Anda di halaman 1dari 12

Laporan praktikum anfisman

respirasi
ANATOMI DAN FISIOLOGI
RESPIRASI

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam paru-paru.
Udara masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam pernapasan
ototsehingga trakea dapat melakukan penyaringan penghangatan dan melembabkan udara
yang masuk juga juga melindungi permukaan organ yang lembut.
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer kedalam
sel-sel tubuh dan untuk mentransport karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali
ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan
dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan
hormonal tekanan darah.
Saluran pernapasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut : rongga
hidung,faring,laring,trakea,paru-paru (bronkiolus, alveolus).
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud percobaan
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem respirasi pada manusia maupun
mencit.
I.2.2 Tujuan percobaan
Agar mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan anatomi dan fisiologi organ-
organ sistem respirasi pada manusia maupun pada mencit.\
I.3 Prinsip percobaan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada mencit sebagai hewan uji coba yang
dibedah dari bagian dada, perutnya, kemudian diamati sistem respirasi pada mencit yaitu
hidung, laring, faring, bronchus, bronchiolus, dan alveolus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Landasan Teori
Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan
karbondioksida keudara. Atau respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas oleh
organisme hidup untuk serangkaian proses metabolisme (oksidasi) di dalam tubuh, dengan
mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme. (Joko Waluyo, 2006: 287).
Respirasi adalah penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.
Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan
dan manusia. Repirasi dilakukan baik siang maupun malam.
(Syamsuri, 1980).
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan
beberapa aktivitas. Misalnya saja mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling
berhubungan.
Sistem pernapasan manusia merupakan sistem pernapasan yang komples dan
ditunjang oleh alat-alat yang kompleks pula. Sebelum kita mengetahui mekanisme
pernapasan, terlebih dahulu kita pelajari organ-organ yang berperan penting dalam proses
pernapasan. (Rochmah, 2009: 206).
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme
khususnya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terikat dalam materi organik
menjadi energi siap pakai (ATP) dalam sel. Hewan umumnya memiliki organ respirasi yang
bermacam-macam tergantung pada habitat dan pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan evolusi
juga menentukan macam organ respirasinya.
Secara khusus organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2 dari dalam
dan luar  tubuh. Organ ini pada ujungnya merupakan suatu bentuk membran yang sangat
tipis, sehingga memungkinkan proses difusi antara lingkungan luar dengan dalam tubuh.
Struktur jalan nafas udara melalui hidung atau mulut dan berpindah kefaring. Faring
merupakan bagian atas kerongkongan yang berada dibelakang jalan nasal dan dibelakang
lidah. Udarah kemudian berpindah kedalam laring, daerah bagian bawah kerongkongan
tempat pita suara berada. Udara harus melalui celah diantara dua pita suara untuk memasuki
trakea. Trakea adalah bagian pipa kaku (Rigid) yang terbuat dari cincin tulang rawan.trakea
yang kaku itu berguna untuk mencegah agar tidak kolaps akibat tekanan negatif yang terjadi
selama inspirasi. (Bresnick,2003: 138).
Alat-alat pernapasan manusia meliputi bagian-bagian sebagai berikut :
1.    Hidung
Rongga hidung memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares
dan sepasang lubang dibelakang untuk menyalurkan udara untuk dihiriup masuk ke
tenggorokan disebut choanae. Rongga hidung sepasang kiri kanan, dibatasi ditengah oleh
sekat yang dibina atas tulang rawandan tulang. Rongga hidung dibagi atas empat daerah yaitu
vestibula, atrium, daerah pembauan, dan daerah pernapasan. (Yatim, 1990: 170).
2.    Faring
Merupakan tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar
tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
(Sloane, 1995: 267-268).
3.    Laring
Laring disebut juga kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring
adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangulardan ditopang oleh sembilan kartilago,
tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan. Kartilago tidak berpasangan yaitu kartilago
tiroid, dan epiglotis. Kartilago berpasangan yaitu terdiri dari  kartilago aritenoid, kornikulata
dan kuneiform. Dua lipatan faring membagi menjadi dua bagian yaitu pasangan bagian atas
adalah lipatan ventrikular, dan pasangan bagian bawah adalah pria pita suara sejati. (Joko
Waluyo, 2007: 257-264).

4.    Trakea
Batang tenggorokan terletak didaerah leher depan kerongkongan. Batang tenggorokan
berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. Dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam
berupa epithel bersilia dan berlindir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan
berotot polos. Lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk
mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokan, sedanglkan selaput lendir yang sel-
selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara
pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
5.    Paru-paru (pulmo)
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafragma. Diafragma adalahsekat rongga
badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paruterdiri dari dua bagian yaitu
paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir
sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir, paru-paru dibungkus oleh dua buah
selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan
dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang dibungkus paru-
paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan
pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan
mengempis. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding
rongga pleura  bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Bagian-bagian yang
berhubungan dengan paru-paru antara lain :
a.    Bronkus (Cabang Tenggorokan)
b.    Bronkiolus
c.    Alveolus
Proses pernapasan diatur oleh otot-otot diafragma dan otot-otot antar tulang rusuk;
kerja otot itulah yang dapat mengatur volume ruang dada, diperbesar atau diperkecil sesuai
kehendak kita. Proses pernapasan dapat dibedakan antara pernapasan dada dan pernapasan
perut.
       Cepat lambatnya pernapasan dipengaruhi oleh :
a.    Umur
Makin tua makin lambat, karena butuh sedikit energi
b.    Jenis kelamin
Laki-laki lebih butuh banyak energi dibanding perempuan
c.    Suhu tubuh
Suhu tubuh turun, oksigen makin butuh banyak untuk meningkatkan metabolisme
d.   Posisi tubuh atau aktivitas
Makin aktif tubuh, makin banyak butuh oksigen (Joko Waluyo, 2007:257-264).
e.    Kegiatan tubuh
Orang yang melakukan aktivitas kerja membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya
maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi pernapasannya semakin
cepat pula. (santoso, 2012: 26).
Gangguan saluran pernapasan yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Pada
umumnya gangguan ini menyebabkan peradangan karena adanya respons sistem kekebalan
tubuh. Perdangan ini diberi nama bergantung pada tempat terjadinya peradangan.
a.    Faringitis
b.    Bronkitis
c.    Dipteri
d.   Sars
e.    Asma
f.     Emfisema
g.    Kanker paru-paru (Ferdinand, 2009: 125-126).
II.2 Uraian Hewan Coba (Mencit)
1.      Klasifikasi Mencit (Mus Muscullus)
Kingdom : Animalia
Phylum    : Chordata
Class        : Mamalia
Ordo        : Rodentia
Family       : Muridae
Genus        : Mus
Spesies       : Mus Muscullus
2.      Karasteristik Mencit (Mus Muscullus)
Kriteria nilai
Berat badan dewasa
-       Jantan        : 20-40 gr
-       Betina        : 25-40 gr
-       Berat lahir  : 0,5-1,5 gr
-       Temperatur tubuh : 36,5-38,0
-       Jumlah diploid      : 40
-       Konsumsi makanan :15 g/100g/hari
-       Konsumsi air minum : 15 ml/100/hari
-       Etrus postfartum fertilie
-       Jumlah anak kelahiran : 10-12
-       Umur sepih : 21-28 hari
-       Produksi anak : 8 bulan
-       Tidal volume : 0,09-0,23
-       Letak jantung : 325-70/menit
-       Volume darah : 76-80 mmHg
3.      Morfologi (Malole, 1989)
Mencit (Mus Muscullus) adalah anggota muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil.
Mencit mudah dijumpai dirumah-rumah dikenal sebagai hewan pengacau karena kebiasaan
mengigit meubel dan barang lain. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua setelah
manusia, mencit sangat mudahmengenalkan dengan perubahan yang dibuat manusia. Mencit
memiliki periode kegiatan siang dan malam, mencit memiliki paru-paru kiri yang terdiri dari
satu lobus sedangkan paru-paru kanan terdiri empat lobus.

II.3 Uraian Bahan


1.    Kloroform
Sinonim           : Chloroformum
Bm                               : 119,38
Pemerian         : Cairan mudah menguap, tidak berwarna, bau khas, rasa manis dan membakar
Kelarutan        : Larut dalam 200 bagian air, mudah larut dalam etanol mutlak D. Dalam ster D dalam
sebagian besar pelarut organik dalam minyak atsiri dan minyak lemak
Khasiat            : Anastetika umum pengawet  dan zat tambahan
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat tersumbat kaca. Terlindungi dari cahaya matahari.
2.      Kapas (Farmakope Indonesia edisi III : 277)
Nama Resmi                : Gassypium depuratum
Nama Lain                  : Kapas murni
Pemerian                     : Hampir tidak berbau, praktis tidak berubah
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                    : Sebagai bahan untuk membius
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang digunakan
1.      Papan bedah
2.      Jarum pentul
3.      Pinset
4.      Pisau bedah
5.      Toples
6.      Mistar
7.      Spidol
III.1.2 Bahan yang digunakan
1.      Eter
2.      Kapas
3.      Mencit
4.      Benang wol
III.2 Cara Kerja
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Dibius mencit (Mus Muscullus) dengan cara dimasukkan kedalam toples yang berisi kapas
yang telah dibasahi dengan cairan eter lalu toples ditutup rapat
c.       Diletakkan mencit (Mus Muscullus) diatas papan bedah dengan cara keempat kakinya
direntangkan dan dituk menggunakan jarum pentul
d.      Dibedah mencit (Mus Muscullus) dengan menggunakan pisau bedah hingga terlihat sistem
respirasinya
e.       Kemudian lakukan pengamatan dan pengukuran pada sistem respirasi mencit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
1.      Manusia
    Gambar sistem respirasi pada manusia
2.      Bagian alat-alat sistem respirasi
a.       Hidung
b.      Faring

c.       Laring
d.      Paru-paru, trakea, dan alveolus
2.  Mencit
1. Gambar sistem respirasi pada mencit
Keterangan : - Paru-paru kanan
-  Paru-paru kiri
-  Trakea

      Bagian alat-alat pernapasan mencit


a.       Paru-paru
Keterangan : - Paru-paru kanan
-   Paru-paru kiri
b.      Faring
Keterangan : - Faring

IV.  PEMBAHASAN
Dari praktikum sistem respirasi manusia yang telah dilakukan dengan
menggunakan hewan coba (mencit) diperoleh hasil bahwa sistem respirasi mencit hampir
sama dengan manusia hanya ukuran dan jumlah kromosomnya saja yang membedakan.
Dimana sistem respirasi manusia dimulai dari hidung, faring, laring, bronchus, bronchiolus,
dan aveolus. Begitu pula pada sistem respirasi mencit dimulai dari hidung dan berakhir di
aveolus.
Menurut referensi yang saya baca dari buku PATOFISIOLOGI yang ditulis oleh
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson pada tahun 2008 dan buku ANATOMI dan
FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS yang ditulis oleh Evelyn pada tahun 2008, bahwa proses
sistem respirasi manusia dimulai dari hidung, lalu kelaring kemudian faring kemudian lagi ke
bronchus lalu bronchiolus dan yang terakhir di alveolus. Sehingga praktikum yang telah
dilakukan sudah hampir sesuai dengan literatur.
1.    Pengertian batuk
Batuk adalah cara tubuh mengeluarkan benda asing atau lendir dari saluran nafas
bagian atas dan juga paru-paru. Batuk juga sebagai reaksi atau respon terhadap iritasi pada
saluran nafas tersebut.
      MEKANISME TERJADINYA BATUK
1.    Iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus dilaring, trakea, bronchus besar, atau
serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga
timbul bila reseptor batuk dilapisan faring dan esophagus, rongga fleura dan saluran telinga
luar dirangsang.
2.    Inspirasi
Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang terinelasi. Semakin
dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot nafas dan semakin
meningkat tekanan positif intratorakal.
3.    Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi. Penutupan glotis
kira-kira berlangsung selama 0,2 detik. Tujuan penutupan glotis adalah untuk
mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi
pemendekan otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan
meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intar abdomen.
4.    Ekspirasi (eksplusif)
Pada fase ini gloti dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya tekanan intratorakal
dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat
(disebut juga eksplusif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah
pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti muskus dll.
5.    Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat
ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk berikutnya.
2.    MEKANISME BERSIN
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung., sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan
(rhinosinusitis), benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut muncul
karena paparan terhadap bahan alergi. Selain karena alergi, gejala pada hidung tersebut
disebabkan bahan-bahan nonalergi yang ditimbulkan faktor lingkungan. Diantaranya
perubahan udara, temperatur, suhu, kelmbapan, tekana udara, atau bahan-bahan kimia dari
obat-obat atau kosmetik tertentu. Mungkin juga akibat polusi udara karena asap kendaraan
dan lingkungan industri. Kepantasan udara yang dilepaskan ketika bersin bisa mencapai 160
km/jam. Bersin sebetulnya berguna menjaga agar hidung tetap bersih (cleasing effect). Udara
yang mengembus kuat dengan tekanan tinggi dari paru-paru mendorong keluar melalui
hidung dan mulut. Refleks bersin itu bisa terjadi berulang-ulang, sehingga diharapkan
pembersihan bisa maksimal.
3.    PNEUMONIA
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemui pada paru-paru
yang disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri, virus, jamur, atau parasit). Peradangan paru
yang disebabkan oleh non-mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, toksin, obat-obatan) disebut
pneumonitis. Peradangan ini terjadi pada bagian paru yang khusus berfungsi sebagai
pertukaran udara sehingga penderita pneumonia mengalami gangguan pertukaran udara di
paru.
Secara klinis, pneumonia dibagi menjadi pneumonia komuniti (didapat di
komunitas/diluar rumah sakit)dan pneumonia nosokimial (didapat dirumah sakit), dimana
mikro-organisme penyebab kedua jenis pneumonia tersebut berbeda. Berdasarkan penyebab,
pneumonia dibagi menjadi; pneumonia khas (disebabkan bakteri tertentu), pneumonia tidak
khas (bukan disebabkan bakteri tertentu), pneumonia virus, pneumonia jamur, dan
pneumonia parasit.
4.    Asma
Asma ditandai dengan kontraksi spaktik dari otot polos bronchus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronchiolus terhadap benda-
benda asing diudara. Reaksi yang timbul pada asama tipe alergi diduga terjadi dengan cara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah
antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast
yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronchiolus dan bronchus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat,
alergen bereaksi dengan antibody yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkansel ini
akan mengelurakan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksi yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotreint), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
5.    PLEURA
Pleura terdiri atas pleura parietal dan pleura viseral. Pada keadaan normal, terdapat
sedikit cairan diantara permukaan serosa kedua pleura, yang selalu mengalami pergantian.
Selain berfungsi sebagai lapisan dalam rongga pleura agar tdak menimbulkan friksi,
membran ini juga berhubungan dengan transportasi cairan.
 Komposisi normal cairan pleura sebagai berikut :
 Struktur Pleura
Volume              : 0,1-0,2 ml/kgBB
Jumlah sel/mm3 : 1000-5000
Sel mesotelia      : 3-70%
Monosit             : 30-75%
Limfosit             : 2-30%
Granulosit          : 10%
Protein               : 1-2 g/dl
% albumin          : 50-70%
Glukosa             : ~ kadar dalam plasma
LDH                  : < 50% kadar dalam plasma
pH                      : > plasma
Sistem limfa pada pleura parietal berfungsi menjaga kelebihan cairan dalam rongga
pleura dan mengembalikan protein dalam rongga pleura ke dalam sirkulasi plasma. Kadar
protein dalam kapiler pleura parietal dan viseral lebih tinggi dari pada dalam rongga
pleurasehingga sejumlah kecil protein secara terus menerus akan masuk kerongga pleura. Jika
tidak ada mekanisme yang mampu mengeluarkan protein dari rongga pleura maka tekanan
onkotik rongga pleura meningkat dan menarik cairan sehingga terjadi akumulasi cairan dalam
rongga pleura. Sistem limfa dalam pleura mengeluarkam protein dari rongga pleura dalam
jumlah tertentu sehingga terjadi perbedaan kadar protein dalam plasma dan rongga pleura,
hasilnya adalah volume cairan pleura relatif konstan.
6.    PNEUMOTARIKS
Pneumotariks adalah akumulasi udara didalam rongga pleura. Rongga pleura
adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa sistem respirasi pada manusia hampir sama dengan mencit baik warna, bentuk, dan
letaknya tetapi yang membedakan yaitu ukurannya serta kromosomnya. Dimana pada
manusia organ respirasinya lebih besar dari pada organ respirasi pada mencit.
V.2 Saran
Bagi asisten sebaiknya dalam melakukan praktikum harus menjelaskan lebih detail
lagi apa saja yang akan diamati dan cara-cara melakukan pembedahan agar praktikan tidak
terlalu sering bertanya sehingga dapat fokus menjalani praktikum.

D
AFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. 1998. Biology. California: The Benjamin Cummings publishing.
Hadisumarto, suharyono. 1986. Buku Materi Pokok Biologi II. Jakarta: Universitas terbuka.
Hadisumarto. S, Murtiara. T dan Christiani. 1986. Buku Materi Pokok Biologi II. Jakarta: Universitas
terbuka.
Rochmah, Siti N dkk. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai