Anda di halaman 1dari 9

h : Overview

Fly ash merupakan satu bahan tambah (additive) yang cukup populer saat ini untuk digunakan sebagai :

pengganti sebagian semen dalam campuran beton

bahan untuk stabilisasi tanah ekspansif

Fly ash adalah bahan limbah dari pembakaran batu bara, yang dikategorikan sebagai limbah B3

(PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun).

Sekilas tentang batu bara

Batu bara, sebagai sumber penghasil fly ash, berdasarkan ASTM D.388 dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

batubara Lignitic

batubara Sub-bitumminous

batubara Bitumminous

batubara Antrachite

Limbah pembakaran batu bara sendiri terbagi atas 2 kelompok :

Bottom ash, yaitu abu berat

Fly ash, yaitu abu terbang/ringan

Bagan pemisahan & penampungan fly ash di power plant :

Lignite adalah kategori terendah dari batu bara, mempunyai kemampuan menghasilkan panas terendah
dan kadar air tertinggi, sering disebut "brown coal" karena bersifat agak lunak dan berwarna coklat atau
hitam, dan pada umumnya digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

Mempunyai kemampuan menghasilkan panas kurang dari 8300 British Thermal Units per pound batu
bara, mempunyai kadar karbon antara 60% - 70% dalam abu kering.

Picture

Picture

Picture

lignite coal -- klik untuk memperbesar gambar


Picture

klik untuk memperbesar gambar

Sub-bituminous coal adalah kategori menegah (intermediate) di antara lignite dan bituminous coal,
mempunyai kemampuan membangkitkan panas, pembakaran dan kadar kelembaban sedang, digunakan
untuk menghasilkan tenaga listrik.

Mempunyai kadar karbon 71% - 77% dalam abu kering dan kemampuan membangkitkan panas antara
8.300 - 13.000 British Thermal Units per pound batu bara.

Picture

Picture

sub-bituminous coal -- klik untuk memperbesar gambar

Anthracite coal adalah jenis batu bara yang mempunyai kadar karbon tertinggi dan kadar air dan abu
terendah dan bersifat lambat terbakar.

Kadar karbon di atas 87% dalam abu kering dan kemampuan membangkitan panas tertinggi

Picture

antrachite coal -- klik untuk memperbesar gambar

Bituminous coal adalah jenis batu bara yang paling umum, disebut juga batu bara hitam (black coal),
pada umumnya batu bara jenis ini mempunyai kemampuan menghasilkan panas yang tinggi dan
kelembaban yang rendah, dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik atau melebur bijih besi.

Mempunyai kadar karbon antara 77% - 87% dalam abu kering, kemampuan membangkitkan panas di
atas 13.000 British thermal Unit per pound batu bara.

Picture

Picture

bituminous coal -- klik untuk memperbesar gambar

Definisi, properti dan pengelompokan

Definisi :
SNI 03-6414-2002 mendefinisikan pengertian fly ash/abu terbang :

Abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batu bara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap yang
berbentuk halus, bundar dan bersifat pozolanik

ASTM C-618 mendefinisikan bahan yang bersifat pozolan sebagai :

a siliceous or siliceous and aluminous material which, in itself, possesses little or no cementitious value
but which will, in finely divided form in the presence of moisture, react chemically with calcium
hydroxide at ordinary temperature to form compounds possessing cementitious properties

Dengan demikian pengertian fly ash sebagai bahan pozolanic, adalah :

bahan yang mengandung senyawa silika atau silika + alumina

secara independen sangat sedikit atau tidak mempunyai kemampuan mengikat (non-cementitious)

dalam bentuk yang sangat halus dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida (dengan kelembaban yang
cukup & dalam suhu kamar) untuk membentuk suatu bahan yang mempunyai sifat mengikat
(cementitious)

Pemakaian fly ash sebagai bahan tambah dalam adukan beton dan campuran pembuatan semen sudah
mulai sejak tahun 1930-an.

Properti :

Fly ash terutama terdiri atas senyawa silicate glass yang mengandung silika (Si), alumina (Al), ferrum (fe),
dan kalsium (Ca).

Kandungan kecil senyawa lain yang terdapat dalam fly ash adalah magnesium (Mg), sulfur (S), sodium
(Na), potassium (P), dan karbon (C).

Kandungan bahan berbahaya yang ada dalam fly ash antara lain : arsenic, berilium, boron, cadmium,
chromium,cobalt, lead, mangan, merkuri, selenium, strontium, thallium, vanadium, juga mengandung
dioksin dan senyawa PAH (polycyclic aromatic hydrocarbon).

Fly ash umumnya terdiri dari partikel solid yang berbentuk bulat, dan sebagian adalah partikel bulat
berongga serta partikel bulat yang berisi partikel-partikel bulat lain yang lebih kecil.

Ukuran partikel fly ash bervariasi mulai yang lebih kecil dari1 μm (micrometer) sampai yang lebih besar
dari 100 μm (beberapa literatur menyebutkan ukuran 0,5 μm - 300 μm), dengan sebagian besar partikel
berukuran kurang dari 20 μm. Umumnya hanya sekitar 10% sampai 30% ukuran partikel fly ash lebih
besar dari 50 μm.
Luas permukaan fly ash umumnya berkisar 300 m2/kg - 500 m2/kg fly ash, dengan batas bawah 200
m2/kg dan batas atas 700 m2/kg.

Specific Gravity (Gs) fly ash bervariasi, ada beberapa institusi yang memberikan rentang nilai specific
gravity, rentang terbesar yang diberikan dari institusi-institusi tersebut adalah antara 1,6 - 3,1.

Pada umumnya specific gravity material fly ash berkisar antara 1,9 - 2,55.

Massa jenis fly ash dalam kondisi loose berkisar 540 - 860 kg/m3, dan dalam kondisi dipadatkan dengan
penggetaran dalam kemasan pada umumnya mempunyai massa jenis 1.120 - 1.500 kg/m3.

Pengelompokan :

Penggolongan fly ash pada umumnya dilakukan dengan memperhatikan kadar senyawa kimiawi (SiO2 +
Al2O3 + Fe2O3), kadar CaO (high calcium dan low calcium), dan kadar karbon (high carbon dan low
carbon).

Kandungan karbon berpengaruh pada Loss on Ignition, yang ditetapkan LOI tidak boleh lebih dari 6% (fly
ash kelas F dan C) atau 10 % (fly ash kelas N)

Canadian Standard CSA A-23.5 mengatur kadar CaO dalam fly ash yang diperbolehkan dan
pengklasifikasiannya yaitu :

Type F memiliki kadar CaO < 8%

Type CI memiliki kadar CaO 8-20%

Type CH memiliki kadar CaO > 20%

Fly ash yang dapat digunakan untuk campuran pengganti sebagian semen dalam beton diatur dalam ACI
Manual of Concrete Practice 1993 Part 1 226.3R-3 dan ASTM C 618 (Standard Specification for Coal Fly
Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete),
dan dibagi menjadi 3 kelas :

Picture

catatan : ayakan/mesh 325 = ukuran lubang 45 μm (= 0,045 mm)

Pertimbangan Penggunaan :
Penggunaan fly ash dalam berbagai kebutuhan konstruksi didasari oleh pertimbangan :

teknis (manfaat yang diperoleh dari sifat dan properti/karakter material fly ash)

lingkungan (memanfaatkan limbah untuk kepentingan yang berguna)

ekonomi (menghasilkan beton yang lebih murah)

Beberapa keberatan atas pemakaian fly ash, selain karena faktor teknis yang memunculkan efek
merugikan, adalah karena faktor pengaruh kandungan bahan berbahaya dalam fly ash.

Picture

semen dan fly ash (click to enlarge)

Picture

Coal Fly Ash particles are round and glassy (transparent) in appearance when observed under the
Polarizing Light Microscope.

Picture

Cathodoluminescence / CL image of a lignite fly-ash sample from Thierbach, Germany showing different
crystalline phases (quartz, feldspar) and glassy spheres not discernible by conventional microscopy
(width of the figure is 1,2 mm).

Picture

Most of the fly ash particles are solid spheres and some are hollow cenospheres. Also present are
plerospheres, which are spheres containing smaller spheres

Fly ash mempunyai kandungan merkuri 1/1.000.000,

dua kali lipat standar kesehatan untuk kandungan merkuri dalam air yang dapat diminum yang
ditetapkan EPA sebesar 1/2.000.000

Standar ASTM untuk fly ash :

ASTM C 618: Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a
Mineral Admixture in Portland Cement Concrete

ASTM C 311: Standard Test Methods for Sampling and Testing Fly Ash or Natural Pozzolans for Use as a
Mineral Admixture in Portland-Cement Concrete

ASTM D 5239: Standard Practice for Characterizing Fly Ash for Use in Soil Stabilization

ASTM E 850: Standard Practice for Use of Inorganic Process Wastes as Structural Fill

ASTM E 1861: Standard Guide for Use of Coal Combustion By-products in Structural Fills

ASTM D 5370: Standard Specification for Pozzolanic Blended Materials in Construction Applications

Standar ACI untuk fly ash :

ACI 232.2R-03: Use of Fly Ash in Concrete


ACI 229R-99: Controlled Low-Strength Materials

ACI 318-05: Building Code Requirements for Structural Concrete

Standar SNI untuk fly ash :

SNI-03-2460-1991: Spesifikasi Abu Terbang

SNI-03-6863-2002: Metode Pengambilan Contoh dan Pengujian Fly Ash

SNI-03-6468-2000: Tata Cara Perencanaan Campuran Beton Berkekuatan Tinggi dengan Semen Portland
dan Abu Terbang

Picture

Fly ash kelas F

Fly ash yang mengandung CaO lebih kecil dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau
bitumen batubara (bitumminous).

Kadar (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) > 70%.

Kadar CaO < 10% (ASTM 20%, CSA 8%)

Kadar karbon (C) berkisar antara 5% -10%

Fly ash kelas F disebut juga low-calcium fly ash, yang tidak mempunyai sifat cementitious dan hanya
bersifat pozolanic

Fly ash kelas C

Fly ash yang mengandung CaO di atas 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen
batubara (batubara muda / sub-bitumminous).

Kadar (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) > 50%.

Kadar CaO > 10% (ASTM 20%, CSA menetapkan angka 8-20% untuk tipe CI dan di atas 20% untuk CH )

Kadar karbon (C) sekitar 2%

Fly ash kelas C disebut juga high-calcium fly ash


Karena kandungan CaO yang cukup tinggi, fly ash tipe C mempunyai sifat cementitious selain juga sifat
pozolan.

Oleh karena fly ash tipe C mengandung kadar CaO yang cukup tinggi dan mempunyai sifat cementitious,
jika terkena air atau kelembaban, akan berhidrasi dan mengeras dalam waktu sekitar 45 menit.

Picture

Picture

kiri ke kanan : fly ash (Class C), metakaolin (calcined clay), silica fume, fly ash (Class F), slag, calcined
shale.

Fly ash kelas N

Pozzolan alam atau hasil pembakaran yang dapat digolongkan antara lain tanah diatomic, opaline
chertz, shales, tuff dan abu vulkanik, yang mana biasa diproses melalui pembakaran atau tidak melalui
proses pembakaran. Selain itu juga mempunyai sifat pozzolan yang baik.

Sifat fly ash yang diharapkan untuk dimanfaatkan

Beberapa sifat atau karakter dari fly ash yang diharapkan untuk dimanfaatkan dan memberikan
kelebihan bagi campuran beton, adalah :

a. spherical Shape (bentuk partikel yang hampir bulat sempurna), yang menghasilkan ball bearing effect
untuk "melumasi" adukan pasta dan mortar semen sehingga mempunyai kemampuan alir (flowability)
dan workability yang lebih baik.

b. ukuran partikel yang sangat halus, yang membuat fly ash mampu mengisi celah kecil dalam komposisi
adukan beton, sehingga meningkatkan kepadatan beton sehingga lebih impermeable (kedap air), lebih
tahan terhadap abrasi, dan memperkecil susut beton

c. dalam kadar tertentu dan lingkungan yang mendukung (kelembaban cukup dan suhu normal/kamar),
kandungan senyawa silika atau silika + alumina akan mengikat senyawa sisa hasil hidrasi semen (kalsium
hidroksida) yang tidak mempunyai kemampuan mengikat, menjadi senyawa baru yang mempunyai sifat
cementitious (mengikat) sehingga dalam taraf tertentu akan meningkatkan kekuatan beton yang
dihasilkan

d. dalam kadar tertentu, membantu meningkatkan ketahanan terhadap sulfat dan garam alkali
e. mengurangi reaktifitas silika-alkali

f. mengurangi potensi bleeding dan segregasi

g. memperpanjang waktu setting sehingga memberikan waktu lebih banyak untuk pengerjaan beton
segar

h. mengurangi panas hidrasi, sehingga diharapkan mengurangi kemungkinan terjadinya retak selama
proses setting dan hardening beton

i. membuat biaya produksi beton menjadi lebih murah, karena secara ekonomis fly ash lebih murah dari
semen

dari sifat-sifat yang dimiliki fly ash dan harapan untuk pemanfaatannya, dalam prakteknya masih
ditemui kondisi yang menunjukkan kegagalan dalam mencapai beberapa manfaat yang diinginkan

kurangnya pengawalan mutu dan perawatan pekerjaan dapat mengakibatkan sifat yang diharapkan
memberi manfaat tidak tercapai dan efek yang merugikan terkadang muncul

tingkat variasi fly ash yang dihasilkan, karena merupakan bahan limbah dan belum optimalnya quality
control atas produk fly ash dan penggunaannya, memungkinkan pula variasi dalam sifat dan pengaruh
penambahan fly ash dalam campuran beton yang membuat manfaat yang diharapkan tidak tercapai dan
efek yang merugikan justru timbul

Kisaran normal komposisi kimia dari fly ash yang dihasilkan dari berbagai jenis batu bara (nilai dalam
persen berat)

Picture

Picture

Picture

fly ash particles zoomed 2000 x with SEM / Scanning Electron Microscope (click to enlarge)

Picture

SEM zoom of particles (click to enlarge)

pengaruh fly ash dalam campuran beton, karakter dan sifat beton, serta efek berlawanan dari harapan
yang muncul, serta pro kontra pemakaiannya, akan dibahas tersendiri

dalam kadar yang terlalu besar, fly ash justru akan menurunkan kuat tekan beton yang dihasilkan
Berikut ini bagan siklus pemakaian fly ash dan tabel bahaya fly ash bagi kesehatan :

Picture

Siklus Pemakaian Fly Ash (klik untuk memperbesar)

Picture

Dampak Kandungan Bahan Kimia dalam Fly Ash bagi Kesehatan (klik untu

Anda mungkin juga menyukai