DISUSN OLEH:
KELOMPOK 1
KENDARI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi
obatdengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya,
dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal
2406).
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan
padatmengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet
berbentukkapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar
yang digunakanuntuk obat hewan besar. (Ilmu Resep, Hal 165).
Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng,
bundar,segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan
untukmenghindari / mencegah / menyulitkan pemalsuan dan agar mudah
dikenalorang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna
kemungkinankarena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja
diberikan warnadengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah
pemalsuan,membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.Etiket pada
tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yangterkandung, jumlah zat
aktif ( zat berkhasiat ) tiap tablet (Ansel, Howard.1989).
B. Komponen Tablet
Komponen / formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung ba
han pewar a yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1) Zat aktif
harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope Indonesia
2) Bahan excipient / bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
berfungsi untuk memperbesar volume massaagar mudah
dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zataktifnya
sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsiumfosfat
dibase, dan selulosa mikrokristal
b. Bahan pengikat (binder)
berfungsi memberikan daya adhesi padamassa serbuk sewaktu
granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi misalnya
gom akasia, gelatin, sukrosa povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati
terhidrolisa, selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur/pengembang (desintegran)
berfungsi membantuhancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya
pati, pati dan selulosa yangtermodifikasi secara kimia, asam alginat,
selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang.
d. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
berfungsi mengurangi gesekanselama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegahmassa tablet melekat pada
cetakan. Misalnya senyawa asam stearatdengan logam, asam stearat,
minyak nabati terhidrogenasi dan talk.Umumnya lubrikan bersifat
hidrofobik, sehingga dapat menurunkankecepatan desintegrasi dan
disolusi tablet. Oleh karena itu kadarlubrikan yang berlebih harus
dihindari. PEG dan garam Lauril sulfatdapat digunakan tetapi kurang
memberikan daya lubrikasi yangoptimal dan perlu kadar yang lebih
tinggi.
e. Glidan
adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung
tanpa proses granulasi. Misalnya Silika pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3) Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour)
berfungsi meningkatkan nilai estetika atauuntuk identitas
produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.
b. Bahan pengharum (flavour)
berfungsi menutupi rasa dan bau zatkhasiat yang tidak enak
(tablet isap Penisillin), biasanya digunakanuntuk tablet yang
penggunaannya lama di mulut. Misalnya macam-macam minyak atsiri.
Granulasi Basah
Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif
daneksipient menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahanterhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetaklangsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode
granulasi basah adalah membasahi massa tablet denganlarutan pengikat
tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbukdengan
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan
larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahantersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairandimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair
yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila
jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan
tekanan kapiler paling pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata
dansemua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan denganalat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas
permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
pengeringan granul diayak kembali, ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat. Cara
granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lama
dibanding cara granulasi kering.
- Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan
amida( acetamida/ ethenamida )
- Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-
phenol.
Efek samping
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa
gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal,
gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi dapat berupa
bintik – bintik merah pada kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang
mengancam nyawa. Gangguan darah dapat berupa perdarahan saluran cerna,
penurunan kadar trombosit dan leukosit, serta gangguan sel darah putih.
Penggunaan parasetamol jangka pendek aman pada ibu hamil pada semua
trimester dan ibu menyusui.
Dosis
Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, dosis parasetamol
dewasa 325 – 650 mg setiap 4 jam atau 500 mg setiap 8 jam. Dosis anak adalah
10 – 15 mg/kgBB , dapat diberikan setiap 4 jam (maksimal 5 dosis dalam 24 jam).
Dosis maksimal akumulatif parasetamol adalah 4 gram per hari. Efek parasetamol
mulai muncul 30 – 60 menit setelah konsumsi dan bertahan selama 4 jam.
II.2 Uraian Bahan
III.I BAHAN:
1. Paracetamol
2. Amilum
3. Pvp
4. Laktosa
5. Aquades
6. Magnesium stearat
7. Talk
III.2 ALAT:
a. Perdosis
Paracetamol = 500 mg
7,5
Amilum 7,5 % = x 700 mg = 52,5 mg
100
5
PVP 5 % = x 700 mg = 35 mg
100
1
Magnesium stearat 1% = x 700 mg = 7 mg
100
2,5
Amilum 2,5 % = x 700 mg = 17,5 mg
100
2
Talk 2 % = x 700 mg = 14 mg
100
Laktosa ad 700 mg = 700 – (626 mg)
= 74 mg
b. Perbatch
Paracetamol = 500 mg x 100 tab = 50.000 mg = 50 gram
Amilum = 52,5 mg x 100 tab = 5.250 mg = 5,25 gram
PVP = 35 mg x 100 tab = 3.500 mg = 3,5 gram
Magnesium stearat = 7 mg x 100 = 700 mg = 0,7 gram
Amilum = 17,5 mg x 100 tab = 1.750 mg = 1,75 gram
Talk = 14 mg x 100 tab = 1.400 mg = 1,4 gram
Laktosa ad 700 mg = 74 mg x 100 tab = 7.400 mg = 7,4 gram
BAB IV
1. Evaluasi granul
Pada evaluasi granul di lakukan pengujian yang terdiri atas:
a) Kadar Lembap
Alat yg di gunakan yaitu Moisture balance
Di mana di lakukan pengujian terhadap serbuk sediaan bahan aktif dan
eksipien yang telah di buat dalam bentuk granul. Di mana di timbang seksama
5,0 gram granul, kemudian di panaskan dalam lemari pengeringan dengan
(suhu 40-60 0 C) di ad bobot konstan dan di ukur kadar lembap dengan rumus:
wo−wi
Hitungan % lembap : x 100 %
wo
Keterangan : wo : bobot granul awal
Wi: bobot granul setelah pengeringan
Di peroleh hasil pada saat percobaan yaitu :
wo−wi
Kadar lembap = x 100 %
wo
Diketahui : wo = 5,0 gram
Wi = 4,85 gram
Ditanyakan % kadar lembap ?
5.0 g−4,85 g
Penyelesaian : x 100 %
5,0 g
= 3%. Hal ini sesuai dengan literatur.
Menurut Indra gunawan, 2013. dalam buku teknologi sediaan farmasi
dalam evaluasi granul : Syarat kelembapan granul 2 – 4%.
b) Sifat alir
1. Secara langsung
Di timbang 25gram granul di tempatkan pada corong alat uji waktu alir
air dalam keadaan tertutup. Di buka penutupnya di biarkan granul
mengalir, di catat waktunya, menggunkan stopwatc. Satuan waktu alir :
g/detik
2. Secra tidak langsung
Pada cara 1, granul di tampung pada kertas grafik milimeter, di catat
tinggi (h), dan diameter unggukan granul. Di hitung a(sudut istirahat),
menggunakan persamaaan :
h
Tg =
r
A = inv.Tg.a
Persayaratan : 100 gram granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik
(¿ 10 g /detik ¿ (Indra gunawan, 2013).
3. Kompersibilitas
Di timbang 100gram granul, di masukan ke dalam gelas ukur dari alat
joulting volumeter dan di catat waktunya. Di hidupkan motor, di hitung
hingga 50 ketukan dan di catat waktunya. Di hitung kompresibilitas
dengan rumus:
vo−vn
Kp¿ x 100 %
vo
Diketahui:vo = volume awal = 25 gram/ml
Vn = volume pada tiap jumlah ketukan = 10gram/ml
Ditanyakan : persen pemampatan ?
vo−vn
Penyelesaian ¿ x 100 %
vo
25 g /ml−10 g / ml
= x 100 %
25 g /ml
= 10g/ml sesuai dengan literatur (Indra gunawan, 2013.
dalam buku teknologi sediaan farmasi dalam evaluasi granul).
Persyaratan : jika % pemampatan kurang dari 20% keteratura fabrikasi
akan tercapai.
Setelah dilakukannya pengeringan granul kedalam oven dan setelah
dilakukan pengempaan tablet, dilakukan uji evaluasi tablet yaitu :
2. Evaluasi Tablet
Pada evaluasi tablet di gunakan tablet paracetamol di mana di lakukan
pengujian yang terdiri atas
a) Keseragaman bobot
Uji keseragamanbobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan
dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang
mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu
tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.
(Dirjen POM, 1979:6) Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(1976). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Alat Fungsi
Timbangan Analitik adalah sebuah
instrument laboratorium yang
digunakan untuk mengukur massa
suatu zat. Timbangan analitik
memiliki beberapa nama lain seperti
analytical balance, neraca analitik,
timbangan gram halus atau timbangan
laboratorium.
Oven Laboratorium adalah suatu
peralatan yang berfungsi untuk
memanaskan ataupun mengeringkan.
Biasanya digunakan untuk
mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun
pelarut organik
Fungsi glowrate tester adalah alat
yang digunakan untuk mengetahui
adanya suatu aliran matrial (liquid,
gas, powder) dalam suatu jalur aliran,
dengan segala aspek aliran itu sendiri,
yang meliputi kecepatan aliran atau
glowrate tester dan total massa atau
volume dari matrial yang mengalir
dalam jangka waktu tertentu atau
sering disebut dengan istilah totalizer.
Gelas ukur adalah peralatan
laboratorium umum yang digunakan
untuk mengukur volume cairan. Alat
ini memiliki bentuk silinder dan setiap
garis penanda pada gelas ukur
mewakili jumlah cairan yang telah
terukur.
Fungsi dissolution tester adalah alat
yang digunakan untuk menganalisa
banyaknya jumlah zat aktif larut
dalam cairan tubuh(simulasi). Pada
bidang industri dissolution tester
memiliki fungsi untuk merumuskan
bentuk dosis obat dan
mengembangkan spesifikasi kualitas.
V.2 Saran
Berdasarkan praktikum kami memberikan saran, agar lebih memperhatikan
dengan seksama ataupun teliti terhadap pembuatan formulasi paracetamol
dengan menggunakan metode granulasi basah, agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam menganalisa dan kemasukan data yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia Voleme 3. Jakarta : PT.Anem
Kosong Anem.
Jumain & Stevani H., 2011. Praktikum Teknologi Farmasi .JurusanFarmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar
Kasim, Fauzi. 2011. Penuntun Praktikum Sediaan Solid. Fakultas MIPA Jurusan
Farmasi Institut Sains Teknologi Nasional : Jakarta
Tjay, Tan Hoan,dkk. 2003. Analisis Farmasi Dan Usaha Praktek Farmasi. Jakarta :
Gramedia.
Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Eksipient Dalam Faramasi Buku
Kedokteran . Washington : American PharmaseuticalAssociation