SKRIPSI
AAS SUNDARI
NIM.A.K. 217.016
menyelesaikan skipsi ini, dengan judul “Pengaruh Perawatan Luka Post Operasi
Sakit Kebonjati Bandung” untuk memenuhi salah syarat mencapai gelar Sarjana
Bandung.
dorongan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan tulus penulis ingin
Kencana Bandung.
Bandung
5. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep selaku pembimbing I yang selalu sabar dan
iii
6. Imam Abidin, S.Kep.,Ners selaku pembimbing 11 yang selalu sabar dan
Reguler Tahun lulusan 2019 dan selaku penguji ke 1, yang selalu sabar,
ini.
8. Semua Staf serta Dosen di Universitas Bhakti Kencana Bandung dan Dosen
petunjuk, arahan dan motivasi yang sanat berguna bagi penulis dalam
11. Kepada orang tua tercinta Bapak almarhum ASEP SUHANDA dan mamah
Cucu Sumiati, adik tercinta Ari Suntia, dan ponakan Anggara Sukma Wijaya
iv
12. Kepada Staf Pengajar, teman seperjuangan di CWCCA 2017 angkatan ke 8,
13. Kepada Fita Nisa Rahmadina, S.Kep.,Ners. Indira Trecy Yudhia, Amd.,Rad
bermanfaat bagi semua pihak, pembaca umumnya dan penulis sendiri pada
khususnya.
Akhir kata penulis semoga Allah SWT membalas semua budi baik yang
Aas Sundari
v
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
Abstrak……………………………………………………………………………..i
Abstract……………………………………………………………………………ii
v
2.1.9 Faktor pendukung penyembuhan luka ................................................ 28
2.1.10 Kerangka Teori ................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 32
3.2 Paradigma Penelitian .................................................................................. 33
3.3 Kerangka penelitian ................................................................................... 35
3.4 Hipotesa...................................................................................................... 36
3.5 Variabel ...................................................................................................... 36
3.5.1 Variabel bebas (independent) ............................................................. 36
3.5.2 Variabel terikat (dependent) ............................................................... 36
3.6 Definisi konseptual dan operasional .......................................................... 37
3.6.1 Definisi konseptual ............................................................................. 37
3.6.2 Definisi operasional ............................................................................ 37
3.7 Populasi dan sampel ................................................................................... 39
3.7.1 Populasi penelitian .............................................................................. 39
3.7.2 Sampel ................................................................................................ 39
3.8 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 42
3.8.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 42
3.8.2 Instrumen Penelitian ........................................................................... 43
3.8.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 43
3.9 Pengumpulan data ...................................................................................... 44
3.9.1 Teknik pengumpulan data ................................................................... 44
3.10 Langkah – langkah penelitian .................................................................... 47
3.11 Pengolahan analisa data ............................................................................. 48
3.12 Etika penelitian........................................................................................... 49
3.13 Lokasi dan waktu ....................................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 51
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 51
4.1.1 Score Penyembuhan Luka POD ke2 sebelum dilakukan Perawatan
Modern Dressing ............................................................................................... 51
vi
4.1.2 Score Penyembuhan Luka setelah dilakukan perawatan Modern
Dressing ............................................................................................................ 52
4.1.3 Pengaruh Perawatan Luka Post Operasi Dengan Metode Modern
Dressing Terhadap Score Penyembuhan Luka .................................................. 52
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 54
4.2.1 Hasil Perawatan Luka Sebelum diberikan Modern Dressing ............. 54
4.2.2 Hasil Perawatan Luka Setelah diberikan Modern Dressing ............... 55
4.2.3 Pengaruh Perawatan Luka Dengan Modern Dressing Terhadap
Penyembuhan Luka ........................................................................................... 57
4.3 Keterbatasan penelitian .............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 61
5.2 Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10 Data pasien pada bulan Januari - Mei operasi tahun 2019
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun
populasi pasien dengan luka penuh infeksi sebanyak 3194 orang meningkat
dibandingkan tahun2009 yang hanya 3110 orang. Hasil penelitian lainnya juga
menunjukkan peningkatan luka yang didapat di rumah sakit antara 2009 dan
2011, dari 6,3% pada tahun 2009 menjadi 7,4% pada tahun 2011. Pasien dengan
satu atau lebih luka antara 2009 dan 2011, dari 9,5% pada tahun2009 menjadi
11% pada tahun 2011. Luka yang didapat di rumah sakit yang seharusnya
berpotensi dicegah dari 21,0% menjadi 22,6% antara 2009 dan 2011 (Brown et
all, 2011).
diklasifikasikan menjadi luka akut dan kronis. Luka akut merupakan luka
trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh
dengan baik bila tidak terjadi komplikasi, sedangkan luka kronik merupakan
luka yang berlangsung lama dan tidak sesuai dengan fisiologi waktu
laserasi terjadi pada tingkat 50 juta bahkan lebih dan 20 juta laserasi tiap
tahunnya di seluruh dunia. Luka akut yang tidak mendapatkan penanganan yang
dapat berubah menjadi luka kronik. Luka kronis umumnya membutuhkan wak
tu lebih lama untuk sembuh, dan perawatan yang lebih kompleks. Ada sekitar
4,5 juta ulkus tekan di dunia yang memerlukan perawatan setiap tahunnya.
Sekitar 9,7 juta ulkus vena, dan sekitar 10,0 juta ulkus diabetikum di dunia
mortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi merupakan salah satu
kasa bethadin atau NACL kemudian dibalut dengan kasa kering. Ketika kasa
lembab menjadi kering, akan menekan permukaan jaringan, yang berarti segera
harus diganti balutan kering berikutnya. Hal ini mengakibatkan tidak hanya
mekanik dan diindikasikan bila ada sejumlah jaringan nekrotik pada luka
(Hana,2009).
Infeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu komplikasi paska bedah
yang ditakuti oleh dokter spesialis bedah dan merupakan masalah yang serius,
2
karena dapat meningkatan morbiditas dan lama perawatan yanbg tentunya akan
lingkunga, instrumen dan pasien itu sendiri, karena jika tidak, akan
pasien (Renny,dkk.2018).
3
mendukung terjadinya proses penyembuhan luka (Benbow,2008). Teknik
perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal dengan “moistwound
migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko
dengan normal salin tidak bisa dikatakan lembab karena cairan mudah menguap
dengan suhu tubuh dan lingkungan sekitarnya, sehingga balutan menjadi kering
dan menempel pada luka (Wijaya,2018). Anggapan bahwa luka yang telah
mengering adalah kondisi luka yang telah sembuh inilah yang harus diubah
kasa yang basah menutupi luka dan kemudian membiarkannya kering pada luka
tersebut, dan setelah kering bekas luka atau jaringan matinya bisa di kupas.
4
Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa seiring dengan jaringan
mati terkelupas, sel – sel pertumbuhan halus dan jaringan granulasi juga
berehenti. Hal ini mengakibatkan tidak hanya pertumbuhan jaringan sehat yang
menerapkan cara lama perawatan luka, bahan yang digunakan adalah sama
untuk luka akut maupun kronis, prinsip perawatan luka yang digunakan dengan
teknik basah dan kering, hal ini dapat menyebabkan hipogranulasi dan
lembab, sehingga memberikan proses penyembuhan 2-3 kali lebih cepat dari
berakreditasikan type C dan memiliki pasien yang begitu banyak, salah satunya
pasien yang dilakukan operasi. Menurut data dari Rumah Sakit Kebonajti
Bandung pada bulan Januari – Mei 2019 pasien yang dilakukan operasi sekitar
post op, luka post op di Rumah Sakit Kebonjati Bandung banyak dilakukan
5
lebih lama sehingga luka lebih sering diganti balutannya dan akan menimbulkan
cidera ulang pada dasar luka yang menstimulasi terjadinya inflamasi ulang pada
dasar luka.
Salah satu komplikasi yang banyak ditakutkan oleh pasien adalah luka
dengan adanya kemerahan, odema, nyeri, panas, eksudatif yang berbau, dan
hasil kultur infeksi. Luka bisa teratasi secara optimal jika penanganan luka
dilakukan dengan tepat. Jika penanganan luka tidak tepat bisa berakibat proses
penyembuhan luka akan semakin lama dan sepsis akan menyebar ke bagian
yang lain bahkan bisa berujung pada tindakan amputasi. Perawatan luka yang
(Wijaya, 2018).
lingkungan yang lembab dan kontinu. Perawatan luka yang tertutup dengan
6
kompres kasa nacl sebagai upaya mempertahankan kelembaban kurang dapat
dipertahankan lebih lama sehingga luka lebih sering diganti, fenomena ini akan
membawa dampak timbulnya cidera ulang pada dasar luka yang akan
memicu rusaknya kapiler darah, dan hal ini akan berpengaruh terhadap kondisi
dipertahankan dan balutan jarang dibuka. Salah satu cara untuk penanganan
luka adalah dengan cara perawatan luka metode modern dressing sehingga
mengetahui apakah ada pengaruh perawatan luka post operasi dengan metode
1.3 Tujuan
7
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Identifikasi score penyembuhan luka POD Ke 2 sebelum dilakukan
modern dressing
8
pentingnya modern dressing terhadap penyembuhan luka post
operasi.
post operasi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perawatan luka
2.1.1 Pengertian
dibawahnya baik yang terpisah lapisan kulitnya atau tidak. Luka akan
sering kita jumapai dalam kehidupan sehari-hari dari lahir sampai menua
nanti. Tidak ada satupun manusia yang lahir tanpa pernah mengalami
sejak dini yang dimulai dari luka sekecil apapun, karena luka yang
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan fisiologi proses
sembuh dengan minimal scar pada lingkungan luka yang optimal sekitar
4-14 hari. Contoh luka akut yaitu: luka traumatik, luka bakar dengan luas
10
11
Luka kronis adalah luka yang sembuh tidak sesuai dengan proses
tetapi luka dapat disembuhkan dengan perawatan luka yang tepat dan
berbeda dengan luka akut karena tidak dapat diprediksi dan tergantung
(ulkus kaki), arterial ulcers, mixed ulcers (gabungan dari ulkus arterial
beberapa fase sebagai reaksi tubuh terhadap trauma. Perawatan luka post
fisiologi. Insisi bedah yang bersih merupakan contoh luka dengan sedikit
infus (normal saline) dan kasa steril sudah lama ditinggalkan di negara
karena cairan sifatnya mudah menguap dengan panas baik suhu tubuh
1. Inflamasi
a. Hemostasis
c. Nyeri ( dolor)
e. Destruktif
2. Proliferasi
2018).
a. Sintesis kolagen
luka perlu tehnik yang tepat dalam mencuci dan memilih bahan
c. Epitelisasi
proses migrasi sel epitel dari pinggir luka sampai menutupi luka
3. Maturasi
yang baru ini akan tetap berisiko rusak atau dapat kembali menjadi
luka oleh karena tensile strength kurang dibandingkan kulit yang tidak
mengalami cedera.
bahan. Tipe ini lebih banyak terjadi pada luka pasca bedah di mana
1. Pengkajian luka
b. Stadium luka
c. Dasar luka
YELLOW, BLACK).
1) Red / merah
2) Yellow / kuning
3) Black / hitam
d. Pengukuran luka
yang dikeluarkan oleh luka yang terdiri dari serum, bakteri, dan
yaitu;
cair
sekitar luka, nyeri tekan, bau tidak sedap, dan luka semakin meluas
a. Tissu management
b. Infection control
c. Moisture balance
d. Epitelial edge
kulit dan jaringan yang rusak. Bryant dan Nix menyatakan bahwa
Pada luka yang ditutupi oleh slough atau nekrotik (jaringan mati)
dermis.
1. Mencuci luka
2. Membuang jaringan
d. Mengelola eksudat
tidak bisa dikatakan lembab karena cairan mudah menguap dengan suhu
menempel pada luka. Perawatan luka dengan konsep lembab saat ini
(Wijaya, 2018).
produk yang dapat diaplikasikan sesuai dengan berbagai jenis luka dan
fungsinya diantaranya :
1. Hidrokoloid
hydrofobik
- Kelebihan cairan pada luka akan diserap dan balutan akan berubah
menjadi gel
- Cocok untuk luka pada fase epitelisasi (warna dasar luka pink),
2. Hidrogel
melunakan jaringan luka yang telah mati, cocok untuk luka dengan
- Contoh produk : intrasit gell, duoderm gell, cutimed gell dan yang
lainnya
3. Calcium alginate
5. Foam
6. Silver dressing
7. Transparant film
film
8. Gauze
- Absorban
9. Fiksasi
- Ortopedic wool
- Cohessive bandage
- Crepe bandage
- Stockinet
gold
kriteria waktu penggantian sendiri yang perlu diketahui oleh perawat dan
dan fungsi modern dressing sangat perlu menjadi perhatian bagi tenaga
dilakukan 2-3 hari dan maksimal 7 hari sesuai dengan kondisi luka
terutama output dari cairan luka. Pada umumnya, kriteria waktu balutan
3. Balutan berbau dan ada tanda infeksi seperti rasa panas pada luka dan
1. Nutrisi
Balutan luka ideal adalah suatu suatu bahan yang digunakan untuk
d. Mencegah trauma
29
3. Penyakit penyerta
4. Perawat kompetensi
5. Usia
6. Faktor ekstrinsik