Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM 2 FARMAKOGNOSI

“Simplisia Folium”

Dibuat Oleh:

Amalia Zanuba Fauziah 2148201002

Ferdiansyah 2148201003

Herna Leoni Pratiwi 2148201004

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT KESEHATAN INDONESIA
2023
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri makroskopik, mikroskopik dan
organoleptik dari simplisia herba.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui folium
II. Teori Dasar
Daun merupakan organ tanaman dengan fungsi dasar fisiologis sebagai
manufaktur makanan melalui proses fotosintesis dan tempat penguapan air
melalui proses transpirasi. Sangat banyak jenis tanaman yang telah
dimanfaatkan menjadi simplisia folium untuk makanan dan obat.
Lapisan daun terdiri dari lapisan kutikula, epidermis, dan mesofil.
Jaringanmesofil terdiri dari jaringan palisade dan bunga karang pembuluh
dan sediaan nutrisi berada di bunga karang. Sedangkan jaringan epidermis
adalah yang dapat mengalami modifikasi seperti trikom, stomata, dll.
III. Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Kaca penetup (cover)
4. Cutter 2
5. Oven
6. Aquades
7. Wadah
8. Daun Salam
9. Daun Pandan
10. Daun Bawang
11. Daun Kelor
IV. Metode
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rajang atau potong-potong secara kasar simplisia herbanya
3. Setelah selesai di Rajang di bagi empat bagian yaitu basah
halus, basah utuh,kering halus, dan kering utuh.
4. Masukkan ke dalam oven untuk bagian simplisia yang ingin
dikeringkan
5. Untuk simplisia basah utuh disayat tipis secara vertical dan
horizontal
6. Untuk simplisia basah halus , dihaluskan menggunakan lumpang alu
7. Untuk simplisia kering utuh disayat tipis secara vertical dan
horizontal
8. Untuk simplisia kering halus, dihaluskan menggunakan lumpang alu
9. Setelah itu letakan di meja preparate, teteskan aquades lalu
amati menggunakanmikroskop
V. Hasil Data
1. Daun Salam
Uji Gambar Keterangan
Makroskopik Nama Latin dari daun salam
Syzygium polyanthum.
Termasuk ke dalam kingdom
plantae dan famili Myrtaceae.
Daun salam memiliki tulang
daun menyirip. Daun salam
memiliki bentuk daun yang
lonjong sampai elip atau
bundar telur sungsang
dengan pangkal lancip,
sedangkan ujungnya lancip
sampai tumpul.

Organeleptik Daun salam berwarna hijau


tua. Teksturnya licin pada
permukaan atas daun. Daun
salam berbau tapi tidak
menyengat.
Mikroskopik
Pada potongan vertical daun
Urat daun
salam basah utuh terlihat urat
daun/veins dan jaringan
epidermis.

epidermis

Perbesaran 10 x 0,25 daun


salam basah di sayat secara
vertikal
Pada potongan horizontal
daun salam basah utuh
terlihat jaringan palisade
yang diberi garis merah,
xylem dan floem yang diberi
garis hitam.
Xylem
floem

Perbesaran 10 x 0,25 daun


salam basah di sayat secara
horizontal
Gambar disamping adalah
daun salam kering yang
dihaluskan, terlihat bahwa
struktur daun telah hancur.

Perbesaran 10 X 0,25 daun


salam kering oven yang
dihaluskan

Perbesaran 10 x 0,25 daun salam


kering oven yang utuh
Gambar disamping adalah
daun salam kering oven utuh
yang disayat secara
horizontal. Terlihat jaringan
parenkim tapi warnanya lebih
pucat dan terlihat seperti
lebih kecil.
Jar,parenkim

2. Daun Pandan
Uji Gambar Keterangan
Makroskopik Nama latin dari daun pandan
yaitu Pandanus
amaryllifolius. Termasuk ke
dalam kingdom plantae dan
famili pandanaceae. Memiliki
tulang daun sejajar. Daun
pandan memiliki bentuk daun
runcing memanjang, dan
tulang daunnya terlihat
menonjol.
Organeleptik Daun pandan berwarna hijau.
Tekstur halus saat diraba.
Daun pandan berbau wangi.

Mikroskopik Pada gambar disamping


terlihat kutikula, epidermis
atas, palisade, bunga karang
dan epidermis bawah.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


pandan basah disayat secara
horizontal.
Pada gambar disamping
terlihat seperti bintil-bintil
Plastid
klorofil yaitu plastid klorofilnya.

Perbesaran 40 x 0,65 daun


pandan basah di sayat secara
vertikal
Pada gambar disamping
terlihat struktur daun tidak
beraturan bentuknya karena
telah dihaluskan/di tumbuk.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


pandan basah yang di
haluskan
Pada gambar ini tidak terlihat
apapun karena daun tidak
disayat tipis, jadi sulit untuk
terlihat jelas struktur internal
daunnya.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


pandan kering yang di oven
. Pada gambar ini tidak terlihat
apapun karena struktur pada
daun sudah hancur.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


pandan kering oven yang di
haluskan

3. Daun Kelor
Uji Gambar Keterangan
Mikroskopik Nama latin dari daun kelor
yaitu Moringa oleifera.
Termasuk ke dalam kingdom
plantae dan famili
pmoringaceae. Memiliki
tulang daun menyirip. Daun
kelor memiliki bentuk daun
bulat telur dengan ukuran
kecil-kecil bersusun majemuk
dalam satu tangkai.
Organeleptik Daun kelor berwarna hijau
muda kekuningan. Daunnya
tipis dan lunak. Daun kelor
berbau tapi tidak menyengat.
Mikroskopik
Pada gambar disampingterlihat
stomata pada daun kelor.
Stomata dengan bentuk yang
seperti mata.

Perbesaran 40 x 0,65 daun


kelor basah yang di sayat
secara vertikal
bunga Pada gambar disamping
karang
terlihat bunga karang, dan
jaringan epidermis.

Jaringan
epidermis

Perbesaran 40 x 0,65 daun


kelor basah yang di sayat
secara horizontal
Pada gambar disamping
terlihat struktur daun tidak
terlihat jelas strukturnya
karena telah dihaluskan/di
tumbuk.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


kelor basah yang di haluskan
Pada gambar terlihat seperti
jaringan epidermis dan
klorofil.

Perbesaran 10 x 0,25 daunkelor


utuh kering oven
Pada gambar disamping
terlihat struktur daun tidak
beraturan bentuknya karena
klorofil
telah dihaluskan/di tumbuk.

Perbesaran 10 x 0,25 daunkelor


kering oven yang di haluskan
(tumbuk)

4. Daun Bawang
Uji Gambar Keterangan
Mikroskopik Nama latin dari daun bawang
yaitu Allium fistulosum L.
Termasuk ke dalam kingdom
plantae dan famili liliaceae.
Memiliki tulang daun sejajar.
Daun bawang memiliki bentuk
daun berbentuk bulat
memanjang, berlubang
menyerupai pipa, dan bagian
ujungnya meruncing.
Organeleptik Daun bawang berwarna hijau
muda sampai hijau tua dan
Batang semunya berwarna putih
atau hijau keputih-putihan.
Kemudian permukaan daunnya
halus. Daun bawang berbau.
Mikroskopik Pada gambar disamping
Veins
terdapat veins/urat daun dan
terlihat klorofilnya.

klorofil

Perbesaran 10 x 0,25 daun


bawang basah yang di sayat
secara vertikal
Gambar di samping terlihat
seperti jaringan bunga karang.

Bunga karang

Perbesaran 10 x 0,25 daun


bawang basah yang di sayat
secara horizontal
Pada gambar disamping terlihat
perbedaan warnanya dengan
Xylem floem
daun bawang basah utuh. Daun
bawang kering oven warnanya
lebih kuning. Gambar di
samping seperti ada bintil-bintil
yaitu xylem floem.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


bawang kering utuh yang di
oven
Gambar disamping terlihat
struktur daun tidak beraturan
bentuknya karena telah
dihaluskan/di tumbuk.

Perbesaran 10 x 0,25 daun


bawang kering yang di
haluskan

VI. Pembahasan
Daun salam mengandung tanin, minyak atsiri, seskuiterpen, triterpenoid,
steroid, sitral, saponin, dan karbohidrat (Moeloek, 2006). Daun salam juga
mengandung beberapa vitamin, di antaranya vitamin C, vitamin A, vitamin E,
thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat. Beberapa mineral
pada daun salam yaitu selenium, kalsium, magnesium, seng, sodium, potassium,
besi, dan fosfor. Dengan berbagai kandungan zat yang terdapat pada tanaman
salam, diharapkan selain sebagai penyedap alami pada masakan dapat berfungsi
juga menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, dengan mekanisme kerja yaitu,
merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolesterol akan
keluar bersama cairan empedu menuju usus, dan merangsang sirkulasi darah
sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah
(Manganti, 2011).
Khasiat yang dimiliki daun pandan adalah memberikan warna hijau,
menyedapkan serta memberikan wangi pada makanan. Selain itu memiliki manfaat
untuk membuat rambut lebih hitam, mampu menghilangkan ketombe, dan
menyembuhkan rambut rontok (Dalimartha, 2002). Kandungan yang dimiliki daun
pandan yaitu golongansenyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, polifenol, dan
zat warna berfungsi sebagai antibakteri (Arisandi dan Andriani, 2008). Daun
pandan biasa digunakan untuk pengobatan dengan cara diseduh dengan air
kemudian diminum. Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa ekstrak etil
asetat dari daun pandan mengandung senyawa terpenoid serta senyawa steroid
dengan potensi antidiabetes yaitu daya hambat sebesar 0,79% pada konsentrasi
3,12 ppm (Sukandar, 2009). Skrining fitokimia pada ekstrak menunjukkan adanya
golongan senyawa polifenol, saponin, flavonoid, alkaloid, dan tanin.
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan
makanan maupun obat-obatan ialah tanaman kelor (Moringa oleifera L.), oleh
karena itu tanaman kelor dijuluki miracle tree. Daun kelor sangat kaya akan
nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin
(Aminah, 2015). Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran
lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g (Yameogo et al., 2011). Daun kelor juga
mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam amino yangberbentuk
asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin,
arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin (Simbolan et al., 2007).
Diidentifikasi bahwa daun kelor mengandung antioksidan yang tinggi dan
antimikroba (Das et al., 2012). Maka dari itu, ekstrak dari daun kelor dapat
dijadikan pengawet alamiyang dapat memperpanjang umur simpan produk karena
bersifat antioksidan dan anti bakteri.
Tanaman daun kelor memiliki senyawa metabolit sekunder yang meliputi
fenol dan senyawa fenolik, alkaloid dan minyak atsiri (Rohyani dkk., 2015).
Kandungan yang terdapat pada daun kelor dapat meningkatkan produksi ASI (Air
Susu Ibu) karena mengandung unsur zat gizi mikro seperti betakaroten, thiamin
(B1), riboflavin (B2), niasin (B3), zat besi, fosfor, kalsium,vitamin C, seng, dan
magnesium (Jongrungruangchok et al., 2010). Satu-satunya kelemahan dari daun
dapat menyebabkan perut kembung. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan
rafinosa, sukrosa, dan stakiosa(Gupta et al., 1989).
Bawang daun (Allium fistulosum L.) selain dikonsumsi sebagai sayur
juga bermanfaat untuk menghilangkan lendir dalam kerongkongan,
memudahkan pencernaan makanan, menyembuhkan rematik, penambah
darah, dan antibakteri. Bawang daundipercaya sebagai obat antibakteri untuk
mengurangi kejadian resistensi antibiotic. Zat aktif yang berperan sebagai
antibakteri pada bawang daun adalah senyawa flavonoid, saponin, tannin, dan
minyak atsiri yang bersifat antibakteri.

VII. Kesimpulan
Identifikasi folium dilakukan dengan cara mikroskopik, makroskopik, dan uji
organoleptic. Sampel yang digunakan pada praktikum yaitu daun salam, daun
pandan, daun kelor, dan daun bawang. Berdasarkan makroskopik dapat
diambil kesimpulan yaitu:
1. Daun salam memiliki tulang daun menyirip, berwarna hijau tua,
teksturnya licin, berbau tapi tidak menyengat, bentuk daun yang lonjong
sampai elip sedangkan ujungnya lancip sampai tumpul.
2. Daun pandan memiliki tulang daun sejajar, bentuk daun runcing
memanjang, tulang daunnya terlihat menonjol, berwarna hijau, teksturnya
halus, berbau wangi.
3. Daun kelor memiliki tulang daun menyirip, bentuk daunnya bulat telur
dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai,
berwarna hijau muda kekuningan, tipis dan lunak, berbau tapi tidak
menyengat
4. Daun bawang memiliki tulang daun sejajar, bentuk daun berbentuk bulat
memanjang, berlubang menyerupai pipa, ujungnya meruncing, berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daunnya halus. Daun bawang
berbau.
DAFTAR PUSTAKA

Harismah, K. (2017). Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia Polyantha) Sebagai Obat


Herbal Dan Rempah Penyedap Makanan. Warta Lpm, 19(2), 110-118.

Dewanti, N. I., & Sofian, F. F. (2017). Review Artikel: Aktivitas Farmakologi


Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.). Farmaka,
15(2), 186-193.

Purwanti, N. U., Yuliana, S., & Sari, N. (2018). Pengaruh Cara Pengeringan
Simplisia Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius) Terhadap Aktivitas
Penangkal. Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ), 1(2).

Isnan, W., & Muin, N. (2017). Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa Oleifera
Lamk.) Bagi Masyarakat. Buletin Eboni, 14(1), 63-75.

Baku, B., & Bee–Bogor, U. Potensi-Khasiat Daun Kelor (Moringa Oleifera).

Riska Dwi Kurniasari, R. D. K. (2017). Uji Aktivitas Repellent Ekstrak Etanol


Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Terhadap Nyamuk Anophela Aconitus
Beserta Identifikasi Senyawa Flavonoidnya (Doctoral Dissertation,
Universitas Wahid Hasyim Semarang).

Anda mungkin juga menyukai