Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah kefarmasian dunia


Sejarah farmasi dan kedokteran juga dipengaruhi tokoh tokoh seperti
hippocrates (450-370 SM), Dioscorides (abad ke-1 M), dan Galen (120-130
M)
- Hippocrates (450-370 SM) merupakan seorang dokter yunani yang
dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia
membuat sistematika dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang
beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu
kedokteran.
- Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani yang merupakan
seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang menggunakan
ilmu-tumbuh tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karyanya berupa
De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan ilmu farmakognosi. obat
obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot,
hyosciamus, dan cinnamon.
- Galen (120-130 M), seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani
berkewarganegaraan romawi, yang menciptakan suatu sistim pengobatan,
fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti selama 1500
tahun, dia merupakan pengarang buku terbanyak dizamannya, ia telah
meraih penghargaan untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi
serta 250 buku lainnya tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. hasil
karyanya dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara pencampuran
dsb, sekarang lazim disebut farmasi 'galenik'.
Seiring meningkatnya jenis obat-obatan, rumitnya ilmu mengenai obat
dan penanganan serta penggunaannya, yang dulunya pekerjaan ini masih
dipelajari dan dikerjakan dalam kedokteran. Pada tahun 1240 raja jerman
frederick II secara resmi memisahkan ilmu farmasi dari kedokteran, sehingga
sekarang dikenal ilmu farmasi dan ilmu kedokteran.
- Tokoh selanjutnya yang berpengaruh adalah Philippus Aureolus
Theopharastus Bombastus von hoheaheim, panjang dan ribet namanya
hahaha, ia juga dikenal dengan nama paracelcus (1493-1542 M) seorang
dokter dan ahli kimia, yang merubah paradigma ilmu farmasi yang mulanya
berdasarkan ilmu tumbuhan menjadi profesi yang berkaitan erat dengan ilmu
kimia, paracelcus juga berhasil menyiapkan obat kimiawi yang dipakai
sebagai obat internal untuk melawan penyakit tertentu.
- Menjelang abad ke-20 Penelitian farmasi awal mulai banyak dilakukan :
Karl Wilhelm (1742-1786) seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan
zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan
asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru
membuat calomel, dan asam benzoat serta menemukan oksigen.
Friedrick seturner merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil
mengisolasi morpin dari opium, pada tahun 1805, seturner juga
menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan lainnya juga.
Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842)
menggabungkan keahlian mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari
sinkona.
Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) mengisolasi
kafein dan robiquet sendiri memisahkan kodeina dari opium. secara metode
satu persatu zat kimia diisolasi dari tanaman, serta diidentifikasi sebagai zat
yang bertanggung jawab terhadap aktifitas medis tanamannnya. dieropa abad
ke18 dan 19 M mereka berdua sangat dihargai karna kemampuannya.
mereka juga menerapkan kemampuan ilmu farmasi pada pembuatan produk-
produk obat yang mempunyai standar kemurnian, keseragaman, dan khasiat
yang tinggi daripada yang sebelumnya dikenal. ekstraksi dan isolasi ini
merupakan keberhasilan yang sangat besar dibidang sediaan yang
dipekatkan, sehingga saat itu banyak ahli farmasi yang membuat sediaan
obat dari tanaman meski dalam skala yang kecil.
Pada awal abad ke-19 obat diamerika umumnya diimpor dari eropa,
walaupun banyak obat asli amerika yang berasal dari suku indian yang
diambil oleh pendatang.
Seiring terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat, muncul 3
perusahaan farmasi pertama diketahui telah berdiri sebelum tahun 1826 dan
22 perusahaan muncul setengah abad kemudian. pada tahun 1821 sekolah
farmasi pertama didirikan di Philadelphia (Haeria, 2017).

B. Pengertian farmasi
1. Farmasi ialah ilmu yang mempelajari cara membuat, memformulasikan,
menyimpan, dan menyediakan obat. Dalam batas tertentu pengetahuan ini
diberikan kepada mahasiswa kedokteran, karena ada kalanya seorang
dokter perlu memberikan obat racikan (Amir syarif, et al. 1995).
2. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis, dan standardisasi/
pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan
distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam Bahasa
yunani disebut farmakon yang berarti medika atau obat (Syamsuni, 2005).
3. Farmasi (bidang kefarmasian) adalah suatu profesi yang concerns,
commits, dan competents tentang obat (Riswaka S. 2001).
4. Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu
penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk
disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.
Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan
(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan
pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine).
Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan
obat yang sesuai dana man, baik melalui resep (prescription) dokter
berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah,
misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada
pemakai (Gennaro, A.R, 1990).
5. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis, dan standardisasi/
pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan
distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam Bahasa
yunani disebut farmakon yang berarti medika atau obat (Nora Susanti,
2016).
DAFTAR PUSTAKA

Amir S, et al. 1995. “Farmakologi Dan Terapi”. Jakarta : Universitas


Indonesia.
Gennaro, A.R. [Ed.]. 1990. “Remington’s Pharmaceutical Sciences”. Mack
Publishing Co, Easton, Pennsylvania.
Haeria. 2017. “Pengantar Ilmu Farmasi”. Makassar : Universitas islam negeri
Alauddin.
Nora S. 2016. “Sumber Belajar Penunjang PLPG”. Kementrian pendidikan
dan kebudayaan direktorat jendral guru dan tenaga pendidikan:
Indonesia.
Riswaka S. 2001 “Farmasi, Farmasis, Dan Farmasi Sosial” Majalah Farmasi
Indonesia: Indonesia
Syamsuni. 2005. “Ilmu Resep”. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Indonesia

Anda mungkin juga menyukai