Anda di halaman 1dari 6

INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Vol 2 (3) 2020, 41-46

Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu


Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium

Istini1

1Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta


Email: Istini@ugm.ac.id

Submisi: 26 Agustus 2019; Penerimaan: 30 Juli 2020

ABSTRAK

Salah satu penelitian yang dilakukan di laboratorium adalah kultur sel. Penelitian
tersebut membutuhkan lingkungan yang steril, meliputi alat, ruang, peralatan
pendukung, serta personil laboratorium. Sterilisasi sangat berperan penting bagi
kelancaran hasil kultur sel. Peralatan pendukung yang steril juga berperan penting
dalam upaya pencegahan agar penelitian terhindar dari kontaminasi. Peralatan
pendukung ini antara lain terdiri dari: tip kuning, tip biru, tabung 1,5 ml, petri dish,
alat bedah, dan tabung 15 ml. Peralatan tersebut perlu dikemas sebelum dilakukan
sterilisasi dengan autoklaf. Bahan atau wadah untuk mengemas peralatan
pendukung diperlukan untuk menjaga peralatan dari tekanan dan suhu tinggi selama
proses sterilisasi dengan autoclave. Salah satu bahan alternative yang dapat
digunakan untuk mengemas adalah plastik prolipropilen standing pouch. Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui apakah plastik standing pouch dapat dipakai sebagai
salah satu kemasan sterilisasi peralatan laboratorium sehingga dapat menunjang
kegiatan penelitian di laboratorium. Percobaan dilakukan dengan memasukkan
peralatan laboratorium diantaranya tip biru, tip kuning, tabung 1,5 ml, dan petridish,
ke dalam empat macam bahan pengemas yaitu plastik polipropilen standing pouch,
kertas payung, plastik polipropilen tebal, dan kotak tip pabrikan kemudian
disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit. Percobaan selanjutnya adalah
pengecekan sterilitas, yaitu tip biru yang sudah steril dimasukkan ke dalam botol
steril berisi medium RPMI dan sebagai kontrol adalah botol steril yang berisi medium
RPMI saja. Botol dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dengan suhu 37 °C kemudian
dilakukan pengamatan selama tiga hari. Setelah tiga hari botol blanko dan botol
perlakuan tetap jernih, hal ini menandakan tidak terjadi kontaminasi. Percobaan ini
membuktikan bahwa plastik polipropilen standing pouch dapat digunakan sebagai
salah satu bahan pengemas peralatan untuk sterilisasi di laboratorium yang praktis.

Kata kunci : plastik polipropilen; standing pouch; sterilisasi; bahan pengemas.

PENDAHULUAN

Proses penelitian di laboratorium memerlukan bahan untuk mengemas


yang dilakukan oleh mahasiswa atau dan melindungi peralatan tersebut
peneliti sebagian besar menggunakan selama proses sterilisasi dengan tekanan
peralatan yang steril. Penelitian yang dan suhu tinggi di dalam alat autoklaf.
memerlukan peralatan steril antara lain: Bahan pengemas yang sering dipakai
kultur bakteri, kultur sel, kultur tanaman antara lain: kertas payung, kertas koran,
dan penelitian di bidang biologi molekuler rak tip, aluminium foil, dan plastik tebal,
seperti DNA/RNA. Peralatan yang perlu akan tetapi bahan-bahan tersebut masih
disterilkan antara lain: tabung kaca,alat memiliki kelemahan. Penggunaan kertas
bedah, tabung plastik berbagai ukuran, payung/koran sering meninggalkan
petridish, tip kuning, dan tip biru. Peneliti bercak pada peralatan setelah

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 41


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Istini/ Vol 2 (3) 2020, 41-46

disterilisasi di dalam autoklaf. seperti gesekan, benturan dan getaran


Penggunaan plastik tebal masih (Nurminah, 2002).
membutuhkan staples dan selotip yang Plastik merupakan bahan
terkadang kurang rapat. Penggunaan pengemas yang saat ini berkembang
alumunium foil mudah robek sedangkan pesat. Plastik digunakan untuk
rak tip harganya relatif mahal. mengemas berbagai macam jenis
Saat ini banyak terdapat produk makanan dan minuman. Penggunaan
plastik yang beredar dipasaran antara plastik sebagai bahan pengemas
lain: plastik polipropilen standing pouch. mempunyai keunggulan dibanding
Plastik ini biasa digunakan untuk bahan pengemas lain karena bersifat
mengemas makanan, karena memiliki ringan, transparan, kuat, murah, mudah
kelebihan yaitu murah, mudah didapat ditoko plastik. Plastik juga
didapatkan di toko plastik, tebal, memiliki kelemahan yaitu, beberapa jenis
transparan, dan terdapat klip pengunci. tidak tahan panas, dan plastik termasuk
Untuk itu dilakukan percobaan terhadap bahan yang tidak dapat dihancurkan
plastik polypropilen standing pouch dengan cepat dan alami (non-
sebagai bahan pengemas sterilisasi biodegradable) (Latief, 2000).
peralatan laboratorium dengan autoklaf Plastik polipropilen adalah salah
yang bersuhu tinggi. Sterilisasi adalah satu jenis plastik yang banyak digunakan
proses untuk menghilangkan semua dalam pembuatan botol minuman, kotak
jenis miroorganisme yang hidup dalam makanan, dan sebagai tempat
suatu benda yaitu protozoa, fungi, penyimpanan makanan karena termasuk
bakteri, mycoplasma, dan virus. jenis plastik terbaik. Bahan plastik ini
Sterilisasi berfungsi menjaga kebersihan mampu mencegah terjadinya reaksi
atau sterilitas suatu benda yang akan kimia dan mempunyai sifat tahan panas.
dipergunakan. Beberapa peneltian Jenis plastik polipropilen (PP) memiliki
dilaboratorium misalnya penelitian kultur sifat lebih kaku, kuat dan ringan daripada
dan biologi molekuler sangat polietilen dengan daya tembus uap air
membutuhkan kondisi dan peralatan yang rendah, memiliki ketahanan yang
yang steril. baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan mengkilap (Nurminah,
TINJAUAN PUSTAKA 2002).
Salah satu jenis kemasan plastik
Sterilisasi adalah proses yang banyak digunakan saat ini adalah
penghilangan atau membunuh kemasan plastik polipropilen standing
mikroorganisme (protozoa, fungi, pouch karena menarik untuk dijadikan
bakteri, mycoplasma, virus) dalam kemasan produk padat/kering maupun
benda/peralatan untuk menjaga produk berbentuk cair. Kemasan jenis
peralatan dilaboratorium tetap standing pouch dianggap sebagai salah
bersih/steril, serta mencegah terjadinya satu jenis kemasan yang higienis karena
kontaminasi. Peralatan laboratorium tertutup rapat dan tidak ada celah untuk
yang akan disterilisasi memerlukan masuknya benda atau cairan. Selain itu
bahan pengemas. Kemasan adalah plastik standing pouch juga memiliki
suatu benda yang digunakan sebagai kelebihan dari sisi desainnya yang cantik
wadah/tempat yang dikemas dan dapat dan mudah untuk dikustomisasi (mudah
mencegah/mengurangi kerusakan, disesuaikan dengan kebutuhan) serta
melindungi bahan yang ada di dalamnya ukurannya yang relatif lebih lebar dan
dari pencemaran serta gangguan fisik posisinya yang bisa berdiri membuat

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 42


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Istini/ Vol 2 (3) 2020, 41-46

desain tersebut mudah dilihat (Syahid; pada suhu 121 °C selama 15 menit.
2018). Penggunaan suhu 121 °C itu disebabkan
oleh tekanan 1 atm pada ketinggian
permukaan laut. Autoklaf merupakan alat
yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang
sterilisasi di rumah sakit serta tempat-
tempat lain yang memproduksi produk
steril. Waktu yang diperlukan untuk
sterilisasi tergantung pada sifat bahan
yang akan disterilkan, tipe wadah dan
volume bahan. Misal akan mensterilkan
1000 buah tabung reaksi yang masing-
masing berisi 10 ml medium cair
Gambar 1. Plastik Polipropilen standing membutuhkan waktu 10-15 menit pada
pouch suhu 121 °C , sedangkan jumlah medium
yang sama bila ditempatkan dalam 10
wadah berukuran 1 liter akan
membutuhkan waktu 20-30 menit pada
suhu yang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi. (Pelczar dan
Chan, 1986).

METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini antara lain: tip kuning, tip
biru, tabung 1,5 ml, plastik standing
pouch, kertas payung, gunting, isolasi,
kotak tip pabrikan, autoklaf, inkubator
CO2, oven. Bahan yang digunakan
Gambar 2. Plastik standing pouch yang adalah medium RPMI 1640 steril dan
selama ini digunakan sebagai bahan akuades.
pengemas makanan mempunyai Metode yang digunakan adalah
berbagai ukuran, mulai dari ukuran yang sterilisasi menggunakan autoklaf. Pada
kecil (10 x 17 cm) hingga ukuran yang percobaan ini terdapat empat kelompok
besar (20 x 29 cm) (Sumber: Grosir perlakuan. Masing-masing kelompok
Wahaji, 2018). terdiri dari 3 atau lebih kemasan.
Peralatan laboratorium yang dikemas
Sterilisasi adalah proses untuk antara lain: tip biru, tip kuning, tabung
membunuh semua mikroorganisme yang 1,5ml, petridish. Kelompok pertama
ada, dan jika ditumbuhkan pada medium peralatan dikemas dalam plastik
tidak ada mikroorganisme yang tumbuh polipropilen standing pouch, kemudian
dan berkembang biak. Sterilisasi harus plastik ditutup rapat dengan menekan
dapat membunuh mikroorganisme yang klip penguncinya. Kelompok kedua
paling tahan panas yaitu spora bakteri peralatan dikemas dalam kertas payung
(Fardiaz, 1992). Sterilisasi basah yang berwarna coklat. Kelompok ketiga
biasanya dilakukan dengan alat autoklaf peralatan dikemas dalam plastik
uap dengan menggunakan uap air jenuh polipropilen tebal kemudian ditutup

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 43


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Istini/ Vol 2 (3) 2020, 41-46

dengan selotip. Kelompok keempat


peralatan dimasukkan dalam kotak tip
pabrikan. Keempat kelompok tersebut
dilakukan proses sterilisasi dengan
autoklaf yang sudah berisi akuades
dengan suhu 121 °C dan tekanan 1 atm
selama 15 menit. Setelah proses
sterilisasi selesai, dilakukan pengamatan
hasil dari perlakuan outoklaf terhadap
kemasan dan peralatan yang ada
didalam kemasan, kemudian peralatan
Gambar 6. Peralatan laboratorium yang
tesebut dikeringkan dalam dalam oven
sudah dikemas dengan plastik
dengan suhu 70°C.
polipropilen standing pouch

Gambar 3. Tip kuning yang dikemas Gambar 7. Botol sebelah kiri berisi
dengan plastik tebal medium RPMI ditambah tip biru, botol
sebelah kanan berisi medium RPMI saja
sebagai kontrol

Gambar 4. Peralatan laboratorium yang


sudah dikemas dengan kertas payung

Gambar 8. Botol perlakuan dalam


inkubator CO2

Percobaan selanjutnya adalah uji


sterilitas peralatan laboratorium yang
Gambar 5. Peralatan laboratorium yang telah disterilkan menggunakan plastik PP
dikemas dengan kotak tip pabrikan standing pouch dengan cara menyiapkan
dua buah botol steril yang telah berisi
medium RPMI steril. Tip biru steril

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 44


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Istini/ Vol 2 (3) 2020, 41-46

dimasukkan dalam botol pertama. Botol plastik karena pengaruh uap panas
kedua sebagai kontrol. Kedua botol sehingga kemasan terbuka. Hasil
dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dan pengamatan pada kemasan kotak tip
dilakukan pengamatan selama tiga hari. pabrikan terlihat bahwa kotak mudah
terbuka, oleh karena itu dibutuhkan
HASIL DAN PEMBAHASAN plastik untuk melindungi kemasan kotak,
juga terdapat beberapa kotak yang tidak
Sterilisasi dalam percobaan ini tahan panas/meleleh, sedangkan pada
menggunakan alat autoklaf dengan kemasan plastik polipropilen standing
metode pemanasan dengan uap panas pouch yaitu plastik tahan panas dan
pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm tidak meleleh, kemasan dalam keadaan
selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan tetap tertutup rapat karena terdapat klip
Hadioetomo (1985), bahwa pemanasan pengunci.
basah biasanya dilakukan didalam Percobaan selanjutnya dilakukan
autoklaf atau sterilisator uap yang mudah pengecekan sterilitas peralatan hasil
diangkat menggunakan uap air jenuh sterilisasi dengan kemasan plastik
bertekanan pada suhu 121°C selama 15 standing pouch menggunakan larutan
menit. Metode sterilisasi ini sering medium. Gunawan (1988) mengatakan
dipakai karena lebih efisien, cepat, dan bahwa media kultur jaringan merupakan
aman. Tujuan sterilisasi adalah menjaga media yang sangat mendukung bagi
kebersihan supaya peralatan terbebas pertumbuhan mikroba. Media yang
dari mikroorgaisme berbahaya sehingga digunakan pada percobaan ini adalah
terhindar dari kontaminasi. Sreilisasi juga medium RPMI 1640 (Media Roswell Park
sebagai jaminan bahwa suatu produk Memorial Institute 1640) yang
sudah bersih, steril, dan aman digunakan merupakan salah satu media yang
oleh konsumen. Sterilisasi menggunakan banyak dipakai untuk menumbuhkan sel
cara pemanasan basah dapat mamalia, salah satunya adalah sel
membunuh mikroorganisme karena limfosit. Media ini berwarna merah
pemanasan basah dapat menyebabkan karena adanya phenol red sebagai
denaturasi protein, termasuk enzim- indikator pH untuk mendeteksi terjadinya
enzim didalam sel (Fardiaz, 1992). perubahan pH akibat metabolisme sel
Percobaan sterilisasi peralatan (Invitrogen, 2009).
kultur sel menggunakan bahan Pengamatan dilakukan terhadap
pengemas meliputi empat macam yaitu botol 1 dan 2 selama tiga hari. Botol 1
plastik propilen standing pouch, kertas berisi medium RPMI yang ditambahkan
payung, plastik polipropilen tebal dan tip biru yang telah disterilkan dengan
kotak tip pabrikan. Sedangkan alat yang kemasan plastik standing pouch. Botol
dikemas adalah tip kuning dan tip biru. kedua berisi medium saja sebagai
Setelah dilakukan sterilisasi dengan kontrol. Pengamatan dilakukan secara
menggunakan autoklaf, pengamatan visual. Pada hari pertama sampai hari
dilakukan terhadap empat kemasan ketiga medium dalam botol 1 dan 2 tetap
tersebut. jernih, hal ini menandakan bahwa tidak
Hasil pengamatan pada kertas ada kontaminasi pada botol medium
payung yaitu kondisi kemasan dalam yang diberi tip biru, apabila terjadi
keadaan basah dan mudah robek, kontaminasi maka medium RPMI akan
beberapa ujung tip berwarna coklat, pada berubah menjadi keruh. Hasil percobaan
kemasan plastik polipropilen tebal ini membuktikan bahwa tip biru steril dan
terdapat selotip yang terlepas dari peralatan steril lain yang dikemas

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 45


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Istini/ Vol 2 (3) 2020, 41-46

dengan plastik polipropilen standing https://elshinta.com/news/159775/2018/


pouch dapat digunakan untuk bekerja 11/01/standing-pouch-pilihan-
pada penelitian yang menggunakan kemasan-yang-menarik-untuk-
peralatan steril. aneka-produk, diakses 23 April
Keunggulan penggunaan plastik 2019
standing pouch adalah: murah, mudah Invitrogen. 2009. RPMI media 1640.
didapatkan ditoko plastik, tebal, diakses melalui
transparan, terdapat klip pengunci http://www.invitrogen.com/site/us/
sehingga tidak memerlukan staples atau en/home/Products-and
selotip, dan dapat dipakai berulang kali, Services/Applications/ Cell-
juga bisa diletakkan pada posisi berdiri. Culture/Mammalian-
Keunggulan tersebut sangat membantu CellCulture/Classical_Media/RPM
peneliti, karena dapat mengurangi biaya I.html pada 22 Agustus 2019.
penelitian skala kecil, misalnya penelitian Latief, 2000. Teknologi Kemasan Plastik
mahasiswa S1. Biodegradable. Hayati-IPB. Bogor.
Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat
PENUTUP Berbagai Bahan Kemasan Plastik
dan Kertas serta Pengaruhnya
Kesimpulan terhadap Bahan yang Dikemas,
Plastik polipropilen standing Fakultas Pertanian, Jurusan
pouch dapat digunakan sebagai bahan Teknologi Pangan, Universitas
pengemas sterilisasi peralatan Sumatera Utara.
laboratorium. Pelczar, Michael J. dan Chan, E.C.S.
1986. 190-191, Dasar-Dasar
Saran Mikrobiologi, Universitas
Perlu mencari bahan pengemas Indonesia, UI-Press, Jakarta
lainnya untuk sterilisasi peralatan Syahid. 2018. Standing pouch, pilihan
laboratorium yang lebih ramah kemasan yang menarik untuk
lingkungan. aneka produk

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I.


Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur
Jaringan, Laboratorium Kultur
Jaringan, PAU Bioteknologi, IPB
Hadioetomo, R. S. 1985. Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek, Teknik dan
Prosedur Dasar
Laboratorium.Jakarta: Gramedia.

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 46

Anda mungkin juga menyukai