JURUSAN FARMASI
“VISKOSITAS”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1.1
Febi (PO714251201021)
Firkawati (PO714251201022)
Irawati (PO714251201024)
Kurnia (PO714251201027)
2022
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah jauh dari zat-zat cair
yang selalu ada di sekeliling kita, dan pada setiap orang menyadari bahwa ada
beberapa cara yang bisa menyebabkan suatu cairan mengalir dengan mudah
daripada zat-zat lainnya di dalam proses pengukuran sifat-sifat zat cair dan
kekentalannya, maka sering dikaitkan dengan metode dari viskositas. Metode
viskositas sendiri berkaitan dengan suatu keadaan yaitu fase yang berada
diantara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu bahan padat menjadi
lembek dan sebelum menjadi cair saat dipanaskan.
1
sering kali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos
dipakai ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. untuk benda homogen
yang dicelupkan ke dalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu tenggelam,
melayang, dan terapung (Hergiani & Novia, 2015).
B. Tujuan Percobaan
2
C. Manfaat Percobaan
D. Prinsip Percobaan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
4
melewati dua titik yang telah ditentukan pada sebuah tabung kapiler vertikal
(Sinila, 2016).Viskometer Ostwald alternatif dapat digunakan untuk
menentukan nilai viskositas zat cair yang belum diketahui nilainya. Penentuan
nilai ini dilakukan dengan membandingkan nilai viskositas cairan pem-
banding yang sudah diketahui nilainya dengan cairan lain yang belum
diketahui nilai viskositasnya (Sutiah, et al., 2008).
Hubungan viskositas dan suhu adalah berbanding terbalik. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Lubis (2007) yang menyatakan bahwa suhu
mempengaruhi laju hantaran kalor hidrolik. Hal ini dipengaruhi oleh
perubahan viskositas zat cair. Begitu suhu menurun, viskositas meningkat
sehingga laju hantaran hidrolik ikut menurun.Agar alat ini menjadi alat yang
layak untuk mengukur viskositas zat cair, maka harus diperhatikan beberapa
faktor yang mem-pengaruhi pengukuran seperti diameter darii masing-masing
ujung tabung buret, ketinggian tabung buret, panjang tabung buret, volume zat
cair didalam buret, adanya kehadiran zat lain didalam zat cair, ukuran dan
berat molekul zat cair, hubungan antar molekul zat cair serta konsentrasi zat
cair.
1. Suhu
2. Konsentrasi larutan
5
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
4. Tekanan
B. Uraian Bahan
6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai sampel
7
Kegunaan : Sebagai sampel
8
BAB III
METODE KERJA
B. Prosedur kerja
9
7. Dihitung viskositas dari cairan tersebut.
10
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
a. Viskometer Ostwald
1. Aquadest 5,50
5,64 5,49
5,33
2. Alkohol 4,99
5,71 5,58
6,06
b. Pipet volume
1. Aquadest 25,79
25,70 26,00
26,51
2. Gliserin 398,40
425,11 411,78
411,83
3. Oleum cocos 143,43
144,74 144,43
145,12
11
4. Etanol 96% 27,59
27,60 28,12
29,17
5. Parafin cair 50,05
48,36 48,69
47,66
B. Pembahasan
12
alat. Kemudian cairan dibiarkan mengalir turun hingga sampai ke batas
bawah, sambil dihitung waktu mengalirnya menggunakan stopwatch. Waktu
alir cairan dicatat sebagai data untuk perhitungan viskositas menggunakan
rumus.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bawa semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan cairan untuk mengalir, maka semakin besar kecepatan alir cairan
tersebut. Semakin besar kecepatan alir suatu cairan, maka semakin kecil
viskositasnya. Sampel Alkohol memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada
Aquadest pada alat viskometer ostwald. Urutan viskositas dari rendah ke
13
tinggi pada pengukuran menggunakan pipet volume yaitu: Aquadest,
Alkohol, parafin, Ol. Cocos, dan Gliserin.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari pengujian menggunakan viskometer Ostwald terhadap sampel
Aquadest dan Alkohol, didapatkan rata-rata waktu alir Aquadest adalah
5,49 detik dan Alkohol selama 5,58 detik. Dari data tersebut dapat
dihitung viskositas cairan, dan didapatkan viskositas Aquadest sebesar
0,0862 Cp dan viskositas Alkohol sebesar 0,8761 Cp.
2. Dari pengujian menggunalan pipet volume didapatkan rata-rata waktu alir
sampel Aquadest, Alkohol, Gliserin, Parafin, dan Ol. Cocos berturut-turut
adalah 26,00; 28,12; 411,78; 48,69; dan 144,43. Dari data tersebut
didapatkan hasil perhitungan viskositas sampel tersebut berturut-turut
adalah 0,862 Cp; 3,5744 Cp; 89, 0779 Cp; 6,3258 Cp; dan 20, 8306 Cp.
3. Sampel Alkohol memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada Aquadest
pada alat viskometer ostwald. Urutan viskositas dari rendah ke tinggi pada
pengukuran menggunakan pipet volume yaitu: Aquadest, Alkohol,
parafin, Ol. Cocos, dan Gliserin.
B. Saran
Selama praktikum berlangsung, praktikan harus menjaga kebersihan
laboratorium. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan
waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing
kelompok. Alat-alat laboratorium sebaiknya dilengkapi untuk menunjang
jalannya praktikum.
15
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A.2008.”Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stockes”.http:jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf.
RI, D. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI.
16
LAMPIRAN
A. Perhitungan
Menentukan Viskositas Cairan Menggunakan Viskometer Ostwald
1. Menghitung rata-rata waktu alir pada sampel.
𝑃1+𝑃2+𝑃3 5,50 𝑠 +5,64 𝑠 + 5,33 𝑠
a.) Aquadest ; = = 5,49 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
𝑃1+𝑃2+𝑃3 4,49 𝑠 + 5,71 𝑠 + 6,06 𝑠
b.) Alkohol ; = = 5,58 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
411,78 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
𝑃1+𝑃2+𝑃3 50,05 𝑠 + 48,36𝑠 + 47,66 𝑠
d.) Parafin ; = = 48,69 𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
3 3
𝑃1+𝑃2+𝑃3 143,43 𝑠 + 144,74 𝑠 + 145,12𝑠
e.) Minyak Kelapa ; = =
3 3
144,43𝑠 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
17
𝜂1 𝜌1𝑡1
= 𝜌2𝑡2
𝜂2
𝜌1𝑡1
η1 = η2 × 𝜌2𝑡2
g
1,024 × 5,49 S
1. Aqua Destillata = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL
= 0,862 cp × 1
= 0,862 cp
g
0,829 × 5,58 S
2. Etanol 96% = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL
4,9253 Cp
=
5,6217
= 0,8761 Cp
𝜂1 𝜌1𝑡1
= 𝜌2𝑡2
𝜂2
𝜌1𝑡1
η1 = η2 × 𝜌2𝑡2
g
1,024 × 5,49 S
1. Aqua Destillata = η1 = 0,862 Cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL
= 0,862 Cp × 1
= 0,862 Cp
g
1,4108 × 411,78 S
2. Gliserin = η1 = 0,862 cp mL
g
1,204 × 5,49 S
mL
500,7696 Cp
= 5,6217
= 89,0779 Cp
g
0,9406 × 144,43 S
3. Oleum cocos = η1 = 0,862 cp mL
g
1,024 × 5,49 S
mL
18
117,1034 Cp
= 5,6217
= 20,8306 cp
𝑔
0,829 ×28,12 𝑠
4. Etanol 96% = η1 = 0,862 cp 𝑚𝑙
𝑔
1.024 × 5,49 𝑠
𝑚𝑙
20,0944
= 5,6217
= 3,5744 cp
𝑔
0,8473 ×48,69 𝑠
5. Parafin cair = η1 = 0,862 cp 𝑚𝑙
𝑔
1,024 ×5,49 𝑠
𝑚𝑙
35,5618 𝐶𝑝
= 5,6217
= 6,3258 Cp
19