FITOKIMIA
OLEH :
NO. BP : 1701109
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Senyawa Flavonoid Nobiletin
dari Jeruk Mandarin (Citrus reticulata)”. Penulis juga mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Fitokimia yang sudah
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan bagi pembaca dan penulis tentunya. Penulis
pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
A. Tinjauan Tentang Tanaman Jeruk Mandarin (Citrus reticulata) .................. 6
B. Klasifikasi Tanaman..................................................................................... 6
C. Nama Daerah................................................................................................ 7
D. Morfologi Tanaman ..................................................................................... 7
E. Khasiat Tanaman.......................................................................................... 8
F. Kandungan ................................................................................................... 8
G. Efek Farmakologi......................................................................................... 8
H. Struktur Nobiletin ...................................................................................... 10
I. Cara Isolasi Flavonoid Nobiletin ............................................................... 11
BAB III PROSEDUR KERJA .............................................................................. 14
A. Alat dan Bahan........................................................................................... 14
B. Prosedur Kerja............................................................................................ 14
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 17
A. Pemisahan Pada Kromatografi Silika Gel.................................................. 17
B. Pemisahan pada sistem HPLC fase balik C18 ........................................... 18
C. Pemisahan pada kolom kiral Welk-O ........................................................ 18
D. Interaksi antara kelompok fungsional utama Whelk-O dan PMFs ............ 20
BAB V PENUTUP................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil pertanian seperti buah dan
sayuran. Salah satu komoditas holtikultura yang sangat sering dikonsumsi dan
ditanam oleh masyarakat. Indonesia adalah tanaman jeruk (Citrus sp). Jeruk
mandarin (Citrus reticulata) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak
spesies jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. (AAK, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi jeruk mandarin?
2. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada jeruk mandarin?
4|Page
3. Apa saja kegunaan dari jeruk mandarin?
4. Apa saja efek farmakologi dari senyawa kimia flavonoid nobilotin?
5. Bagaimana cara mengisolasi nobilotin dari jeruk mandarin?
6. Bagaimana cara menganalisis senyawa nobilotin baik secara kualitatif
ataupun kuantitatif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui klasifikasi jeruk mandarin.
5|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Genus : Citrus
6|Page
C. Nama Daerah
Jeruk mandarin sendiri mempunyai nama daerah yaitu: keprok boci, keprok
brastepu (Sumatra Utara), keprok cina konde, keprok garut (Jawa Barat), keprok
batu atau keprok punten (Batu, Malang), keprok fremont atau frimong (Thailand)
dan keprok madura (Madura). (Zahara, 2002).
D. Morfologi Tanaman
Tanaman jeruk mandarin (Citrus reticulata) diduga berasal dari Asia
Tenggara, kemudian menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah subtropis.
Berdsarkan habitat atau ekologi tumbuhnya, jeruk mandarin terbagi dalam dua
kelompok besar, yakni jeruk mandarin dataran tinggi dan jeruk mandarin dataran
rendah. Jeruk mandarin dataran tinggi biasanya tumbuh di daerah yang memiliki
ketinggian diatas 700 m dpl, sedangkan jeruk dataran rendah merupakan jeruk
yang tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian antara 1-700 m dpl. Saat ini,
jeruk mandarin dataran tinggi yang masih tetap bertahan adalah mandarin
Takengon di Aceh, mandarin Soe di Nusa Tenggara Timur, dan mandarin
Brastagi di Sumatera Utara. Jeruk mandarin baru mulai berbuah pada umur 3
tahun. Buah dan produktivitas jeruk mandarin akan mencapai titik optimum
setelah berumur di atas 10 tahun (Rahardi, 2004).
Jeruk mandarin memiliki daun berwarna hijau muda pada permukaan bawah
tangkai. Buah jeruk tergolong buah sejati tunggal dan berdaging. Jeruk mandarin
dikenal dengan daging buah berwarna oranye dan kulitnya mudah dikupas.
Rasanya manis atau asam manis. Jumlah bijinya biasanya tidak terlalu banyak.
Warna jeruk masak adalah oranye. Jeruk mandarin disebut juga jeruk keprok.
Buahnya bundar, tidak terlalu licin dan berkulit agak tebal. Kulit berbenjol yang
tidak mudah lepas dan berwarna oranye kekuningan. Buah jeruk ada yang
berbentuk bulat, oval atau lonjong sedikit memanjang (Kanisius, 1994).
7|Page
E. Khasiat Tanaman
Tanaman yang berasal dari Asia tenggara ini sudah banyak di konsumsi
hampir di seluruh dunia sebagai sumber vitamin C, memiliki jumlah folacin,
kalsium, kalium, tiamin, niasin, magnesium yang cukup dan antioksidan alami
yang kuat membangun sistem kekebalan tubuh. Senyawa biologis aktif
mencegah 7 arteriosclerosis, kanker, batu ginjal, radang perut dan penurunan
kadar kolesterol dan darah tinggi yang meningkatkan kesehatan manusia (Robert,
2007). Dimana tanaman ini juga memiliki khasiat sebagai antihipertensi,
antiinflamasi, antikanker, analgesik, antipiretik, antimikroba dan, antidiabetes
(Etebu & Nwauzoma, 2014).
F. Kandungan
Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai berbagai macam senyawa
diantaranya Tangeraxanthin, Tangeritin, Terpinen-4-ol, Terpineolene,
Tetradecanal, Threonine, Thymol, Thymyl- methyl-ether, Tryptophan, Tyrosine,
Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid, Citronellal, Citronellic-acid, Citronellyl-
acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol, Nobiletin. (Intekhab &
Aslam, 2009).
G. Efek Farmakologi
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki dasar kerangka 15-
karbon yang terdiri dari dua cincin benzena yang bergabung oleh tiga rantai
karbon linear, dan dapat direpresentasikan sebagai C6 C3 C6. Flavonoid dari
buah jeruk memiliki senyawa yaitu flavanon dan flavon. Flavanon yang paling
umum ditemukan adalah hesperetin dari buah jeruk dan naringenin dari buah
anggur, sedangkan flavon relatif sering ditemukan adalah tangeritin dan nobiletin
yang terdapat pada kulit jeruk (Whitman et al,, 2004).
8|Page
Komponen utama flavonoid polimetoksi (PMFs) dalam buah jeruk, memiliki
antikanker, antivirus dan aktivitas anti-peradangan. Sebagai antiinflamasi agen,
nobiletin dapat menghambat degradasi matriks tulang rawan artikular, dan
pembentukan pannus pada osteoartritis dan rheumatoid arthritis dengan secara
efektif menghambat produksi promatrix metalloproteinase-9 (MMP-9) dan
prostaglandin E2 (PGE) pada fibroblas manusia dengan menurunkan
siklooksigenase-2 secara selektif (COX-2) aktivitas (Lin et al., 2003). Bukti
biologis molekuler menunjukkan bahwa nobiletin menekan ekspresi gen dan
produksi beberapa matrix metallproteinases (MMP-1, MMP-3 dan MMP-9) pada
kelinci artikular kondrosit dan fibroblast blast (Ishiwa et al., 2000). Karya terbaru
dari Ishiwa et al. (2000) juga menunjukkan bahwa proMMP-1 dan proMMP-3
juga dihambat oleh nobiletin, sedangkan MMP endogen inhibitor TIMP-1
diregulasi. Ekspresi gen dari sitokin proinflamasi lainnya, seperti interleukin L-
1α, IL-1β, TNF-α dan IL-6, juga ditemukan diregulasi oleh nobiletin pada
makrofag tikus (Lin et al., 2003). Efek penghambatan pada produksi protein
diinduksi nitric oxide synthase (iNOS) diamati di makrofag tikus (Murakami et
al., 2000). Pengamatan ini menunjukkan bahwa nobiletin mungkin merupakan
antiinflamasi baru dan obat imunomodulator.
Baru saja, nobiletin terbukti memiliki antiproliferatif dan efek apoptosis pada
garis sel kanker lambung dan miliki efek mengganggu pada perkembangan siklus
sel. Dalam evaluasi dari 42 flavonoid, nobiletin menunjukkan yang terkuat
aktivitas antiproliferatif terhadap enam sel kanker manusia baris (Yoshimizu et
al., 2004).
9|Page
Nobiletin juga terbukti menekan produksi PGE dan ekspresi protein COX-2
secara in vitro. COX-2 diinduksi oleh beberapa rangsangan terkait dengan
peradangan yang terlibat dalam karsinogenesis, termasuk tumorigenesis usus
besar manusia dan tikus (Kohno et al., 2001). Selama penyelidikan baru-baru ini,
ditemukan bahwa nobiletin adalah inhibitor ganda dari generasi NO2 dan O2
dalam leukosit, dan menghambat promosi tumor pada tumorigenesis kulit tikus
dua tahap (Murakami et al., 2000).
H. Struktur Nobiletin
10 | P a g e
I. Cara Isolasi Flavonoid Nobiletin
1. Ektraksi
11 | P a g e
yang memanfaatkan perbedaan titik didih dari senyawa. Biasa
digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri (Hakim,2011).
c) Ekstraksi Secara Soxhletasi
Merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk
destilasi pelurut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk
simplisia. Metode ini efisiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi
berisiko pembentukan artefak akibat penggunaaan panas. Ekstraksi
secara soxhletasi merupakan carapenyarian sampel
secaraberkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga
menguap, uapcairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul
cairan oleh pendingin balik dan turun menyari sampel di dalam
klonson dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
setelah melewati pipa siphon.
12 | P a g e
dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena
dapat diatur lama perendaman yang akan dilakukan.
2. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan
tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase
yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung
pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut. Kromatografi secara garis besar
dapat dibedakan menjadi kromatografi kolom dankromatografi planar.
Kromatografi kolom terdiri atas kromatografi gas dan kromatografi cair,
sedangkan kromatografi planar terdiri ataskromatografi lapis tipis dan
kromatografi kertas (Hostettemann,1995).
13 | P a g e
BAB III
PROSEDUR KERJA
B. Prosedur Kerja
a. Sistem kolom flash.
Sistem kromatografi abu otomatis (model Foxy 200, sg100, ISCO Inc.,
Lincoln, NE, USA) dilengkapi dengan 330 g silika gel prepacked (ukuran
14 | P a g e
partikel 35-60 m) kolom api dari ISCO Inc. digunakan. Fase gerak untuk
kolom fasa normal terdiri dari etil asetat dan heksana atau isopropanol dan
heksana dalam proporsi yang bervariasi dan laju aliran ditetapkan pada 90 mL
/ menit. Eluen dipantau dengan detektor UV saluran tunggal pada panjang
gelombang 254 nm.
b. Sistem HPLC.
c. Instrumen NMR.
15 | P a g e
dalam 35 menit. Kemudian fase seluler isokratis diterapkan selama 15 menit.
Fraksi yang memiliki absorbansi UV pada 254 nm dianalisis pada
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan sistem pelarut 40% etil asetat dan 60%
heksana. Fraksi yang mengandung nobiletin yang dianalisis dengan LC / MS
digabungkan dan dipusatkan dalam vakum. Residu yang dihasilkan dilarutkan
dalam campuran etanol absolut (50%) dan heksana (50%) dan dimuat ke
dalam sistem HPLC. Pemisahan itu selesai menggunakan metode isokratik
35% etanol dan 65% heksana selama 40 menit. Nobiletin yang diisolasi
dikeringkan dan NMR diambil dalam kloroform deuterated (CDCl3).
16 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
Dilaporkan oleh Yu et al. (2004) bahwa ada lebih dari tujuh flavonoid
polimetoksilasi dalam OPE. Dalam penelitian kami, OPE mentah awalnya dipisahkan
ke beberapa subkelompok menggunakan kromatografi fase-normal. Fraksi nobiletin
mentah (subkelompok kaya-nobiletin) selanjutnya dimurnikan dengan menggunakan
berbagai pemisahan teknik. Di antara metode pemisahan yang kami coba, kolom
Regis Welk-O 1 memberikan hasil pemisahan terbaik dan paling efisien. Dari struktur
kimia nobiletin dan 5,6,7,4′-tetramethoxyflavone (Fig. 1), kita dapat melihat bahwa
nobiletin memiliki dua kelompok metoksi tambahan, satu di posisi 3 ′ dari cincin-B
dan yang lain di posisi 8 dari cincin-A. Jelas bahwa mereka memiliki sifat fisik yang
sangat mirip, seperti polaritas yang sama dan afinitas yang mirip dengan permukaan
gel silika dan ikatan hidrokarbon dari bahan C-18.
17 | P a g e
heksana. Namun, setiap upaya untuk meningkatkan jumlah pemuatan bahan nobiletin
mentah dengan kondisi pemisahan yang dioptimalkan sebelumnya menghasilkan
resolusi yang buruk dan sebagai hasilnya memperoleh nobiletin yang kurang murni.
Banyak siklus pemurnian harus diulang untuk mendapatkan jumlah 780 mg nobiletin
murni untuk metabolisme dan antiinflamasi in vivo pada tikus. Strategi pemisahan ini
sangat melelahkan dan menghabiskan banyak waktu dengan konsumsi tinggi pelarut
organik dan kolom serpihan gel silika. Oleh karena itu, tidak praktis untuk
menggunakan pemisahan kromatografi silika gel untuk memenuhi kebutuhan jumlah
besar untuk studi in vivo dan metabolisme (Yu, 2004). Dengan kata lain, interaksi
permukaan gel silika dengan nobiletin dan dengan 5,6,7,4′-tetramethoxy flvone sulit
dibedakan.
18 | P a g e
C8, diol yang dibatasi gel silika, kolom cyano dan amino, dan stationaryphases kiral
tipe-Pirkle.
Ditemukan bahwa fase diam Whelk-O (Fig. 2) memiliki fitur unik dalam
hal pengikatannya dengan flavonoid polymethoxylated. Oleh karena itu, dalam
metode yang dikembangkan, sejumlah kecil (kurang dari 50 mg) nobiletin mentah,
terutama campuran nobiletin dan 5,6,7,4′-tetramethoxy flvone, dimuat ke kolom
Whelk-O 1 (Whelk-O 1 R, R 35 gram kolom). Sistem pelarut, termasuk metanol-
heksana, diklorometana-heksana, isopropanol-heksana dan etanol – heksana,
memberikan pemisahan yang memuaskan sehingga menghasilkan pemisahan dasar
minimum. Fase gerak yang menghasilkan pemisahan optimal adalah 35% etanol
absolut dan 65% heksana. Dengan menggunakan metode ini, 140 mg campuran
mentah dimasukkan ke dalam kolom yang sama dan 104 mg nobiletin murni
diperoleh.
Tidak ada fraksi yang tumpang tindih atau terkontaminasi silang yang
ditemukan dalam pemisahan ini. Akibatnya, kondisi pemisahan ini diterapkan pada
pemisahan skala besar. Jadi, 3,54 g campuran nobiletin mentah dimasukkan ke kolom
Whek-O besar (Regis Welk-O 1 R, R 450 gram kolom). Di bawah kondisi yang sama
dijelaskan di atas (35% etanol, 65% heksana, laju aliran 90 mL / menit), dalam waktu
45 menit, 2,48 g nobiletin murni diperoleh, bersama dengan 0,85 g murni 5,6,7,4
′tetramethoxy flavone . Ada 40 mL tumpang tindih mengelusi fraksi yang dikeluarkan
dari penggabungan dengan fraksi nobiletin murni atau 5,6,7,4 ,7etrametoksi murni.
19 | P a g e
Struktur dari dua flavon polimetoksi yang dimurnikan dikonfirmasikan oleh LC / MS
dan H NMR, yang juga menunjukkan bahwa skor kemurnian kedua senyawa berada
di atas 99%. Pemulihan keseluruhan nobiletin dari batch OPE ini adalah 25%.
Jejak absorbansi UV dari pemisahan HPLC ini adalah ditunjukkan pada Figure. 3.
20 | P a g e
Selain itu, hidrogen pada nitrogen amida adalah donor hidrogen khas dalam
membentuk ikatan hidrogen. Dalam sistem flavonoid polimetoksilasi, cincin-A yang
kaya-elektron bertindak sebagai donor electron-elektron karena sifat pemberian-
elektron yang kuat dari gugus metoksi. Dengan demikian kekuatan interaksi π-face
tatap muka terbentuk antara donor π-elektron dari sistem A-ring flavonoid-A dan
akseptor π-elektron dari sistem 3,5 3,5-dinitrobenzamide π.
Bersamaan dengan itu, interaksi π-π tatap muka terbentuk antara sistem rah
tetrahidrophenanthrene yang dapat disimpulkan, tingkat interaksi tatap muka yang
berbeda antara sistem rah tetrahydrophenanthrene dan sistem analit yang berbeda
merupakan dasar untuk membedakan sangat mirip. molekul seperti nobiletin dan
5,6,7,4′tetramethoxy flvone dalam penelitian ini. Fungsi dari interaksi ikatan hidrogen
antara oksigen karbonil dari PMF dan hidrogen amida tidak diketahui saat ini dalam
mengenali PMF yang berbeda. Penelitian ini menunjukkan bahwa, dibandingkan
dengan 5,6,7,4′tetramethoxy flvone, ada interaksi yang lebih kuat disebabkan oleh
kelompok metoksi ekstra pada nobiletin Bring, baik melalui interaksi π-π tatap muka
antara sistem tetrahidrophenanthrene fase diam dan sistem and pada nobiletin
Membawa atau melalui ikatan hidrogen yang lebih kuat
21 | P a g e
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jeruk mandarin (Citrus reticulata) terbukti mengandung senyawa
flavonoid. Kulit jeruk mandarin (Citrus reticulata) mengandung senyawa
nobiletin. Nobiletin memiliki aktivitas antikanker, antivirus, dan antiinflamasi.
Nobiletin juga terbukti menekan produksi PGE dan ekspresi protein COX-2
secara in vitro. COX-2 diinduksi oleh beberapa rangsangan terkait dengan
peradangan yang terlibat dalam karsinogenesis, termasuk tumorigenesis usus
besar manusia dan tikus. Nobiletin merupakan inhibitor ganda dari generasi NO2
dan O2 dalam leukosit, dan menghambat promosi tumor pada tumorigenesis kulit
tikus dua tahap .
22 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
23 | P a g e
Kohno H, Yoshitani S, Tsukio Y, Murakami A, Koshimizu K, Yano M,
Tokuda H, Nihshino H, Ohigashi H and Tanaka T. Dietary
administration of citrus nobiletin inhibits azoxymethane- induced
colonic aberrant crypt foci in rats. Life Science 2001; 69: 901.
Nogata, Y., Sakamoto, K., Shiratsuci, H., Ishii, T., Yano, M and Ohta, H., 2006,
Flavonoid Composition of Fruit Tissues of Citrus Species, Biosci.
Biotechnol.Biochem, 70(1): 178-192.
24 | P a g e
Pan, M. H., Chen, W. J., Shiau, S. Y. L., Ho, C. T., and Lin, J. K.(2002). ‘Tangeretin
Induced Cell Cycle G1 Arrest through Inhibiting Cyclin Dependent Kinases 2
and 4 Activities as well as Elevating Cdk Inhibitor p21 and p27 in Human
Colorectal Carcinoma Cell’, Carcinogenesis, 23 (10): 1677-1684.
Pirkle WH and Welch CJ. Use of simultaneous face to face and face to edge
p–p interactions to facilitate chiral recognition. Tetrahe- dron:
Asymmetry 1994; 5: 777.
Rahardi, F. 2004. Jeruk Manis: Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Cetakan 11.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Whitman SC, Kurowska EM, Manthey JA and Daugherty A. Nobiletin, a
citrus flavonoid isolated from tangerines, selectively inhibits class A
scavenger receptor-mediated metabolism of acetylated LDL by mouse
macrophages. Atherosclerosis 2005; 178: 25.
25 | P a g e
Zahara, F. 2002. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pembentukan dan
Pengakaran Tunas Mikro Pada Citrus nobilis secara In Vitro. Kultura 37(2):
22-25
26 | P a g e