Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami teori dan cara sterilisasi
2. Mahassiwa mampu melakukan pencucian dan sterilisasi karet, ampul,
vial dan botol infus
3. Mahasiwa mampu melakukan strrilisasi alat-alat kesehatan

B. DASAR TEORI
1. Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati.
Prosesnya dapat  berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau
filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006). Sterilisasi dalam pengertian
medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan
hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi
adanya mikroorganisme hidup (Darmadi, 2008).
2. Macam-macam metode sterilisasi
Cara sterilisasi yang tepat tergantung pada jenis alat dan sifat bahan yang
disterilkan. Macam-macam sterilisasi :
1. Sterilisasi radiasi
Metode sterilisasi radiasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara ,
yaitu :
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm.
Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya
0,01-0,2 mm. Ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada
penggunaan aseptik (Lukas, 2006).

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 1
b. Ion
Mekanisme sterilisasi radiasi menggunakan ion mengikuti teori
tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan
mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar
terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya menjadi
bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder
pada bagian molekul DNA mikroba (Lukas, 2006).
c. Gamma
Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar
50-500 kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis
efektifitasnya adalah 2,5MRad. Gamma digunakan untuk
mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta bahan
sintesis seperti polietilen (Lukas, 2006).
2. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu
ruangan dan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
( 0.22 mikron atau 0.45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik (Indra, 2008).
3. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau
penyinaran.
a. Pemijaran Api
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Sterilisasi dengan pemanasan kering
Metode ini hanya digunakan untuk alat-alat gelas dan
peralatan yang terbuat dari logam atau bahan lain
yang tidak rusak dalam temperatur tinggi. Alat-alat
yang berisi kapas, kertas atau plastik tidak dapat
disterilisasi dengan metode ini. Pisau skapel dan

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 2
pinset juga tidak boleh di sterilisasi dengan cara ini
karena akan menjadi tumpul. Biasanya metode
sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan oven
pengering. Baking oven juga dapat dipergunakan.
Temperaturnya kira-kira 160 derajat celcius selama 4
jam. Alat-alat yang akan di sterilisasi dibungkus
cermat memakai aluminium foil atau kertas payung
sebelum dimasukkan kedalam oven (Eddy Efrianto, dkk.
2008).
c. Sterilisasi dengan pemanasan kering
Sterilisasi alat –alat yang terbuat dari karet atau alay
yang sensitif terhadap pemasanan/kelembapan yaitu
dengan menggunakan metode panas basah. Metode
sterilisasi ini memakai alat bernama autoklaf, yang
bekerja dengan tekanan uap. Standar teknis untuk
sterilisasi ini adalah tekanan uap dengan temperatur
1210C selama 15-20 menit. Digunakan metode
sterilisasi panas basah dikarenakan alat-alat yang
disterilisasi dengan panas basah adalah alat-alat
yang yang terbuat dari kaca yang mudah
mengembang, alat-alat berbahan kare, serta alat-alat
yang memiliki skala ( Gelas ukur, beker glas, dll).
Sehingga jika disterilisasi dengan metode panas
kering secara terus menerus maka skala yang ada
pada alat akan memudar dan hilang (Eddy Efrianto, dkk.
2008).
4. Metode secara kimia
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk
kondisi aseptis (Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia
yang dapat digunakan adalah Alkohol, asam parasetat, formaldehid
dll(Indra, 2008).

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 3
3. Bahan Kemas Primer
Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas,
dinyatakan sebagai bahan kemas primer, contohnya strip/blister, botol,
ampul, vial, plastik dan lain-lain. Sedangkan pembungkus selanjutnya
seperti kotak terlipat karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas
sekunder (Voight, 1995).
Ada beberapa pengemas steril antara lain :
1. Ampul
Ampul adalah wadah berbentuk silindris terbuat dari gelas, yang
memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar ukuran
normalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20, kadang – kadang juga 25 atau 30
ml. Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah
cairannya ditentukan pemakainannya untuk satu kali injeksi
(Voight, 1995).
2. Vial
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang
umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau
volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda.
Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau
suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila
diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat
dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan
injeksi. (Voight, 1995).
3. Botol infus, keduanya merupakan wadah takaran tunggal ataupun
takaran ganda.
4. Disposable syringe.
Keempat bahan diatas dapat terbuat dari 3 bahan yaitu:
1. Gelas
Merupakan wadah parenteral yang sudah lama dikenal
penggunaannya. Dimana gelas masih dianggap sebagai pengemas yang

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 4
paling baik dan ideal sampai saat ini. Dimana wadah ini memberikan
beberapa keuntungan antara lain :
a. Bersifat impermeable
b. Cukup keras dan mempunyai bentuk stabil
c. Transparan, mudah untuk melihat isi
d. Dapat disterilisasi panas kering (260oC) atau uap
bertekanan tanpa mengalami perubahan
e. Mudah dipasang dengan alat pemakai sediaan
parenteral
Tipe gelas ada 4 macam antara lain :
a. Tipe I (Borosilicate, mempunyai resistensi
kimia)
b. tipe II (treated soda-lime glass)
c. tipe III (soda-lime glass)
d. NP-glass (soda-lime glass untuk penggunaan
umum)
2. Plastik
Plastik merupakan polimer dengan BM tinggi dan berbentuk
padat yang dibuat dari monomer melalui proses polimerisasi, baik
rantai lurus maupun bercabang. Bahan plastik banyak digunakan karena
memiliki beberapa keuntungan antara lain :
a. Relatif murah
b. Ringan
c. Tahan terhadap benturan mekanis
d. Fleksibel
e. Ada yang bersifat transparan
f. Mudah dihancurkan dengan
incenerasi
g. Dapat disterisasikan dengan autoclave
Sedangkan kerugiannya antaralain :
a. Titik lebur rendah, hal ini berpengaruh pada sterilisasi.

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 5
b. Dapat ditembus oksigen dan uap air, berpengaruh pada isinya dan
bisa menyebabkan oksidasi.
c. Ada beberapa zat yang dapat diadsobsi oleh plastik, seperti insulin,
zat pengawet dll.
d. Ada beberapa plastik yang dapat meleleh pada proses incenerasi.
3. Karet
Penutup untuk wadah sediaan steril pada umumnya
menggunakan karet. Penutup karet akan memberikan kemudahan untuk
pengambilan isinya serta tetap dapat memberi perlindungan isinya dari
pengaruh luar. Ada beberapa persyaratan karet sebagai penutup antara
lain :
a. Fisika ( elastis, tidak melepaskan partikel)
b. Kimia ( tidak melepaskan zat kimia ke dalam isi/larutan)
c. Selain itu karet juga tidak boleh melepaskan zat warna, tidak boleh
bereaksi dengan larutan, tahan terhadap sterilisasi, harus elastis dan
cukup kenyal, karet tidak boleh mengabsorbsi preservative
sehingga karet tersebut harus dijenuhi dulu dengan preservative.
Sediaan farmasi steril adalah sediaan farmasi yang memenuhi
syarat bebas dari mikroorganisme disamping syarat fisika dan kimia.
Pencucian bertujuan untuk membersihkan pengemas atau wadah dari
lemak, partikel, bakteri, dan pirogen. Bahan yang dapat digunakan
dalam pencucian antara lain alkali, detergen, purified water (PW), aqua
demineralisasi (DI) yang disaring, non-pyrogen water, dan air untuk
injeksi (WFI).

4. Fungsi bahan-bahan yang digunakan


a. HCl encer untuk melarutkan endapan kotoran pada dinding gelas
seperti kotoran
garam bukan kotoran lemak, protein dan karbohidrat. HCl encer tidak
digunakan padapencucian aluminium karena bersifat asam sehingga
dapat merusak logam aluminiumdan menyebabkan korosif.

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 6
b. Tepol 1% bersifat sebagai detergen yang bebas asam stearat.
Merupakan surfaktan
yang mempunyai gugus lipofil dan gugus hidrofil. Gugus lipofil akan
mengikat lemaksedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aqaudest
pada proses pencucian.
c. Na2CO3membersihkan kotoran lemak. Berfungsi sebagai detergen dan
buffer padapH diatas 8,4.
d. Etanol 70% digunakan untuk membersihkan karet karena karet
mempunyai pori pori yang terdapat partikel asing.
e. Campuran etanol:air (1:1)bersifat semipolar sehingga bisa melarutkan
kotoran-kotoran yang bersifat lipofil dan hidrofil sehingga mudah
terbawa ketika dibilas.

 Perhitungan Pembuatan Larutan HCL


HCL P di tersedia di Laboratorium = 37 %
HCL yang akan dibuat konsentrasinya 2 % sebanyak 1000 ml
Dilakukan pengenceran :
V1 x C1 = V2 x C2
V1 = V2 X C2 / C1
V1 = 1000 ml x 2 % / 37 %
= 54 ml

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 7
BAB II
METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
1.Alat
- Oven - Gelas Ukur
- Autoklaf - Labu Erlemeyer
- Kaca Arloji - Karet Pipet
- Spatel - Botol Vial
- Pinset - Kertas Sampul Coklat
- Pipet - Aluminium Foil
- Batang Pengaduk - Tube Salep
- Corong Gelas - Sudip
- Botol Infus - Kertas Saring
- Gelas Piala - Ampul
2. Bahan
- Larutan Hcl 2%
- Bayclin
- Na. Karbonat 0,5%
- Spiritus dilitus
- Aqua p.i
- Aquadest

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 8
3. Penyiapan Alat dan Bahan

No Nama Alat Cara Sterilisasi Waktu


1. Kaca arloji Oven – 180oC 30 menit
2. Beaker glass Oven – 180oC 30 menit
3. Erlenmeyer Oven – 180oC 30 menit
4. Pengaduk Oven – 180oC 30 menit
5. Pinset Oven – 180oC 30 menit
6. Spatel Oven – 180oC 30 menit
7. Ampul Oven – 180oC 30 menit
8. Botol pelarut Oven – 180oC 15 menit
9. Pipet tetes Autoklaf - 121oC 30 menit
10. Gelas ukur Autoklaf - 121oC 30 menit
11. Kertas saring Autoklaf - 121oC 30 menit
13. Botol infus Autoklaf - 121oC 30 menit
14 Corong Autoklaf - 121oC 30 menit
15 Spuit injeksi Etilen dioksida 30 menit
18 Vial Oven – 180oC 30 enit

B. PROSEDUR PEMBUATAN
i. Pembuatan Larutan Hcl 2%
Siapkan Hcl 54 ml ( Untuk Kelompok )

Tambahkan Aquadest sampai 100 ml

Aduk sampai homogen

ii. Pembuatanlarutan Larutan Bayclin

Diukur bayclin dengan gelas ukur sebanyak 5ml

Tambahkan Aquadest sampai 100 ml

Aduk sampai homogen dan sisihkan

iii. Pembuatan Larutan Na. Karbonat

Ditimbang Na. Karbonat 0,5 g

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Tambahkan Aquadest sampai 100ml
Page 9

Aduk sampai larut dan homogen


iv. Pembuatan Larutan ( Bayclin + Na. Karbonat )

Masukkan larutan bayclin + larutan Na. Karbonat


dalam wadah

Aduk sampai homogen

v. Pencucian Tutup Karet

Direndam dalam larutan HCL 2 % selama 2 hari

Direndam larutan 1 ( Bayclin + Na.Bikarbonat 0,5 %)


selama 1 hari

Kemudian dalam larutan 1 didihkan

Karet didihkan lagi dengan larutan I baru

Diulsng-ulang tindakan (4), sampai larutan kelihatan


jernih dan bersih

Karet ditambah aqua p.i lalu diautoklaf 1210C, 15


menit, kemudian dilihat filtratnya jernih atau
belum, dapat diulang tindakan ini sampai
mendapatkan filtrat yang jernih

Karet kemudian dibilas dengan larutan II (spiritus


dilutus + aqua p.i. sama banyak) sampai jernih
filtratnya
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
Page 10
Terakhir di autoklaf 1210C selama 30 menit dalam
kantong plastik tanpa air

vi. Pencucian Ampul / Vial / Botol Infus ( glassware )

Ampul / Vial Botol Infus dicuci dengan Hcl Encer

Didihkan dengan larutan I sama banyak

Diulang Prosedur 2 ( Dua ) maximal 3X untuk


mendapatkan filtrate yang jernih

Cucilah ampul / vial / botol infus dengan aquadest

Atur container dengan baik dan sterilkan dengan


oven pada suhu 180oC selama 30 menit

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 11
vii. Pengeringan Alat

Alat – alat yang telah


dicuci

Mengeringkan di oven 100 – 105oC selama 10 menit,


dalam keadaan terbaik ad kering lalu di bungkus

Menutup rapat oven atau alat ditutup dengan kertas


yang terbungkus uap air untuk menghindari debus lama
pengeringan berlangsung

Alat – alat yang kering

viii. Pembungkusan Alat

Alat – alat yang kering

Membungkus beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur,


dengan mulut ditutup kertas perkamen lalu diikat
dengan tali

Menutup ampul dengan alumunium foil

Membungkus tiap alat dalam kantung rangkap dua

Alat – alat yang kering

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 12
BAB III

PEMBAHASAN

Sterilisasi merupakan eliminasi menyeluruh terhadap viabilitas


mikrbial, termasuk bentuk vegetatif bakteri dan spora. Sterilisasi pada alat
bedah, implant, linen, dan baju bedah merupakan salah satu aspek dari
regimen penting mengenai teknik aseptis. Metode sterilisasi dapat dibagi
menjadi dua kelompok utama: fisik dan kimia. Meskipun sterilitas dapat
dicapai dengan berbagai zat kimia, metode fisik biasanya lebih banyak
digunakan. Panas, filtrasi, dan radiasi merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam metode fisik untuk mensterilkan alat-alat medis dan alat-alat
bedah. Sterilisasi kimia biasanya menggunakan etilen oksida atau hidrogen
peroksida, meskipun formaldehide dan β-propiolakton juga dapat digunakan.
Teknik yang paling banyak digunakan untuk medikasi adalah panas uap, etilen
oksida, dan sterilisasi plasma gas hidrogen peroksida (Kubyshkina dkk, 2011).
Peranan sterilisasi pada bidang mikrobiologi diantaranya adalah
untuk mencegah pencemaran organisme luar, untuk mempertahankan keadaan
aseptis, sedangkan pada pembuatan makanan dan obat-obatan, sterilisasi
berfungsi untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme (Gupte, 1990).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau didalam sutu benda. ketika
melakukan pemindahan biakkan bakteri secara aseptik. Di dalam pengamatan
tentang mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting atau
merupakan suatu keharusan, baik pada alat maupun media. Hal ini penting
karena jika alat atau media tidak steril, akan sulit menentukan apakah mikroba
merupakan akibat dari percobaan yang dilakukan atau merupakan kontaminan.
Bekerja di laboratorium mikrobiologi mengandung risiko yang tidak kecil.
Setiap saat harus selalu berasumsi bahwa setiap mikroorganisme adalah
potensial patogen dan harus berhati-hati agar tidak terinfeksi oleh bakteri

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 13
tersebut. Sterilisasi ini sangat penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian yang bersangkutan dengan mikrobiologi (Ang, 2008).
Autoklaf adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas
bertekanan tinggi dan biasanya digunakan untuk mensterilisasi peralatan atau
bahan ukur tahan panas dan tidak rusak oleh panas (Sumarsih, 2010). Prinsip
kerja autoklaf adalah memanfaatkan suhu di atas 120 oC dan tekanan uap air
1,5 kg/cm2. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm
dan dengan suhu 121oC (250oF). jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 psi = 15 pounds per square
inch). Waktu yang dibutuhkan autoklaf sektiar 3-5 jam. Lama sterilisasinya
adalah 15 menit untuk suhu 121oC (Sunarmi dan Saparinto, 2010). Faktor-
faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap ada 3, yaitu waktu, suhu, dan
kelembaban (Stefanus, 2006). Sterilisasi panas uap melalui autoklaf
merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk alat-alat medis.
Metode uap panas merupakan metode yang dapat dipercaya, cepat, dan mudah
dilakukan. Prinsip kerja metode ini yaitu dengan menggunakan panas uap,
dapat mendenaturasi protein dalam mikroba sehingga dapat mengganggu
perkembangan kehidupan dari mikroba tersebut. Metode ini juga tidak mahal
dan dapat dengan cepat mensterilkan material porous dan dapat menjangkau
setiap permukaan dan sudut. Meskipun demikian, metode ini memiliki
beberapa kekurangan. Banyak diketahui bahwa panas dan uap dapat
mengganggu partikel secara mekanis dan kimiawi terutama pada biomaterial
sintetis. Kerugian utama dari panas uap adalah hidro filikisnya beberapa
polimen, yang dapat membuat implant melemah secara mekanis. Terakhir,
panas uap sendiri dapat membawa kontaminan ke permukaan alat dan secara
langsung mengurangi tingkat kompatibilitas in vivo (Kubyshkina dkk, 2011).
Selain mengeringkan, oven juga berfungsi sebagai alat sterilisasi.
Prinsip kerja dalam oven dengan menggunakan aliran udara panas dan kering.
Alat-alat yang dapat disterilisasikan adalah alat-alat gelas seperti Erlenmeyer,
cawan petri, tabung reaksi, dan pipet (Sumarsih, 2010).

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 14
Dalam percobaan ini, dilakukan pencucian dan sterilisasi tutup karet
botol infus, pencucian dan sterilisasi ampul dan vial, serta pencucian dan
sterilisasi alat kesehatan reusable. Pada percobaan pencucian dan sterilisasi
tutup karet, pertama-tama praktikan merendam tutup karet dalam larutan HCL
2% selama 2 hari, kemudian tutup karet dicuci dengan aquades hingga
kelihatan bersih, selanjutnya direndam kembali dengan larutan Bayclin +
Natrum karbonat 0,5 % selama 1 hari, kemudian dididihkan, kemudian karet
ditambah aqua p.i dan dimasukkan ke autoklaf selama 15 menit pada suhu
121oC. Perendaman dalam HCL 2% pada percobaan ini ditujukan untuk
mencuci dan menetralkan kotoran-kotoran yang bersifat basa. Sedangkan
tujuan prendaman dengan larutan Bayclin adalah untuk membersihkan sisa
lemak yang tidak terangkat pada proses sebelumnya, dan tujuan perendaman
dengan larutan Natrium Karbonat sebagai penetral asam karena tutup karet
pada tahap sebelumnya direndam dengan larutan asam HCL 2 %. Proses
pencucian dilakukan untuk membersihkan HCL pada tutup karet dan untuk
membersihkan mikroba mati yang menempel. Sedangkan proses sterilisasi
dengan autoklaf dilakukan untuk mempenetrasi objek dengan uap, kondensasi
produk yang menciptakan tekanan negatif dan uap, dan uap panas membunuh
mikroorganisme melalui koagulasi protein . Pengemasan adalah suatu proses
pembungkusan, pewadahan atau pengepakan suatu produk dengan
menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang didalamnya terlindungi.
Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari
mulai proses pengemasan yang sederhana sampai teknologi modern pada saat
ini. Pengemasan merupakan wadah yang melindungi keseluruhan bahan
kemas dari kerusakan yang dilengkapi dengan tulisan, label, keterangan lain
menjelaskan isi, kegunaan, dan informasi lain yang perlu.

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 15
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi alat dan bahan
2. Mahasiswa dapat membedakan alat yang disterilisasi dengan autoklaf
dan oven
3. Mahasiswa dapat mengetahui peranan penting sterilisasi alat dan
bahan
4. Mahasiswa dapat mengetahui larutan atau cairan yang digunakan
untuk mensterilisasikan beserta fungsinya
5. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja oven dan autoklaf

B. SARAN
Pada saat melakukan praktikum, sebaiknya para praktikan benar-
benar memperhatikan kesterilan setiap alat dan bahan yang akan
digunakan agar mendapat hasil praktikum sesuai yang diharapkan.

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 16
DAFTAR PUSTAKA

Acharya, Tankeshwar. 2013. Dry-Heat Sterilization: Principle, Advantages and


Disadvantages. http://microbeonline.com/dry-heat-sterilization-principle-
advantages-disadvantages/
Ang, Patricia. 200.Sterilisasihttp://www.academia.edu/4776324/Sterilisasi.
Kubyshkina, Galina, Barbara Zupancic, Marina Stukelj, Dusan Groselj, Ljubo
Marion, dan Igor Emri. The Influence of Different Sterilization Technique
on the Time-Dependent Behavior of Polyamides. Journal of Biomaterials
and Nanobiotechnology, 2011
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Penerbit Andi: Yogyakarta
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial ProblematikadanPengendaliannya.
SalembaMedika. Jakarta
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 17
LAMPIRAN

No Gambar Keterangan
1.
Persiapan Bahan yang akan di
sterilkan

2.
Proses pencucian dengan larutan
HCL sebelum disterilisasi dengan
menggunakan oven

3.
Proses Pembungkusan alat yang
akan disterilkan

4.
Setelah selesai dibungkus, lalu alat
disterilkan

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 18
LAMPIRAN

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


Page 19

Anda mungkin juga menyukai