SKRIPSI
Oleh:
10060215013
2019 M/ 1440 H
MENGHITUNG LUAS SUATU PERMUKAAN DI ℝ𝟑 MENGGUNAKAN
SKRIPSI
Oleh :
BANDUNG
2019 M/ 1440 H
JUDUL SKRIPSI : MENGHITUNG LUAS SUATU
PERMUKAAN DI ℝ𝟑
MENGGUNAKAN APROKSIMASI
BIDANG SINGGUNG DAN NORM
CROSS PRODUCT
NPM : 10060215013
Menyetujui,
Tim Pembimbing
Hasil kali silang (Cross Product) adalah perkalian dua buah vektor di ℝ3 yang
menghasilkan besaran vektor. Pada hasil kali silang terdapat sebuah dalil yang
mengatakan bahwa Norm Cross Product ‖𝒖 × 𝒗‖ = ‖𝒖‖‖𝒗‖ sin 𝜃 adalah sama
dengan luas jajaran genjang. Dari dalil ini, Norm Cross Product dapat
dikembangkan untuk menghitung luas permukaan pada ruang berdimensi tiga yang
didefinisikan oleh 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦), dengan 𝑓 adalah fungsi yang mempunyai turunan
parsial pertama yang kontinu terhadap sumbu- 𝑥 dan sumbu- 𝑦. Norm Cross
Product untuk menghitung luas permukaan pada ruang berdimensi tiga digunakan
melalui konsep jumlah Riemann. Luas permukaan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dibagi menjadi 𝑛
partisi, sehingga interval setiap partisi sangat kecil (𝑛 → ∞). Setiap partisi 𝑅
diaproksimasi dengan bidang singgung yang menyinggung permukaan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦).
Luas setiap bidang singgung dihitung menggunakan Norm Cross Product, sehingga
jumlah luas 𝑛 bidang singgung (𝑛 → ∞) merupakan aproksimasi dari luas
permukaan bidang 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦).
Kata Kunci: Luas Permukaan, Norm Cross Product, Bidang Singgung, Jumlah
Riemann
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-
Nya, serta kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat
kesulitan yang hadapi, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
dukungan, motivasi, nasihat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis hendak mnegucapkan terima kasih atas segala do’a,
ii
iii
Islam Bandung.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff pengajar Program Studi
satu persatu.
iv
berbuah pahala yang akan dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata dengan kerendahan
hati, semoga skripsi ini dapat mendatangkan manfaat dan dapat menambah ilmu
Rabbal’alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
v
vi
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 31
𝑥2
Gambar 3. 6 Kurva suatu Fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = + 4 ............................................. 27
4
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Vektor dapat dinyatakan secara geometrik sebagai ruas garis terarah atau anak
panah pada ruang berdimensi dua atau ruang berdimensi tiga (Anton, 2004), dalam
vektor terdapat dua macam hasil kali dua buah vektor yaitu hasil kali titik (Dot
Product) dan hasil kali silang (Cross Product). Hasil kali titik adalah perkalian dua
buah vektor yang menghasilkan besaran skalar, sedangkan hasil kali silang adalah
Hasil kali silang (Cross Product) terdapat sebuah dalil yang mengatakan
bahwa “Norm Cross Product ‖𝒖 × 𝒗‖ = ‖𝒖‖‖𝒗‖ sin 𝜃 adalah sama dengan luas
jajaran genjang yang ditentukan oleh 𝒖 dan 𝒗” (Stewart, 2011). Dari dalil ini, Norm
Cross Product dapat dikembangkan untuk menghitung luas permukaan pada ruang
berdimensi tiga yang didefinisikan oleh 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦), dengan 𝑓 mempunyai turunan
parsial pertama yang kontinu terhadap sumbu- 𝑥 dan sumbu- 𝑦. Norm Cross
Product untuk menghitung luas permukaan pada ruang berdimensi tiga dapat
menjadi 𝑛 partisi, sehingga interval setiap partisi sangat kecil (𝑛 → ∞). Setiap
𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦). Luas setiap bidang singgung dihitung menggunakan Norm Cross
1
2
Bagaimana Norm Hasil Kali Silang (Cross Product) dapat menghitung luas
Masalah dalam skripsi ini dibatasi untuk luas suatu permukaan bidang pada
Skripsi ini disajikan menjadi empat bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
sistematika penulisan
Integral Lipat.
Pada bab ini menjelaskan mengenai Norm hasil kali silang (Cross
Bab IV : Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
Product” maka diperlukan penjelasan terkait Hasil Kali Titik, Sudut dan Kosinus
Arah, Proyeksi, Hasil Kali Silang, Bidang Garis Singgung, Pertidaksamaan Cauchy
Hasil kali titik biasanya disebut sebagai hasil kali skalar atau hasil kali
dalam dan dilambangkan oleh 𝒖 ∙ 𝒗. Hasil kali titik untuk vektor tiga dimensi
𝒖 ∙ 𝒗 = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) ∙ (𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ) = 𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + 𝑢3 𝑣3
1. 𝒖 ∙ 𝒗 = 𝒗 ∙ 𝒖 (komutatif)
2. 𝒖 ∙ (𝒗 + 𝒘) = 𝒖 ∙ 𝒗 + 𝒖 ∙ 𝒘 (distributif)
4. 𝒖 ∙ 𝒖 = ‖𝒖‖𝟐
5. 𝟎 ∙ 𝒖 = 0
Untuk menekankan pentingnya hasil kali titik, diperlihatkan rumus lain yang
4
5
Teorema 2.1.1
Jika 𝜃 adalah sudut tak-negatif terkecil di antara dua vektor tak-nol 𝒖 dan 𝒗, maka
𝒖 ∙ 𝒗 = ‖𝒖‖‖𝒗‖𝑐𝑜𝑠𝜃
Bukti
‖𝑂𝐵‖2 𝑆𝑖𝑛2 𝜃
= ‖𝑂𝐴‖2 − 2 ‖𝑂𝐴‖‖𝑂𝐵‖𝐶𝑜𝑠 𝜃 +
( 𝒖 ∙ 𝒗) = 𝐶𝑜𝑠 𝜃 ‖𝒖‖‖𝒗‖
Teorema 2.1.2
Dua vektor 𝒖 dan 𝒗 adalah saling tegak lurus jika dan hanya jika hasil kali titiknya
𝒖 ∙ 𝒗 adalah 0.
Bukti
Dua vektor tak-nol saling tegak lurus jika dan hanya jika sudut 𝜃 terkecil
𝜋
tak-negatif di antara sudut-sudut tersebut adalah . Tetapi 𝐶𝑜𝑠𝜃 = 0 jika dan hanya
2
jika 𝒖 ∙ 𝒗 = 0.
Definisi 2.1
Sudut-sudut tak negatif terkecil antar vektor tak nol tiga dimensi 𝒂 dengan
masing-masing dinyatakan oleh 𝛼, 𝛽, dan 𝛾, seperti pada Gambar 2.2. Agar lebih
7
mudah saat perhitugaannya dapat menggunakan kosinus arah: cos 𝛼, cos 𝛽, dan
𝒂∙𝒊 𝑎1
cos 𝛼 = =
‖𝒂‖‖𝒊‖ ‖𝒂‖
𝒂∙𝒋 𝑎2
cos 𝛽 = =
‖𝒂‖‖𝒋‖ ‖𝒂‖
𝒂∙𝒌 𝑎3
cos 𝛾 = =
‖𝒂‖‖𝒌‖ ‖𝒂‖
Sehingga,
Vektor (cos 𝛼 , cos 𝛽, cos 𝛾 ) adalah vektor satuan dengan arah sama seperti vektor
𝒂.
Misalkan 𝒖 dan 𝒂 adalah vektor, dan misalkan 𝜃 sudut antara kedua vektor
tersebut. Suatu vektor 𝒖 menjadi jumlah dari dua vektor, dimana yang satu sejajar
dengan suatu vektor taknol 𝒂 tertentu, dan yang lainnya tegak lurus terhadap 𝒂.
di titik 𝑄, maka vektor 𝒖 dapat diuraikan dengan cara: Garis dari ujung 𝒖 yang
memotong tegak lurus 𝒂 akan ditarik dan membuat vektor 𝒘1 dari 𝑄 hingga ke kaki
dari garis tegak lurus tersebut. Kemudian selisihnya dapat dihitung dari
𝒘𝟐 = 𝒖 − 𝒘𝟏
8
𝒘𝟏 + 𝒘𝟐 = 𝒘𝟏 + (𝒖 − 𝒘𝟏 ) = 𝒖
𝒘𝟐 = 𝒖 − Proj𝒂 𝒖
Jika 𝒖 dan 𝒂 adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi dua atau ruang
𝒖∙𝒂
Proj𝒂 𝒖 = 𝒂 (komponen vektor 𝒖 sepanjang 𝒂)
‖𝒂‖𝟐
𝒖∙𝒂
𝒖 − Proj𝒂 𝒖 = 𝒖 − 𝒂 (komponen vektor 𝒖 yang ortogonal terhadap 𝒂)
‖𝒂‖𝟐
9
Bukti
maka 𝒘𝟏 pasti merupakan kelipatan skalar dari 𝒂, sehingga dapat dituliskan dalam
𝒖 = 𝒘𝟏 + 𝒘𝟐 = 𝑘𝒂 + 𝒘𝟐 (1)
(1) diperoleh
𝒖 ∙ 𝒂 = 𝒘𝟏 ∙ 𝒂 + 𝒘𝟐 ∙ 𝒂 = 𝑘𝒂 ∙ 𝒂 + 𝒘𝟐 ∙ 𝒂 = 𝒌‖𝒂‖𝟐 + 𝒘𝟐 ∙ 𝒂 (2)
menghasilkan
𝒖∙𝒂
𝑘=
‖𝒂‖𝟐
𝒖∙𝒂
Proj𝒂 𝒖 = 𝒂
‖𝒂‖𝟐
Hasil kali silang atau hasil kali vektor 𝒖 × 𝒗 dari 𝒖 = (𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 ) dan 𝒗 =
𝒖 × 𝒗 = (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢3 𝑣1 − 𝑢1 𝑣3 , 𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )
𝒊 𝒋 𝒌 𝑢 𝑢3 𝑢1 𝑢3 𝑢1 𝑢2
𝒖 × 𝒗 = |𝑢1 𝑢2 𝑢3 | = | 𝑣 2 𝑣3 | 𝒊 − |𝑣1 𝑣3 | 𝒋 + |𝑣1 𝑣2 | 𝒌
2
𝑣1 𝑣2 𝑣3
Teorema 2.4
handed triple)
3. ‖𝒖 × 𝒗‖ = ‖𝒖‖‖𝒗‖ 𝑆𝑖𝑛 𝜃
Bukti
(𝒖 × 𝒗).
diilustrasikan dengan Gambar 2.4, 𝜃 adalah sudut antara 𝒖 dan 𝒗 dan tangan
Sulit untuk membuktikan secara analitis bahwa rangkap tiga tersebut adalah
3. 𝒖 × 𝒗 = (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢3 𝑣1 − 𝑢1 𝑣3 , 𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )
(𝑢2 𝑣1 )2
‖𝒖 × 𝒗‖ = ‖𝒖‖‖𝒗‖ sin 𝜃
Teorema 2.5
adalah
12
𝛁𝑭(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) ⋅ (𝑥 − 𝑥0 , 𝑦 − 𝑦0 , 𝑧 − 𝑧0 ) = 0
yaitu
Bukti
𝑃(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 )
bentuk 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) di titik (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) seperti pada Gambar 2.5, dimulai dengan
situasi yang lebih umum suatu permukaan ditentukan oleh persamaan 𝐹(𝑥, 𝑦, 𝑧) =
Jika 𝑥 = 𝑥(𝑡), 𝑦 = 𝑦(𝑡), dan 𝑧 = 𝑧(𝑡) adalah persamaan parameter untuk kurva
𝑑𝐹 𝜕𝐹 𝑑𝑥 𝜕𝐹 𝑑𝑦 𝜕𝐹 𝑑𝑧 𝑑𝑘
= + + = =0
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡 𝜕𝑧 𝑑𝑡 𝑑𝑡
13
𝑑𝐹
dapat dinyatakan dalam bentuk gradien dari 𝐹 dan turunan dari ekspresi vektor
𝑑𝑡
𝑑𝒓
𝛁𝑭 ∙ =0
𝑑𝑡
𝑑𝒓
menyinggung kurva yang melalui titik (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ), lebih ringkasnya gradien di
𝑑𝑡
(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) tegak lurus pada garis singgung di titik ini seperti pada Gambar 2.6
Definisi 2.5
𝟎. Maka bidang yang melalui 𝑃 tegak lurus terhadap 𝛁𝑭(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) disebut bidang
permukaan di titik 𝑃 atau disebut juga normal dari bidang singgung di titik 𝑃.
Misalkan untuk mencari persamaan dari bidang yang melewati titik 𝑃(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) dan
𝛁𝑭(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) sebagai normalnya. Seperti pada Gambar 2.6 bahwa bidang tersebut
𝛁𝑭 ∙ ⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑟 = 0 (1)
Karena ⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑟 = (𝑥 − 𝑥0 , 𝑦 − 𝑦0 , 𝑧 − 𝑧0 ), maka persamaan (1) dapat ditulis kembali
sebagai
𝛁𝑭(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) ⋅ (𝑥 − 𝑥0 , 𝑦 − 𝑦0 , 𝑧 − 𝑧0 ) = 0
yaitu
Atau alternatifnya
15
𝒖∙𝒗
cos 𝜃 = (2)
‖𝒖‖‖𝒗‖
Tujuan dalam subbab ini adalah mendefinisian konsep tentang sudut di antara dua
vektor di dalam ruang hasil kali dalam umum. Agar definisi ini valid maka rumus
pada persamaan (2) apabila diterapkan pada kasus khusus ℝ2 dan ℝ3 yang memiliki
hasil kali dalam Euclidean. Oleh karena itu, agar definisi ini mengenai sudut 𝜃 di
〈𝒖, 𝒗〉
cos 𝜃 =
‖𝒖‖‖𝒗‖
Akan tetapi, karena |cos 𝜃| ≤ 1, definisi ini tidak akan pernah dapat memenuhi
rumus pada persamaan (3) kecuali dapat memastikan bahwa setiap pasangan vektor
〈𝒖, 𝒗〉
| |≤1
‖𝒖‖‖𝒗‖
Teorema 2.6
Jika 𝒖 dan 𝒗 adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam real, maka
Bukti
Sebuah fungsi 𝑓 didefinisikan pada interval tertutup [𝑎, 𝑏]. Fungsi ini bisa
bernilai positif ataupun negatif pada interval tersebut dan bahkan tidak perlu
(tidak perlu sama panjang) dengan menggunakan titik-titik 𝑎 = 𝑥0 < 𝑥1 < 𝑥2 <
⋯ < 𝑥𝑛−1 < 𝑥𝑛 = 𝑏. Dengan jarak tiap sub-interval adalah [𝑥0 , 𝑥1 ], [𝑥1 , 𝑥2 ], , …,
mungkin saja sebuah titik ujung) bisa disebut sebagai titik sampel untuk sub-
interval ke-𝑖. Partisi yang terbentuk merupakan segiempat dengan ukuran ∆𝑥 dan
𝑓 (𝑤𝑖 ) sebagai panjang dan lebarnya, sehingga luas tiap partisi adalah 𝑓(𝑤𝑖 )∆𝑥.
Karena itu didapatkan jumlah luas partisi pada selang [𝑎, 𝑏] yaitu
∑ 𝑓(𝑤𝑖 )∆𝑥
𝑖=1
𝑛 𝑛
Definisi 2.7
{𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛 } pada [𝑎, 𝑏]. Jumlah Riemann atas dan jumlah Riemann
𝑛 𝑛
𝑛 𝑛
Integral Riemann untuk satu variabel didefinisikan oleh 𝑓(𝑥) pada interval
tertutup [𝑎, 𝑏], dengan membentuk suatu partisi 𝑃 menjadi subinterval yang
𝑏 𝑛
dua variabel. Misalkan 𝑅 adalah sebuah persegi panjang dengan sisi-sisi sejajar
sumbu-sumbu koordinat
𝑅 = {(𝑥, 𝑦)|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑 }
sumbu- 𝑦, seperti pada Gambar 2.8. Pembuatan partisi ini membagi 𝑅 menjadi sub
dimana 𝑘 = 1,2, … , 𝑛. Misalkan ∆𝑥𝑘 dan ∆𝑦𝑘 adalah panjang sisi-sisi 𝑅𝑘 dan
misalkan ∆𝐴𝑘 = ∆𝑥𝑘 ∆𝑦𝑘 adalah luasnya, sehingga dengan mengambil titik contoh
(𝑥𝑘 , 𝑦𝑘 ) pada 𝑅𝑘 akan membentuk jumlah Riemann ∑𝑛𝑘=1 𝑓(𝑥̅ 𝑘 , 𝑦̅𝑘 )∆𝐴𝑘
18
Definisi 2.8
Misalkan 𝑓 suatu fungsi dua variabel yang terdefinisi pada suatu persegi
Ada, maka dapat dikatakan bahwa 𝑓 dapat diintegrasikan pada 𝑅. Lebih lanjut,
∬𝑅 𝑓 (𝑥, 𝑦)𝑑𝐴, yang disebut integral lipat dua 𝑓 pada 𝑅, diberikan oleh
PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas terkait bagaimana Cross Product dapat digunakan
misalkan 𝑆 adalah daerah asal dari permukaan 𝐺 seperti pada Gambar 3.1, dengan
19
20
menggunakan konsep Jumlah Riemann, daerah asal dari permukaan 𝑆 dapat dibentuk
𝑏−𝑎
1,2, … , 𝑛 yang merupakan indeks dari sumbu- 𝑥 sehingga △ 𝑥 = dan 𝑗 = 1,2, … , 𝑚
𝑛
𝑑−𝑐
yang merupakan indeks dari sumbu- 𝑦 sehingga △ 𝑦 = . 𝑅𝑖𝑗 merupakan salah satu
𝑚
sub persegi panjang dalam 𝑅, sedemikian sehingga dalam 𝑅𝑖𝑗 terdapat titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ),
(∆𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ), (𝑥𝑖 , ∆𝑦𝑗 ), dan (∆𝑥𝑖 , ∆𝑦𝑗 ) seperti pada Gambar 3.3.
21
Memilih sebarang titik pada 𝑅𝑖𝑗 , misalkan titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) yang merupakan salah
satu titik di 𝑅𝑖𝑗 yang paling dekat dengan titik asal. Titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) diproyeksikan
terhadap salah satu titik yang ada pada daerah 𝐺𝑖𝑗 yaitu 𝑤𝑖𝑗 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )), 𝐺𝑖𝑗
merupakan salah satu bagian permukaan dari daerah 𝐺 dan 𝑤𝑖𝑗 merupakan salah satu
tidak hanya membentuk persegi panjang saja tetapi ada yang membentuk permukaan
bukan persegi panjang, untuk mendapatkan luas permukaannya maka setiap partisi
akan diaproksimasi dengan daerah bidang singgung yang menyinggung 𝐺𝑖𝑗 dinotasikan
dengan 𝑇𝑖𝑗 , sehingga aproksimasi dari luas permukaan 𝐺 dapat dihitung dengan
persamaan (3.1)
22
untuk aproksimasi persamaan (3.1) agar nilainya semakin mendekati nilai yang
sesungguhnya maka panjang partisi 𝑅 dinyatakan dengan ‖𝑅‖ haruslah semakin kecil
agar galat yang dihasilkan semakin mengecil mendekati nol, sehingga ‖𝑅‖ →
Dalam Gambar 3.3 dibuat lebih terinci seperti pada Gambar 3.4. Misalkan terdapat 𝒖𝒊
dan 𝒗𝒋 yang merupakan vektor-vektor pada permukaan di daerah 𝑇𝑖𝑗 , dimana daerah
𝑇𝑖𝑗 merupakan bidang singgung pada daerah 𝐺𝑖𝑗 yang memebentuk jajaran genjang,
23
sedemikian sehingga untuk menghitung luas bidang singgung daerah 𝑇𝑖𝑗 dapat
Untuk menghitung ‖𝒖𝒊 × 𝒗𝒋 ‖ harus dicari terlebih dahulu elemen-elemen yang termuat
Pada Gambar 3.4 vektor 𝒖𝒊 titik awalnya adalah titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )). Titik ujung dari
Mensubstitusikan titik ujung dari vektor 𝒖𝒊 terhadap persamaan (3.4), maka akan
Sama halnya dengan vektor 𝒗𝒋 yang titik awalnya adalah titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )). Titik
ujung dari vektor 𝒗𝒋 adalah pada bidang singgungnya dengan 𝑥 = 𝑥𝑖 dan 𝑦 = 𝑦𝑗 + ∆𝑦𝑗 .
Mensubstitusikan titik ujung dari vektor 𝒗𝒋 terhadap persamaan (3.4), maka akan
Setelah diketahui elemen dari vektor 𝒖𝒊 dan vektor 𝒗𝒋 , maka untuk menghitung
𝒊 𝒋 𝒌
𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 = |∆𝑥𝑖 0 𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑥𝑖 |
0 ∆𝑦𝑗 𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑦𝑗
= (0 − 𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑥𝑖 ∆𝑦𝑗 )𝒊 − (𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑦𝑗 ∆𝑥𝑖 − 0)𝒋 + (∆𝑥𝑖 ∆𝑦𝑗 − 0)𝒌
2 2
𝐴(𝑇𝑖𝑗 ) = ‖𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 ‖ = ∆𝑥𝑖 ∆𝑦𝑗 √[𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + [𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + 1 (3.9)
2 2
𝐴(𝐺 ) = ∬ √[𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + [𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + 1 𝑑𝐴
𝑆
25
Contoh 1
Penyelesaian
𝑛 𝑚 𝑛 𝑚
𝑛 𝑚
2 2
𝐴 (𝐺 ) = lim ∑ ∑ ∆𝑥𝑖 ∆𝑦𝑗 √[𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + [𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + 1
(𝑛,𝑚)→∞
𝑖=1 𝑗=1
Untuk menghitung ‖𝒖𝒊 × 𝒗𝒋 ‖ harus dicari terlebih dahulu elemen-elemen yang termuat
Dimana,
𝑏−𝑎 6−0 6
∆𝑥 = = =
𝑛 𝑛 𝑛
6 6
𝑥𝑖 = 𝑎 + ∆𝑥𝑖 = 0 + 𝑖 = 𝑖
𝑛 𝑛
6
𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) = −1 maka 𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑥𝑖 = − 𝑛
Sehingga,
6 6
𝒖𝒊 = ( , 0, − )
𝑛 𝑛
Dimana,
𝑑−𝑐 4−0 4
∆𝑦 = = =
𝑚 𝑚 𝑚
4 4
𝑦𝑗 = 𝑐 + ∆𝑦𝑗 = 0 + 𝑗 = 𝑗
𝑚 𝑚
4
𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) = −1 maka 𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑦𝑗 = −
𝑚
Sehingga,
4 4
𝒗𝒋 = (0, ,− )
𝑚 𝑚
24 24 24
= (0 − (− 𝑛𝑚)) 𝒊 − (− 𝑛𝑚 − 0) 𝒋 + (𝑛𝑚 − 0) 𝒌
24 24 24
= 𝑛𝑚 𝒊 + 𝑛𝑚 𝒋 + 𝑛𝑚 𝒌
27
24 2
24 24 24 2 2
‖𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 ‖ = √( ) + ( ) + ( ) = √3
𝑛𝑚 𝑛𝑚 𝑛𝑚 𝑛𝑚
24
Dengan mensubstitusikan hasil ‖𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 ‖ = 𝑛𝑚 √3 terhadap persamaan (3.10)
diperoleh
𝑛 𝑚
24 24
𝐴(𝐺 ) = lim ∑∑ √3 = lim √3𝑛𝑚 = 24 √3 satuan luas
(𝑛,𝑚)→∞ 𝑛𝑚 (𝑛,𝑚)→∞ 𝑛𝑚
𝑖=1 𝑗=1
Contoh 2
𝑥2
Luas permukaan sebuah fungsi 𝑓 (𝑥, 𝑦) = + 4 yang dibatasi 𝑅=
4
Penyelesaian
𝑥2
Gambar 3. 6 Kurva suatu Fungsi 𝑓 (𝑥, 𝑦) = +4
4
28
𝑛 𝑚 𝑛 𝑚
𝑛 𝑚
2 2
𝐴 (𝐺 ) = lim ∑ ∑ ∆𝑥𝑖 ∆𝑦𝑗 √[𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + [𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )] + 1
(𝑛,𝑚)→∞
𝑖=1 𝑗=1
Untuk menghitung ‖𝒖𝒊 × 𝒗𝒋 ‖ harus dicari terlebih dahulu elemen-elemen yang termuat
Dimana,
𝑏−𝑎 1−0 1
∆𝑥 = = =
𝑛 𝑛 𝑛
1 1
𝑥𝑖 = 𝑎 + ∆𝑥𝑖 = 0 + 𝑖 = 𝑖
𝑛 𝑛
1 1 2 1
𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) = 2 𝑥 maka 𝑓𝑥 (𝑛 𝑖, 𝑚 𝑗) = 2𝑛 𝑖
1
𝑓𝑥 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑥𝑖 = 𝑖
2𝑛2
Sehingga,
1 𝑖
𝒖𝒊 = ( , 0, 2 )
𝑛 2𝑛
Dimana,
𝑑−𝑐 2−0 2
∆𝑦 = = =
𝑚 𝑚 𝑚
2 2
𝑦𝑗 = 𝑐 + ∆𝑦𝑗 = 0 + 𝑗 = 𝑗
𝑚 𝑚
𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 ) = 0 maka 𝑓𝑦 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 )∆𝑦𝑗 = 0
29
Sehingga,
2
𝒗𝒋 = (0, , 0)
𝑚
𝑖 2
= (0 − (𝑚𝑛2 )) 𝒊 − (0 − 0)𝒋 + (𝑛𝑚 − 0) 𝒌
𝑖 2
= − 𝑚𝑛2 𝒊 + 𝑛𝑚 𝒌
𝑖 2 2 2
‖𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 ‖ = √(− 2 ) + (0) + ( )
2
𝑛 𝑚 𝑛𝑚
𝑖2 4 1
= √ 4 2 + 2 2 = 2 √𝑖 2 + 4𝑛2
𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 𝑛 𝑚
1
Dengan mensubstitusikan hasil ‖𝒖𝑖 × 𝒗𝑗 ‖ =
𝑛2 𝑚
√𝑖 2 + 4𝑛2 terhadap persamaan
(3.10) diperoleh
𝑛 𝑚 𝑛
1 1
∑ ∑ 2 √𝑖 2 + 4𝑛2 = lim ∑ 2 𝑚√𝑖 2 + 4𝑛2
𝐴 (𝐺 ) = lim 𝑛 𝑚 (𝑛,𝑚)→∞ 𝑛 𝑚
(𝑛,𝑚)→∞ 𝑖=1 𝑗=1 𝑖=1
𝑛
1
= lim ∑ √𝑖 2 + 4𝑛2
𝑛→∞ 𝑛2
𝑖=1
𝑛
1
𝐴2 (𝐺 ) ≤ lim ( 4 𝑛) (∑(𝑖 2 + 4𝑛2 ))
𝑛→∞ 𝑛
𝑖=1
1 2𝑛3 + 3𝑛2 + 𝑛
𝐴2 (𝐺 ) ≤ lim ( )( + 4𝑛3 )
𝑛→∞ 𝑛3 6
1 1 1
𝐴2 (𝐺 ) ≤ lim ( + 4 + + 2)
𝑛→∞ 3 2𝑛 6𝑛
13
𝐴(𝐺 ) ≤ √ ≈ 2,081665999 satuan luas
3
𝑥2
Jadi, luas permukaan 𝑓 (𝑥, 𝑦) = + 4 yang diaproksimasi adalah 2,081665999
4
satuan luas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada Bab 3 dapat diambil
kesimpulan bahwa Norm Cross Product antara dua buah vektor 𝒖 dan 𝒗 untuk
menghitung luas permukaan pada bidang di ℝ3 dengan konsep jumlah Riemann yang
mendekati nilai yang sesungguhnya. Luas permukaan bidang dengan fungsi linier
untuk menghitungnya lebih mudah menggunakan norm cross poduct, berbeda halnya
dengan Luas permukaan bidang dengan fungsi kuadrat untuk menghitungnya lebih
sukar ketika menggunakan norm cross product secara langsung tetapi harus dibantu
4.2 Saran
untuk setiap permukaan bidang. Pada saat menghitung luas permukaan menggunakan
Norm Cross Product seperti pada persamaan (3.10), ketika fungsi sulit untuk
31
DAFTAR PUSTAKA
Dineen, S. (1998, 2001, 2014). Multivariate Calculus and Geometry Third edition.
Howard Anton, C. R. (2004). Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Edisi Kedelapan
32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Personal
NPM : 10060215013
Agama : Islam
Telepon : 081909411660
Email : ainfadilah4@gmail.com
33
34
Studi Matematika
2016 – 2017