuan Dana Masjid/Musala Jumlah Persentase

1 Masjid/musala mendapat 3 10%


bantuan dana
2 Masjid/musala tidak 27 90%
mendapat bantuan dana
Total 30 100%

Sumber: data primer dari responden yang diolah, 2020

9. Deskriptif Sampel berdasarkan Garin merangkap Guru TPA

Karakteristik sampel berdasarkan guru TPA. Adapun data guru

TPA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9
Sampel berdasarkan Guru TPA

No Garin Jumlah Persentase

1 tidak merangkap Guru TPA 13 43,34%

2 Merangkap guru TPA 17 56,66%

Total 30 100%
47

Sumber: data primer dari garin yang diolah, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 perumahan, ada 13

Garin yang tidak merangkap sebagai guru TPA. sedangkan 17 lagi Garin

merangkap sebagai Guru TPA.

10. Deskriptif Perumahan Berdasarkan Ketimpangan Pendapatan

Karakteristik perumahan berdasarkan ketimpangan pendapatan.

Adapun data ketimpangan pendapatan per perumahan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.10
Perumahan Berdasarkan Ketimpangan Pendapatan

NO. Nama Perumahan Gini indeks


1 Cimpago Putih 0.15
2 Wisma Indah V 0.24
3 Shafa Marwa 0.21
4 Lubuk Gading III 0.5
5 Bunda Permai 0.29
6 Puri Kartika 0.24
7 Villaku Indah I 0.27
8 Taman Firdaus 0.21
9 Bumi Minang III 0.17
10 Kuala Nyiur I 0.22
11 Villaku Indah III 0.21
12 Buana Indah II 0.16
13 Wisma Indah VI 0.25
14 Astex 0.2
15 Bumi Minang I 0.25
16 Kordang Damai 0.26
17 Taman Anugrah 0.21
18 Mega Permai V 0.29
19 Lubuk Gading VI Permai 0.21
20 Cemara II 0.24
21 Karya Rei Sejahtera 0.27
48

22 Mutiara Putih 0.23


23 Talago Permai 0.2
24 Taruko IV 0.15
25 Bayamas 0.14
26 Nuansa Griya I 0.27
27 Green Farenza II 0.29
28 Cendana 0.29
29 Arai Pinang 0.24
30 Emilindo Ampalu 0.21
Sumber: data primer dari responden yang diolah, 2020

Dari Tabel di atas terlihat bahwa perumahan yang memiliki nilai

ketimpangan pendapatan maksimum yaitu perumahan Lubuk Gading III

sebesar 0,5, dan yang memiliki nilai ketimpangan pendapatan minimum

yaitu perumahan Bayamas yaitu sebesar 0,14.

11. Deskriptif Masjid/Musala Kerdasarkan Ketersediaan Garin

Tabel 4.11
Masjid/Musala Bedasarkan Ketersediaan Garin

Ketersediaan
NO. Nama Perumahan Nama Masjid/Musala Garin
1 Cimpago Putih Masjid An-Nur 1
2 Wisma Indah V Masjid Nurul Huda 1
3 Shafa Marwa Masjid Rahmatan Lil'alamin 1
4 Lubuk Gading III Masjid Al-Iman 1
5 Bunda Permai Musholla Al-Muhajirin 1
6 Puri Kartika Musholla Assakinah 1
7 Villaku Indah I Masjid Ikhlas 0
8 Taman Firdaus Masjid Hidayatul Nurbaini 1
9 Bumi Minang III Masjid Baiturrahman 1
10 Kuala Nyiur I Masjid Al-Manar 0
11 Villaku Indah III Masjid Al-Jihad 1
12 Buana Indah II Masjid Al-Muhajirin 0
13 Wisma Indah VI Masjid Baitul Arafah 1
14 Astex Masjid Darussalam 1
49

15 Bumi Minang I Musholla Nurul Falah 1


16 Kordang Damai Masjid Al-Amin 0
17 Taman Anugrah Musholla Raudhatul Jannah 1
18 Mega Permai V Musholla Nurul Amal 0
19 Lubuk Gading VI Al-Aziz Ibnu Abdussalam 1
20 Cemara II As-Sakinah 1
21 Karya Rei Sejahtera Mushalla Miftahuljannah 0
22 Mutiara Putih Masjid Nurul Istiqlal 1
23 Talago Permai Masjid Baitul Huda 1
24 Taruko IV Masjid Muhajirin 1
25 Bayamas Mushalla Darul Mukminin 1
26 Nuansa Griya I Musholla Nur Jannah 1
27 Green Farenza II Musholla Nurul Ikhlas 0
28 Cendana Masjid Darul Hikmah 1
29 Arai Pinang Musholla Bahrul Amal 0
30 Emilindo Ampalu Masjid Nurul Ikhlas 0
Sumber: data primer dari masjid yang diolah, 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 perumahan ada 19

masjid yang memiliki kondisi Garin 1 (Garin ada dan menetapa) atau

sebesar 63% dan 11 masjid/musala yang kondisi Garin 0 (Garin berganti-

ganti) atau sebesar 37%.

C. Statistik Deskriptif

Uji deskriptif penelitian dipergunakan untuk mengetahui nilai tertinggi,

nilai terendah,Variabel-variabel dalam penelitian ini dimasukkan kedalam

program stata dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisi

data yang telah ditentukan. Berikut ini adalah data statistik secara umum dari

seluruh data yang digunakan sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut:
50

Tabel 4.12

Analisis Deskriptif
Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

ketersedia~n 30 .7 .4660916 0 1
ketimpanga~n 30 .2358189 .0664601 .138246 .502376
rata2LK 30 .4133333 .2157318 .2 1
rata2umur 30 43.99167 8.137038 4.35 50.55
rata2pengu~A 30 .2766667 .0868345 .15 .5

rata2Alumn~a 30 .2 .0643268 .05 .3


rata2LamaT~l 30 8.166333 3.507059 3.8 16.65
rata2KRumah 30 .61 .1783062 .3 .95
kondisiban~n 30 .3 .4660916 0 1
bantuandan~d 30 .1 .3051286 0 1

bangunanTPA 30 .4333333 .5040069 0 1


gurutpa 30 .5 .5085476 0 1
jenisbangu~n 30 .6333333 .4901325 0 1

Sumber: Pengolahan Data Stata

Berdasarkan tabel analisis deskriptif maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata persentase ketersediaan Garin adalah sebesar 0,7 dengan

standar deviasi sebesar 0.4660916. Persentase ketersediaan garin

memiliki nilai maximum 1 dan nilai minimum sebesar 0. sehingga

dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase ketersediaan garin

adalah sebesar 0,7.

2. Rata-rata ketimpangan pendapatan adalah sebesar 0.2358189

dengan standar deviasi sebesar 0.0664601. ketimpangan pendapatan

memiliki nilai maximum 0.502376 dan nilai minimum sebesar


51

.138246. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

ketimpangan pendapatan adalah sebesar 0.2358189.

3. Rata-rata variabel agregasi jenis kelamin laki-laki adalah sebesar

0.4133333 dengan standar deviasi sebesar .2157318. Agregasi jenis

kelamin memiliki nilai maximum 1 dan nilai minimum sebesar 0.2.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata agregasi jenis kelamin

laki-laki adalah sebesar 0.4133333.

4. Rata-rata variabel agregasi umur adalah sebesar 43.99167 dengan

standar deviasi sebesar 8.137039. Agregasi umur memiliki nilai

maximum 50.55 dan nilai minimum sebesar 4.35. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata agregasi umur adalah sebesar 43.99167.

5. Rata-rata penggunaan jasa TPA adalah sebesar 5,533333, dengan

standar deviasi 1,73669. Penggunaan jasa TPA memiliki nilai

maximum 10 dan minimum sebesar 3. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata penggunaan jasa TPA adalah sebesar 5,533333.

6. Rata-rata nilai alumni TPA adalah sebesar 0,2 dengan standar deviasi

0,0643268. Alumni TPA memiliki nilai maximum 0,3 dan nilai

minimum sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

alumni TPA adalah sebesar 0,2.

7. Rata-rata lama tinggal responden di perumahan adalah sebesar

8.166333 dengan standar deviasi 3,507059. Lama responden tinggal

di perumahan memiliki nilai maksimum 16,65 tahun dan minimum


52

sebesar 3,8 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata lama

responden tinggal di perumahan adalah 8,166333 tahun.

8. Rata-rata variabel agregasi kepemilikan rumah milik sendiri adalah

sebesar 0.61 dengan standar deviasi sebesar 0.1783062. agregasi

kepemilikan rumah milik sendiri memiliki nilai maximum 0.95 dan

nilai minimum sebesar 0.3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-

rata agresi kepemilikan rumah milik sendiri adalah sebesar 0.61.

9. Rata-rata dummy variabel kondisi bangunan masjid/musala yang tidak

dalam tahap pembangunan dan yang masih dalam tahap pembangunan

adalah sebesar 0,3 dengan standar deviasi sebesar 0,4660916. Kondisi

bangunan masjid/musholla yang tidak dalam tahap pembangunan dan

yang masih dalam tahap pembangunan memiliki nilai maximum 1 dan

nilai minimum sebesar 0. Sehingga dapat disimpulakan bahwa rata-

rata kondisi bangunan masjid/musholla yang tidak dalam tahap

pembangunan dan yang masih dalam tahap pembangunan adalah

sebesar 0,3.

10. Rata-rata dummy variabel masjid/musholla yang tidak mendapat

bantuan dan yang mendapat bantuan adalah sebesar 0,1 dengan

standar deviasi 0,3051286. Masjid/musholla yang tidak mendapat

bantuan dan yang mendapat bantuan memiliki nilai maximum 1 dan

minimum sebesar 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

masjid/musholla yang tidak mendapat bantuan dan yang mendapat

bantuan sebesar 0,3051286.


53

11. Rata-rata dummy variabel bangunan TPA yang terpisah dan menyatu

dengan masjid/musholla adalah sebesar 0,5040069 dengan standar

deviasi 0,433333. bangunan TPA yang terpisah dan menyatu dengan

masjid/musholla memiliki nilai maximum 1 dan minimum sebesar 0.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata bangunan TPA yang

terpisah dan menyatu dengan masjid/musholla adalah sebesar

0,5040069.

12. Rata-rata dummy variabel garin merangkap guru TPA dan tidak

merangkap guru TPA adalah sebesar 0,5 dengan standar deviasi

0,5085476. Guru TPA tidak merangkap garin dan merangkap garin

memiliki nilai maximum 1 dan minimum sebesar 0. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata merangkap guru TPA dan tidak

merangkap guru TPA adalah sebesar 0,5.

13. Rata-rata dummy variabel jenis bangunan masjid/musholla adalah

sebesar 0.6333333 dengan standar deviasi 0.4901325. jenis bangunan

masjid/musholla memiliki nilai maximum 1 dan minimum sebesar 0.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis bangunan

masjid/musala 0.6333333.

D. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan model

probit menggunakan stata versi 13. Adapun rangkuman hasil dapat dilihat

pada tabel berikut:


54

Tabel 4.13

TABEL HASIL UJI PROBIT SEBELUM DI INTERAKSIKAN

Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 Kolom 8 Kolom 9 Kolom 10 Kolom 11 Kolom 12

Variabel -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12

Coef P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t|

Cons 0.9898197 0.273 1.830077 0.099 3.772591 0.287 7.530379 0.144 8.360009 0.108 8.043068 0.131 9.24007 0.111 9.350728 0.112 8.388825 0.145 7.406008 0.246 7.412667 0.306 5.430235 0.497

Ketimpangan .-
-1.951499 0.59 -2.782768 0.45 .-2.923931 0.44 .-2.990481 0.453 -2.0588 0.607 -1.366145 0.746 -2.019909 0.641 -1.817287 0.689 -1.754842 0.698 0.759 .-.4890092 0.919 -1.162376 0.817
pendapatan 1.418386

Agregasi rata2 -
-1.508075 0.186 -1.370087 0.234 .-1.722557 0.138 0.114 -1.645209 0.173 -1.128795. 0.371 .-1.067751 0.422 -1.19707 0.372 -1.166399 0.391 -0.8536244 0.555 -0.773892 0.61
LK 1.849296

Agregasi rata2 - - -
0.543 -0.0884243 0.347 0.204 -0.1477187 0.161 -0.1570569 0.165 -0.1620515 0.173 -0.1410015 0.231 0.357 -0.1209722 0.401 -0.0678658 0.671
umr 0.0436222 0.127606 0.1206768

Penggunaan jasa -
-5.554721 0.128 0.092 -5.718112 0.16 -5.482767 0.21 -5.69121 0.22 -5.467958 0.221 -5.316124 0.232 -5.842402 0.247 -7.226948 0.207
TPA 6.601695

Agregasi alumni
5.391329 0.226 5.77234 0.198 6.438947 0.173 6.811188 0.208 6.942611 0.213 6.540536 0.256 6.363609 0.29 8.389121 0.175
TPA

Agregasi lama
0.083734 0.363 0.1087151 0.257 0.107977 0.258 0.0711563 0.504 0.0575285 0.612 ..0554719 0.648 -0.0377414 0.8
tinggal

Agregasi K.
-1.998523. 0.237 -2.011646 0.238 -1.62453 0.362 -1.554452 0.386 -2.382263 0.273 -2.472226 0.297
rumah.

Kondisi bangunan 0.091982 0.894 0.4362202 0.624 ..3455478 0.71 0.3725145 0.708 .-.033664 0.974

Bantuan dana -
-0.7967512 0.492 0.5 -1.141084 0.37 -0.769237 0.542
masjid 0.7841045

Bangunan TPA 0.2584909 0.727 0.3163295 0.678 0.7826875 0.395

Guru TPA 0.7719876 0.309 0.1095487 0.91

Jenis bangunan 1.24119 0.291


55

Berdasarkan tabel di atas terlihat rangkuman hasil regresi variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis regresi diatas

didapatkan hasil bahwa:

1. Analisis uji probit variabel ketimpangan pendapatan

Pada analisis uji probit kolom pertama yaitu variabel

ketimpangan pendapatan sebelum di interaksikan dengan agregasi

alumni TPA, berpengaruh negatif dan tidak signifikan ( taraf

signifikansi 10%) terhadap ketersediaan Garin ada dan menetap. Yang

mana Variabel ketimpangan pendapatan memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,590 ( taraf signifikansi 10%). Dimana koefisien

ketimpangan pendapatan sebesar -1.951499.

2. Analisis uji probit variabel agregasi jenis kelamin laki-laki

Pada analisis kedua ini variabel kontrol agregasi jenis kelamin

laki-laki sebelum diinteraksikan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan ( taraf signifikansi 10% ). yang mana variabel agregasi

umur responden memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.543. Dimana

koefisien uji probit agregasi jenis kelamin laki-laki responden adalah

sebesar -1.508075. Artinya, variabel agregasi jenis kelamin laki-laki

tidak berpengaruh terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan

menetap.

3. variabel agregasi umur responden.

Pada analisis ketiga ini variabel kontrol agregasi umur

responden. Dimana variabel umur sebelum diinteraksikan


56

berpengaruh negatif dan tidak signifikan ( taraf signifikansi 10% ).

yang mana variabel agregasi umur responden memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0.543. Dimana koefisien uji probit umur

responden adalah sebesar -1.508075. Artinya, variabel agregasi jenis

umur responden tidak berpengaruh terhadap peluang ketersediaan

garin yang ada dan menetap.

4. Analisis uji probit agregasi penggunaan jasa TPA

Pada analisi keempat ini adalah variabel control agregasi

pengguna jasa TPA. Dimana variabel pengguna jasa TPA sebelum

diinteraksikan berpengaruh positif dan tidak signifikan ( taraf

signifikansi 10% ). Yang mana variabel penggunaan jasa TPA

memiliki signifikansi sebesa 0.128. Dimana koefisien uji probit

variabel penggunaan jasa TPA sebesar 5.554721 Berarti variabel

penggunaan jasa TPA tidak berpengaruh terhadap peluang ketersediaa

garin ada dan menetap

5. Analisis uji probit agregasi alumni TPA

Pada analisi kelima ini adalah variabel control agregasi alumni

TPA. Dimana variabel alumni TPA sebelum diinteraksikan

berpengaruh positif dan tidak signifikan ( taraf signifikansi 10% )..

Yang mana variabel alumni TPA memiliki signifikansi sebesar 0.226

Dimana koefisien uji probit variabel alumni TPA sebesar 5.391329

Berarti variabel alumni TPA tidak berpengaruh terhadap peluang

ketersediaan garin ada dan menetap


57

6. Analisis uji probit agregasi lama tinggal di perumahan

Pada analisi keenam ini adalah variabel control agregasi lama

tinggal di perumahan . Dimana variabel agregasi lama tinggal di

perumahan sebelum diinteraksikan berpengaruh positif dan tidak

signifikan ( taraf signifikansi 10% ). Yang mana variabel agregasi

lama tinggal memiliki signifikansi sebesar 0.363 Dimana koefisien uji

probit variabel agregasi lama tinggal sebesar .083734 Berarti variabel

agregasi lama tinggal tidak berpengaruh terhadap peluang

ketersediaan garin ada dan menetap.

7. Analisis uji probit agregasi kepemilikikan rumah

Pada analisi ketujuh ini adalah variabel kontrol agregasi

kepemilikikan rumah responden .Dimana variabel kepemilikikan

rumah responden sebelum diinteraksikan berpengaruh negatif dan

tidak signifikan ( taraf signifikansi 10% ). Yang mana variabel

agregasi lama tinggal memiliki signifikansi sebesar 0.237 Angka

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,10. Dimana koefisien uji probit

variabel agregasi lama tinggal sebesar -1.998523. Berarti variabel

agregasi kepemilikikan rumah responden tidak berpengaruh terhadap

peluang ketersediaan garin ada dan menetap.

8. Analisis uji probit kondisi bangunan masjid/musala

Pada analisis regresi kolom kedelapan ditambahkan variabel

kontrol yaitu dummy kondisi bangunan masjid/musholla. Hasil

estimasi menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat yang


58

masjid/mushollanya dalam tahap pembangunan (D=1) memiliki

peluang ketersediaan garin adan menetap yang lebih tinggi

dibandingkan masjid/mushollanyaa tidak dalam tahap pembangunan

(D=0), dengan nilai koefisien sebesar .105758. Namun hubungan

antara keduanya tidak signifikan ( taraf signifikansi 10% ), dibuktikan

dengan nilai signifikansi sebesar 0.884.

9. Analisis uji probit bantuan dana masjid/musala

Pada analisis kolom kesembilan ditambahkan variabel kontrol

yaitu dummy bantuan dana untuk masjid/musala. Hasil estimasi

menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat terhadap peluang

ketersediaan garin ada dan menetap akan menurun jika masjid/musala

tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar (D=1), dan akan

meningkat jika masjid/musala tersebut tidak mendapat bantuan (D=0).

Dengan nilai koefisien -.7967512. Masjid/Musholla yang tidak

mendapat bantuan akan tinggi peluang ketersediaan garin ada dan

menetap sebesar -.7967512. dibanding dengan masjid/musala yang

mendapat bantuan. Namun perbedaan peluang ketersediaan garin ada

dan menetap antara keduanya tidak signifikan dibuktikan dengan nilai

signifikansi sebesar 0.492.


59

10. Analisis uji probit bangunan masjid/musala

Pada analisis regresi kolom ke sepuluh ditambahkan variabel kontrol

yaitu dummy bangunan masjid/musholla. Hasil estimasi menunjukkan

bahwa bangunan masjid/musholla yang menyatu dengan bangunan

TPA (D=1) akan menurunkan peluang ketersediaan garin ada dan

menetap dan peluang garin ada dan menetap akan meningkat jika

bangungan TPA terpisah dengan masjid/musholla (D=0). Dengan kata

lain, TPA yang bangunannya menyatu dengan masjid/musholla

memiliki infak TPA yang lebih sedikit sebesar .2584909

dibandingkan dengan bangunan TPA yang terpisah dengan masjid

(D=0) dengan nilai koefisien sebesar. 2584909. Perbedaan antara

keduanya tidak signifikan, dibuktikan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,727

11. Analisis uji probit guru TPA

Pada analisis regresi kolom kesebelas ditambahkan variabel

dummy guru TPA. Hasil estimasi menunjukkan bahwa Garin yang

merangkap sebagai pengajar TPA (D=1) memiliki peluang garin ada

dan menetap dari garin yang khusus/tidak merangkap sebagai guru

TPA (D=0) dengan koefisien sebesar .7719876. Perbedaan antara

kedunya tidak dignifikan dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar

0.309.
60

12. Aanlisis uji probit jenis bangunan

Pada Analisis regresi kolom kedua belas ditambahkan

variabel dummy Jenis bangunan, masjid (D=1) dan musholla (D=0).

Hasil estimasi menunjukkan bahwa peluang ketesdiaan garin ada dan

menetap dengan jenis bangunan masjid lebih banyak 1.24119 .

dibandingkan dengan peluang keterdiaan garin ada dan menetap jenis

bangunan musholla, dengan koefisien 1.24119. Perbedaan antara

keduanya tidak signifikan, dibuktikan dengan nilai signifikansi

sebesar 0.291
61

TABEL 4.14

TABEL HASIL UJI PROBIT SETELAH INTERAKSIKAN

Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 Kolom 8 Kolom 9 Kolom 10 Kolom 11

Variabel -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11

Coef P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t| Coef. P>|t|

-
ConS 0.153 -4.12858 0.267 -1.721481 0.758 3.460022 0.605 3.48757 0.604 5.256829 0.457 5.538913 0.439 1.864134 0.812 0.6920477 0.944 -6.663094 0.625 -3.719377 0.796
4.867428

Ketimpangan
21.55188 0.137 21.26088 0.183 20.50096 0.229 18.17059 0.279 17.61599 0.297 13.76611 0.394 14.54063 0.374 21.98172 0.247 22.32141 0.244 53.06942 0.242 41.32796 0.39
pendapatan

Alumni TPA 41.86781 0.072 41.16334 0.087 39.34125 0.102 36.48823 0.121 35.75087 0.138 30.68987 0.183 31.95104. 0.169 45.56041 0.128 46.48591 0.155 108.9976 0.254 84.95651 0.398

Ketimpangan
- 0.099
pendapatan#Alumni 0.078 -166.0084 -156.5016 0.125 -138.9594 0.169 -134.8794 0.195 -110.7949 0.271 -112.9852 0.259 -168.1031 0.17 -172.1413 0.199 -411.8867 0.262 -317.3383 0.414
169.5504
TPA

Rata2lk -1.649555 0.164 -1.578315 0.186 -1.932462 0.105 -1.86291 0.14 -1.492403 0.264 -1.376311 0.321 -1.829202 0.21 -1.783183 0.229 -1.515149 0.354 -1.643662 0.334

- - -
Rata2 umur 0.577 0.287 -0.123572 0.283 -1.492403 0.259 -0.147202 0.248 -0.0993012 0.439 -0.0777994 0.627 0.728 -0.0363796 0.773
0.0521207 0.1198424 0.0414502

Penggunaan jasa -
-6.054389 0.154 -5.850644 0.185 -5.859323 0.202 0.201 -5.931558 0.219 -5.687445 0.248 -9.71896 0.151 -10.52132 0.119
TPA 6.378618.

Agregasi lama -
0.0185346 0.866 0.0417884 0.714 0.0371285 0.745 -0.0737482 0.596 -0.079893 0.575 0.294 -0.2737578 0.273
tinggal 0.2599063

Agregasi K. rumah -1.323135 0.461 -1.356563 0.456 -0.4416 0.82 -.3613056. 0.856 -2.153127 0.434 -2.015431 0.467

Kondisi bangunan 0.2312789 0.763 1.05177 0.91 0.974025 0.389 1.629283 0.236 1.12551 0.463

Bantuan dana
-1.806843 0.212 -1.805357 0.215 -4.066201 0.143 -3.149609 0.296
masjid

Bangunan masjid 0.2088437 0.822 1.183091 0.517 1.019874 0.595

Guru TPA 2.040531 0.227 1.241671 0.533

Jenis bangunan 0.907703 0.414


Berdasarkan table 4.14 dapat dilihat rangkuman analisis uji probit

dari variabel-variabel bebas tehadap variabel terikat. Dari analisis diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis variabel ketimpangan pendapatan

Pada analisis pertama ini adalah variabel utama yang

dikorelasikan dengan variabel Regresi variabel ketimpangan

pendapatan. Sesudah diinteraksikan dengan agregasi alumni TPA

berpengaruh negatif dan signifikan (tingkat signifikansi 10%) terhadap

peluang garin ada dan menetap, yang mana variabel ketimpangan

pendapatan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,078. Angka

signifikansi tersebut lebih kecil dibandingkan 0,10. Dimana koefisien

regresi variabel ketimpangan pendapatan adalah sebesar -169.5504.

artinya bahwa perumahan yang memiliki ketimpangan pendapatan yang

semakin tinggi dan perumahan yang memiliki alumni TPA akan

menurunkan peluang ketersediaan garin kategori adan dan menetap.

2. Analisis variabel agregasi laki-laki

Pada analisis kedua ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control agregasi laki-laki. Dimana hasil uji probitnya

pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel agregasi

laki-laki, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -166.0084 dengan nilai signifikansinya (tingkat

signifikansi 10%) sebesar 0,09. Artinya variabel ketimpangan


pendapatan setelah dikorelasikan dengan agregasi laki-laki

berpengaruh negative dan signifikan terhadap peluang ketersediaan

garin ada dan menetap. Sedangkan untuk variabel agregasi laki-laki

sesudah diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar -1.649555 dan

signifikansinya sebesar 0.164, artinya variabel agregasi laki-laki

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peluang adanya

garin ada dan menetap.

3. Variabel agregasi umur

Pada analisis ketiga ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control agregasi umur responden. Dimana hasil uji

probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

umur, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -.0521207 dengan nilai signifikansinya sebesar

0.125. Artinya variabel ketimpanagn pendapatan setelah dikorelasikan

dengan agregasi umur berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan

untuk variabel umur sesudah diinteraksikan memiliki nilai koefisien

sebesar -1.649555 dan signifikansinya sebesar 0.577 artinya variabel

agregasi umur berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

peluang adanya garin ada dan menetap.

4. Variabel agregasi penggunaan jasa TPA

Pada analisis keempat ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel kontrol agregasi pengguna jasa TPA. Dimana hasil uji
probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

umur, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -138.9594 dengan nilai signifikansinya sebesar

0.165. Artinya variabel ketimpanagn pendapatan setelah dikorelasikan

dengan agregasi penggunaan jasa TPA tetap berpengaruh negative dan

tidak signifikan terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan

menetap. Sedangkan untuk variabel agregasi penggunaan jasa TPA

sesudah diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar -1.6054399 dan

signifikansinya sebesar 0.154 artinya variabel agregasi Penggunaan jasa

TPA berpengaruh negatif dan tetap tidak signifikan terhadap peluang

adanya garin ada dan menetap.

5. Variabel agregasi lama tinggal

Pada analisis kelima ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel kontrol agregasi lama tinggal. Dimana hasil uji

probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

lama tinggal, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -134. 8794 dengan nilai signifikansinya sebesar

0.195. Artinya variabel ketimpangan pendapatan setelah dikorelasikan

dengan agregasi lama tinggal tetap berpengaruh negative dan tidak

signifikan terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan menetap.

Sedangkan untuk variabel agregasi lama tinggal sesudah diinteraksikan

memiliki nilai koefisien sebesar 0.185346 dan signifikansinya sebesar


0.866 artinya variabel agregasi lama tinggal berpengaruh positif dan

tetap tidak signifikan terhadap peluang adanya garin ada dan menetap.

6. Variabel agregasi kepemilikan Rumah

Pada analisis keenam ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel kontrol agregasi kepemilikan Rumah. Dimana hasil uji

probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

agregasi kepemilikan Rumah, terjadinya penurunan pada variabel

interaksi dengan nilai koefisiennya sebesar -110,7949 dengan nilai

signifikansinya sebesar 0.271. Artinya variabel ketimpanagan

pendapatan setelah dikorelasikan dengan agregasi kepemilikan Rumah

responden tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap

peluang ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan untuk

variabel agregasi kepemilikan rumah responden sesudah diinteraksikan

memiliki nilai koefisien sebesar -1,323135 dan signifikansinya sebesar

0.461 artinya variabel agregasi lama tinggal berpengaruh negatif dan

tetap tidak signifikan terhadap peluang adanya garin ada dan menetap.

7. Variabel kondisi bangunan masjid/musholla

Pada analisis ketujuh ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy kondisi bangunan masjid/musholla.

Dimana hasil uji probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan

dengan variabel kondisi bangunan masjid, terjadinya penurunan pada

variabel interaksi dengan nilai koefisiennya sebesar -112,9852 dengan

nilai signifikansinya sebesar 0.321. Artinya variabel ketimpanagan


pendapatan setelah dikorelasikan dengan kondisi bangunan masjid

tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap peluang

ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan untuk variabel

kondisi banguanan masjid/musholla dalam tahap pembangunan (D=1)

memerikan peluang yang lebih besar .sesudah diinteraksikan memiliki

nilai koefisien sebesar 0,2312789 dan signifikansinya sebesar 0.763

artinya variabel kondisi bangunan maasjid/musholla tahap

pembangunan (D=1) berpengaruh Positif dan tetap tidak signifikan

terhadap peluang adanya garin ada dan menetap.

8. Variabel bantuan dana masjid/musholla

Pada analisis kedelapan ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy bantuan dana masjid/musholla. Dimana

hasil uji probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan

variabel bantuan dana masjid/musholla, terjadinya penurunan pada

variabel interaksi dengan nilai koefisiennya sebesar -168,1031 dengan

nilai signifikansinya sebesar 0.210. Artinya variabel ketimpanagan

pendapatan setelah dikorelasikan dengan kondisi bangunan masjid

tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap peluang

ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan untuk variabel

masjid/musholla yang mendapat bantuan (D=1) sesudah diinteraksikan

memiliki nilai koefisien sebesar -1,806843 dan signifikansinya sebesar

0.212 artinya variabel /musholla yang mendapat bantuan (D=1)


berpengaruh negatif dan tetap tidak signifikan terhadap peluang adanya

garin ada dan menetap.

9. Variabel bangunan masjid/musholla

Pada analisis kesembilan ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy bangunan masjid/musholla. Dimana

hasil uji probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan

variabel bangunan masjid/musholla, terjadinya penurunan pada variabel

interaksi dengan nilai koefisiennya sebesar -172,1413 dengan nilai

signifikansinya sebesar 0.199. Artinya variabel ketimpanagan

pendapatan setelah dikorelasikan dengan bangunan masjid/musholla

tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap peluang

ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan untuk variabel

bangunan masjid/musholla yang memiliki TPA (D=1) sesudah

diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar 0,2088437 dan

signifikansinya sebesar 0.215. artinya bangunan masjid/musholla yang

memiliki TPA (D=1) meningkatkan peluang ketersediaan ada dan

menetap dibandingkan variabel bangunan masjid/musholla yang tidak

memilik TPA (D=0). Tetapi hubungan keduanya berpengaruh positif

dan tetap tidak signifikan terhadap peluang adanya garin ada dan

menetap.

10. Variabel guru TPA

Pada analisis kesepuluh ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy bangunan guru TPA. Dimana hasil uji
probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

guru TPA, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -411,8867 dengan nilai signifikansinya sebesar

0.354. Artinya variabel ketimpangan pendapatan setelah dikorelasikan

dengan guru TPA tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan

terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan

untuk variabel Garin merangkap sebagai guru TPA (D=1) sesudah

diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar 2,040531 dan

signifikansinya sebesar 0.227. artinya Garin merangkap sebagai guru

TPA (D=1) meningkatkan peluang ketersediaan garin ada dan menetap

dibandingkan garin yang tidak merangkap sebagai guru TPA (D=0).

Tetapi hubungan keduanya berpengaruh Positif dan tetap tidak

signifikan terhadap peluang adanya garin ada dan menetap.

11. Variabel guru TPA

Pada analisis kesepuluh ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy bangunan guru TPA. Dimana hasil uji

probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

guru TPA, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan nilai

koefisiennya sebesar -411,8867 dengan nilai signifikansinya sebesar

0.354. Artinya variabel ketimpangan pendapatan setelah dikorelasikan

dengan guru TPA tetap berpengaruh negative dan tidak signifikan

terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan menetap. Sedangkan

untuk variabel Garin merangkap sebagai guru TPA (D=1) sesudah


diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar 2,040531 dan

signifikansinya sebesar 0.227. artinya Garin merangkap sebagai guru

TPA (D=1) meningkatkan peluang ketersediaan garin ada dan menetap

dibandingkan garin yang tidak merangkap sebagai guru TPA (D=0).

Tetapi hubungan keduanya berpengaruh Positif dan tetap tidak

signifikan terhadap peluang adanya garin ada dan menetap

12. Variabel jenis bangunan

Pada analisis kesepuluh ini adalah variabel yang dikorelasikan

dengan variabel control dummy jenis bangunan. Dimana hasil uji

probitnya pada variabel interaksi setelah dikorelasikan dengan variabel

jenis bangunan, terjadinya penurunan pada variabel interaksi dengan

nilai koefisiennya sebesar -317.3383 dengan nilai signifikansinya

sebesar 0.414 Artinya variabel ketimpanagan pendapatan setelah

dikorelasikan dengan jenis bangunan tetap berpengaruh negative dan

tidak signifikan terhadap peluang ketersediaan garin yang ada dan

menetap. Sedangkan untuk variabel jenis banguan masjd (D=1) sesudah

diinteraksikan memiliki nilai koefisien sebesar .9077035 dan

signifikansinya sebesar 0.514. artinya jenis banguan masjd (D=1)

meningkatkan peluang ketersediaan garin ada dan menetap

dibandingkan jenis bangunan musholla (D=0). Tetapi hubungan

keduanya berpengaruh Positif dan tetap tidak signifikan terhadap

peluang adanya garin ada dan menetap.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

variabel ketimpangan pendapatan setelah di interaksikan dengan agregasi

alumni TPA berpengaruh negatif dan signifikan (tingkat signifikansi 10%).

artinya bahwa perumahan yang memiliki ketimpangan pendapatan yang

semakin tinggi dan perumahan yang memiliki alumni TPA akan

menurunkan peluang ketersediaan garin kategori adan dan menetap.

Dibuktikan dengan nilai koefisien -169,5504 dan signifikansi 0.078.

Pada Variabel agregasi laki-laki berpengaruh negatif dan tidak

signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien -1,649555 dan signifikansi

0.164. Variabel agregasi umur berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Dibuktikan dengan dengan nilai koefisisen -0,0521207 dan signifikansi

0,577. Variabel agregasi penggunaan jasa TPA berpengaruh negatif dan tidak

signifikan. Dibuktikan dengan dengan nilai koefisisen -6.054389 dan

signifikansi 0,154. Variabel agregasi lama tinggal berpengaruh positif dan

tidak signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien 0,0185346 dan

signifikansi 0,866. Variabel agregasi kepemilikan rumah berpengaruh negatif

dan tidak signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien -1.323135 dan nilai

signifikansi 0,461. Variabel kondisi bangunan (tahap pembangunan, D=1)

berpengaruh positif dan tidak signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien -

1.323135 dan signifikansi 0.763. variabel bantuan dana (dapat bantuan, D=1)

70
71

berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien -

1.806843 signifikansi 0,212. Variabel bangunan (masjid memiliki TPA=1)

berpengaruh positif dan tidak signifikan. Dibuktikan dengan nilai koefisien

.2088437 dan signifikansi 0.822. variabel guru TPA (Garin merangkap

sebagai guru Tpa, D=1) berpengaruh positif dan tidak signifikan. Diuktikan

dengan nilai koefisien 2.040531 dan signifikansi 0.227. variabel jenis

bangunan (masjid, D=1) berpengaruh positif dan tidak signifikan. Dibuktikan

dengan nilai koefisien .9077035 dan signifikansi 0.514

B. Saran

Dari kesimpulan yang didapat dari proses analisis tersebut, maka

peneliti memberikan saran-saran sebgai berikut:

1. Penulis memberikan saran pada masyarakat agar lebih ikut berkontribusi

dalam menyediakan barang publik yang disediakan secara pribadi

( masyarakat setempat). Salah satunya adalah Garin Masjid/musala.

Karena kontribusi masyarakat setempat mempengaruhi ketersediaan

garin masjid/musala.

2. Penulis memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar

menambahkan variabel independent lain, seperti jenis pekerjaan,

pendapatan, dan lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi variabel

dependen, mengingat banyak faktor yang mempengaruhi seseorang

dalam berpartisipasi pada garin masjid/musala.


72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu dan Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (PT. Bumi Aksara,
2003).
Fauzi, Akhmad, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori dan
Aplikasi), (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006).
Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasinya, (Malang,
Rosdakarya, 1990).
Mankiw, N. Gregory, “Pengantar Ekonomi Mikro”, (Jakarta Selatan: Penerbit
Salemba Empat, 2014).
Mankiw, N. Gregory, Pengantar Ekonomi Jilid 2. (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2000).
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal”, (Jakarta:PT Bumi
Aksara, 2008).
Nicholson Walter, “Mikroekonomi Intermediate”, (PT Penerbit Erlangga:2002)
Putong Iskandar, “Economic Pengantar Mikro dan Makro”, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013).
Siregar Syofian, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17)”, (Jakarta:Rajawali Pers, 2014).

Sumarni Murti dan Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis,


(Yogyakarta: Andi, 2005).
Andhika, Lesmana Rian, “Meta-Theory Kebijakan Barang Publik Untuk
Kesejahteraan Rakyat”, Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 8, No.
1, Juni 2017.
Burns Justine and Martine Visser, “Income Inequality and the Provision of Public
Goods: When the Real World Mimics the Lab .” Sekolah Ekonomi,
Universitas Cape Town, Rondebosch, (Afrika selatan:2008).

Hofmeyr Andre dkk, “Income inequality, reciprocity and public goods provision
:an experiment analysis.” Sekolah Ekonomi, Universitas Cape Town,
Rondebosch, (Afrika selatan:2008).
Wicaksono, Kristian Widya, Barang Publik dan Eksternalitas Pada Era Otonomi
Daerah, Jurusan Ilmu Administrasi Publik Universitas Katolik
Parahyangan (2012 (JBP)| Vol 4 No. 4 Desember 2012.
73

LAMPIRAN KUESIONER

Dirujuk dari : “Kuhn, U. (2019). Measurement of income in surveys. FORS


Guide No. 02, Version 1.0. Lausanne: Swiss Centre of Expertise in the Social
Sciences FORS. doi:10.24449/FG-2019-00002.
74

Prodi Ekonomi Syari’ah


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Padang

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KETIMPANGAN PENDAPATAN TERHADAP KETERSEDIAAN GARIN di
PERUMAHAN KOTA PADANG

Atas kesediaan bapak atau ibu yang telah meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner
penelitian saya ini, saya ucapkan terimakasih.

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Perumahan Responden :

2. Nama Masjid/musholla :

3. Nama Responden :

4. Jenis Kelamin : 1) Laki-laki 2) Perempuan

4. Umur : Thn

4. Pendidikan terakhir : 1) SD/MI 3) SMA/Sederajat

2) SMP/ Sederajat 4) S1

3) SMP/ Sederajat 5) S2

5. Status Pernikahan : 1) Menikah 3) Cerai Mati

2) Belum Menikah 4) cerai hidup

6. Jumlah Anggota Keluarga :


7. Rumah Milik Sendiri Atau Nyewa :
8. Lama Tinggal di Perumahan :
9. Pekerjaan Saat Ini
1. Petani 4. PNS
2. Pedagang 5. Ibu RT
3. Pengusaha 6. Tidak Bekerja
10. Apakah ada keluarga yang menggunakan : ya tidak
jasaTPA?

11. Kalau ya, berapa iuran perbulan? : Rp


12. Apakah anda merupakan alumni : ya tidak
dariTPAtersebut?
75

B. 1. Ketersediaan Garin Masjid (Y)


No Kondisi Garin Masjid Nilai Kriteria
1 Garin masjid ada dan berganti-ganti 0 < 1 tahun
2 Ada dan menetap 1 >1 tahun

C. Pertanyaan Pendapatan Responden

No. Pertanyaan Jawaban


1 Berapa anggota keluarga yang bekerja?

2 Berapa penghasilan masing-masing anggota 1.Rp


keluarga per bulan?
2.Rp
3.Rp

3 Berapa besar pajak yang harus saudara/i bayar? Rp.

4 Apakah anda memiliki iuran jaminan sosial, asuransi Rp.


kesehatan? Kalau ada berapa?
5 Apakah saudara/i memiliki penghasilan tambahan Rp
selain dari gaji? Kalau ada berapa?
6 Apakah saudara/i memiliki tabungan? Kalau ada Rp.
berapa?
7 Berapa tagihan listrik anda perbulan? Rp.

8 Berapa tagihan PDAM Anda perbulan? Rp.

9 Berapa pemakaian internet perbulan? RP.

10. Total pendapatan RT? Rp.


76

Pertanyaan bagi pengurus maupun garin masjid/musholla

A. Indetitas Garin/pengurus
1. Nama Responden :
2. NamaPerumahanResponden :
3. Nama Masjid/Mushollasekitar :
4. Nama TPA di masjid/musholla :
5. JenisKelamin/ umur : / tahun
B. Pertanyaan terkait infak TPA (taman pendidikan al-qur’an)
1. Berapa julah total infak secara keseluruhan : Rp
(baik TPA, masjid, anak yatim dll)
selama 11 bulankecuali bulan ramadhan.
1. Jumlah/total infak masjid/musholla : Rp
2. Jumlah/total infak bagi anak yatim : Rp
3. Infak lain-lain : Rp
4. Jumlah /total infak TPA/MDA : Rp
1) Berapa yang dialokasikan untuk
balasan jasa/upah guru TPA/MDA? : Rp
2) Berapa yang dialokasikan untuk
perbaikan ataupun pengadaan : Rp
Infrastruktur TPA/MDA?

2. Apakah masjid/musholla mendapat bantuan : ada


tidak ada
dana dari pemerintah?
3. Apakah bantuannya didapat secara rutin? : ya
tidak
4. Kalau ada, berapa nominalnya : Rp
5. Apakah TPA/MDA ini mendapat : ya tidak
bantuan dana dari pemerintah
6. Apakah bantuannya didapat secara rutin? : ya
tidak
7. Kalau ya berapa nominalnya : Rp
8. Apakah bangunan TPA/MDA terpisah dari : ya tidak
bangunan masjid/musholla?
9. Apakah kepengurusan TPA/MDA terpisah dari : ya tidak
Struktur kepengurusan masjid/musholla?
10. Apakah masjid/musholla masih dalam tahap : ya tidak
pembangunan?
77

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -18.186024
Iteration 2: log likelihood = -18.18544
Iteration 3: log likelihood = -18.18544

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(1) = 0.28
Prob > chi2 = 0.5961
Log likelihood = -18.18544 Pseudo R2 = 0.0077

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.951499 3.62562 -0.54 0.590 -9.057584 5.154585


_cons .9898197 .9029693 1.10 0.273 -.7799675 2.759607

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -17.287835
Iteration 2: log likelihood = -17.285961
Iteration 3: log likelihood = -17.285961

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(2) = 2.08
Prob > chi2 = 0.3535
Log likelihood = -17.285961 Pseudo R2 = 0.0567

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -2.782768 3.684203 -0.76 0.450 -10.00367 4.438138


rata2LK -1.508075 1.141403 -1.32 0.186 -3.745184 .729034
_cons 1.830077 1.109682 1.65 0.099 -.3448596 4.005013

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -17.043658
Iteration 2: log likelihood = -16.972489
Iteration 3: log likelihood = -16.970115
Iteration 4: log likelihood = -16.970114

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(3) = 2.71
Prob > chi2 = 0.4383
Log likelihood = -16.970114 Pseudo R2 = 0.0740

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -2.923931 3.786716 -0.77 0.440 -10.34576 4.497896


rata2LK -1.370087 1.150047 -1.19 0.234 -3.624137 .883964
rata2umur -.0436222 .0717938 -0.61 0.543 -.1843354 .0970911
_cons 3.772591 3.546189 1.06 0.287 -3.177812 10.72299

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -15.825654
Iteration 2: log likelihood = -15.646313
Iteration 3: log likelihood = -15.630141
Iteration 4: log likelihood = -15.630108
Iteration 5: log likelihood = -15.630108

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(4) = 5.39
Prob > chi2 = 0.2494
Log likelihood = -15.630108 Pseudo R2 = 0.1471

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -2.990481 3.983124 -0.75 0.453 -10.79726 4.816299


rata2LK -1.722557 1.160687 -1.48 0.138 -3.99746 .5523471
rata2umur -.0884243 .0939482 -0.94 0.347 -.2725595 .0957108
rata2pengunaJAsaTPA -5.554721 3.651293 -1.52 0.128 -12.71112 1.601681
_cons 7.530379 5.14809 1.46 0.144 -2.559693 17.62045
78

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -15.296975
Iteration 2: log likelihood = -14.918075
Iteration 3: log likelihood = -14.894862
Iteration 4: log likelihood = -14.894861

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(5) = 6.86
Prob > chi2 = 0.2311
Log likelihood = -14.894861 Pseudo R2 = 0.1872

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -2.0588 4.000726 -0.51 0.607 -9.900078 5.782479


rata2LK -1.849296 1.169263 -1.58 0.114 -4.14101 .4424182
rata2umur -.1276058 .1005667 -1.27 0.204 -.3247129 .0695013
rata2pengunaJAsaTPA -6.601695 3.914901 -1.69 0.092 -14.27476 1.07137
rata2AlumniTpa 5.391329 4.456285 1.21 0.226 -3.342829 14.12549
_cons 8.360009 5.200702 1.61 0.108 -1.83318 18.5532

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -15.016175
Iteration 2: log likelihood = -14.489235
Iteration 3: log likelihood = -14.464291
Iteration 4: log likelihood = -14.464288
Iteration 5: log likelihood = -14.464288

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(6) = 7.72
Prob > chi2 = 0.2591
Log likelihood = -14.464288 Pseudo R2 = 0.2107

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.366145 4.213482 -0.32 0.746 -9.624417 6.892127


rata2LK -1.645209 1.206773 -1.36 0.173 -4.010441 .7200227
rata2umur -.1477187 .1055065 -1.40 0.161 -.3545076 .0590702
rata2pengunaJAsaTPA -5.718112 4.069769 -1.41 0.160 -13.69471 2.258489
rata2AlumniTpa 5.77234 4.488801 1.29 0.198 -3.025549 14.57023
rata2LamaTinggal .083734 .0921273 0.91 0.363 -.0968321 .2643001
_cons 8.043068 5.331342 1.51 0.131 -2.406171 18.49231

Note: 0 failures and 1 success completely determined.

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -14.321018
Iteration 2: log likelihood = -13.76539
Iteration 3: log likelihood = -13.728029
Iteration 4: log likelihood = -13.728015
Iteration 5: log likelihood = -13.728015

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(7) = 9.20
Prob > chi2 = 0.2389
Log likelihood = -13.728015 Pseudo R2 = 0.2509

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -2.019909 4.335269 -0.47 0.641 -10.51688 6.477063


rata2LK -1.128795 1.262582 -0.89 0.371 -3.60341 1.345819
rata2umur -.1570569 .1132081 -1.39 0.165 -.3789407 .0648268
rata2pengunaJAsaTPA -5.482767 4.370595 -1.25 0.210 -14.04898 3.083442
rata2AlumniTpa 6.438947 4.720977 1.36 0.173 -2.813997 15.69189
rata2LamaTinggal .1087151 .095837 1.13 0.257 -.0791221 .2965522
rata2KRumah -1.998523 1.690576 -1.18 0.237 -5.31199 1.314945
_cons 9.24007 5.798065 1.59 0.111 -2.123928 20.60407

Note: 0 failures and 1 success completely determined.


79

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata2KRumah i.kondisib
> angunan

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -14.321853
Iteration 2: log likelihood = -13.760044
Iteration 3: log likelihood = -13.717301
Iteration 4: log likelihood = -13.717275
Iteration 5: log likelihood = -13.717275

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(8) = 9.22
Prob > chi2 = 0.3243
Log likelihood = -13.717275 Pseudo R2 = 0.2515

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.817287 4.538518 -0.40 0.689 -10.71262 7.078045


rata2LK -1.067751 1.32859 -0.80 0.422 -3.67174 1.536238
rata2umur -.1620515 .1188944 -1.36 0.173 -.3950803 .0709773
rata2pengunaJAsaTPA -5.69121 4.635773 -1.23 0.220 -14.77716 3.394739
rata2AlumniTpa 6.811188 5.405491 1.26 0.208 -3.783379 17.40576
rata2LamaTinggal .107977 .0955461 1.13 0.258 -.07929 .2952439
rata2KRumah -2.011646 1.703635 -1.18 0.238 -5.350709 1.327416

kondisibangunan
tahap pembangunan .105758 .7237256 0.15 0.884 -1.312718 1.524234
_cons 9.350728 5.888751 1.59 0.112 -2.191012 20.89247

Note: 0 failures and 1 success completely determined.

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata2KRumah i.kondisib
> angunan i.bantuandanamasjid

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -13.908137
Iteration 2: log likelihood = -13.513217
Iteration 3: log likelihood = -13.473932
Iteration 4: log likelihood = -13.473915
Iteration 5: log likelihood = -13.473915

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(9) = 9.70
Prob > chi2 = 0.3750
Log likelihood = -13.473915 Pseudo R2 = 0.2648

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.754842 4.524103 -0.39 0.698 -10.62192 7.112237


rata2LK -1.19707 1.341789 -0.89 0.372 -3.826929 1.432788
rata2umur -.1410015 .1177365 -1.20 0.231 -.3717607 .0897577
rata2pengunaJAsaTPA -5.467958 4.467583 -1.22 0.221 -14.22426 3.288344
rata2AlumniTpa 6.942611 5.576921 1.24 0.213 -3.987954 17.87318
rata2LamaTinggal .0711563 .1064301 0.67 0.504 -.1374429 .2797555
rata2KRumah -1.62453 1.782678 -0.91 0.362 -5.118514 1.869454

kondisibangunan
tahap pembangunan .4362202 .8895422 0.49 0.624 -1.30725 2.179691

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -.7967512 1.160001 -0.69 0.492 -3.070312 1.47681
_cons 8.388825 5.756725 1.46 0.145 -2.894149 19.6718

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata2KRumah i.kondisib
> angunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -13.719884
Iteration 2: log likelihood = -13.463266
Iteration 3: log likelihood = -13.413334
Iteration 4: log likelihood = -13.413304
Iteration 5: log likelihood = -13.413304

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(10) = 9.83
Prob > chi2 = 0.4560
Log likelihood = -13.413304 Pseudo R2 = 0.2681

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.418386 4.61537 -0.31 0.759 -10.46435 7.627573


rata2LK -1.166399 1.359951 -0.86 0.391 -3.831854 1.499056
rata2umur -.1206768 .1310902 -0.92 0.357 -.3776088 .1362552
rata2pengunaJAsaTPA -5.316124 4.452065 -1.19 0.232 -14.04201 3.409763
rata2AlumniTpa 6.540536 5.763199 1.13 0.256 -4.755127 17.8362
rata2LamaTinggal .0575285 .1133522 0.51 0.612 -.1646377 .2796947
rata2KRumah -1.554452 1.794714 -0.87 0.386 -5.072027 1.963123

kondisibangunan
tahap pembangunan .3455478 .9307719 0.37 0.710 -1.478732 2.169827

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -.7841045 1.161604 -0.68 0.500 -3.060806 1.492597
1.bangunanTPA .2584909 .7418111 0.35 0.727 -1.195432 1.712414
_cons 7.406008 6.388919 1.16 0.246 -5.116044 19.92806
80

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata2KRumah i.kondisib
> angunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA i.gurutpa

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -13.165843
Iteration 2: log likelihood = -12.899181
Iteration 3: log likelihood = -12.842473
Iteration 4: log likelihood = -12.842042
Iteration 5: log likelihood = -12.842042

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(11) = 10.97
Prob > chi2 = 0.4460
Log likelihood = -12.842042 Pseudo R2 = 0.2992

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -.4890092 4.803871 -0.10 0.919 -9.904424 8.926406


rata2LK -.8536244 1.444707 -0.59 0.555 -3.685198 1.977949
rata2umur -.1209722 .1439948 -0.84 0.401 -.4031969 .1612526
rata2pengunaJAsaTPA -5.842402 5.0519 -1.16 0.247 -15.74394 4.05914
rata2AlumniTpa 6.363609 6.011002 1.06 0.290 -5.417737 18.14496
rata2LamaTinggal .0554719 .1216068 0.46 0.648 -.1828729 .2938168
rata2KRumah -2.382263 2.175375 -1.10 0.273 -6.645919 1.881393

kondisibangunan
tahap pembangunan .3725145 .9929457 0.38 0.708 -1.573623 2.318652

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -1.141084 1.273959 -0.90 0.370 -3.637996 1.355829
1.bangunanTPA .3163295 .7622053 0.42 0.678 -1.177565 1.810225
1.gurutpa .7719876 .7587181 1.02 0.309 -.7150725 2.259048
_cons 7.412667 7.235326 1.02 0.306 -6.768312 21.59365

. probit ketersediaangarin ketimpanganpendapatan rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal rata2KRumah i.kondisib
> angunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA i.gurutpa i.jenisbangunan

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -12.507918
Iteration 2: log likelihood = -12.251768
Iteration 3: log likelihood = -12.233016
Iteration 4: log likelihood = -12.232567
Iteration 5: log likelihood = -12.232567

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(12) = 12.19
Prob > chi2 = 0.4308
Log likelihood = -12.232567 Pseudo R2 = 0.3325

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.162376 5.023523 -0.23 0.817 -11.0083 8.683549


rata2LK -.773892 1.517027 -0.51 0.610 -3.747211 2.199427
rata2umur -.0678658 .1597106 -0.42 0.671 -.3808929 .2451612
rata2pengunaJAsaTPA -7.226948 5.732753 -1.26 0.207 -18.46294 4.009041
rata2AlumniTpa 8.389121 6.187111 1.36 0.175 -3.737394 20.51564
rata2LamaTinggal -.0377414 .1493319 -0.25 0.800 -.3304266 .2549438
rata2KRumah -2.472226 2.368926 -1.04 0.297 -7.115236 2.170784

kondisibangunan
tahap pembangunan -.033664 1.029567 -0.03 0.974 -2.051578 1.98425

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -.769237 1.261682 -0.61 0.542 -3.242088 1.703614
1.bangunanTPA .7826875 .9210208 0.85 0.395 -1.02248 2.587855
1.gurutpa .1095487 .967207 0.11 0.910 -1.786142 2.00524

jenisbangunan
Masjid 1.24119 1.174626 1.06 0.291 -1.061035 3.543415
_cons 5.430235 7.986426 0.68 0.497 -10.22287 21.08334

.
81

Setelah interaksi
. probit ketersediaangarin c. ketimpanganpendapatan

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -18.186024
Iteration 2: log likelihood = -18.18544
Iteration 3: log likelihood = -18.18544

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(1) = 0.28
Prob > chi2 = 0.5961
Log likelihood = -18.18544 Pseudo R2 = 0.0077

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan -1.951499 3.62562 -0.54 0.590 -9.057584 5.154585


_cons .9898197 .9029693 1.10 0.273 -.7799675 2.759607

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -15.887019
Iteration 2: log likelihood = -15.691736
Iteration 3: log likelihood = -15.690732
Iteration 4: log likelihood = -15.690732

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(3) = 5.27
Prob > chi2 = 0.1530
Log likelihood = -15.690732 Pseudo R2 = 0.1438

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 21.55188 14.48868 1.49 0.137 -6.845411 49.94917


rata2AlumniTpa 41.86781 23.23824 1.80 0.072 -3.678307 87.41392

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -169.5504 96.29237 -1.76 0.078 -358.28 19.17919

_cons -4.867428 3.402333 -1.43 0.153 -11.53588 1.801022

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -14.915086
Iteration 2: log likelihood = -14.676146
Iteration 3: log likelihood = -14.670208
Iteration 4: log likelihood = -14.670207

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(4) = 7.31
Prob > chi2 = 0.1203
Log likelihood = -14.670207 Pseudo R2 = 0.1995

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 21.26088 15.97329 1.33 0.183 -10.04619 52.56795


rata2AlumniTpa 41.16334 24.07547 1.71 0.087 -6.023713 88.35039

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -166.0084 100.5408 -1.65 0.099 -363.0646 31.04792

rata2LK -1.649555 1.185602 -1.39 0.164 -3.973292 .6741832


_cons -4.12858 3.715982 -1.11 0.267 -11.41177 3.154611
82

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -14.694088
Iteration 2: log likelihood = -14.417963
Iteration 3: log likelihood = -14.407797
Iteration 4: log likelihood = -14.407776
Iteration 5: log likelihood = -14.407776

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(5) = 7.84
Prob > chi2 = 0.1655
Log likelihood = -14.407776 Pseudo R2 = 0.2138

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 20.50096 17.05016 1.20 0.229 -12.91674 53.91866


rata2AlumniTpa 39.34125 24.07613 1.63 0.102 -7.847103 86.5296

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -156.5016 102.073 -1.53 0.125 -356.5611 43.55789

rata2LK -1.578315 1.192511 -1.32 0.186 -3.915595 .7589644


rata2umur -.0521207 .0934915 -0.56 0.577 -.2353607 .1311193
_cons -1.721481 5.592557 -0.31 0.758 -12.68269 9.239729

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA

Iteration 0: log likelihood = -18.325929


Iteration 1: log likelihood = -13.688456
Iteration 2: log likelihood = -13.249043
Iteration 3: log likelihood = -13.190646
Iteration 4: log likelihood = -13.190513
Iteration 5: log likelihood = -13.190513

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(6) = 10.27
Prob > chi2 = 0.1137
Log likelihood = -13.190513 Pseudo R2 = 0.2802

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 18.17059 16.77042 1.08 0.279 -14.69883 51.04002


rata2AlumniTpa 36.48823 23.53269 1.55 0.121 -9.634993 82.61145

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -138.9594 101.0095 -1.38 0.169 -336.9344 59.01557

rata2LK -1.932462 1.192243 -1.62 0.105 -4.269216 .4042917


rata2umur -.1198424 .1126604 -1.06 0.287 -.3406527 .100968
rata2pengunaJAsaTPA -6.054389 4.251764 -1.42 0.154 -14.38769 2.278916
_cons 3.460022 6.688716 0.52 0.605 -9.64962 16.56966

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -13.688456
Iteration 2: log likelihood = -13.249043
Iteration 3: log likelihood = -13.190646
Iteration 4: log likelihood = -13.190513
Iteration 5: log likelihood = -13.190513

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(6) = 10.27
Prob > chi2 = 0.1137
Log likelihood = -13.190513 Pseudo R2 = 0.2802

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 18.17059 16.77042 1.08 0.279 -14.69883 51.04002


rata2AlumniTpa 36.48823 23.53269 1.55 0.121 -9.634993 82.61145

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -138.9594 101.0095 -1.38 0.169 -336.9344 59.01557

rata2LK -1.932462 1.192243 -1.62 0.105 -4.269216 .4042917


rata2umur -.1198424 .1126604 -1.06 0.287 -.3406527 .100968
rata2pengunaJAsaTPA -6.054389 4.251764 -1.42 0.154 -14.38769 2.278916
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
_cons 3.460022 6.688716 0.52 0.605 -9.64962 16.56966
83

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2A

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -13.691129
Iteration 2: log likelihood = -13.24353
Iteration 3: log likelihood = -13.176398
Iteration 4: log likelihood = -13.176251
Iteration 5: log likelihood = -13.176251

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(7) = 10.30
Prob > chi2 = 0.1722
Log likelihood = -13.176251 Pseudo R2 = 0.2810

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 17.61599 16.89981 1.04 0.297 -15.50702 50.73901


rata2AlumniTpa 35.75087 24.10058 1.48 0.138 -11.4854 82.98714

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -134.8794 104.1541 -1.29 0.195 -339.0177 69.25895

rata2LK -1.86291 1.262617 -1.48 0.140 -4.337595 .6117745


rata2umur -.1235718 .1150285 -1.07 0.283 -.3490235 .1018798
rata2pengunaJAsaTPA -5.850644 4.415328 -1.33 0.185 -14.50453 2.80324
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal .0185346 .1100278 0.17 0.866 -.1971159 .2341852
_cons 3.48757 6.726402 0.52 0.604 -9.695936 16.67108

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2A


> ata2KRumah

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -13.428186
Iteration 2: log likelihood = -12.98094
Iteration 3: log likelihood = -12.900459
Iteration 4: log likelihood = -12.900097
Iteration 5: log likelihood = -12.900096

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(8) = 10.85
Prob > chi2 = 0.2102
Log likelihood = -12.900096 Pseudo R2 = 0.2961

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 13.76611 16.16411 0.85 0.394 -17.91496 45.44719


rata2AlumniTpa 30.68987 23.02267 1.33 0.183 -14.43373 75.81347

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -110.7949 100.6852 -1.10 0.271 -308.1343 86.54448

rata2LK -1.492403 1.334864 -1.12 0.264 -4.108689 1.123883


rata2umur -.1350592 .1195788 -1.13 0.259 -.3694293 .0993108
rata2pengunaJAsaTPA -5.859323 4.591978 -1.28 0.202 -14.85944 3.140789
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal .0417884 .1139319 0.37 0.714 -.1815141 .2650909
rata2KRumah -1.323135 1.795143 -0.74 0.461 -4.84155 2.19528
_cons 5.256829 7.065446 0.74 0.457 -8.591191 19.10485
84

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTing


> ata2KRumah i.kondisibangunan

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -13.417424
Iteration 2: log likelihood = -12.945242
Iteration 3: log likelihood = -12.854461
Iteration 4: log likelihood = -12.853869
Iteration 5: log likelihood = -12.853868

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(9) = 10.94
Prob > chi2 = 0.2796
Log likelihood = -12.853868 Pseudo R2 = 0.2986

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 14.54063 16.35621 0.89 0.374 -17.51695 46.59821


rata2AlumniTpa 31.95104 23.22439 1.38 0.169 -13.56792 77.47001

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -112.9852 100.1835 -1.13 0.259 -309.3413 83.37086

rata2LK -1.376311 1.387785 -0.99 0.321 -4.09632 1.343698


rata2umur -.1472023 .1274693 -1.15 0.248 -.3970375 .1026329
rata2pengunaJAsaTPA -6.378618 4.992113 -1.28 0.201 -16.16298 3.405743
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal .0371285 .1140286 0.33 0.745 -.1863635 .2606205
rata2KRumah -1.356563 1.818365 -0.75 0.456 -4.920493 2.207368

kondisibangunan
tahap pembangunan .2312789 .7663901 0.30 0.763 -1.270818 1.733376
_cons 5.538913 7.156267 0.77 0.439 -8.487112 19.56494

Note: 0 failures and 1 success completely determined.

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTing


> ata2KRumah i.kondisibangunan i.bantuandanamasjid

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -12.401283
Iteration 2: log likelihood = -11.998396
Iteration 3: log likelihood = -11.960426
Iteration 4: log likelihood = -11.960289
Iteration 5: log likelihood = -11.960289

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(10) = 12.73
Prob > chi2 = 0.2391
Log likelihood = -11.960289 Pseudo R2 = 0.3474

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 21.98172 19.00742 1.16 0.247 -15.27213 59.23557


rata2AlumniTpa 45.56041 29.93686 1.52 0.128 -13.11475 104.2356

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -168.1031 123.9833 -1.36 0.175 -411.106 74.89968

rata2LK -1.829202 1.459049 -1.25 0.210 -4.688885 1.030482


rata2umur -.0993012 .1282275 -0.77 0.439 -.3506226 .1520201
rata2pengunaJAsaTPA -5.931558 4.827393 -1.23 0.219 -15.39307 3.529958
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal -.0737482 .1392718 -0.53 0.596 -.3467159 .1992195
rata2KRumah -.4416637 1.940076 -0.23 0.820 -4.244142 3.360815

kondisibangunan
tahap pembangunan 1.05177 1.078354 0.98 0.329 -1.061765 3.165306

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -1.806843 1.446152 -1.25 0.212 -4.641249 1.027564
_cons 1.864134 7.835743 0.24 0.812 -13.49364 17.22191
85

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal r


> ata2KRumah i.kondisibangunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -12.358742
Iteration 2: log likelihood = -11.95926
Iteration 3: log likelihood = -11.934516
Iteration 4: log likelihood = -11.934325
Iteration 5: log likelihood = -11.934325

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(11) = 12.78
Prob > chi2 = 0.3077
Log likelihood = -11.934325 Pseudo R2 = 0.3488

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 22.32141 19.15866 1.17 0.244 -15.22887 59.87169


rata2AlumniTpa 46.48591 32.67046 1.42 0.155 -17.54701 110.5188

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -172.1413 133.8768 -1.29 0.199 -434.535 90.25232

rata2LK -1.783183 1.482301 -1.20 0.229 -4.688439 1.122073


rata2umur -.0777994 .1599782 -0.49 0.627 -.391351 .2357521
rata2pengunaJAsaTPA -5.687445 4.918327 -1.16 0.248 -15.32719 3.952299
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal -.079893 .14249 -0.56 0.575 -.3591682 .1993822
rata2KRumah -.3613056 1.99728 -0.18 0.856 -4.275902 3.553291

kondisibangunan
tahap pembangunan .9740251 1.131293 0.86 0.389 -1.243269 3.191319

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -1.805357 1.456031 -1.24 0.215 -4.659126 1.048412
1.bangunanTPA .2088437 .9305682 0.22 0.822 -1.615036 2.032724
_cons .6920477 9.845696 0.07 0.944 -18.60516 19.98926

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal r


> ata2KRumah i.kondisibangunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA i.gurutpa

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -11.595529
Iteration 2: log likelihood = -10.858369
Iteration 3: log likelihood = -10.702248
Iteration 4: log likelihood = -10.688642
Iteration 5: log likelihood = -10.629384
Iteration 6: log likelihood = -10.627944
Iteration 7: log likelihood = -10.62794
Iteration 8: log likelihood = -10.62794

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(12) = 15.40
Prob > chi2 = 0.2205
Log likelihood = -10.62794 Pseudo R2 = 0.4201

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 53.06942 45.3271 1.17 0.242 -35.77008 141.9089


rata2AlumniTpa 108.9976 95.55196 1.14 0.254 -78.28083 296.276

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -411.8867 366.8528 -1.12 0.262 -1130.905 307.1316

rata2LK -1.515149 1.635987 -0.93 0.354 -4.721625 1.691328


rata2umur -.0414502 .1191399 -0.35 0.728 -.27496 .1920597
rata2pengunaJAsaTPA -9.71896 6.774965 -1.43 0.151 -22.99765 3.559727
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal -.2599063 .2475443 -1.05 0.294 -.7450842 .2252715
rata2KRumah -2.153127 2.750199 -0.78 0.434 -7.543418 3.237164

kondisibangunan
tahap pembangunan 1.629283 1.375625 1.18 0.236 -1.066892 4.325458

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -4.066201 2.778362 -1.46 0.143 -9.51169 1.379288
1.bangunanTPA 1.183091 1.825845 0.65 0.517 -2.395499 4.761682
1.gurutpa 2.040531 1.688627 1.21 0.227 -1.269118 5.350179
_cons -6.663094 13.63173 -0.49 0.625 -33.38079 20.0546
86

. probit ketersediaangarin c.ketimpanganpendapatan## c.rata2AlumniTpa rata2LK rata2umur rata2pengunaJAsaTPA rata2AlumniTpa rata2LamaTinggal r


> ata2KRumah i.kondisibangunan i.bantuandanamasjid i.bangunanTPA i.gurutpa i.jenisbangunan

note: rata2AlumniTpa omitted because of collinearity


Iteration 0: log likelihood = -18.325929
Iteration 1: log likelihood = -11.172302
Iteration 2: log likelihood = -10.525721
Iteration 3: log likelihood = -10.432082
Iteration 4: log likelihood = -10.411267
Iteration 5: log likelihood = -10.408832
Iteration 6: log likelihood = -10.408824
Iteration 7: log likelihood = -10.408824

Probit regression Number of obs = 30


LR chi2(13) = 15.83
Prob > chi2 = 0.2582
Log likelihood = -10.408824 Pseudo R2 = 0.4320

ketersediaangarin Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ketimpanganpendapatan 41.32796 48.1288 0.86 0.391 -53.00275 135.6587


rata2AlumniTpa 84.95651 100.415 0.85 0.398 -111.8532 281.7663

c.ketimpanganpendapatan#c.rata2AlumniTpa -317.3383 388.4337 -0.82 0.414 -1078.654 443.9777

rata2LK -1.643662 1.70275 -0.97 0.334 -4.98099 1.693665


rata2umur -.0363796 .1264005 -0.29 0.773 -.2841201 .2113609
rata2pengunaJAsaTPA -10.52132 6.750489 -1.56 0.119 -23.75203 2.709396
rata2AlumniTpa 0 (omitted)
rata2LamaTinggal -.2737578 .2498762 -1.10 0.273 -.7635062 .2159905
rata2KRumah -2.015431 2.770046 -0.73 0.467 -7.444622 3.41376

kondisibangunan
tahap pembangunan 1.12551 1.532788 0.73 0.463 -1.878699 4.129719

bantuandanamasjid
Dalam Bantuan -3.149609 3.012484 -1.05 0.296 -9.05397 2.754752
1.bangunanTPA 1.019874 1.91688 0.53 0.595 -2.737141 4.77689
1.gurutpa 1.241671 1.993809 0.62 0.533 -2.666123 5.149465

jenisbangunan
Masjid .9077035 1.390255 0.65 0.514 -1.817146 3.632553
_cons -3.719377 14.37362 -0.26 0.796 -31.89116 24.45241

.
87
88
89
90

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Girang

NIM : 1613060226

Tempat, Tgl Lahir : Pegambiran, 23 April 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Lengkap : Pegambiran, Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat.

Kewarganegaraan : Indonesia

Telphon/Hp : 082385227719

E-Mail : girangmatondang03@gmail.com

ORANG TUA

Nama Ayah : Safli

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Nurmayanni

Pekerjaan : Petani

Alamat : Pegambiran, Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat.

PENDIDIKAN FORMAL

2004 – 2010 : SDN 04 KOTO BALINGKA

2010 – 2013 : SMP N 1 LEMBAH MELINTANG

2013 – 2016 : SMA N 1 LEMBAH MELINTANG

2016 – 2020 : UIN IB PADANG


91

Anda mungkin juga menyukai