Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SIMPLISIA BENZONIUM

NAMA KELOMPOK :

1. ENDAH NOVITASARI
2. FERRA PRISILLIA
3. MELANI CHINTYA P.
4. RATNA DEWI N.

S MK KES EHA TA N BIN A KA RY A MED I KA PON OR OGO


JL. DI . Pan jaitan 100 E, D s a Pu rb os u man Kecamatan Pon orogo
Kab up aten Pon orogo
Kod e Pos 63417, Telp . (0352) 461575
TA HU N PELA JAR A N 2016/2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman obat. Tanaman obat atau yang biasa dikenal
dengan obat herbal adalah sediaan obat baik beruba obat tradisional, fitofarmaka, maupun
farmesitika. Dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam.

Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut menjadi
berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk,
seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, kapsul maupun
tablet.
Pohon kemenyan atau pohon Boswellia, ditemukan terutama di India. Pohon Boswellia
adalah pohon balsamic yang mengeluarkan oleoresins aromatik yang dikumpulkan dari luka
kulitnya pohon, saat kering menjadi permen karet. Dalam teks-teks kuno medis Ayurvedic dari
India, eksudat bergetah dari Boswellia dikelompokkan dengan resin karet lainnya dan secara
keseluruhan disebut GUGUL.

1
PEMBAHASAN

Kemenyan, sering juga disebut Olibanum adalah aroma wewangian berbentuk kristal yang
digunakan dalam dupa dan parfum. Kristal ini diolah dan diperoleh dari pohon jenis Boswellia
dalam keluarga tumbuh-tumbuhan Burseraceae, Boswellia sacra (Sinonim B. carteri, B.
thurifera, B. bhaw-dajiana), B. frereana dan B. serrata (kemenyan India).

Kemenyan ini juga termasuk dalam ordo Ebenales, familia Styracaceae dan genus Styrax. Selain
itu terdapat 7 (tujuh) jenis kemenyan yang menghasilkan getah tetapi hanya 4 jenis yang secara
umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu:

1. Kemenyan Durame (Styrax Benzoine Dryand)


2. Kemenyan Bulu (Styrax Benzoine var. Hiliferum),
3. Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm) dan
4. kemenyan Siam (Styrax Tokinensis).
5. Kemenyan Sumatera (Benzonium)

Tetapi jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara luas di Sumatera Utara adalah
jenis kemenyan toba dan kemenyan durame. Styrax sumatrana J.Sm adalah jenis pohon
kemenyan yang pada umumnya tumbuh di daerah kabupaten Tapanuli Utara dan Tapanuli
Tengah yang hasilnya dikenal dengan nama daerah “Haminjon” atau "kemenyan toba".
Kemenyan toba biasa dikenal juga dengan Styrax Paralleloneurum.

Pohon Kemenyan (Styrax benzoin) dapat tumbuh di lingkungan yang keras. kemenyan
tumbuh di daerah yang sangat kering dan sangat cocok untuk tanah kapur tinggi dan rendah
nutrisi. Bahkan di atas batu pun tanaman ini bisa tumbuh. Sebagai contoh, di Somalia, tanaman
ini tidak tumbuh di atas tanah di atas tapi di atas batu marmer.  Pohon kemenyan beradaptasi
dengan lingkungan keras dengan cara menggugurkan daunnya.Sebagaimana diketahui,
Kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah Kemenyan mirip dengan menyadap
getah pohon karet atau getah pohon pinus. Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon.
Getah mengeras dikumpulkan dan digunakan sebagai kemenyan dan mur.

2
Kemenyan dimanfaatkan untuk bumbu rokok dan aroma terapi. Kemenyan juga banyak
digunakan dalam ritual keagamaan dan pengobatan.

Kandungan:
Kemenyan mengandung olibanol, materi resin, dan terpenes. Kandungan lain, saponin,
flavonoida dan polifenol.

Khasiat:
Kini para ilmuwan telah mengamati bahwa ada kandungan dalam kemenyan yang menghentikan
penyebaran kanker. Belum diketahui secara pasti kemungkinan kemenyan sebagai antikanker.

3
BUDIDAYA KEMENYAN
Penyortiran benih kemenyan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam air yang
disebut

metode absorsi (Stubsgaard dan Moestrup, 1991). Menurut Schmidt (2000), pada metode
ini benih-benih mulanya akan mengapung, tetapi benih berisi akan menyerap air dan tenggelam
setelah beberapa saat. Benih kosong dan rusak serta bahan lainnya akan tetap mengapung dan
selanjutnya dibuang. Seringkali, benih kosong dan rusak menyerap air pada kecepatan yang sama
dengan benih yang bagus dan akan tengelam juga. Pada kasus seperti ini, benih dikeringkan lagi
sebentar (beberapa menit – beberapa jam), benih kosong dan rusak akan lebih cepat kehilangan
air dari pada benih sehat. Kemudian dilakukan pengapungan kedua, benih sehat akan tenggelam
sementara benih yang kosong atau rusak akan mengapung. Benih terseleksi harus dikeringkan
lagi setelah pemisahan jika benih akan disimpan sebelum penanaman.

 PENGERINGAN BENIH
Pengeringan merupakan mekanisme pergerakan uap air dari dalam benih yang
menerobos keluar benih menuju udara disekitar benih. Tujuan utama pengeringan adalah
untuk menurunkan kadar air benih sehingga aman untuk proses selanjutnya. Pengeringan
sangat berpengaruh terhadap mutu benih. Beberapa faktor yang mempengaruhi
pengeringan di antaranya adalah kadar air awal benih, kelembaban nisbi udara, suhu
pengeringan, kecepatan aliran udara dan permeabilitas benih terhadap penguapan air.

Benih kemenyan termasuk benih rekalsitran dengan kadar air awal benih
mencapai 30-50%. Benih ini mempunyai sifat tidak dapat dikeringkan secara berlebihan
dan disimpan pada suhu rendah. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan metode
kering-angin selama 3 – 4 hari. Kadar air benih dapat diturunkan hingga hingga 22% dan
pada kondisi tersebut benih masih mempunyai daya berkecambah yang tinggi (80-90%)
(Sudrajat et al., 2006; Suita, 2008).

 PENYIMPANAN BENIH
Menyatakan bahwa selama penyimpanan, mutu benih diharapkan dapat
dipertahankan, tetapi tidak dapat ditingkatkan karena daya kecambahnya akan menurun
sebanding dengan waktu penyimpanan. Dalam penentuan metoda penyimpanan, yang
menjadi pertimbangan utama adalah periode hidup benih. Periode hidup benih
dipengaruhi oleh karakter benih (fisiologi dasar benih, struktur benih, kandungan kimia
benih, tingkat kemasakan dan perubahan lingkungan yang drastis selama proses
pemasakan), penanganan benih sebelum disimpan, mutu genetik, dan kondisi lingkungan
penyimpanan (kadar air dan temperatur benih, kondisi lingkungan/atmosfir tempat
penyimpanan). Penentuan periode penyimpanan hendaknya memperhatikan beberapa
pertimbangan seperti jenis benih (rekalsitran atau ortodoks), ketersediaan sumber benih
dan fasilitas penyimpanan serta periode berbuah.

Untuk benih kemenyan, penyimpanan dapat dilakukan pada ruang kamar dengan
media simpan arang sekam. Hingga periode simpan 6 minggu, teknik ini mampu
mempertahankan viabilitas benih dengan daya berkecambah 85% dan kadar air 44%

4
(Suita, 2008). Benih kemenyan mempunyai sifat after ripening (pemasakan lanjutan).
Kecenderungan memberikan gambaran bahwa penyimpanan benih selama 1 hingga 1,5
bulan akan meningkatkan daya berkecambah benih karena selama proses penyimpanan
tersebut terjadi pemasakan lanjutan

 TEKNIK PENGECAMBAHAN BENIH


Untuk mendapatkan teknik pengecambahan yang optimal perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan seperti media tabur, perlakuan
pendahuluan dan kondisi perkecambahan. Perlakuan pendahuluan adalah semua macam
perlakuan, baik yang ditujukan pada kulit benih, embrio atau kombinasi antara keduanya
dengan tujuan untuk mengaktifkan kembali sel-sel yang dorman sehingga benih lebih
cepat berkecambah dan menghasilkan anakan yang seragam. Pada umumnya metode
perlakuan pendahuluan dirancang untuk mengatatasi permasalahan dormansi benih
(Schmidt, 2000).

Benih kemenyan merupakan benih yang memiliki kulit keras dan daya
berkecambah sangat lambat sehingga perlu media tabur dan perlakuan pendahuluan yang
sesuai. Media yang menghasilkan daya dan kecepatan berkecambah terbaik untuk benih
kemenyan adalah media pasir (Gambar 3). Media pasir memberikan fluktuasi suhu yang
lebih tinggi dibandingkan media lainnya karena relatif lebih cepat menyerap panas dan
menguapkan air (Hamzah, 1984). Media pasir menjadi dingin dan lembab saat disiram
pada pagi hari (suhu 24 derajat C) dan cepat menyerap panas pada siang hari (32,5o C)
ketika mendapat sinar matahari, kemudian suhu media menurun lagi pada sore hari (29o
C). Fluktuasi suhu media tersebut diduga mampu meningkatkan pecahnya kulit benih
sehingga imbibisi air ke dalam benih berlangsung lebih cepat.

5
BENZOINUM / BENZOE

Nama lain : Kemenyan Sumatra


Tanaman asal : Styrax benzoin (Dryand),
Styrax paralleloneurus (Perkins)
Keluarga : Styracaceae
Zat berkhasiat : Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),
utama / 1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin,
Persyaratan stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-
kadar propil Sinamat.
Penggunaan : Bahan pengawet (mencegah tengik) obat
batuk, tinctur untuk antiseptikum.
Pemerian Massa
: keras, rapuh, tersusun atas butiran
agak putik yang terbenam dalam massa
bening berwarna coklat beabuan hingga   
coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak
getir.
Bagian yang : Damar balsamik yang diperoleh dengan
digunakan
Cara panen : Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada
tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah
pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka
dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang
terbersih, menghasilkan kemenyan yang
paling putih, dan bau yang paling enak.  
Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
Sediaan : Benzoes Tinctura         
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah, di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai