Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEP

CARA MENIMBANG BAHAN OBAT

PENYUSUN :

Nama : intan Meilani Loni

NIM : 19331024

Hari/jam praktikum : Senin/13.00-15.50

Dosen Pengampu : AjiTetuko, S. Farm, M. Sc., Apt.

LABORATORIUM ILMU RESEP

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKBIDYO

2021/2022
CARA MENIMBANG BAHAN OBAT

A. TUJUAN
Mengingatkan mahasiswa untuk mampu menimbang bahan
sesuai dengan pemerian obat.

B. Dasar teori

Merupakan FI edisi III, ada 3 macam timbangan obat yang


meliputi:

 Timbangan kasar: daya beban 250-1000 g, dan kepekaannya


200 mg
 Timbangan gram halus: daya beban 100-200 g, dan
kepekaannya 50 mg
 Timbangan milligram: daya beban 10-50 g, dan kepekaannya
5 mg

Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang.


Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada
satu piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum,
menyebabkna ayunan jarum timbangan tidafk kurang dari 2 mm tiap dm
panjang jarum.

Pemilihan alat untuk penimbangan bahan-bahan berdasarkan


pada :

 Jumlah bahan yang akan ditimbang


 Ketelitian yang dibutuhkan
Pada skala besar di industri farmasi, digunakan timbangan
dengan berbagai ukuran dan kepekaan, baik yang elektronik maupun
yang konvensional.
 Timbangan kasar: beban 250g-1000g, kepekaan 200mg
 Timbangan gram halus : beban 100g-200g, kepekaan
50mg
 Timbangan miligram : beban 10g-50g, kepekaan 5mg
 Zat < 1g ditimbang pada timbangan milligram
 Obat berkhasiat keras harus ditimbang pada timbangan
miligram meskipun beratnya > 1g
 Zat < 30mg tidak boleh ditimbang, tapi diencerkan dulu
 Penimbangan zat padat dan lemak gunakan kertas
perkamen
 Ekstrak kental ditimbang pada kertas paraffin
 Zat cair ditimbang dalam botol / beaker glass yang sudah
ditara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan : Teknik dan
ketelitian pembacaan timbangan pada keadaan diam, aturan sensitivitas
timbangan ( SR ), batas maximum error yang dibolehkan
Timbangan diletakkan pada tempat yang baik, kokoh, pencahayaan
bagus, bersih. Sebelum penimbangan zat, timbangan dibuat rata dengan
cara memutar sekrup pada dasar timbangan sesuai penunjuk. Anak
timbangan/bahan tidak boleh ditempatkan pada timbangan bila berada
pada posisi tidak tertahan, sebelum penimbangan, letakkan kertas
perkamen pada kedua piring, uji keseimbangannya. Bila tidak seimbang,
tambahkan. Serpihan butir peluru/aluminium. Bila sudah seimbang,
timbangan diletakkan pada posisi tertahan, anak timbangan diletakkan
disebelah kiri, bahan di sebelah kanan.
C. Resep
1. Resep 1

2. Resep 2
D. Perhitungan dan penimbangan
a. Resep 1

Penimbangan Bahan :
INH = 120 mg × 30 = 3.600 mg
Rifampicin = 100 mg × 30 = 3.000 mg
VIT B6 = 10 mg × 30 = 300 mg

b. Resep 2

Penimbangan Bahan :
As. Salisilat = 5/100 × 50gr = 2,5 gram
Menthol = 1/100 × 50gr = 0,5 gram
Talk = 50 gr – (2,5 gr + 0,5 gr)
= 50 gr – 3 gr
= 47 gram
E. Hasil praktikum
a. Resep 1

R/ INH 120mg

Rifampicin 100mg

VIT B6 10mg

m f pulvdtd no XXX

S 1dd pulv I

 Hasil penimbangan bahan pada resep 1, yaitu :


a. INH = 3.600 mg
b. Rifampicin = 3.000 mg
c. VIT B6 = 300 mg

b. Resep 2

R/ Asamsalisilat 5%

Menthol 1%

Talk ad 50gr

Sue

 Hasil penimbangan bahan pada resep 2, yaitu:


As. Salisilat = 2,5 gram
Menthol = 0,5 gram
Talk = 47 gram
F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan penimbangan bahan


obat dengan tujuan agar praktikan mengetaui cara menimbang obat
sesuai dengan pemerian obat. Penimbangan adalah menimbang adalah
mengukur (menentukan) berat benda (dengan neraca dan sebagainya).

Dalam praktikum kali ini, praktikan menimbanga obat sesuai


dengan resep yang ada. Didalam resep terdapat beberapa jenis obata
dengan pemerian sebagai berikut : (menurut farmakope Indonesia edisi
ketiga)
a. Resep 1
a. INH (Isoniazid)
 Namazataktif : Isoniazid
 Namakimia : INH; Isonicotinic Acid Hydrazid
 RumusMolekul : C6H7N3O
 Sinonim : Isoniazid, INH, Isonicotinic Acid Hydrazid
 Kelarutan :Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%) P. sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
 Pemerian :Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa agak pahit, terurai perlahan-lahan oleh
cahaya.
 pH Larutan : 5.5-6.5
 Stabilitas :Stabil terhadap udara atau peka cahaya. Mudah
menyala. Kuat mengoksidasi, chloral, aldehid, yodium, garam
ferric, hipoklorit..
 TitikLebur : 170°C 173°C
 Penyimpanan :Dalam wadah sejuk, tertutup baik dan ditempat
kering.
 Kegunaan : Anti tuborkolosis
b. Ripamfisin
 Pemerian :serbuk hablur, berwarna coklat merah (martindel).
 Kelarutan :sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform, larut dalam etil asetat methanol.
 pH antara 4.5 dan 6,5
 T1/2 eliminasi: 3-4 jam: waktu tersebut akan memanjang pada
gagal hepar: gagal ginjal terminal: 1,8-11 jam
 Durasi : <24 jam
 Absorbsi: Oral: diabsorpsi dengan baik; makanan dapat
mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau sedikit
menurunkan kadar puncak.
 Kegunaan : Antibiotikum
c. Vit B6
 Pemerian: Hablur atau serbuk hablur putih atau hamper putih,
stabil di udara secara perlahan-lahan dipengaruhi pleh cahaya
matahari.
 Kelarutan: Mudah larut dalam air: sukur larut dalam etanol;
tidak larut dalam eter. Larutan mempunyai pH lebih kurang 3.
 Stabilitas: fotosensitif, Dalam kondisi normal kerusakkan
piridoksin HCI tidak besar. Sediaan harus terlindung dari
cahaya disimpan di suhu dibawah 40OC. Disimpan sekitar 15-
30OC.
 pH: pH 2.0 3.8
 OTT : larutan alkali, garam hesi dan agen oksidator
 Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
terlindung cahaya; Disimpan sekitar 15-30°C.
 Kegunaan :suplemen vitamin yang bermanfaat untuk
membantu tubuh dalam mengolah makanan menjadi energi,
mengoptimalkan fungsi selsaraf, menjaga kesehatan kulit, dan
memproduksi sel darah merah yang sehat dan berperan juga
dalam produksi hormon serotonin, melatonin dan norepinefrin.
b. Resep 2
i. Asam salisilat
 Pemberian :Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih, hamper tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
 Kelarutan:Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%) P. mudah larut dalam kloroform P dan dalam
eterP, larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium
hydrogen fosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
 Kegunaan : Keratolitikum atau antifungi
ii. Menthol
 Pemerian :Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak
berwarna, biasanya berbentuk jarum, atau massa melebur, bau
enak seperti minyak permen.
 Kelarutan :Sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut
dalam etanol. Dalam kloroform dalam eter, dan dalam heksana,
mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak mineral,
dan dalam minyak lemak dan dalam minyak atisri.
 kegunaan : Anti iritan
iii. Talk
 Pemerian. Serbuk hablur. Sangat halus, mudah melekat pada
kulit, bebas dari butiran: warna putih atau warna kelabu.
 Kelarutan :Tidak larut dalam hamper semua pelarut.
 Kegunaan : Zat tambahan

Pada praktikum kali ini, sebelum melakukan penimbangan, praktikan


melakukan perhitungan bahan dengan tujuan agar mengetahui berapa
banyak bahan yang akan ditimbang. Setela mendapat hasil dari perhitungan
bahan selanjutnya praktikan melakukan penimbangan.
Menurut FI edisi III, ada 3 macam timbangan obat yang meliputi:
·      Timbangan kasar: daya beban 250-1000 g, dan
kepekaannya 200 mg
·      Timbangan gram halus: daya beban 100-200 g, dan
kepekaannya 50 mg
·      Timbangan milligram: daya beban 10-50 g, dan
kepekaannya 5 mg
Sebelum penimbangan zat, timbangan dibuat rata dengan cara
memutar sekrup pada dasar timbangan sesuai penunjuk. Anak
timbangan/bahan tidak boleh ditempatkan pada timbangan bila berada
pada posisi tidak tertahan, sebelum penimbangan, letakkan kertas
perkamen pada kedua piring, uji keseimbangannya. Bila tidak seimbang,
tambahkan. Serpihan butir peluru/aluminium. Bila sudah seimbang,
timbangan diletakkan pada posisi tertahan, anak timbangan diletakkan
disebelah kiri, bahan di sebelah kanan. Pada skala besar di industri
farmasi, digunakan timbangan dengan berbagai ukuran dan kepekaan,
baik yang elektronik maupun yang konvensional.
 Timbangan kasar: beban 250g-1000g, kepekaan 200mg
 Timbangan gram halus : beban 100g-200g, kepekaan
50mg
 Timbangan miligram : beban 10g-50g, kepekaan 5mg
 Zat < 1g ditimbang pada timbangan milligram
 Obat berkhasiat keras harus ditimbang pada timbangan
miligram meskipun beratnya > 1g
 Zat < 30mg tidak boleh ditimbang, tapi diencerkan dulu
 Penimbangan zat padat dan lemak gunakan kertas
perkamen
 Ekstrak kental ditimbang pada kertas paraffin
 Zat cair ditimbang dalam botol / beaker glass yang sudah
ditara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan : Teknik dan
ketelitian pembacaan timbangan pada keadaan diam, aturan sensitivitas
timbangan ( SR ), batas maximum error yang dibolehkan.
G. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, praktikan telah melakukan penimbangan
bahan obat sesuai dengan hasil perhitungan yang didapat. Dimana untuk
resep 1 Hasil penimbangan bahan pada resep 1, yaitu :
d. INH = 3.600 mg
e. Rifampicin = 3.000 mg
f. VIT B6 = 300 mg
Dan untuk resep 2 Penimbangan Bahan :
As. Salisilat = 5/100 × 50gr = 2,5 gram
Menthol = 1/100 × 50gr = 0,5 gram
Talk = 50 gr – (2,5 gr + 0,5 gr)
= 50 gr – 3 gr
= 47 gram
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. , Allen, L.V., Popovich, N.G, Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Delivery, 2005.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Langley, C. and Bechler D. Pharmaceutical Compouding and Dispensing 2008.

Anda mungkin juga menyukai