FARMASETIKA
TENTANG
SERBUK
NIM : 20101105046
Kelas : A
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan obat racikan serbuk.
- Kelebihan:
1. Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si
penderita
2. Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan
tablet atau kapsul
3. Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh
4. Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam
serbuk
- Kelemahan:
1. Tidak menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab
3. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek
1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama,
dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)
2. Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar
dan dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat
halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati
pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan
bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih
dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)
III. ALAT & BAHAN
Alat :
- Lumpang
- Alu
- Plastik Obat
- Kertas Perkamen
- Sudip / sendok
- Korek api
- Tusuk gigi / kertas
Bahan :
- Paracetamol 500mg (3 tablet)
- CTM 4mg (13 tablet)
- Ambroxol 30mg (4 tablet)
- Saccharum Lactis 468 mg
- Alkohol 70%
b. Serbuk Bagi
c. Gambar Etiket
d. Screening Administrasi
Resep dikatakan sah dan lengkap jika memenuhi semua unsur resep, yaitu :
1. Inscriptio = Nama dokter, alamat dokter, nomor ijin praktek dokter/SIP,
No.Telp/Hp, tempat dan tanggal penulisan.
2. Praescriptio = nama dan jumlah obat
3. Invocatio = Tanda R/ pada bagian kiri resep, dan nama obat atau komposisi obat .
4. Signatura = Aturan pakai yang tertulis.
5. Subscriptio = Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Nama pasien, bagi resep yang mengandung obat golongan narkotika harus
disertakan juga alamatnya
Inscriptio
Invocatio
Praescriptio
Signatura
Subscriptio
e. Perhitungan Dosis
Cara
Nama Obat Umur Dosis Sekali Dosis Sehari
Pemakaian
Paracetamol Oral 5-10 tahun 100-200 mg 400-800mg
(FI III)
CTM Oral Dewasa 2-4 mg 6-16 mg
(FI III)
Ambroxol Tablet oral Anak 6-12 tahun - tablet 2-3
(PIONAS kali sehari
BPOM)
f. Perhitungan Penimbangan
Ketentuan dalam menimbang obat:
1. Berat bahan obat yang boleh ditimbang minimal 50 mg, bila beratnya kurang dari
50 mg maka harus dibuat pengenceran (Di dalam resep dibutuhkan
Chlorpheniramini maleat 2, karena kadarnya kurang dari 50 mg maka harus
dibuat pengenceran.)
2. Berat satu bungkus puyer yang ideal = 500 mg, bila berat puyer < 500 mg, dapat
ditambahkan Sacchrum lactis/ gula susu
Berdasarkan ketentuan penimbangan di atas maka:
1. Analisis
- PCT = 200 x 6 = 1200 (Tidak perlu pengenceran)
- CTM = 2 x 6 = 12 (Perlu pengenceran)
- Ambroxol = 15 x 6 = 90 (Tidak perlu, tapi berat per puyer tidak ideal)
CTM = dibutuhkan 2 mg
52 mg CTM (13 tablet) = CTM isinya 4 mg per tablet maka 4 x berapa tablet > 50
mg. Kemudian 52 mg CTM ditambahkan S.L sampai 520 mg.
Jadi SL yang harus ditambahkan adalah 468 mg.
Maka didapatkan serbuk CTM + SL jumlahnya 520 mg.
Dari 520 mg ini, diambil berapa untuk dosis = 2 mg
2
Maka dibuatlah perhitungan pengenceran, x 520 mg = 20 mg
52
Jadi yang diambil adalah 20 mg dari 520 mg.
g. Untuk digerus
200 x 6 = 1200 mg 80 x 6 bungkus = 2.280 mg
Paracetamol
(3 tablet) ( 5 tablet dikurangi)
20 x 6 = 120 mg
CTM 20 x 6 bungkus = 120 mg
(13 tablet)
100 x 6 = 600 mg
Ambroxol 100 x 6 bungkus = 600 mg
( 4 tablet)
VI. PEMBAHASAN
Mengapa lumpang harus dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan?
Lumpang harus dibersihkan karena lumpang terbuat dari keramik dan
memiliki permukaan dalam yang kasar, sehingga akan ada sisa-sisa serbuk yang
tertinggal dalam wadah lumpang setelah kita mengunakannya. Jadi, jika kita tidak
membersihkan lumpang setelah menggunakannya, maka pada saat kita akan
menggunakan lumpang tersebut lagi, masih terdapat sisa-sisa serbuk yang
tertinggal dan kemungkinan serbuk sisa itu akan tercampur dengan serbuk baru
yang akan kita gerus. Maka dari itu, setiap kita selesai memakai lumpang alu,
baiknya kita membersihkannya agar obat yang akan kita campur terjamin mutu
dan kualitasnya. Kita juga bisa mensterilkan lumpang dan alu sebelum proses
pembuatan/pencampuran obat dilaksanakan.
b. Saran
Saran saya untuk melakukan praktikum ini adalah perhatikan kebersihan dan
kesterilan dari lumpang dan alu yang akan digunakan sehingga obat yang dihasilkan
bisa terjamin mutu, kualitas serta kebersihannya. Gunakanlah timbangan agar berat
dari obat bisa diketahui secara pasti dan tidak kurang atau lebih dari dosis yang
diminta. Perhatikan juga pemberian etiket obat. Hati-hati saat melipat puyer agar obat
tidak jatuh saat proses melipat puyer.
DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.kemdikbud.go.id/10431/1/DASAR-DASAR%20KEFARMASIAN%202.pdf
(diakses pada 9 April 2021)
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-Farmestika-
Dasar-Farmasi-Komprehensif.pdf (diakses pada 9 April 2021)
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmestika-
Komprehensif.pdf (diakses pada 9 April 2021)