SKRIPSI
Oleh :
REZA PRATAMA
170100007
SKRIPSI
Penyusunan Skripsi Dalam Rangka Memenuhi Sebagian
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh :
REZA PRATAMA
170100007
Puji dan syukur kepada ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa. Atas
anugerah,rahmat yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis hasil penelitian yang berjudul: Gambaran Tingkat
Pengetahuan dan sikap Mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2017 Terhadap Penggunaan Tabir Surya.
Sebagai salah satusyarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak
masukan dan saran serta dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemilihan topik
hingga penulisan hasil skripsi.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada:
1. Yang terhormat, Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K) selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Yang terhormat, dr. Dina Arwina Dalimunthe, M. Ked (KK), SpKK
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu,
dukungan, arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan sebaik - baiknya.
3. Yang terhormat, dr. Almaycano Ginting,M.Kes,M.Ked(Clin-Path), Sp.PK
selaku ketua penguji dan dr. Nova Zairina Lubis, M.Ked(KK), Sp.KK
selaku anggota penguji yang telah memberikan masukan dan petunjuk
dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran iii
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dari
mulai awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
ii
Reza Pratama
iii
Halaman
iv
Halaman
Gambar 2.1. Lapiran epidermis kulit ......................................................... 7
Gambar 2.2. Lapisan papilari ..................................................................... 8
Gambar 2.3. Struktur dermis kulit.............................................................. 10
Gambar 2.4. Spektum llektromagnetik dari radiasi.................................... 12
Gambar 2.5. Kerangka Teori Penelitian ..................................................... 25
Gambar 2.6. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 26
vi
Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional................................................................... 28
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia .. 30
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................. 30
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 terhadap
penggunaan tabir surya .............................................................. 30
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Sikap Mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara angkatan 2017 terhadap penggunaan tabir surya ............. 30
Tabel 4.5. Distribusi jawaban responden berdasarkan pengetahuan
penggunaan tabir surya ............................................................. 31
Tabel 4.6. Distribusi jawaban responden berdasarkan penggunaan
tabir surya .................................................................................. 32
vii
viii
Halaman
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup .............................................................. 40
ix
xi
PENDAHULUAN
1
Universitas Sumatera Utara
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Epidermis
Epidermis manusia terdiri dari lapisan terluar dari sel-sel kulit, mulai dari 0,1
mm sampai 0,6 mm, tergantung pada lokasi pada tubuh, merupakan lapisan
teratas, bertanggungjawab untuk banyak fungsi penghalang kulit, dan tersusun
atas jaringan epitel. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel skuasoma bertingkat
yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditentukan pada
telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan
sebagai berikut:
a. Stratumbasalis(germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang
melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis.
Pembelahan sel yang cepatberlangsung pada lapisan ini, dan sel baru
didorong masuk kelapisan berikutnya.
b. Stratumspinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian
karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina.
Spina adalah bagian penghubung intraselular yang disebut desmosom.
c. Stratumgranulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel
dengan granula-granula keratohialin yang merupakan precursor
pembentukan keratin
1) Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi
permukaan kulit yang terbuka.
6
Universitas Sumatera Utara
7
sampai 30 hari6.
2.1.2 Dermis
Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengan
susunan yang tidak merata, disebut lapisan reticular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain
menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat
kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik.
Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan
fungsi kulit. Terdiri dari :
1. Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak
atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan
melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang
yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif
memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,
debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat berfungsi untuk
prosesdifusi (pemindahan) kandungan bahan dalam suatu produk
kelapisan lebih dalam (pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea
yang berwarna kuning dan disebelah kanannya terdapat kelenjar
keringat).
2. Eccrinesweatglands atau kelenjarkeringat mengatur penguapan
untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat yang kita
kenal dengan keringat dan membuang sisa metolisme tubuh sebagian
besar terdiri dari garam dan urea, kelenjar keringat rata-rata 10 liter per
hari keringat diproduksi oleh tubuh dan dikeluarkan melalui 2-3 juta
pori-pori yang ada dipermukaantubuh.
3. Pembuluh darah Di lapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah
yang memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun
zat-zat penting lainnya untuk metabolism sel kulit, selain itu pembuluh
darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses
pelebaran atau dilatasi pembuluh darah bila kita berada dilingkungan
yang hangat, agar tubuh dapat kehilangan panas, bayingkan bila anda
berada dilingkungan yang panas bersuhu 35˚C padahal hasil
metabolisme tubuh anda sendiri dapat menghasilkan panas sampai
dengan 37˚, bila tidak ada mekanisme pengaturan oleh pembuluh darah
sudah pasti kita akan terbakar. Sebaliknya bila kita berada dilingkungan
Dingin maka pembuluh darah akan mengerut atau vasokonstriksi,
sehingga panas tubuh tidak keluar atau untuk menahan panas, dan tentu
saja membuat kita tetap bertahan dicuaca dingin.
4. Serat elastin dan kolagen, Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi
satu, dan pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang
dinamakan kolagen. Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang
utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis jaringan serta bagian
tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-sel
dalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi
dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagaicara
untuk memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut
kolagen tersusun dengan pola rata yang saling menyilang. Kolagen
merupakan protein yang paling berlimpah di dalamtubuh dan komponen
utama jaringan tubuh serta tulang. Kolagen bekerja bersama serabut
protein lainnya yang dinamakan elastin yang memberikan elastisitas pada
kulit.
7. Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel
bulat, besar, dengan intiterdesakke pinggir sitoplasma lemak yang
bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak
disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan.
Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah
bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada
lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, didaerah kelopak
mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan
bantalan.Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang
terletak dibagian atas dermis (pleksussuperficial) dan yang terletak
disubkutis (pleksusprofunda). Pleksus yang didermis bagian atas
mengadakan anastomosis di papildermis, pleksus yang di subkutisdan di
pars retikulare juga mengadakan anastomosis, dibagian ini pembuluh
darah berukuran lebih besar (Adhi et al, 2007).
surya kini menjadi salah satu solusi sebagai proteksi diri terhadap bahaya
paparan sinar UV dan pilihan preventif untuk menghindari efek–efek negative
dari sinarUV.
Tabir surya merupakan suatu senyawa yang digunakan untuk melindungi
kulit dari paparan sinar matahari terutama ultra violet(UV). Tabirsurya dibagi
menjadi dua berdasarkan jenis bahan aktifnya yaitu sebagai penghalang sinar
secara fisik (physicalblocker) dan penyerap sinar secara kimiawi
(chemicalabsorber) (Raietal.,2012). Penghalang secara fisik mampu
memantulkan sinar UV secara langsung misalnya titaniumdioksida dan
sengoksida.
Ferreira et.al.(2012) menyebutkan kelemahan senyawa tabir surya yang
diformulasikan dengan sengoksida berlebih mampu menembus kulit,bertindak
sebagai fotosensitizer dan meningkatkan produksi radikal bebas ketika terpapar
sinar UV. Berbeda dari penghalang secara fisik, penyerap kimia bekerja dengan
cara menyerap energi radiasi. Zataktif yang berkerja dengan mekanisme
kimiawi yang telah banyak diproduksi sebagai tabir surya adalah oktokrilena
(OCR), 2-Hidroksi-4 metoksibenzofenon (BENZO-3) dan etil heksil metoksi
sinamat (Ferreira et al., 2012). Selain itu, penggunaan zat aktif yang memiliki
antioksidan pun dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh
radiasisinar UV. Adapun beberapa golongan senyawa aktif antioksidan seperti
sinamat, flavonoid, tanin, kuinon,dan lain-lain telah diteliti memiliki
kemampuan untuk melindungi kulit dari sinarUV(Hogade,2010).
Senyawa Tabirsurya merupakanzat yang megandung bahan pelindung kulit
terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tidak dapat memasuki kulit
(mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar).Tabir surya dapat melindungi
kulit dengan cara menyebarkan sinar matahari atau menyerap energy radiasi
matahari yang mengenai kulit, sehingga energi radiasi tersebut tidak langsung
mengenai kulit.Tabir surya didefinisikan sebagai senyawa yang secara fisik atau
kimia dapat digunakan untuk menyerap sinar matahari secara efektif terutama
daerah emisi gelombang UV sehingga dapat mencegah gangguan pada kulit
akibat pancaran langsung sinar UV (Pratama, 2015).
Besarnya radiasi yang mengenai kulit bergantung pada jarak suatu tempat
dengan khatulistiwa, kelembaban udara, musim, ketinggian tempat, dan jam
waktu setempat. Secara alami, kulit berusaha melindungi dirinya beserta organ
dibawahnya dari bahaya sinarUV, yaitu dengan membentuk butir-butir pigmen
(melanin) yang akan memantulkan kembali sinar matahari. Jika kulit terpapar
sinarmatahari, maka akan timbul dua tipe reaksi melanin, seperti penambahan
melanin secara cepat ke permukaan kulit dan pembentukan tambahan melanin
baru (Pratama, 2015).
Namun, apabila terjadi pembentukan tambahan melanin secara berlebihan
dan terus-menerus, maka akan terbentuk noda hitam pada kulit. Hal-hal yang
diperlukan dalam tabir surya adalah efektif dalam menyerap sinar eritmogenik
pada rentang panjang gelombang 290-320 nm tanpa menimbulkan gangguan
yang akan mengurangi efisiensinya atau yang akan menimbulkan toksik
atau iritasi.
Memberikan transmisi penuh pada rentang panjang gelombang 300-400nm
untuk memberikan efek terhadap tanning maksimum. Tidak mudah menguap
dan resisten terhadap air dan keringat. Memiliki sifat-sifat mudah larut yang
sesuai untuk memberikan formulasi kosmetik yang sesuai. Tidak berbau dan
memiliki sifat-sifat fisik yang memuaskan, misalnya daya lengketnya, dan lain-
lain. Tidak menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitisas.
Dapat mempertahankan daya proteksinya selama beberapa jam (Pratama, 2015).
Stabil dalam penggunaan. Tidak menimbulkan noda pakaian. Sebagai
kosmetik, tabir surya sering digunakan dalam penggunaan harian pada daerah
permukaan tubuh yang luas. Selain itu, tabir surya juga dapat digunakan pada
bagian kulit yang telah rusak karena matahari.Tabir surya mungkin juga
digunakan pada semua kelompok umur dan kondisi kesehatan yang
bervariasi(Pratama, 2015).
Mekanisme kerja tabir surya antara lain:
a. Senyawa yang dapat menyerap atau menghalangi cahaya UV.
Fotoprotektor ini biasanya ditemukan pada sediaan topikal.
c. Rheologi
Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan
an deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan
gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan,
atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi sangat
penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan analisis
dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, suppositoria, dan
penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan
keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta,
dan lotion harus mampu mneghasilkan suatu produk yang mempunyai
konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen
.Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya ada dua
yaitu: Sistem Newton dan Sistem non-Newton. Pada cairan Newton,
hubungan antara shearing rate dan shearing stress adalah linear, dengan
suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas.
d. Daya sebar
Lotion digunakan secara topikal dengan cara dioleskan pada kulit sehingga
salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah mudah dioleskan, tidak
membutuhkan tekanan yang besar untuk meratakannya pada daerah
aplikasi. Kemampuan daya sebar berkaitan dengan seberapa luas
permukaan kulit yang kontak dengan sediaan topikal ketika diaplikasikan.
Semakin besar daya sebar, luas permukaan kulit yang kontak dengan lotion
akan semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik.
e. Daya lekat
Uji daya lekat lotion menggambarkan kemampuan lotion melekat pada
kulit atau mukosa saat digunakan. Lotion yang baik mampu melekat di
kulit dengan waktu kontak yang cukup sehingga tujuan penggunaanya
tercapai. Hal ini terkait dengan efektifitas kerja lotion dan kenyamanan
penggunaan. Daya lekat ini dapat digambarkan dengan waktu lekat lotion
diantara dua buah objek gelas yang ditindih dengan beban tertentu
(Pratama, 2015).
Sementara UVA menembus kulit manusia lebih dalam daripada UVB, aksi
spektra untuk biologis tanggapan menunjukkan bahwa itu adalah radiasi dalam
kisaran UVB yang diserap oleh DNA–selanjutnya kerusakan DNA tampaknya
menjadi factor kunci dalam inisiasi proses karsinogenik pada kulit. Efek radiasi
matahari pada kesehatan manusia tergantung pada jumlah dan jenis radiasi. Hal ini
tergantung pada, pertama, konsentrasi atmosferozon yang tersedia untuk
menyerap radiasi ultraviolet, khususnya UVB. Selanjutnya, jumlahnya dan
struktur spektral radiasi yang mencapai tubuh tergantung pada sudut dimana
matahari berada sinar melewati atmosfer- pada garis lintang rendah (lebihdekatke
gariskhatulistiwa) ada lebih banyak UVR matahari yang kuat dengan proporsi
panjang gelombang yang lebih pendek, terkait dengan sudut rendah kejadian
radiasi yang masuk. Hal ini sangat memengaruhi aktivitas biologis (WHO, 2006).
Peningkatan ketinggian meningkatkan intensitas UVR dengan mengurangi
massa udara yang dilalui matahari. Demikian pula, waktu siang dan musim serta
kehadiran awan, debu, kabut dan berbagai senyawa organik dapat mengubah
intensitas radiasi matahari. Variasi dalam tutupan awan biasanya mengurangi
UVR.permukaan tanah, meskipun efek ini sangat tinggi, tergantung pada
karakteristik cloud itu sendiri. Tutupan awan dapat menghasilkan meningkatkan
UVR permukaan tanah jika sinar matahari dan cahaya langsung yang berserakan
dari awan, mencapai permukaan bumi (WHO,2006).
b. Kulit terasa seperti terbakar, Sinar ultraviolet juga dapat membuat kulit
memilikii gejala seperti terbakar. Hal ini biasanya disebabkan oleh paparan
sinar UV–B.
c. Dapat menimbulkan eritema, Eritema merupakan kondisi dimana kulit
kaki mengalami kemerahan dan bengkak. Hal ini disebabkan oleh
paparansinar UV- B.
d. Menimbulkan penyakit katarak, Katarak merupakan kondisi mata yang
tertutupi atau terhalang selaput-selaput tertentu sehingga membuat
penglihatan menjadi berkabut dan cukup jelas. Selain factorusia, paparan
sinar UV juga menjadi salah satu pemicu timbulnya katarak.
e. Dapat memicu pertumbuhan sel kanker, Paparan sinar UV dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan fotokimia pada DNA dari sel-sel yang
berada di dalam tubuh. Hal ini akan memicu terbentuknya kanker,
terutama kanker kulit pada manusia.
f. Radiasi sinar UV A yang menembus dermis dapat merusak selkulit.
g. Kulit dapat kehilangan elastisitas, Paparan sinar UVA yang dapat
menembus bagian demis kulit dapat merusak sel-sel yang berada pada
dermis. Hal ini membuat elastisitas kulit menjadi berkurang.
h. Kerut pada bagian kulit, dan Kerutan pada kulit merupakan salah satu
efek samping dari hilangnyadan berkurangnyaelastisitas kulit.
i. Kanker kulit Beberapa jenis kanker kulit disebabkan oleh sinar UV. Sinar
matahari di siang dan sore hari sangat riskan untuk merusak kulit. Sel-sel
kulit dapat memburuk akibat terkena sinar matahari (Isfardiyana et
al,2014).
untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari serta mengurangi risiko
terkena kanker kulit:
a. Batasi waktu terkena sinar matahari secara langsung
b. Sebelum melakukan aktivitas di luar ruangan, gunakan tabir surya atau
sunblock
c. Kenakan pakaian yang melindungi kulit seperti topi dengan bibir topi
yang lebar, kaca mata hitam dengan lensa pelindung anti UV, celana
panjang, pakaian lengan panjang, ataupun jaket (Isfardiyana et al, 2014).
2.7 PENGETAHUAN
Pengetahuan (knowledge)adalah penginderaan manusia atau tahu seseoran 6g
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun
melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
2.7.1 TINGKATPENGETAHUAN
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif menurut Bloom (dalam
Notoadmojdo,2007) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis,
sintesis,evaluasi.
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antaralain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
5. Sintesis(Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
5. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan keluarganya. Merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan, bukan sumber kesenangan,
dan kegiatan yang menyita waktu (Wawan&M.,2010) Lingkungan
pekerjaan dapat membuat seeorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Sitorus, 2013).
6. Lingkungan Geografis
Lingkungan geografis berpengaruh pada penyediaan sarana informasi dan
kemampuan untuk mendapatkan informasi. Perbedaan desa dan kota dapat
mempengaruhi akses informasi. Sehingga dapat menimbulkan perbedaan
tingkat pengetahuan antara satu daerah dengan lainnya(Sitorus, 2013).
7. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan
pengalaman yang kurangbaik. Sebaiknya, jika pengalaman tersebut
menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang.
Pengalaman ini akhirnya dapat membentu sikap positif dalam kehidupannya
(Sitorus, 2013).
8. Umur
Umur dapat menggambarkan kematangan psikis dan social seseorang
sehingga mempengaruhi baik tidaknya seseorang dalam proses belajar
mengajar. Bertambahnya usia seseorang mempengaruhi bertambahnya
pengetahuan termasuk pengetahuan kesehatan reproduksi yang bisa juga
diperoleh dari pengalamannya (Sitorus, 2013).
2.8 SIKAP
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut New comb, sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sehingga berdasarkan pengertian diatas, sikap
bersifat tertutup dan merupakan predisposisi perilaku seseorang terhadap suatu
stimulus.
Terdapat beberapa tingkatan sikap yakni:
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa seorang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2. Menanggapi.
Menanggapi diartikan apabila seseorang memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap obyek yang dihadapkan.
3. Menghargai.
Menghargai diartikan seseorang memberikan nilaiyang positif terhadap
suatu objek seperti mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggungjawab.
Seseorang pada tingkatan ini harus berani mengambil resiko apabila ada
orang lain yang mencemooh ataupun resiko lainnya (Notoadmodjo, 2012.
Pengetahuan,
Sikap, Perilaku Penggunaan tabir
Surya
Mahasiswa
Kedokeran
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan2017 fakultas
kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
1. Kriteriainklusi
a. Bersedia menjadi responden
b. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017
2. Kriteria eksklusi
a. Mahasiswa yang tidak mengisi data dengan lengkap
27
Pengetahuan
Sikap Segala sesuatu
Praktik atau Observasi Kuisioner Baik
1.sangat baik Ordinal
yang diketahui
tindakan 2.Cukup
skor 42-52
oleh seorang
seseorang 3. baik
2. Kurang
skor
tentang
individu dalam 33-42
tabirsurya
penggunaan 3. buruk 23-33
tabirsurya sebagai 4.sangat buruk
proteksi kuli 13-23
30
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 Terhadap Penggunaan Tabir
Surya
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Penggunaan Tabir Surya
Pernyataan Benar Salah
Kekuatan Pajanan sinar UV idak dipengaruhi oleh faktor waktu, 46 (64%) 26 (36%)
musim dan ketinggian tempat
Dampak akurat dari pajanan sinar UV dapat menyebabkan kulit 57 (79%) 15 (20%)
kemerahan, terasa seperi terbakar, dan berkerut
Dampak kronis dapat menyebabkan kanker kulit 51 (70%) 21 (29%)
Penggunaan tabir surya tidak dapat menyebabkan deffisiensi 53 (73%) 19 (26%)
vitamin D pada tubuh
Tabir surya dapat melindungi kulit sepenuhnya dari pajanan 53 (73%) 19 (26%)
sinar UV
Perbedaan tingkat SPF tidak mempengaruhi lama proteksi 57 (79%) 15 (20%)
pajanan sinar UV terhadap kulit
Kegagalan tabir surya dalam memproteksi kulit tidak 48 (66%) 24 (33%)
dipengaruhi oleh ddosis penggunaan yang tidak diulangi
Penggunaan tabir surya pada wajah dan leher sekitar ½ sendok 56 (77%) 16 (22%)
the
Tabir surya digunakan kurang lebih 5 menit sebelum terpajan 42 (58%) 30 (41%)
sinar matahari
Penggunaan tabir surya wajib diulangi kembali setiap 2 jam 48 (66%) 24 (33%)
Penggunaan tabir surya wajib diulangi saat bekeringat, 49 (68%) 23 (31%)
berenang, olahraga dan aktivitas lainnya.
Tabir surya water prof dapat digunakan pada saat berenang 53 (73%) 19 (26%)
Tanggal kadaluarsa abir surya berpengaruh terhadap keefektifan 41 (56%) 31 (43%)
dari produk tabir surya
Tabir surya dapat mengakibatkan kulit terbakar 43 (59%) 31 (43%)
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Penggunaan Tabir Surya
Pernyataan SB B BR SBR
Saya menggunakan tabir surya setiap hari 29 (40%) 11 (15%) 29 (40%) 2 (4%)
Terkadang saya lupa menggunakan tabir 28 (39%) 9 (12%) 18 (25%) 17 (23%)
surya karena terburu-buru.
Saya menggunakan tabir surya di wajah 32 (44%) 6 (8%) 12 (18%) 21 (29%)
dan leher.
Saya menggunakan tabir surya di seluruh 25 (34%) 10 (13%) 17 (23%) 20 (27%)
bagian tubuh yang tidak tertutup oleh
pakaian.
Saya menggunakan tabir surya di wajah 23 (31%) 17 (23%) 12 (16%) 20 (27%)
dan leher sebanyak ± 1 SDT.
Saya menggunakan tabir surya tidak 19 (26%) 9 (12%) 25 (34%) 19 (26%)
dengan aturan jumlah tertentu tapi hanya
secukupnya menurut saya saja.
Saya memerhatikan tingkat SPF dalam 23 (31%) 5 (6%) 29 (40%) 15 (20%)
tabir surya yang saya gunakan karena itu
penting.
Saya menggunakan tabir surya dengan 27 (37%) 10 (13%) 25 (34%) 10 (13%)
kadar SPF ≥ 30
Saya menggunakan kembali tabir surya 21 (29%) 13 (18%) 15 (20%) 23 (31%)
setiap 2 jam.
Saya menggunakan kembali tabir surya 22 (30%) 17 (23%) 19 (26%) 14 (19%)
saat berkeringat, berenang, olahraga, atau
aktivitas lain yang menyebabkan efektifitas
kerja tabir surya menurun.
Saya tidak menggunakan kembali tabir 31 (43%) 13 (18%) 12 (16%) 16 (22%)
surya karena menurut saya itu merepotkan.
Saya memerhatikan tanggal kedaluwarsa 26 (36%) 7 (9%) 24 (33%) 15 (20%)
tabir surya yang saya gunakan.
Saya mendiamkan tabir surya yang telah 24 (33%) 16 (22%) 25 (34%) 7 (9%)
saya gunakan selama 5 menit sebelum
terpajan sinar UV.
Saya suka menggunakan tabir surya tahan 31 (43%) 21 (29%) 16 (22%) 4 (5%)
air atau waterproof sebagai proteksi sehari-
harisaya
Saya suka menggunakan produk 31 (43%) 21 (29%) 16 (22%) 4 (4%)
kecantikan atau make up yang memiliki
kandungan SPF sebagai proteksi sehari-
hari saya karena menurut sayaitu lebih
praktis
dapat sangat merusak kulit selama paparan dalam jangka waktu yang panjang
(Baki, 2015). Kulit manusia sesungguhnya telah memiliki sistem perlindungan
alamiah terhadap efek sinar matahari yang merugikan dengan cara penebalan
stratum korneum dan pigmentasi kulit. Namun tidak efektif untuk menahan
kontak dengansinar matahari yang berlebih sehingga diperlukan perlindungan
kulit yaitu dengan menggunakan kosmetika tabir surya (Mokodompit, 2013).
Tabir surya merupakan bahan-bahan kosmetik yang secara fisik atau kimia dapat
menghambat penetrasi sinar UV ke dalam kulit. Bahan aktif yang digunakan
sebagai tabir surya dibagi menjadi dua, yaitu tabir surya kimia dan tabir surya
fisik. Tabir surya kimia bekerja dengan menyerap energy radiasi, sedangkan tabir
surya fisik bekerja dengan memantulkan radiasi dan bersifat tidak tembus cahaya.
Di Jakarta, pada tahun 2000-2009, Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin (IKKK) Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)
melaporkan 261 kasus Karsinoma Sel Basal (KSB), dikuti dengan 69 Karsinoma
Sel Skuamosa (KSS), dan 22 melanoma.3 Berlainan dengan data sebelumnya,
Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) selama tahun 2005-2007 mencatat bahwa
NSMC yang tersering adalah KSS diikuti oleh KSB dan melanoma (Sinuraya,
2012) Tidak menggunakan perlindungan terhadap paparan sinar matahari
merupakan salah satu faktor risiko dari kanker kulit dan merupakan salah satu
alasan timbulnya NMSC di Amerika Serikat pada 2010. NMSC dan melanoma
dapat dicegah dengan cara rutin memakai sunscreen yang mengandung sun
protection factor (SPF) 15 atau lebih (Cohen dkk, 2013).
Sun Protection Factor (SPF) adalah sistem penilaian yang dikembangkan
untuk mengukur tingkat perlindungan dari eritema yang dihasilkan dari
penggunaaan tabir surya. Semakin tinggi SPF, semakin besar perlindungannya.
SPF hanya berkaitan dengan UVB (Balk SJ, 2011). Persistent Pigmen Darkening
(PPD) adalah metode untuk mengukur proteksi terhadap UVA. Jika SPF
mengukur kemerahan pada kulit, metode PPD menggunakan radiasi UVA untuk
mengukur perubahan warna gelap kulit. Protection Grade Of UVA (PA) adalah
sistem penilaian untuk mengukur perlindungan terhadap UVA yang digunakan
Jepang dan beberapa negara Asia (Latha, M.S, dkk, 2013).
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka didapati kesimpulan sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia paling banyak berusia
dengan usia 20 tahun
2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin palaing banyak
laki-laki.
3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat
pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2017 terhadap penggunaan tabir surya dalam kategori baik.
4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan sikap
pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2017 terhadap penggunaan tabir surya dalam kategori baik.
5.2 SARAN
1. Saran untuk peneliti selanjutnya
a. Dapat melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tabir surya.
b. Melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan analisis untuk melihat
faktor mana yang lebih dominan dalam mempengaruhi alasan orang
yang menggunakan tabir surya dan tidak.
2. Saran bagi mahasiswa
a. Diharapkan mampu membiasakan dan menghilangkan rasa malu dan
malas untuk menggunakan tabir surya agar mengurangi risiko terkena
bahaya paparan matahari berlebih.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan mengenai cara kulit dalam
melindungi tubuh dan cara menggunakan tabir surya yang baik dan
benar.
36
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Triani Dian. Jurnal: Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF
Secara In Vitro dari Krim Tabir Surya yang Mengandung Butil
Metoksidibenzoilmetan dan Oktil Metoksisinamat dengan Penambahan
Titanium DioksidaI. Jakarta: Universitas Indonesia. 2013.
Adhi J, Mochtar H, Siti A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 3-8
Awadh AI., Jhamsed S., Elkalmi R., Hadi H. 2016. The use of sunscreen products
among final year medicine and pharmacy students: A cross-sectional study of
knowledge, attitude, practice, and perception. J Res Pharm Pract. 2016 Jul-
Sep; 5(3): 193–199. doi: 10.4103/2279-042X.185731
Baki, G., dan Alexander, K.S. (2015). Introduction to Cosmetic Formulation and
Technology. New Jersey: John Wisley & Sons, Inc. Halaman 283, 292.
Cefali LC, Ataide JA, Moriel P, Foglio MA, Mazzola PG. 2016. Plant-based
active photoprotectants for sunscreens. Int J Cosmet Sci. Aug;38(4):346-53
Cohen dkk. 2013. Sun Protection Counseling by Pediatricans has Little Effect on
Parent and Child Sun Protection Behavior. Journal Pediatric. 162(2):381-386
Ferreira, V., Maria, C., Oliveira, Takeuchi, M., dan Santos, A., Trindade, M.
2012.
Havas, M. 2008. Health Concerns associated with Energy Efficient Lighting and
their Electromagnetic Emissions. Scientific Committee on Emerging and
Newly Identified Health Risks (SCENIHR). Trent University Peterborough
Canada.
Hogade, M.G., Basawaraj, S.P., & Dhumal, P. 2010. Comparative Sun Protection
Factor Determination of Fresh Fruits Extract of Cucumber vs Marketed
Cosmetic Formulation, Research Journal of Pharmaceutical, Biological and
Chemical Science, 1 (3), 55-99
37
Universitas Sumatera Utara
38
Isfardiyana SH., Safitri SR. 2014. Pentingnya Melindungi Kulit dari SInar
Ulraviole dan Cara Melindungi Kulit dengan Sunblock Buatan Sendiri. Jurnal
Inovasi dan Kewirausahaan. No. 2, Mei 2014
Kockler, J., Oelgemoller, M., Robertson, S., & Glass, BD. 2012. Photostability of
Sunscreens, Journal of Photochemistry and Photobiology C, 13 (1), 91-110
Latha, M.S. dkk. 2013. Sunscreening Agents. The Journal of Clinical and
Aesthetic Dermatology. 6 (1) :16-26.
Mokodompit, A.N., Edy, H.J., dan Wiyono, W. (2013). Penentuan Nilai Sun
Protective Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol
Kulit Alpukat. Skripsi. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Halaman 84
Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta
Holman, D.M. dkk. 2015. Patterns of sunscreen use on the face and other exposed
skin among US adults. American Academy of Dermatology July 2015 : 83-92
Prietl, B., Treiber, G., Pieber, T. R., & Amrein, K. 2013. Vitamin D and Immune
Function. Nutrients, 5(7), 2502–2521.
Pratama WA., Zulkarnain AK. 2015. Uji SPF in Vitro dan Sifat Fisik Beberapa
Produk Tabir Surya yang Beredar di Pasaran. Majalah Farmaseutik, 11(1) No.
1 Tahun 2015
Rai, R., Shanmuga, S. C., & Srinivas, C. 2012. Update on Photoprotection Indian
Journal of Dermatology, 57(5), 335–342
Ridho, MR. 2019. Pandangan Mahasiswa Tingkat Satu Kedokteran UNS terhadap
Pentingnya Penggunaan Tabir Surya. Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
Pratama W, Zulkarnain. 2015. Uji SPF in Vitro dan Sifat Fisik Beberapa Produk
Tabir Surya yang Beredar di Pasaran. Majalah Farmaseutik. Vol 11 (1). 275-
283
Orazio et al, 2012. UV Radiation and the Skin. Int. J. Mol. Sci. 2013, 14, 12222-
12248; doi:10.3390/ijms140612222
WHO, 2006. Solar Ultraviolet Radiation. Global burden of disease from solar
ultraviolet radiation
Lampiran 2. Kuesioner
Biodata Diri :
Nama :
Angkatan :
Jenis Kelamin :
PENGETAHUAN
NO. PERNNYATAAN BENAR SALAH
1. Kekuatan Pajanan sinar UV tidak dipengaruhi oleh
factor waktu,
2. Dampak
musimdan akurat dari pajanan sinarUV dapat
ketinggiantempat
menyebabkan kulit
3. Dampak kronis dapat
kemerahan,terasa menyebabkan
seperi terbakar, dankanker kulit
berkerut
4. Penggunaan tabir surya tidak dapat menyebabkan
deffisiensi vitamin
5. Tabir surya dapat melindungi kulit sepenuhnya dari
Dpadatubuh
pajanan sinar
6. Perbedaan
UV tingkat SPF tidak mempengaruhi lama
proteksi pajanan sinar UV terhadap kulit
7. Kegagalan tabir surya dalam memproteksi kulit
tidak dipengaruhi oleh dosis penggunaan yang
8. Penggunaan
tidak diulangitabir surya pada wajah dan leher sekitar
9. Tabir suryateh
½ sendok digunakan kurang lebih 5 menit sebelum
terpajan sinar
10. Penggunaan
Matahari tabir surya wajib diulangi kembali setiap
11. Penggunaan
2 jam tabir surya wajib diulangi saat
bekeringat, berenang, olahraga dan aktivitas
12. Tabir surya waterproof dapat digunakan pada saat
lainnya.
13. Tanggal
berenangkadaluarsa tabir surya berpengaruh terhadap
keefektifandari
14. Tabir
Produksurya
tabirdapat
suryamengakibatkan kulit terbakar
SIKAP
NO. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya menggunakan tabir surya setiap hari
2. Terkadang saya lupa menggunakan tabir
surya karena terburu-buru.
3. Saya menggunakan tabir surya diwajah dan
4. leher.menggunakan tabir surya diseluruh
Saya
bagian tubuh yang tidak tertutup oleh
5. pakaian.
Saya menggunakan tabir surya
diwajah dan leher sebanyak±1 SDT.
6. Saya menggunakan tabir surya tidak dengan
aturan jumlah tertentu tapi hanya
7. secukupnya
Saya menurutsayasaja.
memerhatikan tingkat SPF dalam
tabir surya yang saya gunakan karena itu
8. penting.
Saya menggunakan tabir surya dengan kadar
9. SPF≥30
Saya menggunakan kembali tabir surya setiap 2
10. jam. menggunakan kembali tabir surya saat
Saya
berkeringat, berenang,olahraga, atau
aktivitas lain yang menyebabkan
11. efektifitaskerjatabirsuryamenurun.
Saya tidak menggunakan kembali tabir
surya karena menurut saya itu
12. merepotkan.
Saya memerhatikan tanggal kedaluwarsa
tabir surya yang saya gunakan.
13. Saya mendiamkan tabir surya yang telah
saya gunakan selama 5 menit sebelum
14. terpajan
Saya sukasinarUV.
menggunakan tabir surya tahan air
atau waterproof
15. Saya suka
Sebagai menggunakan
proteksi produk
sehari-hari saya kecantikan
atau make up yang memiliki kandungan SPF
sebagai proteksi sehari-hari saya
karenamenurutsayaitu lebih praktis
NB : Kuisioner ini telah diadopsi dari penelitian Pramesti (2019) yang berjudul
“Gambarantingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2016 Terhadap
penggunaanTabir Surya” yang telah di validitas dengan nilai reliability 0,766 p
ada pengetahuan dan nila ireliability 0,977 pada sikap.
Cara Hitung Skoring KuisionerPengetahuan
Jumlah pilihan : 2
Jumlah pertanyaan : 14
Skoring terendah : 0
Skoring tertinggi :1
Jumlah skor terendah : Skor Terendah x Jumlah Pertanyaan =0 x 1 =0% Jumlah
skor tertinggi :Skor tertinggi x jumlah pertanyaan=1x 14 =14 (100%) Range:
Skor tertinggi Skor terendah =100%-0%=100% Kategori :2
Interval : Range/Kategori = 100/2=50%
Kriteria Penilaian=Skor tertinggi– interval = 100%-50%=50%
Jadi skor baik bila skor≥50%dan rendah bilaskor<50%
LAMPIRAN KUESIONER