Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

“VISKOSITAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1.1

A Tenri Awaru (PO713251201002)

Al Fathya Wardah Qani’ah (PO714251201005)

Ananda Putri (PO714251201009)

Andi Fadlan Maccirinna (PO714251201011)

Annisa Nurul Faatir (PO714251201013)

Asti Widya Auliya (PO714251201014)

Devi Nurcahayani Gaffar (PO714251201018)

Fazrin Mozo (PO714251201020)

Febi (PO714251201021)

Firkawati (PO714251201022)

Irawati (PO714251201024)

Kurnia (PO714251201027)

HARI PRAKTIKUM : Rabu, 27 April 2022

DOSEN PEMBIMBING : Arisanty, S.Si., M.Si., Apt

PROGRAM STUDI DIV FARMASI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii


BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ............................................................................................... 2
C. Manfaat Percobaan ............................................................................................. 3
D. Prinsip Percobaan ............................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
A. Teori Umum ....................................................................................................... 4
B. Uraian Bahan...................................................................................................... 6
BAB III ......................................................................................................................... 9
METODE KERJA ...................................................................................................... 9
A. Alat dan Bahan yang Digunakan........................................................................ 9
B. Prosedur kerja..................................................................................................... 9
BAB IV ....................................................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 11
A.Tabel Pengamatan ............................................................................................... 11
B. Pembahasan ...................................................................................................... 12
BAB V ......................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16
LAMPIRAN ............................................................................................................... 17
A. Perhitungan ...................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah jauh dari zat-zat cair
yang selalu ada di sekeliling kita, dan pada setiap orang menyadari bahwa ada
beberapa cara yang bisa menyebabkan suatu cairan mengalir dengan mudah
daripada zat-zat lainnya di dalam proses pengukuran sifat-sifat zat cair dan
kekentalannya, maka sering dikaitkan dengan metode dari viskositas. Metode
viskositas sendiri berkaitan dengan suatu keadaan yaitu fase yang berada
diantara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu bahan padat menjadi
lembek dan sebelum menjadi cair saat dipanaskan.

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang


dimasukkan ke dalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil ke dalam zat cair terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai di dasar cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan titik gerakan
bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu
zat cair sehingga kecepatan bola berubah. mula-mula akan mengalami
percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan
cairan maka besarnya percepatan nya akan semakin berkurang dan akhirnya
nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.
Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan atau viskositas. akibat
viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
drastis terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah
keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian
diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental atau invisid atau

1
sering kali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos
dipakai ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. untuk benda homogen
yang dicelupkan ke dalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu tenggelam,
melayang, dan terapung (Hergiani & Novia, 2015).

Viskositas juga menunjukkan ketahanan cairan untuk


mengalir.Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul,
gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi antara partikel zat cair. Alat yang di gunakan untuk
mengukur besar nilai viskositas adalah viskometer dan metode yang biasa di
gunakan yaitu metode Ostwald berdasarkan hukum Poisulle yang diukur
adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan.
Viskositas di pengaruhi suhu, tekanan, zat lain, berat molekul dan kekuatan
ikatan antar molekul.

Apabila viskositas besar maka aliran menjadi lambat. Sebaliknya, saat


viskositasnya kecil, cairan akan mengalir dengan mudah. Besarnya
dipengaruhi oleh gaya tarik, jumlah dan ukuran dari molekul. Viskositas akan
menentukan tingkat kemudahan pergerakan suatu molekul karena adanya
gesekan pada setiap lapisan material. Oleh karena itu, praktikum ini perlu
dilakukan guna mengetahui kekentalan dari beberapa jenis cairan dan masih
sedikitnya praktikan atau mahasiswa yang kurang mengetahui dan memahami
peangaplikasian konsep viskositas.

B. Tujuan Percobaan

Menentukan viskositas Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin, dan Oleum


cocos dengan menggunakan alat viskometer Ostwald dan pipet volume.

2
C. Manfaat Percobaan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara menentukan viskositas


atau kekentalan zat cair dengan menggunakan alat mikrometer Ostwald dan
pipet volume

D. Prinsip Percobaan

Penentuan viskositas dari Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin, dan Ol.


Cocos pada suhu yang sama, dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah pada alat
viskometer ostwald maupun pipet volume menggunakan stopwatch.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Viskositas (kekentalan) berasal dari kata “Viscous”. Suatu bahan apabila


dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan dibagian dalam(internal) suatu fluida. Satuan viskositas fluida dalam
sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang biasa disebut poise, dimana 1 poise
sama dengan 1 dyne det cm-2. Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Apabila suhu naik, maka viskositas menjadi turun atau sebaliknya (Budianto,
2008).

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang


merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Semakin besar viskositas fluida, semakin sulit fluida
untuk mengalir. Hal ini disebabkan karena gerakan partikel cairan yang
semakin lambat ketika suhu diturunkan.

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menentukan kekentalan


(viskositas) suatu zat cair adalah viskometer.Viskometer merupakan alat
pengukur kekentalan suatu fluida. Viskometer yang umum digunakan adalah
viskometer peluru jatuh, viskometer tabung/kapiler/Ostwald, dan sistem rotasi
(Ridwan, et al., 2012).

Visko-meter alternatif yang dibuat termasuk jenis viskometer Ostwald.


Viskometer Ostwald merupakan salah satu jenis viskometer yang banyak
digunakan. Viskometer Ostwald memerlukan sampel yang lebih sedikit
dibandingkan viskometer yang lain (Mike & Putra, 2013). Prinsip yang
digunakan adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

4
melewati dua titik yang telah ditentukan pada sebuah tabung kapiler vertikal
(Sinila, 2016).Viskometer Ostwald alternatif dapat digunakan untuk
menentukan nilai viskositas zat cair yang belum diketahui nilainya. Penentuan
nilai ini dilakukan dengan membandingkan nilai viskositas cairan pem-
banding yang sudah diketahui nilainya dengan cairan lain yang belum
diketahui nilai viskositasnya (Sutiah, et al., 2008).

Hubungan viskositas dan suhu adalah berbanding terbalik. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Lubis (2007) yang menyatakan bahwa suhu
mempengaruhi laju hantaran kalor hidrolik. Hal ini dipengaruhi oleh
perubahan viskositas zat cair. Begitu suhu menurun, viskositas meningkat
sehingga laju hantaran hidrolik ikut menurun.Agar alat ini menjadi alat yang
layak untuk mengukur viskositas zat cair, maka harus diperhatikan beberapa
faktor yang mem-pengaruhi pengukuran seperti diameter darii masing-masing
ujung tabung buret, ketinggian tabung buret, panjang tabung buret, volume zat
cair didalam buret, adanya kehadiran zat lain didalam zat cair, ukuran dan
berat molekul zat cair, hubungan antar molekul zat cair serta konsentrasi zat
cair.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas:

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka


viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan


dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,

5
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.

3. Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena


dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban
yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu


cairan.

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (FI. Edisi III hal.96)


Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : Air Suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan :
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sampe

2. Alkohol (FI. Edisi III hal. 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, Alkohol
RM/BM :-
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.

6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai sampel

3. Gliserin (FI. Edisi III hal. 271)


Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain : Gliserol, gliserin
RM/BM : C3H8O3/92,10
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan
beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa jalur tidak berwarna yang tidak melebur
hingga suhu mencapai lebih kurang 20°.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel.

4. Parafin (FI. Edisi III hal. 474)


Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Lain : Parafin Cair
RM/BM : - Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak
berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam sendang dalam etanol (95%) P,
larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terkandung dari cahaya.

7
Kegunaan : Sebagai sampel

5. Minyak kelapa (FI. Edisi III hal. 456)


Nama Resmi : OLEUM COCOS
Nama Lain : Minyak kelapa
RM/BM :-
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas,
tidak tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60°,
sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk.
Kegunaan : Sebagai sampel

8
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan yang Digunakan

a. Alat : Gelas kimia, Viskometer ostwald, Pipet volume, Stopwatch, dan


Tissue.
b. Bahan : Air suling, Alkohol 96%, Gliserin, Parafin, dan Oleum cocos.

B. Prosedur kerja

- Penentuan Viskositas Cairan Menggunakan Viskometer Ostwald


1. Diukur suhu air menggunakan termometer.
2. Ditempatkan cairan uji di gelas kimia
3. Dihisap cairan uji melalui slah satu ujung dari Viskometer Ostwald
sampai batas melewati bagian gondok dari alat.
4. Dibiarkan cairan uji mengalir sampai batas sambil dihitung waktu
mengalirnya menggunakan stopwatch
5. Dicatat waktu alir yang digunakan
6. Dihitung viskositas cairan uji berdasarkan rumus berikut:
𝜂1 𝜌1𝑡1
=
𝜂2 𝜌2𝑡2

- Menentukan Viskositas Cairan Menggunakan Pipet Volume


1. Ditempatkan cairan uji di gelas kimia
2. Diukur jarak antara batas volume pada pipet volume 25 mL hingga
batas gondokan alat bagian atas.
3. Diberi tanda pada pipet volume bagian bawah dari batas gondokan
bawah sesuai jarak yang telah diukur sebelumnya.
4. Dihisap cairan uji sampai batas tanda volume.
5. Dibiarkan cairan uji mengalir sampai batas yang telah ditunjukkan
sebelumnya sambil dihitung waktu mengalinya menggunakan
stopwatch.
6. Dicatat waktu cairan uji yang dibutuhkan untuk mengalir.

9
7. Dihitung viskositas dari cairan tersebut.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

a. Viskometer Ostwald

No Nama sampel Waktu Alir (detik) Rata-rata

1. Aquadest 5,50
5,64 5,49
5,33
2. Alkohol 4,99
5,71 5,58
6,06

b. Pipet volume

No Nama sampel Waktu Alir (detik) Rata-rata

1. Aquadest 25,79
25,70 26,00
26,51

2. Gliserin 398,40
425,11 411,78
411,83
3. Oleum cocos 143,43
144,74 144,43
145,12

11
4. Etanol 96% 27,59
27,60 28,12
29,17
5. Parafin cair 50,05
48,36 48,69
47,66

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian viskositas terhadap beberapa


cairan, yaitu: Aquadest, Alkohol 96%, Gliserin, Parafin, dan Ol. Cocos. Lima
sampel tersebut diuji viskositasnya menggunakan alat Viskometer Ostwald
dan Pipet Volume, dengan menggunakan prinsip pengukuran Viskositas dari
cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut (Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin, dan Ol. Cocos) untuk
melewati batas yang telah ditentukan pada alat viskometer ostwald maupun
pipet volume menggunakan stopwatch.

Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat


viskositas suatu zat cair. Viskometer ostwald bekerja dengan konsep
kecepatan alir suatu fluida dalam suatu pipa tabung. Semakin kecil kecepatan
alir larutan, maka semakin besar nilai viskositasnya (Engel & Reid, 2006).
Cairan yang diuji menggunakan Viskometer Ostwald hanya Aquadest dan
Alkohol 96%.

Hal pertama yang harus dilakukan saat pengujian menggunakan


viskometer adalah mengukur suhu menggunakan termometer. Hal tersebut
dilakukan karena suhu berpengaruh terhadap kecepatan alis suatu larutan
sampel, semakin tinggi suhu maka kecepatan alir cairan akan semakin tinggi,
begitu pun dengan sebaliknya. Setelah pengukuran suhu, cairan kemudian
ditempatkan pada gelas kimia untuk kemudian dihisap melalui salah satu
ujung viskometer ostwald sampai melewati batas atas bagian gondok dari

12
alat. Kemudian cairan dibiarkan mengalir turun hingga sampai ke batas
bawah, sambil dihitung waktu mengalirnya menggunakan stopwatch. Waktu
alir cairan dicatat sebagai data untuk perhitungan viskositas menggunakan
rumus.

Dari pengujian menggunakan viskometer Ostwald terhadap sampel


Aquadest dan Alkohol, didapatkan rata-rata waktu alir Aquadest adalah 5,49
detik dan Alkohol selama 5,58 detik. Dari data tersebut dapat dihitung
viskositas cairan, dan didapatkan viskositas Aquadest sebesar 0,0862 Cp dan
viskositas Alkohol sebesar 0,8761 Cp.

Selanjutnya dilakukan penentuan viskositas cairan menggunakan pipet


volume dengan cara menempatkan cairan uji (Aquadest, Alkohol, Gliserin,
Parafin, dan Ol. Cocos) ke dalam gelas kimia, kemudian diukur jarak batas
volume pada pipet volume 25 ml hingga batas gondokan alat bagian atas.
Setelah itu, diberi tanda pada pipet volume bagian bawah dari batas gondokan
bagian bawah dengan jarak yang sama dengan jarak batas atas dari gondokan
bagian atas. Dihisap cairan uji sampai pada batas atas pipet volume,
kemudian dibiarkan cairan mengalir hingga batas bawah sambil dihitung
waktu mengalirnya menggunakan stopwatch, lalu dicatat waktu alirnya untuk
digunakan dalam menghitung viskometer cairan tersebut.

Adapun rata-rata waktu alir sampel Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin,


dan Ol. Cocos berturut-turut adalah 26,00; 28,12; 411,78; 48,69; dan 144,43.
Dari data tersebut didapatkan hasil perhitungan viskositas sampel tersebut
berturut-turut adalah 0,862 Cp; 3,5744 Cp; 89, 0779 Cp; 6,3258 Cp; dan 20,
8306 Cp.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bawa semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan cairan untuk mengalir, maka semakin besar kecepatan alir cairan
tersebut. Semakin besar kecepatan alir suatu cairan, maka semakin kecil
viskositasnya. Sampel Alkohol memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada
Aquadest pada alat viskometer ostwald. Urutan viskositas dari rendah ke

13
tinggi pada pengukuran menggunakan pipet volume yaitu: Aquadest,
Alkohol, parafin, Ol. Cocos, dan Gliserin.

14
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari pengujian menggunakan viskometer Ostwald terhadap sampel
Aquadest dan Alkohol, didapatkan rata-rata waktu alir Aquadest adalah
5,49 detik dan Alkohol selama 5,58 detik. Dari data tersebut dapat
dihitung viskositas cairan, dan didapatkan viskositas Aquadest sebesar
0,0862 Cp dan viskositas Alkohol sebesar 0,8761 Cp.
2. Dari pengujian menggunalan pipet volume didapatkan rata-rata waktu alir
sampel Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin, dan Ol. Cocos berturut-turut
adalah 26,00; 28,12; 411,78; 48,69; dan 144,43. Dari data tersebut
didapatkan hasil perhitungan viskositas sampel tersebut berturut-turut
adalah 0,862 Cp; 3,5744 Cp; 89, 0779 Cp; 6,3258 Cp; dan 20, 8306 Cp.
3. Sampel Alkohol memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada Aquadest
pada alat viskometer ostwald. Urutan viskositas dari rendah ke tinggi pada
pengukuran menggunakan pipet volume yaitu: Aquadest, Alkohol,
parafin, Ol. Cocos, dan Gliserin.

B. Saran
Selama praktikum berlangsung, praktikan harus menjaga kebersihan
laboratorium. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan
waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing
kelompok. Alat-alat laboratorium sebaiknya dilengkapi untuk menunjang
jalannya praktikum.

15
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A.2008.”Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stockes”.http:jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf.

Hergiani, Novia. 2015. "Laporan Praktikum Farmasi Fisika Viskositas Ostwald",


https://www.academia.edu/23021505/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMAS
I_FISIKA_Viskositas_Ostwald. Di akses pada tanggal 7 Mei pukul 19.30.

RI, D. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI.

Ridwan,R.,dkk.2012.Pembuatan Dan Pengujian Viskometer Tabung. Skripsi


Program Studi Teknik Informatika.

Sinala, S. (2016). Farmasi Fisik. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

16
LAMPIRAN

A. Perhitungan
Menentukan Viskositas Cairan Menggunakan Viskometer Ostwald
1. Menghitung rata-rata waktu alir pada sampel.
𝑃1+𝑃2+𝑃3 5,50 𝑠 +5,64 𝑠 + 5,33 𝑠
a.) Aquadest ; = = 5,49 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
𝑃1+𝑃2+𝑃3 4,49 𝑠 + 5,71 𝑠 + 6,06 𝑠
b.) Alkohol ; = = 5,58 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3

Menentukan Viskositas Cairan Menggunakan pipet Volume.


1. Menghitung rata-rata waktu alir pada sampel.
𝑃1+𝑃2+𝑃3 25,79𝑠+25,70𝑠 +26,51𝑠
a.) Aquadest; 3
= 3
= 26,00 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
𝑃1+𝑃2+𝑃3 27,59𝑠 +27,60 𝑠 + 29,17 𝑠
b.) Alkohol ; = = 28,12 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
𝑃1+𝑃2+𝑃3 398,40 𝑠 +425,11𝑠 + 411,83𝑠
c.) Gliserin ; = =
3 3

411,78 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
𝑃1+𝑃2+𝑃3 50,05 𝑠 + 48,36𝑠 + 47,66 𝑠
d.) Parafin ; = = 48,69 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
𝑃1+𝑃2+𝑃3 143,43 𝑠 + 144,74 𝑠 + 145,12𝑠
e.) Minyak Kelapa ; = =
3 3

144,43𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)

2. Air suling pada suhu 27ᵒC


Berdasarkan batas atas (20ᵒC) = 1,0050 cp
Berdasarkan batas bawah (30ᵒC) = 0,8007 cp
Selisih untuk suhu 32ᵒC = 1,0050 – 0,8007 = 0,2043
 Batas atas = 1,0050 – (7/10 × 0,2043)
= 0,862 Cp
 Batas bawah = 0,8007 + (3/10 × 0,2043)
= 0,862 Cp

Perhitungan menggunakan Viskometer Ostwald

17
𝜂1 𝜌1𝑡1
= 𝜌2𝑡2
𝜂2
𝜌1𝑡1
η1 = η2 × 𝜌2𝑡2

g
1,024 × 5,49 S
1. Aqua Destillata = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL

= 0,862 cp × 1
= 0,862 cp
g
0,829 × 5,58 S
2. Etanol 96% = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL

4,9253 Cp
=
5,6217

= 0,8761 Cp

Perhitungan menggunakan Pipet Volume

𝜂1 𝜌1𝑡1
= 𝜌2𝑡2
𝜂2
𝜌1𝑡1
η1 = η2 × 𝜌2𝑡2
g
1,024 × 5,49 S
1. Aqua Destillata = η1 = 0,862 Cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL

= 0,862 Cp × 1
= 0,862 Cp
g
1,4108 × 411,78 S
2. Gliserin = η1 = 0,862 cp mL
g
1,204 × 5,49 S
mL

500,7696 Cp
= 5,6217

= 89,0779 Cp
g
0,9406 × 144,43 S
3. Oleum cocos = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL

18
117,1034 Cp
= 5,6217

= 20,8306 cp
𝑔
0,829 ×28,12 𝑠
4. Etanol 96% = η1 = 0,862 cp 𝑚𝑙
𝑔
1.024 × 5,49 𝑠
𝑚𝑙

20,0944
= 5,6217

= 3,5744 cp
𝑔
0,8473 ×48,69 𝑠
5. Parafin cair = η1 = 0,862 cp 𝑚𝑙
𝑔
1,024 ×5,49 𝑠
𝑚𝑙

35,5618 𝐶𝑝
= 5,6217

= 6,3258 Cp

19

Anda mungkin juga menyukai