Anda di halaman 1dari 8

DUTA GENRE KABUPATEN PADANG PARIAMAN 2019

PENGETAHUAN UMUM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FIKI MAIDI YULINDRA

2019
Kabupaten Padang Pariaman
‫كابوڤاتين ڤادڠ ڤاريامان‬

Lambang Kabupaten Padang Pariaman


‫كابوڤاتين ڤادڠ ڤاريامان‬

Moto: "Saiyo Sakato"[1]

Peta lokasi Kabupaten Padang Pariaman


‫ كابوڤاتين ڤادڠ ڤاريامان‬di Sumatera Barat
Koordinat: 0°11'- 0°49' LS dan 98°36" - 100°28' BT

Provinsi Sumatera Barat

Dasar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956


hukum

Tanggal 19 Maret 1956


peresmian

Ibu kota Parit Malintang

Pemerintahan

-Bupati Ali Mukhni

APBD

-DAU Rp. 633.453.395.000.-(2013)[2]


Luas 1.328,79 km2

Populasi

-Total 391.056 jiwa (2010)

-Kepadatan 294,29 jiwa/km2

Demografi

-Kode area 0751


telepon

Pembagian administratif

-Kecamatan 17

-Kelurahan -

Simbol khas daerah

Situs web www.padangpariamankab.go.id

Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.


Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.328,79 km² dan populasi 391.056 jiwa (Sensus
Penduduk 2010). Kabupaten ini bermotto "Saiyo Sakato"[1].
Ibukota Kabupaten Padang Pariaman adalah Parit Malintang. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) no 79 tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang pemindahan ibu kota
kabupaten Padang Pariaman dari Kota Pariaman ke Nagari Parit Malintang di
kecamatan Enam Lingkung

Secara administrasi Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan dan 103
Nagari. Batas wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman adalah sebelah Utara
dengan Kabupaten Agam, sebelah Selatan dengan Kota Padang, sebelah Timur dengan
Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan sebelah Barat dengan Kota Pariaman dan
Samudera Indonesia.

Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70
km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah terkecil, yakni
25,56 km². Kecamatan 2x1  Kayu Tanam berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 100 -
1000 m dari permukaan laut (dpl)  sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Batang
Gasan dengan ketinggian 2 - 75 m dari permukaan laut (dpl). 
Geografi
Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang terletak antara 0°11' – 0°49'
Lintang Selatan dan 98°36' – 100°28' Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar
1.328,79 km² dan panjang garis pantai 60,50 km². Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15
persen dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Suhu udara berkisar antara 24,4 °C – 25,7 °C, jadi untuk rata-rata suhu maksimum
31,08 °C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34 °C, dengan kelembapan relatif 86,75 %.
Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun
2007 adalah sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per bulan dan
kecepatan angin rata-rata yaitu 2.14 knot/jam.
Padang Pariaman adalah kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Sumatera Barat,
yakni 1.328,79 km². Padahal dahulunya kabupaten ini pernah memiliki luas wilayah terbesar
di Sumatera Barat (dikenal dengan istilah Piaman Lawehatau Pariaman Luas), sebelum
diperluasnya Kota Padang pada tahun 1980 dengan memasukan sebagian wilayah dari
kabupaten ini, serta dimekarkannya Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 1999
dan Kota Pariaman pada tahun 2002.
Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar yang
memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan sangat dipengaruhi oleh angin
laut. Suhu udara terpanas jatuh pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan
September.
Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah
daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah
yaitu pada bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah
barat yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter di atas
permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan daerah bergelombang
sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat disebelah timur dengan
ketinggian 10 – 1000 meter di atas permukaan laut.

Sejarah Singkat Kabupaten Padang Pariaman

Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi tambo, turun dari darek
minangkabau, dari pedalaman tengah sumatera. penduduk daerah ini menurut laporan
tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat padang pariaman
sendiri, barasal dari paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek minangkabau
(Pemda Tk I Sumbar, 1978;7). Rantau Pariaman selanjutnya menurut Dobbin,
didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan
kerajaan (Dobbin, 2008:84).

Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak
tahun 1300 M, para perantau awal(peneruka) tersebut turun bergelombang  ke wilayah
pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman,
menurut catatan Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot
dagang dan pelabuhan. Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh
orang -orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut
diatas), yang semula tujuannya untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri.
Ketika pemukiman koloni itu semangkin berkembang, daerah-daerah pemukiman juga
terus membesarkan dirinya seperti fungi dikulit manusia.

Hamka Mengatakan, nama pariaman sendiri berasal dari kata dalam bahasa
arab,"barri aman". sebagaimana yang dikutip suryadi, kata dalam bahasa arab tersebut
kurang lebih memiliki arti: "tanah daratan yang aman sentosa" (suryadi, 2004:92).
Dalam literatur pribumi lain, kata Pariaman kadang juga dianggap berasal dari "parik
nan aman", yang artinya kira-kira pelabuhan yang aman. Kapal-kapal yang singgah
untuk berdagang di bandar-bandar di Rantau Pariaman dapat dengan aman
bertransaksi dagang (Bagindo Armaidi Tanjung, 2006;11).

Sebelum orang eropa datang ke kawasan Rantau Pariaman, Kota-kota


pelabuhan penting dikawasan ini, seperti pelabuhan pariaman dan tiku sudah
dikunjungi pelaut-pelaut dari arab, china, dan gujarat (suryadi, 2004:93). Di kota-kota
ini, komoditi dagang dari pedalaman minangkabau ini ditumpuk sebelum dikapalkan
ke pelabuhan-pelabuhan lain. Kota-kota ini sudah lama menjadi pelabuhan penyalur
keluar emas dari pedalaman minangkabau (suryadi, 2004:94),  Kawasan tengah
sumatera sejak dulu memang terkenal sebagai penghasil emas. Itulah sebabnya
terkadang, Pulau Sumatera juga disebut sebagai pulau emas. Jalur penyalur emas yang
dihasilkan pedalaman Minangkabau kemudian dibawa ke pesisir pantai baik ke pesisir
barat maupun ke pesisir timur. ke pesisir barat dipasok melalui kampung-kampung
pantai di Rantau Pariaman.

Setelah kemerdekaan, Daerah administrasi periode kolonial, priaman, tikoe en


de danau districten kemudian disahkan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten
Padang Pariaman berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibukota
Kota Pariaman. Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan
Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten
di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya disebut dengan nama
Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air
Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari
Tiku, Sasak dan Katiagan.

Kabupaten Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari).


Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah
dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten
Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat
Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No.
10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang,
Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari
kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang,
sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera
Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa
Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad

Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun 2016 memiliki 17 Kecamatan, dan


103 nagari yang setelah dilakukan pemekaran nagari sesuai dengan Surat Gubernur
Sumatera Barat Nomor 120/453/PEM-2016 tanggal 26 Mei 2016, sehingga di
Kabupaten Padang Pariaman terdapat 103 Nagari.

Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan VII Koto
Sungai Sarik yaitu 12 Nagari, Kecamatan Lubuk Alung, Nan Sabaris sebanyak 9
Nagari, Kecamatan Batang Anai, 2x11 Enam Lingkung, V Koto Kampung Dalam,
Ulakan Tapakis sebanyak 8 Nagari, Kecamatan Padang Sago, Patamuan, sebanyak 6
Nagari, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung,
sebanyak 5 Nagari, dan Kecamatan Sungai Geringging, Sungai Limau,V Koto Timur,
2x11 Kayutanam sebanyak 4 Nagari, kemudian Kecamatan Batang Gasan hanya
mempunyai 3 nagari.

Semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No


05/KEP.D/DPRD.2008 dan SK Bupati Padang Pariaman Nomor 02/KEP/BPP/2008
tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota
Pariaman ke Paritmalintang, yakni Nagari Paritmalintang Kecamatan Enam Lingkung 

Berikut Daftar yang pernah memerintah di Padang Pariaman sejak tahun  1945 hingga
sekarang.
Bupati Kabupaten Padang Pariaman
No Nama Periode Jabatan
1 Sutan Hidayat Syah 1945 – 1946
2 Ibrahim Datuk Pamuncak 1946 – 1947
3 BA. Murad 1947 – 1950
4 Said Rasyad 1950 – 1953
5 Taher Samad 1953 – 1956
6 Harun Al Rasyid 1956 – 1958
7 Na’azim Sutam Syarif 1958 – 1959
8 Raharjo 1959 – 1960
9 Syamsu Anwar 1960 – 1961
10 JB. Adam 1961 – 1966
11 Muhammad Noer 1966 – 1975
12 Prof. Drs. Harun Zein 1975
13 Muhammad Zein Chatib 1975 – 1980
14 Kol. Inf. H. Anas Malik 1980 – 1990
15 H. Zainal Bakar, SH 1990 – 1994
16 Ir. H. Nasrul Syahrun 1994 – 1999
17 Drs. Armyn AN 1999 – 2000
Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro
18 2000 – 2005
Basa
Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro
19 2005 – 2010
Basa
20 Drs. H. Ali Mukhni 2010 - 2015
21 Drs. H. Ali Mukhni        2015 - 2020
 

Visi Misi

Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia yang


dituangkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah serta
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
membawa perbahan yang cukup mendasar pada perencanaan dan implementasinya pada
pelaksanaan pembangunan. Sebagian besar kewenangan dalam pelaksanaan pembangunan di
daerah berada pada daerah kabupaten / kota, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan dengan optimal, karena pemerintahan kabupaten / kota
merupakan tingkat pemerintahan terendah sebelum desa (nagari) yang berhubungan langsung
dengan masyarakat.
 
VISI
"Terwujudnya Kabupaten Padang Pariaman Yang Baru, Religius, Cerdas dan
Sejahtera"
 
MISI
 
Pembangunan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016-2020” adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah Adat Bersandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
2. Meningkatkan perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung
sektor primer dan jasa.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil melalui
peningkatan sarana prasarana dan kualitas tenaga pendidik.
4. Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan pariwisata,
transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan.
6. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan,
Demokratis, melalui Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik;
7. Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan
kesiapan sarana dan prasarana yang ramah bencana.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, mutu pendidikan dan
kesehatan adalah poin utama yang disorot dalam visi misi calon Bupati Padang Pariaman
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kebijakan pelaksanaan wajib belajar Pendidikan Dasar 12 tahun
2. Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah baik umum
maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah
pertama sebagai dampak keberhasilan program wajib bealajar pendidikan 12 tahun, dan
penyedian tenga kerja  lulusan pendidikan menengah berkualitas.
3. Pembenahan sistem pelaksanaan proses belajar mengajar yang diarahkan pada
system klarifikasi nilai dan pemecahan masalah (problem solving).
4. Peningkatakan mutu tenaga pengajar  (guru dan tenaga pendidik lainya ), dapat
dilakukan melalui, penataran, pemagangan, penyetaraan, seminar, simposium, lokakarya
dan study langsung bagi guru dan tenaga pendidik lainya. Berdasarkan kualifikasi yang
telah ditetapkan bahwa pendidikan D2 untuk pendidikan dasar, S1 untuk SMP dan
SLTA dan S2 dan S3 untuk perguruan tinggi.
5. Melaksanakan kurikulum yang didasarkan pada  kompetensi, termasuk kurikulum
lokal dan berbasis bencana.
6. Mengintensifkan pemberian pelajaran komputer, internet, pelajaran bahasa Inggris
dan Bahasa Arab bagi Umat Islam pada setiap jejang pendidikan mulai dari pendidikan
dasar sampai ke perguruan tinggi.
7. Aktivitas pendidikan sebagian besar, diarahkan pada pengembangan daya nalar dan
kreativitas anak didik dengan menerapkan sistem Problem Solving Oriented.
8. Mewujudkan pencapaian mutu sekolah yang bertaraf Internasional dan
menciptakan lingkungan Science Park.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam
waktu dekat adalah:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan status RSUD Padang
Pariaman berstandar nasional.
2. Meningktakan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup promosi kesehatan,
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular dan pengobatan dasar.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai