Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

Nama : Kurniawan Pandu Wicaksono


Nim : 1710211011
Kelompok : 5 (Lima)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Pratikum
Untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (biokuler dan monokuler)
dengan benar.
1.2. Dasar Teori

Mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu micros yang berarti kecil dan scopein yang
berarti melihat. Mikroskop adalah sebuah alat yang untuk melihat objek yang berukuran
sangat kecil sehingga memudahkan pengamat dalam mengamati objek yang sangat kecil
tersebut. Mikroskop adalah alat yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang dapat
menghasilkan gambar yang lebih besar dari pada objek aslinya. Mikroskop pertama
ditemukan oleh Hans dan Zacharias jansen pada tahun 1590, tetapi kemudian mikroskop
disempurnakan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang hanya terdiri dari satu
lensa tunggal saja. Mikroskop yang ditemukan oleh Anthony van Leuwenhoek pada tahun
1675, menggunakan perbesaran 200x (Edward, 2006). Pada mulanya Anthony van
Leuwenhoek menggunakan mikroskop sederhana pada bidang mikrobiologi yaitu memakai
lensa sederhana berdiameter 270 mm. Selanjutnya dalam pemakaian mikroskop untuk
ketajaman dan perbesaran dari objek yang diamati, diperlukan pengetahuan tentang metode
lensa dan kombinasi lensa (Gabriel, 1998). Lensa merupakan medium pembias yang dibatasi
oleh dua permukaan, dan bayangan yang terbentuk adalah maya karena sinar-sinar
pembentuk bayangan tidak mengumpul ketitik bayangan (Soedarjo, 2004). Pembuat
mikroskop pertama kali ditemukan oleh 2 orang ilmuan jerman,yaitu Hans Janssens dan
Zacharias Janssens (ayah-anak) pada tahun 1950. Temuan mikroskop saat itu mendorong
ilmuan lain , seperti Galileo Galilei (italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo
menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya
dikenal dengan nama mikroskop Galileo ( Subowo ,2003). Berdasarkan sumber cahaya,
mikroskop dibagi menjadi mikroskop cahaya dan juga mikroskop elektron. Mikroskop
cahaya dibagi sendiri menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan
dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya,
mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bgian permukaan
dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.

Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membentu kita dalam mengamati dan


membandingkan bagaimana bentuk organisme yang berukuran mikroskopis. Kemahiran dan
ketelitian pengamat dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal ini didapat
dicapai dengan baik-baik bagian dari mikroskop, fungsinya, serta cara penggunaan dan
pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik
pula hasil penagamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop.
Miskroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam
atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti cahaya
matahari. Cahaya yang masuk kemusian dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cermin
cekung. Cermin inilah yang akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun
setip mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian mekanik.
Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya atau
resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan
ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua
titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik, berbeda dan
terpisah (Campbell, 2000).

Mikroskop juga merupakan alat utama yang digunakan dilaboratorium mikrobiologi.


Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang dilihat sehingga
memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik. Mikroskop merupakan alat bantu
yang memungkinkan kita untuk mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Hal ini
membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil,
(Widyatmoko, 2008). Mikroskop yang pertama digunakan oleh ilmuan (saintis) zaman
Renaissans, dan mikroskop yang mungkin kita gunakan adalah mikroskop cahaya. Dalam
mikroskop cahaya (light microscope, LM), cahaya nampak diteruskan melalui spesimen dan
kemudian melalui lensa kaca (Cambell, 2010).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan.


1. Mikroskop Biokuler
2. Mikroskop Monokuler
3. Preparat Awetan
a. Preparat Sprogyra
b. Preparat Yeast
c. Preparat Paramecium sp
d. Preparat Algae
e. Preparat Amoeba
2.2 Cara Kerja
Dalam cara pemakaian mikroskop pelajar/biasa, yang perlu diperhatikan adalah
cara mendapatkan perbesaran-perbesaran lemah, sedang, dan kuat.
1. Perbesaran lemah.
a. Menarik tubus okuler ke atas.
b. Memutar lensa objektif (10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler.
c. Menurunkn tubus dengan sekrup dasar sampai berhenti pada jarak
tertentu.
d. Memasukkan cahaya kedalam mikroskop dengan cara mengatur
kedudukan cermin dan diagfragma serta mengamati melalui okuler sampai
diperoleh lapang pandang yang terang merata.
e. Meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja preparat.
f. Menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai
diperoleh bayangan benda. Kemusia pakailah sekrup halus untuk
menaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai diperoleh
bayangan benda yang paling jelas.
g. Mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian
tertentu dari benda.
2. Perbesaran sedang
a. Melakukan kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran lemah (point a-g).
b. Mengganti lensa objektif (10:1) dengan lensa objektif (45:1)
c. Menaik-turunkan kondesor dan mengatur diagfragma. Untuk mendapatkan
cahaya yang kuat.
d. Menurunkan tubus secara hati-hati dengan menggunakan sekrup halus
untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas.
3. Perbesaran kuat
a. Mengulangi kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran sedang.
b. Mengganti lensa objektif (45:1) dengan lensa objektif (100:1).
c. Meneteskan menyak emersi pada gelas benda dari bagian yang akan
diamati (lebih baik menggeser gelas benda dulu kesamping).
d. Menaik-turunkan tubus dengan sekrup halus (lensa objektif tetap
menyentuh minyak emersi) sampai kelihatan bayangan yang paling jelas.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Mikroskop Monokuler


3.2 Mikroskop Biokuler
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dengan acara “Cara Menggunakan Mikroskop” kami melakukan
pengamatan menggunakan mikroskop binokuler dan juga mikroskop biokuler. Kami juga
dijelaskan bagian-bagian dari mikroskop berserta fungsi dari bagian-bagian mikroskop tersebut.
Dalam melakukan pengamatan, kami menggunakan 5 preparat awetan yang berbeda (Preparat
Sprogyra, Preparat Yeast, Preparat Paramecium sp, Preparat Algae, Preparat Amoeba. Kami
melakukan pengamatan menggunakan 3 jenis perbesaran yang berbeda pada mikroskop, yaitu
perbesaran lemah, perbesaran sedang, dan juga perbesaran kuat.

4.1 Sejarah Mikroskop


Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos
yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk
melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam
mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam
mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai
sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula.
Mikroskop pertama ditemukan oleh Hans dan Zacharias jansen pada tahun 1590, tetapi
kemudian mikroskop disempurnakan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang
hanya terdiri dari satu lensa tunggal saja. Mikroskop yang ditemukan oleh Anthony van
Leuwenhoek pada tahun 1675, menggunakan perbesaran 200x (Edward, 2006). Pada
mulanya Anthony van Leuwenhoek menggunakan mikroskop sederhana pada bidang
mikrobiologi yaitu memakai lensa sederhana berdiameter 270 mm. Selanjutnya dalam
pemakaian mikroskop untuk ketajaman dan perbesaran dari objek yang diamati, diperlukan
pengetahuan tentang metode lensa dan kombinasi lensa (Gabriel, 1998). Lensa merupakan
medium pembias yang dibatasi oleh dua permukaan, dan bayangan yang terbentuk adalah
maya karena sinar-sinar pembentuk bayangan tidak mengumpul ketitik bayangan
(Soedarjo, 2004). Pembuat mikroskop pertama kali ditemukan oleh 2 orang ilmuan
jerman,yaitu Hans Janssens dan Zacharias Janssens (ayah-anak) pada tahun 1950. Temuan
mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain , seperti Galileo Galilei (italia), untuk membuat
alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan
mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo ( Subowo ,2003).
Pada abad ke-16 juga sudah dikembangkan yaitu menggunakan mikroskop lensa sederhana
untuk mengatur cahaya biasa. Pada saat menggunakan mikroskop dengan lensa sederhana
juga masih memiliki perbesaran yang masih terbatas kira-kira hanya 10 kali dari ukuran
objek sebenarnya. Dapat dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah
Penggunaan sifat-sifat optik suatu permukaan yang melengkung sudah dilakukan oleh
Euclid (3000SM), Ptolemy ( 127-151 ), dan oleh Alhazan pada awal abad ke-11, tetapi
pemakaian praktis alat pembesaran optik belum dilakukan. Baru pada abad ke-16, Leonardo
da Vinci dan Maurolyco mempergunakan lensa untuk melihat benda-benda yang
kecil.objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik
dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula.
Setelah kemajuan dalam bidang teknologi maka bermuncullanlah berbagai tipe mikroskop
modern. Mikroskop modern meliputi mikroskop cahaya, mikroskop ultraviolet, mikroskop
fluerense, mikroskop elektron, dan mikroskop akustik.
4.2 Macam-Macam Mikroskop.
Mikroskop berdasarkan kenampakan objeknya dibagi menjadi 2 jenis yaitu mikroskop dua
dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop streo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya ada 2 jenis yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau
ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif
yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada
mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga
30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi.
Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa
terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop
cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat
diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif
menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga
perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja
preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan
transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan
pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
c. Mikroskop Elektron
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku
ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan
sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop
elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan
untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek
diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil
internal sel. Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail
arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara
tiga dimensi. Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi
pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron
baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel
ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder
atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar
amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT(cathode
ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat.
Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa
digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah
sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide,
di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati
hasil tembusannya pada layar. Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami
peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1
angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak
bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop
transmisi elektron ini. Adanya persyaratan bahwa “obyek pengamatan harus setipis
mungkin” ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang
memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu
pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
4.3 Bagian-Bagian Mikroskop.
Mikroskop memiliki bagian-bagin yang disebut bagian-bagian optik dan juga bagian-
bagian mekanik. Berikut penjelasannya.
a. Bagian-bagian optik mikroskop.
1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya
memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
2. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk
memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan
objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
3. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek
4. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk dan mengenai preparat.
5. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya
tersebut.
b. Bagian-bagian mekanik mikroskop.
1. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
yang diinginkan.
2. Tabung mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa
objektif dan lensa okuler mikroskop.
3. Lengan mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat
memengang mikroskop.
4. Meja benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang
akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek yang berfungsi sebagai
penjepit preparat/obejk agar dalam pengamatan tidak mudah bergeser.
5. Makrometer pemutar kasar, yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran obvejak yang diinginkan.
6. Mikrometer pemutar halus, yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.
7. Kaki mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyangga yang menjaga
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang
mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.
4.4 Perbedaan mikroskop monokuler dan mikroskop biokuler.
Mikroskop cahaya meruapakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu,
yaitu terdiri dari alat-lat optik dan non-optik yang digunakan untuk mengamati benda-
benda yang mikroskopis dan transparan. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu
hemat terhadap penggunaan listrik. Daya pisah adalah kemampuan mikroskop secara
jelas dan terpisah dalam membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop
terlihat sebagai suatu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang
terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal ini yang membedakan mikroskop
canggih dan mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan
lensa nya yaitu mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler.
a. Mikroskop Monokuler
Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang mempunyai satu lensa okuler saja.
Mikroskop monokuler termasuk dalam kelompok mikroskop cahaya yang biasa
digunakan untuk mengamati benda-benda miroskopis akan tetapi tidak terlalu dalam
atau terlalu jelas hanya sebatas penampkan umum pada preparat saja. Mikroskop
monokuler biasanya masih menggunakan cermin manual yang artinya adalah masih
mendapatkan cahaya secara manual berbeda dengan mikroskop binokuler yang sudah
mendapatka cahaya melalui listrik yang dialirkan kelampu menggunakan saklar
lampu. Mikroskop monokuler biasanya berukuran lebih kecil dengan bentuk yang
lebih sederhana dari pada mikroskop binokuler. Lensa okuler yang digunakan
mikroskop monokuler lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan lensa okuler
yang dimiliki oleh saudaranya yaitu mikroskop binokuler. Lensa okuler pada
mikroskop monokuler memiliki perbesaran 6, 10, dan 12 kali dan terletak dibagian
ujung atas tabung mikroskop monokuler. Lensa objektif yang dimiliki oleh
mikroskop monokuler juga memiliki perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Mikroskop
monokuler dari sisi harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga mikroskop
binokuler.
b. Mikroskop Binokuler
Mikroskop binokuler adalah Alat yang digunakan untuk pengamatan benda-
benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran diberikan dari atas
ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler memiliki
dua buah lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler, sehingga diperoleh bayangan
tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Kekuatan pembesarannya tidak
terlalu kuat, umumnya objektif 1X dan 2X serta okuler 10X dan 15X.
Pengertian lain tentang mikroskop binokuler merupakan Suatu alat dengan lensa
obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan dipasangi system
lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah untuk mata
kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi memiliki kedalaman
bidang pandang dan jarak kerja yang panjang.Kekurangan utama dari tipe obyek
mikroskop binokuler adalah bahwa aperture numerical dari system dibatasi oleh
adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus menggunakan
mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengan diameter yang lebih besar dan
karenanya meningkatkan aperture numerical. Mikroskop biologi digunakan untuk
pengamatan benda-benda tipis transparan, penyinaran diberikan dari bawah dengan
sinar alam atau lampu. Menurut tim pengajar (2010), mikroskop biologi ini umumnya
memiliki lensa objektif dengan
1. kekuatan objektif 4x dan okuler 10x, perbesarannya 40x.
2. kekuatan objektif 10x dan okuler 10x, perbesarannya 100x.
3. Kekuatan objektif 40x dan okuer 10x, perbesarannya 400x.
4. Kekuatan objektif 100x dan okuler 10x, perbesaran1000x.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik adalah 100x yang disebut degan
objektof emersi, disebut demikian karena penggunaanya harus menggunakan minyak
emersi dan cara memakainya dengan khusus pula.
4.5 Perbesaran Lemah, Perbesaran Sedang, dan Perbesaran Kuat.
Pada mikroskop yang digunakan untuk mengamti benda-benda mikroskopis juga
memiliki beberpa perbesaran yang digunakan. Perbesaran tersebut adalah perbesaran
lemah (10:1), perbesaran sedang (45:1), dan perbesaran kuat (100:1). Pada perbesaran
lemah adapun benda yang diamati masih terlihat secara umum (hanya bagian luar atau
bagian dasar saja yang tampak). Adapun cara untuk melakukan perbesaran lemah adalah
menarik tubus okuler mikroskop keatas. Selanjutnya adalah, memutar lensa objektof
(10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler. Kemudian, menurunkan tubus
dengan sekrup kasarsamapai berhenti pada jarak tertentu. Langkah selanjutnya adalah,
memasuukan cahaya kedalam mikroskop dengan cara mengatur kedudukan cermin dan
diagfragma serta mengamati melalui lensa okuler sampai diperoleh lapang pandang yang
terang merata. Selanjutnya adalah meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja
preparat. Langkah berikutnya adalah, menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan
sekrup kasar sampai diperoleh bayangan benda. Kemudia pakailah sekrup halus untuk
menaikkan dan menurunkan tubus secara hato-hati sampai diperoleh bayngan benda yang
paling jelas. Langkah terakhir adalah mengatur meja praparat dengan sekrup yang ada
untuk melihat bagian tertentu dari benda tersebut.
Perbesaran sedang (45:1) adalah dimana perbesaran ini pada saat pengamatan
bayangan yang dihasilkan oleh benda sedikit lebih spesifik atau sedikit lebih jelas bagian-
bagian benda yang diamati. Adapun langkah dalam melakukan perbesaran sedang hampir
sama dengan melakukan perbesaran lemah. Hanya saja dalam perbesaran sedang
mengganti lensa objektif perbesaran lemah (10:1) menjadi lensa objektof (45:1). Langkah
selanjutnya adalah menaik turunkan kondesor dan mengatur diagfragma untuk
mendapatkan cahaya yang kuat. Langkah terakhir adalah menurunkan tubus secara hati-
hati dengan mengguakan sekrup halus untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas.
Pada perbesaran kuat (100:1) adalah dimana bayangan benda yang dihasilkan sudah jelas
bagian-bagian obejk tersebut lebih spesifik baik itu dari bentu, strukur, dan juga
bagaiamana fungsinya didalam objek tersebut. Adapun langkah dalam melakukan
perbesaran kuat hampir sama dengan melakukan perbesaran lemah, persebsaran sedang.
Hanya saja dalam perbesaran sedang mengganti lensa objektif perbesaran lemah (45:1)
menjadi lensa objektof (100:1). Langkah selanjutnya adalah meneteskan minyak emersi
pada gelas benda dari bagian yang akan diamati (lebih baik gelas benda digeser dahulu ke
samping). Langkah terakhir adalah menurunkan tubus (lensa objektif tetap menyentuh
minyak emersi) samapai kelihtan bayangan yang paling jelas.
4.6 Langkah-Langkah Menggunakan Mikroskop.
Dalam menggunakan mikroskop juga kita tidak bisa menggunakan tanpa aturan.
Dalam menggunakan mikroskop juga ada SOP (Standar Operasional Prosedur) agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan juga dalam mengamai suatu objek bisa
menghasilkan bayangan objek yang sangat optimal. Berikut adalah bagaimana cara
menggunakan mikroskop dengan benar. Langkah pertama adalah selalu membawa
mikroskop dengan dua tangan dimana tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop
dan tangan kiri memegang kaki mikroskop. Bila menggunakan prparat basah, tabung
mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar, ini berlaku
bagi mikroskop tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop degan tabung miring.
Langkah selanjutnya adalah selalu menutupi preparat basah dengan gelas penutup saat
dilihat dibawah mikroskop. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk
cermin dengan xylol atau alkohol agar cermin dan lensa-lensa pada mikroskop tidak ada
jamur.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati suatu objek atau
preparat dengan mikroskop. Adapun langkah pertama adalah memastikan meja preparat
dalam keadaan dasar dan lensa objektif perbesaran rendah dan dipasang pada kedudukan
segaris sumbu dengan lensa okuler. Langkah selanjutnya adalah meihat melalui lensa
okuler dengan satu mata (mikroskop monokuler) dan dua mata (mikroskop binokuler)
dan selanjutnya adalah menyesuaikan cermin agar sinar cukup tersedia atau nyalakan
lampu serta sesuaikan dengan jumlah sinar yang diperlukan. Langkah selanjutnya adalah
menyesuaikan lubang dengan diagfragma sehingga sinar yang diterima mata optimal
(tidak terlau terag atau redup). Langkah selanjutnya menjauhkan lensa objektf dari meja
praparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam dan meletakkan preparat
dibawah objektif. Dengan melihat kesamping, sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah
pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat dan melihat melalui lensa okuler. Setalah itu
menaikkan meja praparat dengan memutar pemutar kasar kemudian menggunakan
pengatur halusa sampai praparat jelas terlihat. Langkah selanjutnya adalah, melihat lagi
dari samping dan memutar lensa objektif dengan hati-hati menuju perbesaran yang lebih
tinggi pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak menyinggung praparat, kemudian
lihat lagi melalui lensa okuler dan menfokuskan preparat dengan memutar pemutar halus
secara perlahan ke arah berlawanan arah jarum jam serta menyesuaikan pencahayaan.
Kemudian mengamati preparat bila perlu digambar. Langkah terakhir adalah bila
pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran renda, naikkan tabung atau
menurunkan meja, dan itu mengambil preparat dari meja preparat.
4.7 Perawatan Mikroskop
Mikroskop membutuhkan perawatan agar mikroskop tersebut bisa digunakan
kembali dan tidak ada kerusakan pada mikroskop tersebut. Adapun dalam pemeliharaan
mikroskop adalah mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas
dari uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang
dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop tidak
lembab. Selain itu dapat pula dalam almari yang diberi lampu. Selanjutnya adalah
membersihkan bagian mikroskop non-optik dengan kain flanel dan mebersihkan debu
yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot atau
kuas lebut. Selanjutnya adalah mebersihkan kotoran, bekas jari, minyak, dan lain-lain
pada lensa dengan menggunakan kain lensa, tissue atau lebut yang dibasahi sedikit
alkohol-ether atau isoprofil alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan lensa dengan
saputangan atau kain. Langkah selanjutnya adalah membersihkan badan mikroskop dan
lengan kain lembut dengan sedikit deterjen. Langkah terakhir adalah membersihkan lensa
objektif dari sisa minyak imersi menggunakan xilol (xylene) dan hati-hati xilol dapat
merusak bahan plastik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum dengan acara pertama yaitu “Cara Menggunakan Mikroskop” dapat
disimpulkan bahwa mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis berdasarkan mikroskop
monokuler (satu lensa okuler) dan juga mikroskop binokuler (dua lensa okuler). Dalam
menggunakan mikroskop juga memiliki langkah-langkah dalam mengamati objek yang
akan diamati. Adapun dalam mengamati objek mikroskop ada perbesaran lemah,
perbesaran sedang, dan juga perbesaran kuat. Adapun langkah-langkah dalam mengamati
mikroskop adalah menarik tubus okuler mikroskop keatas. Selanjutnya adalah, memutar
lensa objektif (sesuai dengan perbesaran mikroskop) pada kedudukan seporos dengan
lensa okuler. Kemudian, menurunkan tubus dengan sekrup kasarsamapai berhenti pada
jarak tertentu. Langkah selanjutnya adalah, memasuukan cahaya kedalam mikroskop
dengan cara mengatur kedudukan cermin dan diagfragma serta mengamati melalui lensa
okuler sampai diperoleh lapang pandang yang terang merata. Selanjutnya adalah
meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja preparat. Langkah berikutnya
adalah, menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai diperoleh
bayangan benda. Kemudia pakailah sekrup halus untuk menaikkan dan menurunkan
tubus secara hati-hati sampai diperoleh bayangan benda yang paling jelas. Langkah
terakhir adalah mengatur meja praparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian
tertentu dari benda tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Kukuh. 2019. Rencana Tugas Mahasiswa Pembelajaran Berbasis Praktikum


Matakuliah Mikrobiologi. Universitas Muhammadiyah Jember: Jember.
Rahman, A. 2015. Mikroskop. Internet Online : http://eprints.polsri.ac.id/1798/3/BAB%20II.pdf.
Diakses pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 20:21 WIB.
Marvira, Ridha. 2014. Analisis Keterampilan Psikomotorik Dalam Menggunakan Mikroskop
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Banda Aceh. Internet Online :
https://media.neliti.com/media/publications/76622-ID-analisis-keterampilan-
psikomotorik-dalam.pdf. Diakses pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 22:02 WIB.
Respati. 2008. Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan. Internet Online :
https://media.neliti.com/media/publications/138351-ID-none.pdf. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2019, pukul 12:23 WIB.
Suharsono. 2016. Pelatihan Penggunaan Alat dan Bahan Laboratotium IPA Bagi Guru IPA di
Lingkungan SMP/MTs Se-Kecamatan Cikotomas Kabupaten Tasikmalaya. Internet
Online : http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jps/article/download/108/78. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2019, pukul 13:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai