Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di
luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks
di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan
radikula. Pada Gymnospermae dan dikotil, akar serabut berkembang dan
membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem
akar ini disebut akar tunggang (Hidayat,1995).

Akar merupakan organ tumbuhan yang sangat penting karena berperan


sebagai penyokong tumbuhan serta alat penyerap air dan unsur hara, sehingga
bentuk luar dan anatominya sesuai dengan fungsinya tersebut. Tumbuhan tidak
hanya dibagi atas tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil, akan tetapi juga
dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan sesuai dengan habitat hidupnya.
Berdasarkan habitatnya, tumbuhan secara umum dibedakan menjadi tumbuhan
xerofit, mesofit dan hidrofit. Masing-masing memiliki ciri khas yang
membedakan antara tipe tumbuhan satu dengan yang lain (Sanjaya, 2012).

Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke

tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain tanaman.

Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi,

tempat penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat

penghasil fitohormon, misalnya sitokinin (Agustina, 2004).

Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,

sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem

berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem

yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan

dikotil berbeda (Iserep, 1999).

1
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel, floem,

floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi akarnya

mengikuti garis dan membentuk dengan floem intrasirkular. Sel gabusnya selalu

tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam tapi melebar dan diding

selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal. Kortexnye sangat kuat atau masuk

grup sel batu. Perisikel umumnya seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan

tidak berserat. Floemnya termasuk sel batu (Fahn, 1991).

Tujian Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui anatomi akar

pada tanaman.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Botani Tanaman Program Studi

Agroekoteknologi FakultasPertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta

sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya


berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di
luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks
di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan
dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan
cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar
tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan
tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan
muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (Fahn, 1991).

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan
bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.Walaupun memiliki sumbangan yang sangat penting, sering kali akar
tidak diperdulikan karena tidak tampak (Sunarjono, 1997).
Akar berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanahtanah disekitar
tanaman, sistem akar yang baik adalah kunci untuk menghasilkan tanaman yang
baik, rasio akar dan pucuk adalah suatu metode pengukuran yang membantu kita
untuk mendata tingkat kesuburan tanah (Manalu.2014).
Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya.
Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar
panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis dengang
jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering
tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang dengan lebih baik.
Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang
horizontal dan tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga
berpuluh meter panjangnya minsalnya pada tamarix (Savitri, 2008).

Secara morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang
akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam)
akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan selinder pusat. Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar, ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel
selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi tudung

3
akar (kaliptra). Tudung akarberfungsi terhadap kerusakan mekanis pada waktu
menembus tanah.Untuk memudahkan akar menembus tanah bagian luar tudung
akar mengandung lendir (Surya, 2014).

Berkas vaskuler pada akar tersusun radial. Xilem dan floem tidak pada
radii yang sama. Xilem bersifat eksarch, protoxilem di sebelah luar daripada
metaxilem. Akar dengan 1,2,3,4,5 dan banyak arch, masing-masing disebut
monarch, diarch, triarch, tetrarch, pentarch dan poliarch. Perkembangan xilem
bersifat sentripetal.Berkas floem terdiri atas pembuluh tapis, sel pengiring dan
parenkim(Nugrahani, 2012)

Dalam pertumbuhannya akar merupakan bagian penting bagi tumbuhan

untuk dapat mempertahankan hidupnya.Akar memiliki tugas untuk memperkuat

berdirinya tumbuhan, menyerap air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya dari

dalam tanah, serta terkadang sebagai tempat untuk menimbun makanan.Saat biji

berkecambah, akar lembaga atau calon akar mempelihatkan system perakaran

yang berbeda antara tumbuhan dikotil dan monokotil.Akar pada tumbuhan dikotil

merupakan akar tunggang.Sedangkan akar pada tumbuhan monokotil merupakan

akar serabut (Aryulina, 2006).

Berdasarkan irisan memanjang dari ujung akar, maka ada 4 daerah

pertumbuhan pada ujung akar, yaitu1. Tudung akar,2. Daerah pembelahan sel,3.

Daerah pembentangan, 4.Daerah diferensiasi atau pemasakan sel

daerahpertumbuhan ini strukturnya bervariasi tergantung jenis tumbuhan dan

lingkungannya yaitu tanah dan iklim (Saktiyono.1989).

4
ANATOMI AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Akar Monokotil

Akar merupakan bagian tanaman yang tumbuh didalam tanah yang

berfungsi untuk memperkuat berdirinya tanaman dan berperan dalam penyerapan

unsur hara dalam tanah. Akar pertama yang timbul dari radikula tidaklah lama

hidupnya, dalam beberapa hari akar pertama itu akan mati dan fungsinya sebagai

penyerap air untuk kebutuhan kecambah, diambil alih oleh akar-akar yang

bermunculan pada buku-buku batang kecambah yang terbawah dari batang

kecambah (Witjaksono, 1989).

Epidermis atau dikenal sebagai epiblem.Pada sebagian besar akar, rambut

akar berkembang dari sel-sel epidermal di dekat meristem apeks akar. Fungsi

rambut akar untuk absorbsi dan anchorage. Pada sebagian akar, rambut akar

dibentuk dari sel-sel khusus yang berbeda ukuran dan metabolismenya dari sel

epidermis lain yang disebut trikoblas. Pada akar aerial pada epifit tertentu,

memiliki epidermis ganda yang disebut velamen. Sel-selnya mati, dinding sel

mengalami lignifikasi Fungsi velamen untuk melindungi akar dan mencegah

hilangnya air melalui akar (Nugrahani, 2012).

Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal

sekunder.Strukturnya seperti akar primer. Pada Allium,korteks tersusun oleh sel-

sel parenkim yang besar dan rapat tanpa ruang udara. Pada akar tumbuhan air,

seperti pada (Oryza sativa) banyak ruang-ruang udara.Parenkim tidak

kerkloroplas. Pada akar udara suku Orchidaceae tropik dan suku Araceae yang

5
hidup epifit, dan beberapa monokotil yang terestrial, apidermis berkembang

menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan disebut velamen

(Tjitrosoepomo,2007)

Pada tumbuhan monocotyl memiliki jaringan pembuluh dengan

banyaknya xylem sangat berbeda dengan Dikotil. Banyaknya kutub-kutub xylem

untuk monokotil dan dikotil berbeda. Pada monokotil itu bersifat Poliach. Pada

monokotil pembuluh-pembuluh dalam dapat disusun dalam dua atau tiga

lingkaran yang terdapat beserakan ditengah silinder (Napitupulu, 2007).

Anatomi Akar Dikotil

Akar merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk memperkuat

berdirinya tumbuh-tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam

tanah, mengangkut air dan unsur hara kebagian tumbuhan yang memerlukan dan

tempat penyimpanan zat makanan dan cadangan (Kimball, 1992)

Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang

merupakan cabang dari tumbuhan angiospermai dengan ciri tumbuhannya yang

bercaban-cabang, berkambium, akar tunggan, pertulangan daun menyirip dan

mempunyai ikatan pembuluh kkolatelar terbuka (Fahn, 1991)

Struktur akar tersusun atas struktur luar (morfologi) dan struktur dalam

(anatomi). Secara morfologi, akar tersusun atas rambut akar dan tudung akar,

sedangkan secara anatomi akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan

silinder pusat (Rianawati, 2014).

6
Epidermis dapat diartikan sebagai kulit terluar. Lapisan epidermis

tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Sel-sel pada epidermis dapat bermodifikasi

membentuk rambut, kelenjer, duri, atau serat. Fungsi utama epidermis adalah

sebagai pelindung jaringan-jaringan lain yang berada di bawahnya (Sutedjo,

1989).

Perbedaan Anatomi Akar Monokotil dan Dikotil

Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan yang terjadi

hanya untuk memperbesar akar melalui pembentukan rongga reksigen sehingga

pembesaran akar sangat terbatas. Berbeda dengan akar dikotil, anatomi atau

struktur akar monokotil muda dan tua memiliki struktur yang persis sama

(Ahira, 2004).

Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil. Pada akar

monokotil, terdapat xylem yang banyak atau poliarch, biasanya bervariasi antara

11-20. Perisikel yang terdapat pada akar monokotil hanya menghasilkan akar

lateral. Tidak memiliki kambium serta pada akar monokotil tidak terjadi

pertumbuhan sekunder. Empulur berkembang dan membesar. Sedangkan pada

akar dikotil, terdapat berkas xylem yang beragam anatar 2-6 (diarch- heksarch).

Perisikel yang terdapat pada akar dikotil selain menghasilkan akar lateral judga

menghasilakan meristem sekunder. Pada akar dikotil terdapat cambium sehingga

dapat melangsungkan pertumbuhan sekunder. Empulurnya kecil seperti tidak ada

(Upi, 2014).

Meristem primer menghasilkan pemanjangan pada bagian ujung akar dan

pucuk. Adapun meristem sekunder menghasilkan pelebaran diameter batang dan

7
akar yang umumnya hanya dimiliki oleh tumbuhan dikotil sedangkan pada

tumbuhan monokotil tidak terdapat (Ferdinand dan Ariebowo, 2009).

Pada akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat kambium,

sedangkan pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di

jumpai kambium.Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam

membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. Sedangkan pada batang

monokotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang

tua sama. Dan untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi

batang muda dan batang muda berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang

muda dan sebaliknya pada batang tua (Atinirmala, 2006).

Akar dikotil tidak memiliki empelur, serta xylemnya terletak di pusat akar,

berselang-seling dengan floem. Adapun pada akar monokotil, empelurnya berada

di pusat akar dan bagian tepi sesudah lapisan endodermis. Keadaan xylem dan

floem pada akar monokotil tersusun melingkar (Santoso, 2013).

Pada pertumbuhan primer struktur akar dikotil mempunyai persamaan

dengan akar monokotil.Tumbuhan dikotil yang berbentuk perdu tidak mengalami

pertumbuhan menebalsekunder.Pertumbuhan sekunder pada akar disebabkan oleh

aktifitas kambium pembuluh (vaskuler).Kambium pembuluh berasal dari sel-sel

parenkim yang berada disebelah dalam berkas floem (Atmojo.2008).

8
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum yang berjudul Anatomi Akar Monokotil dan Dikotil ini

dilaksanakan di Laboratorium Botani Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara pada hari Selasa 24 November 2015 pada

pukul 13.00-14.40 WIB.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat abadi

anatomi akar monokotilnya dan preparat abadi anatomi akar dikotilnya dan kertas

A4 sebagai tempat untuk menggambar hasil yang telah diamati dibawah

mikroskop.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Akar Monokotil Dan

Dikotil ini adalah mikroskop cahaya untuk mengamati objek, lampu sebagai

sumber cahaya, serbet sebagai alas untuk meletakkan mikroskop dan kain flanel

untuk membersihkan lensa mikroskop, alat tulis yang digunakan untuk

menggambar objek dan menulis keterangan pada gambar objek yang telah

diperoleh, kamera untuk memoto hasil yang terdapat di mikroskop.

Metode Praktikum

1. Disiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan praktikum.

2. Diletakkan mikroskop pada meja kerja.

3. Disambungkan kabel lampu pada listirk.

9
4. Difokuskan cahaya.

5. Diletakkan preparat pada mikroskop.

6. Diatur mikroskop sampai gambar sayatan anatomi akar monokotil dan dikotil

terlihat dengan jelas.

7. Digambar hasilnya pada lembar kerja.

8. Dilakukan hal yang sama pada preparat akar monokotil dan dikotil lainnya.

9. Dibuat laporan dan diserahkan kepada asisten laboratorium.

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil.

Anatomi Akar Monokotil Keterangan

1 1. Epidermis
2. Korteks
2
3. Endodermis
3 4. Xylem
5. Floem
4 6. Empelur

Anatomi Akar Dikotil Keterangan

1. Epidermis
1 2. Eksodermis
3. Xylem
2
4. Floem
3 5. Perisikel
6. Cambium
4

11
Pembahasan

Akar merupakan salah satu bagian terpenting pada tanaman, selain

berfungsi sebagai penguan atau penyongkong batang tanaman akar juga

mempunyai fungsi-fungsi ainnya, seperti sebagai saluran pengambilan unsur hara

pada tanah. Hal ini sesuai dengan literlatur (Witjaksono, 1989) yang menyatakan

bahwa Akar merupakan bagian tanaman yang tumbuh didalam tanah yang

berfungsi untuk memperkuat berdirinya tanaman dan berperan dalam penyerapan

unsur hara dalam tanah.

Secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas epidermis, korteks,

endodermis, perisikel, dan berkas vaskuler. Hal ini sesuai dengan literatur

(Nugrahani, 2012) yang menyatakan anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas

epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan berkas vaskuler. Epidermis terletak

pada bagian luar akar yang berfungsi untuk melindungi bagian dibawahnya.

Fungsi korteks berperan sebagai tempat cadangan makanan. Endodermis terdiri

atas selapis sel, pada sel endodermis muda mengalami suberisasi yang disebut pita

kaspari, membentuk pita radial mengelilingi akar. Perisikel pada umumnya

hanya selapis sel-sel parenkimatous di sebelah dalam endodermis pada bagian

perifer berkas vaskuler. Perisikel memiliki kapasitas meristematis, sering disebut

perikambium. Berkas vaskuler (xilem dan floem), berkas floem terdiri atas

pembuluh tapis, sel pengiring dan parenkim.

Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal

sekunder hal ini sesuai dengan literatur (Tjitrosoepomo,2007). Pada

Allium,korteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang besar dan rapat tanparuang

12
udara. Pada akar tumbuhan air, seperti pada (Oryza sativa) banyak ruang-ruang

udara.Parenkim tidak kerkloroplas. Padaakar udara suku Orchidaceae tropik dan

suku Araceae yang hidup epifit, dan beberapa monokotil yang terestrial, apidermis

berkembang menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan disebut

velamen.

Pada pertumbuhan primer struktur akar dikotil mempunyai persamaan

dengan akar monokotil hal ini sesuai dengan literatur (Atmojo,2008). Tumbuhan

dikotil yang berbentuk perdu tidak mengalami pertumbuhan menebal

sekunder.Pertumbuhan sekunder pada akar disebabkan oleh aktifitas kambium

pembuluh (vaskuler).Kambium pembuluh berasal dari sel-sel parenkim yang

berada disebelah dalam berkas floem.

Pada akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat kambium

hal ini sesuai dengan literatur (Atinirmala, 2006). sedangkan pada akar tumbuhan

monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium.Kambium

merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam membentuk xylem dan

kearah luar membentuk floem. Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan

pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang tua sama. Dan untuk

batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan

batang muda berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan

sebaliknya pada batang tua.

Epidermis dapat diartikan sebagai kulit terluar. Hal ini sesuai dengan

literatur Sutedjo dan Kartasapoetra (1989) yang menyatakan bahwa Lapisan

epidermis tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Sel-sel pada epidermis dapat

bermodifikasi membentuk rambut, kelenjer, duri, atau serat. Fungsi utama

13
epidermis adalah sebagai pelindung jaringan-jaringan lain yang berada di

bawahnya.

Pada tumbuhan monocotyl memiliki jaringan pembuluh dengan banyaknya

xylem yang berbeda dengan Dikotil. Hal ini sesuai dengan literatur

Napitupulu (2009) yang menyatakan bahwa Banyaknya kutub-kutub xylem untuk

monokotil dan dikotil berbeda. Pada monokotil itu bersifat Poliach. Pada

monokotil pembuluh-pembuluh dalam dapat disusun dalam dua atau tiga

lingkaran yang terdapat beserakan ditengah silinder.

14
KESIMPULAN

1. Akar berfungsi untuk memperkuat berdirinya tanaman dan berperan

dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.

2. anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas epidermis, korteks,

endodermis, perisikel, dan berkas vaskuler.

3. Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal

sekunder

4. Tumbuhan dikotil yang berbentuk perdu tidak mengalami

pertumbuhan menebal sekunder.

5. Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam

membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem.

6. Fungsi utama epidermis adalah sebagai pelindung jaringan-jaringan

lain yang berada di bawahnya.

7. Pada tumbuhan monocotyl memiliki jumlah jaringan pembuluh

(xylem) yang berbeda dengan tumbuhan Dikotil.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Ahira. 2010. Hortikultura. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Atinirmala, Pratita. 2006. Bilologi . Yogyakarta: Kreasi Wacana

Aryulina, et al 2006.Biologi.IPB. Erlangga.Jakarta

Atmojo S. W, 2008. Peran Agroforestry Dalam Mengurangi Banjir Dan Longsor


DAS. UNS. Solo.
Fahn, A., 1982. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ferdinand, F. dan M. Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Visindo Media


Persada: Jakarta.

Hidayat, E,. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB-Press, Bandung

Iserep, 1999, Anatomi Akar, UI press, Jakarta.

Kimball, J.W. 1992. Biologi. Erlangga. Jakarta

Manalu, H. 2014. Perilaku Perakaran Beberapa Jenis Pohon Hutan Yang Dominan
di Hutan Lae Pondom. USU. Medan.
Napitupulu, J.A, 2013. Pengantar Anatomi Tumbuhan. USU-Press, Medan.

Nugrahani, S.S. 2012. Analisis Perbandingan Efektivitas Ekstrak Batang, Akar,


Dan Daun Herba. Universitas Negeri Semarang.

Nugroho, L. Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.


Penebar Swadaya. Jakarta

Rianawaty .2007 . Biologi . Erlangga . Jakarta

Saktiyono. 1989. Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, A.B. 2012. Identifikasi Anatomi Akar Berdasarkan Tempat Hidup.


Pendidikan Biologi. Universitas Jember.
Saktiyono . 1989. Dasar Dasar Tumbuhan Erlangga. Jakarta

16
Santoso, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Savitri, dkk, 2008, Perkembangan Pertumbuhan Akar, UGM press, Yogyakarta.

Sunarjono, 1997. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya, Jakarta

Sutedjo dan Kartasapoetra. 1989. Tumbuhan dan Organ-organ Pertumbuhannya. Bina


Aksara: Jakarta.

Tjitrosoepomo.2007.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta.UGM

Witjaksono, A. 1989. Isolasi Alkaloid Akar. Fakultas MIPA Institut Sepuluh


Nopember. Surabaya.

17

Anda mungkin juga menyukai