Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
Tinctura (FI III) adalah sediaan cair yang dibuat dengan
cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani
atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut
yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat khasiat
dan 10% untuk zat khasiat keras.
Sediaan tinctura menurut cara pembuatan digolongkan
menjadi 2 yaitu tinctura asli dan tinctura tidak asli (palsu).
Tinctura asli adalah tinctura yang dibuat secara maserasi atau
perkolasi. Contoh tinctura yang dibuat secara maserasi yaitu
Opii Tinctura, Valerianae Tinctura, Capsici Tinctura,
Myrrhae Tinctura, Opii Aromatica Tinctura, Polygalae
Tinctura, dll. Contoh tinctura yang dibuat secara perkolasi
yaitu, Belladonae Tinctura, Cinnamomi Tinctura, Digitalis
Tinctura, Lobeliae Tinctura, Strychni Tinctura, Ipecacuanha
Tinctura, dll. Sedangkan tinctura tidak asli (palsu) adalah
tinctura yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar
atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu. Contoh
tinctura tidak asli yaitu Iodii tinctura dan Secalis Cornuti
Tinctura.
Sediaan tinctura menurut kekerasan (perbandingan bahan
dasar dengan pelarut) dibagi menjadi 2, yakni tinctura keras
dan tinctura lemah. Tinctura keras adalah tinctura yang
dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat keras.
Contoh tinctura keras, yaitu Belladonae Tinctura, Digitalis
Tinctura, Opii Tinctura, Lobeliae Tinctura, Stramomi
Tinctura, Strychni Tinctura, dan Ipecacuanhae Tinctura.
Sedangkan tinctura lemah adalah tinctura yang dibuat
menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat keras.
Contoh tinctura lemah, yaitu Cinnamomi Tinctura,

2
Valerianae Tinctura, Polygalae Tinctura, dan Myrrhae
Tinctura.
Sediaan tinctura menurut cairan penarik (pelarut)
digolongkan menjadi 5, yakni tinctura aetherea, vinosa,
acida, aquosa, dan composita. Tinctura aetherea merupakan
tinctura dengan menggunakan pelarut eter. Tinctura vinosa
merupakan tinctura dengan menggunakan pelarut campuran
anggur dan etanol. Tinctura acida merupakan tinctura dengan
menggunakan pelarut etanol yang ditambahkan suatu asam
sulfat. Tinctura aquosa merupakan tinctura dengan
menggunakan pelarut air. Tinctura composita merupakan
tinctura dengan menggunakan pelarut selain aetanol. didalam
ilmu farmasi, diajarkan juga tentang ilmu Farmakognosi.
Farmakognosi adalahilmu pengetahuan tentang bahan obat
khususnya yang berasal darialamyaitu nabati, hewani,
maupun mineral.Bahan obat yang berasal dari alam salah
satunya yaitu simplisia. Simplisia inilah yang akan diolah
dengan berbagai cara dan metode untuk menghasilkan obat
baru yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Salah
satunya adalah tingtur.

Kulit jeruk merupakan salah satu limbah yang banyak


beredar dilingkungan. Limbah kulit jeruk dapat berasal dari
industri minuman, ataupun dari pasar. Sejauh ini belum
banyak orang yang mampu memanfaatkan limbah kulit jeruk,
khususnya limbah dipasar, agar menambah nilai jualnya
(Kementerian Pertanian, 2013). Pada kulit jeruk mengandung
beberapa senyawa yang dapatdimanfaatkan lebih lanjut,
seperti kandungan minyak atsiri di dalamnya.Minyak atsiri
dalam kulit jeruk memiliki kandungan yang dapat
memberikan efek menenangkan. Minyak atsiri yang tercium
melalui hidung akan melewati reseptor penangkap aroma.
Reseptor akan mengirimkan sinyal-sinyal kimiawi ke otak

3
dan akan mengatur emosi seseorang, sehingga minyak atsiri
biasa digunakan pada campuran aromaterapi pada bidang
kesehatan (Rusli, 2010).1

1.2 Maksud & Tujuan Percobaan


1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui cara pembuatan tingtur.
1.2.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Percobaan
 Mengapa harus melakukan percobaan pembuatan
Tingtur?
 Metode Pembuatan Tingtur apa yang digunakan
penulis?
 Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
memahami dan mengetahui cara pembuatan tingtur
dengan metode perkolasi.
1.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan inidalah berdasarkan pada
metode maserasi dan perkolasi dengan menggunakan
pelarut alkohol 70% dibuat tingtur dari sampel kulit
jeruk kering dan kulit jeruk segar.2

1
https://syairazahra22.wordpress.com/2012/05/25/tinctura/
2
https://www.academia.edu/24742602/PROPOSAL_SKRIPSI_JERUK_NIPIS

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

5
II.1 Teori Umum
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau
dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang
tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan
lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan
10% untuk zat berkhasiat keras.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tingtur adalah
larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang
dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat
dalam tingtur yang berbeda tidak selalu seragam, tetapi
bervariasi sesuai dengan masing-masing standard yang telah
ditetapkan. Secara tradisional, tingtur dari tumbuhan
berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 gram obat dalam
tiap 100 ml tingtur. Potensi ditetapkan setelah dilakukan
penetapan kadar. Sebagian tingtur tumbuhan lain
mengandung 20 gram bahan tumbuhan dalam tiap 100 ml
tingtur.
Cara pembuatan tingtur menggunakan 2 cara Sebagai Berikut:
1. Cara perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang
telah dibasahi. Prinsip kerja dari cara ini adalah:
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan
dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari
akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui. Gerakan ke
bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang
cenderung untuk menahan.

6
Kekuatan yang berperan dalam perkolasi antara lain : gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosis, adhesi, daya kapiler dan daya gerakan (friksi).

2. Cara maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.
Maserasi diakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi, maka larutan yang terpekat dideak keluar.
Peristiwa tersebut berulang-ulang sehingga konsentrasi
antara larutan di luar sel - sel dan didalam sel mengalami
keseimbangan .3

II.2 Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Jeruk Manis (Citrus Sp.)


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Dicotyledonae
Subclass : Rosidae

3
https://www.academia.edu/24742602/PROPOSAL_SKRIPSI_JERUK_NIPIS

7
Ordo : Sapindales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus Sp.

2. Morfologi Jeruk Manis (Citrus SP)


a) Morfologi tanaman jeruk secara umum sama dengan
tanaman pohon lainnya yaitu terdapat batang, buah, daun,
akar dan bunga. Setiap organ tersebut memiliki bentuk
dan fungsi yang berbeda.
a. Batang
Jeruk manis dicirikan dengan tangkai daun yang
mempunyai sayap dan bunganya berwarna putih.
Morfologi tanaman jeruk manis mempunyai batang
yang dapat mencapai ketinggian 6-10 m, bercabang
banyak, tajuk daun bundar dan umumnya berbuah
satu kali satu tahun. Ranting yang muda biasanya
berduri, bercabang rendah dan berbentuk tajuk bulat
dengan kerimbunan sedang. Pada mulanya cabang
muda pipih, warna hijau tua, suram dan tidak begitu
mengkilat dan halus tidak berbulu. Sesudah tua
cabang berubah bentuk menjadi bulat (silinder) dan
kadang-kadang mempunyai duri panjang. Daunnya
berbentuk bulat telur sampai elips panjang
bertangkai, tangkai daun bersayap dan berbau sedap
(Rukmana, 2003). Batang tanaman jeruk berkayu dan
keras. Batang jeruk tumbuh tegak dan memiliki
percabangan serta ranting yang jumlahnya banyak
sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi
hingga mencapi 15 meter atau lebih. Cabang tanaman
jeruk ada yang tumbuh tegak bersudut >450 dan ada
yang bersudut <450, tergantung jenisnya. Batang

8
tanaman ada yang berduri dan tidak, batang tanaman
jeruk berkulit halus, warna kulit batang kecoklatan.
b. Akar Tanaman jeruk memiliki akar tunggang dan
akar serabut (akar rambut). Akar tunggang tumbuh
cukup dalam bisa mencapi kedalaman 4 meter lebih
(bibit bersala dari biji). Akar serabut tumbuh agak
dangkal, akar serabut (akar lateral) memiliki 2 tipe,
yaitu akar cabang yang berukuran besar dan akar
serabut yang berukuran kecil. Pada akar serabut yang
kecil hanya terdapat bulu akar. Sel-sel akar tanaman
jeruk sangat lembut dan lemah sehingga sulit tumbuh
pada tanah yang keras dan padat. Menambahkan
pohon jeruk manis mempunyai akar tunggang
(bercabang besar dan panjang), dan akar rambut
digantikan cendawan benang (Glomus sp) yang
tumbuh dalam akar. Cendawan ini bisa memberi
unsur hara terutama P, yang diambil dari dalam
tanah. Akar tunggang bisa mencapai tanah keras atau
tanah yang terendam air akan terhenti. Namun bila
tanahnya gembur bisa mencapai 4 m. Makin banyak
unsur hara di dalam tanah, akar lebih mudah
menembus tanah. Akar cabang yang mendatar bisa
mencapai 6-7 m
c. Daun
Daun terdiri dari 2 bagian, yaitu lembaran daun besar
dan kecil. Ujung daun runcing, demikian pula
pangkalnya juga meruncing, tetapi daun agak rata,
helai daun kaku dan tebal. Permukaan daun bagian
atas mengandung lilin, pectin, licin dan mengkilap
berwarna hijau tua dan memiliki tulang-tulang daun
menyirip, sedangkan permukaan daun bagian bawah
berwarna hijau muda. Bentuk daun bulat telur (elips),

9
panjangnya 5 – 15 cm dan lebar 2 – 8 cm. Ujungnya
runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk.
Bagian tepi daun kadang-kadang bergerigi, halus
tidak berbulu pada kedua permukaannya. Permukaan
atas berwarna hijau tua mengkilat dengan titik-titik
kuning muda dan permukaan bawah berwarna hijau
muda sampai berwarna hijau kekuningan kusam
dengan titik-titik hijau tua. Tulang daun bagian
tengah bila dilihat dari permukaan bawah berwarna
hijau muda, mempunyai cabang berjumlah 7 – 15
pasang.
d. Bunga
Bunga tumbuh pada ketiak daun, bau sangat harum,
bila membuka penuh garis tengahnya 2 – 3 cm.
Kelopak berbentuk mangkok bergaris tengah 0,4 –
0,5 m. Mahkota bunga berjumlah 5 helai, warnanya
putih atau kekuningan, bentuknya bulat telur yang
bagian bawah menyempit dan ujungnya tumbuh atau
runcing tidak berbulu. Panjang mahkota 1 – 2 cm dan
lebar 0,5 – 0,7 cm, benang sari membentuk suatu
tepung yang lebih pendek dari mahkota bunga yang
mengelilinginya. Tangkai benang sari berwarna putih
tidak berbulu, terletak di dalam mahkota. Bakal buah
berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan
mengkilat, tidak berbulu, berbitik hijau, garis tengah
2 – 2,5 mm. Tangkai putik panjang berwarna putih
kehijaua. Menambahkan bunga tanaman jeruk
tergolong bunga sempurna, yakni dalam satu bunga
terdapat kelamin jantan dan kelamin betina. Tanaman
jeruk berbunga tunggal, tetapi kadang-kadang 2-4
(majemuk), bunga tanaman jeruk berbentuk bintang

10
dan memiliki tipe bunga radikal simetris. Bunga
berbau harum dan banyak menandung nektar.
e. Buah
Jeruk mempunyai permukaan buah yang halus,
bentuknya bulat sampai bulat pendek, dan bobot rata-
rata per buah 55-86%. Buah jeruk terdiri dari kulit
luar (albedo), kulit dalam (flavedo), segmen buah
(endocarp), yang terdiri dari gelembung-gelembung
kecil berisi cairan dan terbungkus oleh segmen
(endocarp), berwarna orange, lunak, teksturnya halus,
banyakmengandung air dan rasanya manis sampai
agak asam segar. Dalam satu buah jumlah segmen
buah berkisar antara 8-15 tergantung pada varietas.
Buah jeruk manis berbentuk bulat atau hampir bulat,
berukuran agak besar, bertangkai bulat, kulit buah
berwarna hijau sampai kuning mengkilat. Kulit buah
sulit dilepaskan. Bunga jeruk manis berukuran agak
besar yang mempunyai kelopak bunga membentuk
cawan bertangkai bunganya berwarna atau kuning
dengan daun bunga sebanyak 5 helai. Bunga yang
masih kuncup berwarna putih atau putih kekuningan
dan mempunyai 20-30 benang sari. Jeruk
manis/orange mengandung betakaroten dan
bioflavanoid yang dapat memperkuat dinding
pembuluh darah kapiler. Kandungan flavanoidnya
seperti flavanpis berfungsi sebagai antioksidan
penangkal radikal bebas penyebab kanker.
Falavanoid juga menghalangi reaksi oksidasi LDL
yang menyebabkan darah mengental dan mencegah
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
Kandungan pektin jeruk banyak terdapat pada buah
dan kulit jeruk. Pektin bermanfaat untuk membantu

11
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik (HDL). Selain itu,
jeruk juga kaya akan kandungan gula buah dan serat.
Kandungan buahnya bermanfaat untuk memulihkan
energi dengan cepat, sedangkan kandungan seratnya
membantu memperlancar proses pencernaan dan
berfungsi mengikat zat karsinogen dalam saluran
pencernaan sehingga mampu membantu
menyembuhkan kanker kolon, wasir serta sembelit.

3. Kandungan dan Manfaat


Jeruk manis/orange mengandung betakaroten dan
bioflavanoid yang dapat memperkuat dinding pembuluh
darah kapiler. Kandungan flavanoid nya seperti flavanpis
berfungsi sebagai antioksidan penangkal radikal bebas
penyebab kanker. Falavanoid juga menghalangi reaksi
oksidasi LDL yang menyebabkan darah mengental dan
mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh
darah. Kandungan pektin jeruk banyak terdapat pada
buah dan kulit jeruk. Pektin bermanfaat untuk membantu
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik (HDL). Selain itu, jeruk
juga kaya akan kandungan gula buah dan serat.
Kandungan buahnya bermanfaat untuk memulihkan
energi dengan cepat, sedangkan kandungan seratnya
membantu memperlancar proses pencernaan dan
berfungsi mengikat zat karsinogen dalam saluran
pencernaan sehingga mampu membantu menyembuhkan
kanker kolon, wasir serta sembelit. Kulit Jeruk Kulit dari
buah jeruk mengandung sejumlah besar mineral
(kalsium, selenium, mangan, dan seng) dan vitamin (C,
A, dan Bkompleks) beberapa kali lipat dari pulpnya
(Youssef et al., 2014). Kulit jeruk sebelumnya telah

12
dikenal karena memiliki tingkat vitamin C yang tinggi
dan memiliki manfaat terkait dengan kesehatan. Buah
jeruk mengandung zat fenolik, sebagian besarnya adalah
hydroxycinnamic acids (HCA) dan flavonoid dari
diantara semua jenis flavonon. Flavonoid di buah jeruk
khususnya hesperidin, memiliki efek terapetik seperti
antiinflamasi, antihipertensi, diuretik, analgesik, dan
efektif sebagai hipolipidemik. Konsentrasi dari
antioksidan pada setiap bagian dari buah jeruk berbeda-
beda dan secara umum, kulit jeruk mengandung
konsentrasi antioksidan yang tinggi bila dibandingkan
dengan daging buahnya.
Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel
melawan radikal bebas, seperti oksigen singlet,
superoksida, radikal peroksil, radikal hidroksil dan
peroxynitrite. Antioksidan menstabilkan radikal dengan
melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal
bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan
terjadinya kerusakan sel. 11 Antioksidan adalah zat yang
memperlambat atau menghambat stress oksidatif pada
molekul target.
Antioksidan melindungi molekul target antara lain
dengan cara :
a. Menangkap radikal bebas dengan menggunakan
protein atau enzim (sebagai katalis) atau bereaksi
langsung. Mengurangi pembentukan radikal bebas
dengan merubahnya menjadi radikal yang kurang aktif
atau merubahnya menjadi senyawa non radikal.
b. Mengikat ion logam yang menyebabkan timbulnya
reaksi Fenton yang menghasilkan radikal bebas
(seruloplasmin, transferrin).

13
c. Melindungi komponen sel utama yang menjadi
sasaran radikal bebas (vitamin E dan vitamin C
sebagai donor elektron).
d. Memperbaiki target organ dari radikal bebas yang
rusak. Menggantikan sel yang rusak dengan sel yang
baru (protease dan fosfokinase) (Priyanto, 2010).4

II.3 Uraian Bahan


1. Aquadest (FI edisi III, Hal 96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air suling
Berat molekul :46,07g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur : H H
| |
H–C–C–O–H
| |
H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,


tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Etanol (FI edisi III, Hal 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, alkohol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus Struktur : H H
| |
H–C–C–O–H
| |

Https://id.scribd.com/doc/pembuatan-tingtur
4

14
H H

Berat molekul : 46,07


Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau
khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan.5

II.4 Prosedur Kerja


1. Diambil 150 ml alkohol 96%.
2. Dilakukan pengenceran alkohol 96% untuk menjadi alkohol
dengan konsentrasi 93%.

V1 . M1 = V2 . M2

150.96%= V2 . 93%

144%= V2 . 93%

V2 = 144/93%

= 154,8 – 150 ml

= 4,8 ml

Jadi, Aquadest yang kita ambil 4,8 ml dan jumlah untuk


pengenceran alcohol 96% untuk menjadi alcohol
dengan konsentrasi 93% perhitungannya 150ml –
4,8ml = 145,2ml alcohol yang akan digunakan
penulis.

5
http://arsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Contoh-pkm-1.pdf

15
3. Dimaserasi 100 g kulit jeruk manis yang telah diserbukkan
dengan 145,2 ml alkohol yang telah diencerkan.
4. Ditambahkan madu dan gula jawa yang telah dihancurkan
5. Diaduk maserat dengan menggunakan batang pengaduk
selama 1-2 jam.
6. Disaring maserat sebanyak 3x penyaringan.
7. Dimasukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi.
8. Ditambahkan aquadest sampai 4,8 ml.
9. Diberi label dan simpan di tempat yang tertutup, kering dan
terlindung dari cahaya.6

6
https://syairazahra22.wordpress.com/2012/05/25/tinctura/

16
BAB III

METODE PRAKTIKUM

17
III.1 Waktu dan Tempat Praktikum
A. Waktu Praktikum
Hari : Jumat
Pukul : 11.30 - selesai
Tanggal : 27 September 2019
B. Tempat Praktikum
Laboratorium SMK Nusantara Palu.

III.2 Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
a. Almunium foil

b. Batang pengaduk

18
c. Botol dua buah

d. Gelas ukur 100 ml

e. Gelas kimia 200 ml 2 buah

19
f. Gunting

g. Kertas saring/kain flanel

h. Label

20
2. Bahan yang digunakan:
a. Kulit jeruk kering dan kulit jeruk segar
(Citrus sp)

b. Tissue

III.3 Cara Kerja


III.3.1 Cara pembuatan tingtur menggunakan cara metode
perkolasi yaitu sebagai berikut:
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di
sebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan
penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan
menetes secara beraturan keluar memenuhi syarat-syarat
dalam Farmakope. Campur dengan hati-hati serbuk bahan

7
https://farmasismkn1btg.blogspot.com/2015/11/tingtur-tinctura.html

21
obat atau campuran bahan obat dengan pelarut atau
campuran pelarut tertentu secukupnya hingga rata dan cukup
basah, biarkan selama 15 menit. Pindahkan kedalam
perkolator yang sesuai dan mampatkan. Tuangkan pelarut
atau campuran pelarut tertentu secukupnya sampai terendam
seluruhnya, tutup bagian atas perkolator dan jika cairan
sudah hampir menetes dari perkolator, tutup lubang bawah.
Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan waktu
yang tertera pada monografi. Jika penetapan kadar tidak
dinyatakan lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada
kecepatan yang telah ditentukan, dan secara bertahap
tambahkan pelarut atau campuran pelarut secukupnya hingga
diperoleh 1000 mL tingtur. Prinsip kerja perkolasi yaitu
serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder, yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan
penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapa keadaan jenuh (Syamsuni, 2005).
Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut:
a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia
dengan derajat halus yang cocok menggunakan 2,5-5
bagian cairan penyari, masukkan kedalam bejana tertutup
sekurang-kurangnya 3 jam pindahkan massa sedikit demi
sedikit dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-
hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai
cairan mulai menetes, dan diatas simplisia masih terdapat
selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama
24 jam.
b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per
menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari
secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan

22
penyari diatas simplisia sehingga diperoleh 80 bagian
perkolat.
c. Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam
perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana, tutup,
biarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung dari
cahaya.8

III.3.2 Cara Kerja Tingtur Kulit Jeruk


1. Timbang serbuk kulit jeruk manis 10 gram,
masukkan ke toples
2. Tambahkan alkohol 96% yang telah diencerkan
menjadi alkohol dengan konsentrasi 93%.
Tambahkan 193,6 ml dan aquadestnya 6,4 ml.
3. Ditutup toples menggunakan aluminium foil
kemudian di aduk menggunakan batang pengaduk
selama 1 jam.
4. Tambahkan madu dan tambahkan gula jawa yang
telah dihaluskan.
5. Disaring maserat sebanyak 3x menggunakan kain
putih atauuu.
6. Masukkan di fitrat kedalam botol yang telah
dikalibrasi 200 ml.
7. Tutup dengan aluminium foil, diberi label.
8. Simpan di tempat tertutup, kering dan terlindung
dari cahaya.9

8
Https://id.scribd.com/doc/pembuatan-tingtur
9
Https://id.scribd.com/doc/pembuatan-tingtur

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

24
A. Hasil pembahasan

Simplisia kulit Simplisia kulit


Pembanding
jeruk segar jeruk kering

Bobot awal 10 gram 10 gram


Bobot setelah
perendaman 11 gram 8,8 gram

Warna Kuning kehijauan Coklat kehijauan

Aroma Bau Khas Bau Aromatik

Kadar air Tinggi / banyak Rendah / sedikit

https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
d&q=proposal+farmakognosi+tingtur+kulit+jeruk+manis&spell=1&sa=X
&ved=0ahUKEwj5rsu22JnlAhXHfH0KHfWTCCYQkeECCDEoAA

B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan tinctura
dengan menggunakan kulit jeruk segar dan kulit jeruk kering
(Citrus sp) dengan menggunakan metode perkolasi. Pada

25
praktikum kali ini yang dilakukan adalah pembuatan tingtur.
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi
atau perkolasi dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
cairan pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat dari 20% zat
berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras Dirjen POM,
1979). Tingtur digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu
menurut cara pembuatan, menurut kekerasan dan menurut
cairan penariknya. Menurut cara pembuatannya, tingtur yang
dibuat pada praktikum kali ini termasuk dalam kelompok
tingtur asli karena dibuat dengan cara perkolasi dimana
sbelum melakukan metode perkolasi maka harus
dilakukannya metode maserasi. Metode maserasi adalah
suatu cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia
tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa atau memakai
pemanasan. Sedangkan menurut cairan penariknya, tingtur
yang dibuat pada praktikum ini termasuk dalam kelompok
tingtur aetherea karena menggunakan pelarut etanol dimana
etanol ini dapat diminum dan tidak bersifat toksik jika
dibandingkan dengan pelarut yang lain. Sampel yang
digunakan untuk pembuatan tingtur yaitu kulit jeruk manis
basah dan kering. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Kemudian dimasukkan kulit jeruk
manis basah dan kering sebanyak 10 gr yang sebelumnya
telah ditimbang menggunakan neraca mekanik ke dalam
toples. Lalu ditambahkan alkohol 95% yang telah diencerkan
menjadi alkohol dengan konsentrasi 93% sebanyak 194 ml
dan aquadestnya sebanyak 6 ml. Pelarut yang selalu
digunakan pada pembuatan tingtur adalah etanol karena
pelarut-pelarut selain etanol bersifat toksik sedangkan etanol
dapat diminum dan ditambahkan sedikit aquadest. Setelah itu
ditutup toples menggunakan aluminium foil kemudian

26
dikocok selama 1 jam, hal ini bertujuan agar kita dapat
dengan cepat memperoleh sari dari kulit jeruk manis basah
dan kering. Kemudian ditambahkan madu dan gula merah
yang telah dihaluskan secukupnya, hal ini bertujuan agar
dapat menutupi rasa yang tidak enak pada kulit jeruk manis.
Lalu disaring maserat sebanyak 3 kali menggunakan kain
putih, hal ini bertujuan untuk memisahkan antara filtrat dan
residu. Lalu memasukkan hasil maserate kedalam alat
dilakukan perkulator lalu diaduk dan ditekan menggunakan
batang pengaduk. Kemudian filtrat yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam botol sirup yang telah dikalibrasi 200
ml. Selanjutnya ditutup botol sirup menggunakan aluminium
foil dan diberi label dan etiket putih. Setelah itu disimpan
ditempat yang tertutup, kering dan terlindung dari cahaya,
hal ini bertujuan untuk mencegah tingtur tidak
terkontaminasi dengan cahaya. Jika tingtur terkontaminasi
dengan cahaya, kemungkinan besar ada beberapa senyawa
metabolit sekunder yang terkandung di dalam tingtur tersebut
yang mudah teroksidasi oleh cahaya sehingga akan terjadi
fotolisis yaitu penguraian oleh cahaya. Jadi hal tersebut
merupakan alasan mengapa tingtur harus disimpan ditempat
yang kering dan terlindung dari cahaya.

Dari percobaan yang di lakukan diperoleh data pada


sampel kulit jeruk segar maupun kulit jeruk kering sebelum
direndam bobot kulit jeruk segar adalah 10 gram, sedangkan
setelah perendaman dengan dilakukan pengadukan selama 1
jam diperoleh bobot kulit jeruk segar dengan bobot 11 gram.
Dan untuk bobot kulit jeruk kering setelah perendaman
dengan dilakukan pengadukan 1 jam diperoleh bobot kulit
jeruk kering 8,8 gram. Dengan perubahan warna yang terjadi
pada sampel kulit kuning hijau, kulit jeruk kering agak hijau
keuningan dan untuk aroma pada sampel daun jeruk segar

27
harum dan kulit jeruk kering agak harum. Untuk kadar air
yang diperoleh dari kulit jeruk segar tinggi/banyak kadar air
dan untuk kulit jeruk kering rendah atau sedikit.

Jadi dari hasil percobaan yang diperoleh dapat


disimpulkan bahwa tinctur yang lebih baik itu tinctur kulit
jeruk segar dibandingkan kulit jeruk kering.

28
BAB V
PENUTUP

29
VI.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini maka dapat disimpulkan
bahwa tingtur merupakan sediaan cair yang dapat dibuat
dengan metode perkolasi yaitu merendam simplisia kulit jeruk
manis dalam pelarut etanol dan juga aquadest dengan
dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring maupun
kain putih sebanyak 3 kali kemudian dilakukan penyaringan
kembali menggunakan alat perkulator, dimana tingtur pada
praktikum ini dapat digolongkan dalam kelompok tingtur asli
berdasarkan cara pembuatannya yaitu dengan cara metode
perkolasi.
VI.2 Saran
1. Jurusan
Saran untuk jurusan yaitu sebaiknya menyediakan anggaran
yang lebih besar untuk laboratorium agar alat-alat yang ada di
dalam lengkap dan dapat digunakan dengan maksimal oleh
praktikan.
2. Laboratorium
Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di
laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat
praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada
kekurangan.
3. Praktikan
Saran untuk praktikan yaitu, praktikan harus teliti dalam
melakukan percobaan dan berhati-hati memakai peralatan-
peralatan agar tidak terjadi kecelakaan dalam percobaan dan tidak
ribut ketika sedang melakukan percobaan.

30
31

Anda mungkin juga menyukai