Anda di halaman 1dari 28

Logbook DK 1 SK 3

Nama : Almira Carissa Puspita Wijaya


NIM : 225160100111030
Kelompok : E/5
Fasilitator : drg. Viranda Sutanti, M. Si.

Skenario
Wow… Kakiku Membesar
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, sedang mengantri vaksin covid dengan
menahan keinginan ingin berkemih. Laki-laki tersebut akhirnya berlari ke kamar
mandi karena sudah tidak tahan sampai nafasnya terengah-engah dan dadanya terasa
berdebar-debar. Saat tiba di rumah, laki-laki tersebut baru menyadari kalau kakinya
membesar. Laki-laki tersebut kemudian berbaring dengan meletakkan kakinya lebih
tinggi dari dadanya. Beberapa waktu kemudian kakinya kembali ke ukuran normal.

A. Learning Issues
1. Sistem respirasi
a. Definisi
b. Anatomi
c. Mekanisme
d. Proses Biokimia (transport O2 dan CO2)
2. Sistem urinaria
a. Anatomi
b. Fungsi dan regulasi
c. Mekanisme
3. Sistem kardiovaskuler
a. Anatomi
b. Fisiologi
4. Sistem limfatik
a. Definisi
b. Fungsi dan regulasi
c. Mekanisme
d. Anatomi
5. Sistem Sirkulasi
a. Anatomi (Jantung, Pembuluh darah, Limfatik)

B. Learning Outcomes
1. Sistem Respirasi
a. Definisi
Sistem respirasi manusia merupakan suatu susunan yang sangat
kompleks. Setiap sel dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi dan
peranannya tersendiri. Respirasi adalah proses pembakaran (oksigen) zat-zat
makanan (glukosa) di dalam sel-sel tubuh dengan bantuan oksigen dan enzim.
Sistem respirasi memungkinkan oksigen masuk ke dalam tubuh dan
mengekskresikan karbondioksida. Pertugaran gas antara darah dan paru-paru
disebut Respirasi Eksternal. Pertugaran gas antara darah dan sel disebut
Respirasi Internal
Tujuan dari sistem respirasi adalah untuk memperoleh oksigen dari
udara ke jaringan tubuh dan membuang karbondioksida (Guyton dkk., 2006).
Seluruh sel tubuh membawa oksigen dari respirasi sel untuk memproduksi
ATP atau energi yang dibutuhkan dan dimanfaatkan manusia untuk
melakukan aktivitasnya sehari-hari.

b. Anatomi
Menurut Scanlon, et al., dalam bukunya Essential of Anatomy and
Physiology 5th edition (2007), sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi
2 (dua), yaitu sistem respirasi atas dan sistem respirasi bawah. Bagian-bagian
dari dua sistem respirasi manusia adalah sebagai berikut:
1) Sistem Respirasi Atas, yang terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu
hidung, rongga hidung, faring, laring, dan trakea atas.
2) Sistem Respirasi Bawah, yang terdiri dari bagian dalam rongga dada yaitu
trakea bawah dan paru-paru, termasuk pembuluh bronchial dan alveoli.
Membran pleura dan otot respirasi yang membentuk diafragma dan otot
interkosta juga merupakan bagian dari sistem respirasi.
Gambar: Sistem Respirasi Manusia: (A) Tampak Anterior dari sistem respirasi
atas dan bawah; (B) Tampak mikroskopik dari alveoli dan kapiler pulmonaris
(Scanlon, 2007)

a) Hidung
Hidung adalah saluran respirasi yang pertama sebagai jalan masuk udara.
Hidung berperan dalam menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara.
Rongga nasal dibagi menjadi 2 lubang yg sama besar oleh suatu septum.
Bagian posterior tulang septum dibentuk oleh tulang etmoid dan vomer.

b) Faring
Faring adalah saluran yg memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang
dari dasar tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6. Berada di belakang
hidung, mulut dan laring serta lebih lebar di bagian atasnya. Faring dibagi
menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring, laringofaring. Faring dilapisi
oleh 3 jaringan yaitu membran mukosa, jaringan fibrosa dan otot polos Fungsi
faring diantaranya yaitu sebagai saluran respirasi dan makanan, penghangat
dan pelembab udara, pengecap, perlindungan, dan juga berperan dalam
berbicara dengan bekerja sebagai resonansi untuk suara yang naik dari laring,
faring (bersama sinus) membantu memberikan suara yang khas pada setiap
orang.

c) Laring
Laring atau kotak suara memanjang dari langit-langit lidah dan tulang
hioid hingga trakea. Laring berada di depan laringofaring pada vertebra
servikalis ke-3, 4, 5 dan 6. Ukuran laring membesar pada pria, disebut jakun
(Adam’s Apple). Laring terdiri atas beberapa kartilago. Kartilago utama
meliputi: 1 kartilago tiroid, 1 kartilago krikoid, kartilago aritenoid dan 1
epiglotis.
d) Trakea
Merupakan kelanjutan dari faring dan memanjang ke bawah hingga
sekitar vertebra torasik ke-5 di mana trakea mengalami bifurkasi
(percabangan) menjadi bronkus kiri dan kanan. Panjang trakea sekitar 10-11
cm terutama terletak di bidang median di depan esofagus. Trakea terdiri atas 3
lapis jaringan dan tersusun atas 16-20 cincin kartilago hialin yang tidak
sempurna yang terletak saling bertumpuk. Cincin trakea yang paling bawah
meluas ke inferior dan posterior di antara bronkus utama kanan dan kiri,
membentuk sekat yanglancip di sebelah dalam, yang disebut karina.

e) Bronkus dan bronkiolus


Bronkus primer merupakan percabangan trakea di sekitar torasik ke-5.
Bronkus Kanan lebih lebar, lebih pendek dan lebih vertikal daripada bronkus
kiri. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Terbagi menjadi 3 cabang, satu untuk tiap
lobus. Bronkus bercabang menjadi bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolus dan akhirnya alveolus.
Bronkus berfungsi sebagai pengendali udara yang masuk Saluran
respirasi diubah oleh kontraksi atau relaksasi otot involuntir di dinding
bronkus, dengan demikian mengatur volume udara yg masuk ke paru.
Terdapat 150 juta alveolus di paru-paru orang dewasa. Alveolus dikelilingii
oleh jaringan kapiler padat. Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal)
berlangsung di membran yang disebut membran respiratorik.
f) Paru-paru dan pleura
Terdapat 2 paru, masing-masing terletak di samping garis medialis di
rongga toraks. Bagian apeks (puncak) berada di dasar leher sekitar 25 mm di
atas klavikula tengah, sedangkan basal paru di permukaan toraks diafragma.
Paru kanan dibagi menjadi 3 lobus: superior, medialis dan inferior. Paru kiri
berukuran lebih kecil, lobus kiri terdiri dari 2 lobus: superior dan inferior
Pleura merupakan lapisan berupa membran yang melapisi paru-paru
dan memisahkannya dengan dinding dada bagian dalam. Cairan yang
diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi sebagai pelumas yang membantu
kelancaran pergerakan paruparu ketika bernapas.
Pleura adalah sebuah membran serosa yang terlipat dan membentuk
dua lapis membran yaitu (1) Pleura viseral: melekat pada paru, membungkus
tiap lobus dan memisahkan lobus. (2) Pleura parietal: menempel di dalam
dinding dada dan permukaan torasik diafragma.
g) Otot-otot respirasi
Otot utama yang digunakan saat bernafas normal dalam keadaan
tenang adalah otot interkosta dan otot diafragma. Otot interkosta terdiri atas 11
pasang yang berada di ruangan antara 12 pasang iga. Otot ini tersusun dari 2
lapisan: internal dan eksternal.

c.
Mekanisme
Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1) Pernafasan Dada
Pada pernafasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar
tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot
tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk
dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan
tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada
bertambah besar.
Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada
lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil
pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan
masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ‘inspirasi’ Sedangkan
pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk
kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh
meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada,
dan aliran udara terdorong keluar tubuh, proses ini disebut ’respirasi’.
2) Pernafasan Perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi
diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada
bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga
udaramengalir masuk ke paru- paru (inspirasi). Pernapasan adalah suatu
proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika
tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme
pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

d. Proses Biokimia
a) Transport O2 dan CO2
Oksigen didistribusikan ke seluruh tubuh ke mitokondria sel yang
digunakan dalam proses metabolisme bersama dengan glukosa untuk
menghasilkan ATP (sumber energi untuk aktivitas sel) dan mengeluarkan
karbon dioksida (CO2). Jaringan tubuh membutuhkan pasokan oksigen
yang konstan untuk dikirim ke sel yang dikenal sebagai Delivery Oxygen
(DO2). Pengiriman oksigen dalam satu menit dipengaruhi oleh jumlah
komponen oksigen dalam tekanan darah arteri (Content Arterial
O2/CaO2) dan volume darah yang dipompa dalam satu menit (Cardiac
Output/CO). Setiap kelainan dari salah satu komponen ini mengakibatkan
terganggunya suplai oksigen ke jaringan/sel. Kondisi kekurangan oksigen
yang parah mengakibatkan metabolisme anaerobik dan dapat
menyebabkan kematian sel. Darah yang dipompa oleh jantung membawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali
darah yang mengandung karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-
paru untuk pertukaran gas. Curah jantung yang dipompa oleh jantung
bergantung pada volume darah yang dipompa sekali berkontraksi (volume
sekuncup) dan frekuensi pemompaan jantung dalam satu menit (denyut
jantung). Setiap gangguan pada salah satu komponen, misalnya detak
jantung atau volume sekuncup, tanpa kompensasi yang memadai untuk
komponen lain, akan menyebabkan penurunan curah jantung dan suplai
oksigen ke jaringan.
Jumlah oksigen dalam darah arteri (CaO2) ditentukan oleh jumlah
hemoglobin (berfungsi untuk mengikat oksigen), fraksi/persentase oksigen
yang terikat pada hemoglobin (SaO2), dan oksigen terlarut dalam darah
arteri dalam jumlah kecil dipengaruhi oleh oksigen parsial. tekanan
(PaO2). Setiap gangguan pada salah satu komponen, seperti hemoglobin
yang rendah atau penurunan saturasi darah arteri (desaturasi), akan
mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen ke jaringan.

2. Sistem Urinaria
a. Anatomi
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem urinaria dalam tubuh terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra
(Syaifuddin, 2006).
a) Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal secara anatomis
terbagi menjadi 2, yaitu korteks dan medulla ginjal. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis
yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu (Syaifuddin, 2006).
Selain itu, ginjal juga berfungsi dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan
suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan
basa dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-
zat lain dalam tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir
protein ureum, kreatinin, dan amoniak (Syaifuddun, 2006).

b) Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis
ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Terdiri dari 2 saluran pipa
masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±25-34
cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen
dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke
dalam kandung kemih. Lapisan dinding ureter terdiri dari: 1) Dinding luar
jaringan ikat (jaringan fibrosa) 2) Lapisan tengah, lapisan otot polos 3)
Lapisan sebelah dalam, lapisan mukosa.
c) Kandung Kemih
Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2
muara ureter dan 1 muara uretra. Sedangkan besar kandung kemih tersusun
dari otot. Dua fungsi kandung kemih adalah:
 Tempat penyimpanan urin sementara sebelum meninggalkan tubuh.

 Mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra (Luklukaningsih,


2014).
d) Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjang pada anita 1,5 inchi dan laki-
laki 8 inchi. Muara uretra keluar tubuh di sebut meatus urinarius
(Luklukaningsih, 2014).
 Uretra pada laki-laki terdiri dari:
1 Uretra prostaria.
2 Uretra membranosa.
3 Uretra kavernosa (Syaifuddin, 2006).
 Uretra pada wanita terdiri dari 3 lapisan:
1 Tunina muskularis (lapisan sebelah luar).
2 Lapisan spongiosa merupakan pleksus dari vena-vena.
3 Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) (Syaifuddin, 2006).

b. Fungsi dan Regulasi

Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring


dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem
ini terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Urine merupakan hasil sisa
metabolisme yang melalui proses sekresi oleh ginjal dan kemudian
dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya mengandung
zat-zat yang tidak lagi dibutuhkan tubuh sehingga harus dibuang karena dapat
meracuni tubuh. Ginjal memproduksi urine untuk upaya membersihkan darah
dari substansi yang membahayakan bagi tubuh.

c. Mekanisme
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1) Proses filtrasi
Terjadinya di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferen
lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.
Sedangkan yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring tertampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari
glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke
tubulus ginjal. Dan terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
2) Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,
natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Penyerapan terjadi di
sepanjang tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah
terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan
kembali akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah.
Penyarapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3) Proses Augmentasi
Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus distal dan
diteruskan kepada ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke viska
urinaria (Syaifuddin, 2006).

3. Sistem Kardiovaskuler
a. Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama
untuk melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini
bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung
nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke
seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan nutrisi dan
dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah.
Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung, pembuluh darah, dan
cairan darah.
a) Jantung
Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi
kiri. Pada kelainan dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah
kanan. Jantung dikelilingi oleh pembuluh darah besar dan organ paru, dan
timus di bagian depannya. Jantung terdiri dari empat ruang jantung yang
dipisahkan oleh sekat-sekat jantung. Empat ruang jantung tersebut adalah:
1) Atrium kanan
2) Atrium kiri
3) Ventrikel kanan
4) Ventrikel kiri

Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan


sekat atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup
jantung, yaitu katup trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut
trikuspidalis karena terdiri dari tiga lempengan katup, dan disebut
bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup. Atrium kanan
dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan
kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan
bagian ventrikel dibatasi oleh otot jantung dan sekat interventrikuler yang
tebal.

Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi
kiri. Hal ini dimungkinkan karena adanya katup-katup jantung yang akan
mencegah aliran darah balik. Katup-katup ini hanya mengijinkan darah
mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan; dan dari atrium kiri ke
ventrikel kiri. Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah. Dari
atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan, darah ini
mengandung oksigen yang rendah, dan banyak mengandung CO2.
Kemudian darah dialirkan ke paru melalui arteri pulmonalis, untuk
mendapatkan Oksigen (oksigenasi). Dari paru-paru darah kembali ke
atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis, darah ini kaya akan oksigen
karena telah mengalami oksigenasi di paru. Dari atrium kiri dialirkan ke
ventrikel kiri, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
b) Pembuluh darah
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang
ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak
dialirkan ke luar pembuluh darah. Berdasarkan arah aliran darah maka
pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah
pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah
yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya
(diameter) maka pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan
menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri
besar adalah aorta, a. iliaca commonis; pembuluh arteri sedang adalah a.
tibialis, a. radialis; sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior
dan inferior. Diantara pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena
kecil (venule) akan terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler.
Pembuluh kapiler ini menghubungkan bagian pembuluh darah arteri dan
vena.

c) Cairan Darah
Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat
makanan dan sebagainya ke jaringan dan sebaliknya. Darah dibentuk dari
2 bagian yaitu: elemen atau sel-sel darah, dan plasma. Elemen tersusun
atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit.
Darah adalah jaringan penyambung khusus yang terdiri atas sel-sel dan
banyak irterstitial ekstrasel. Serum darah susunannya sama seperti plasma
kecuali bahwa ia tidak mempunyai fibrinogen dan beberapa faktor-faktor
protein yang diperlukan untuk pembentukan bekuan dan mengandung
serotonin yang jumlahnya bertambah.
1) Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia
berbentuk cakram bikonkav dengan garis tengah 7,2 µm (gambar 13-
4). Eritrosit dengan garis tengah yang lebih besar dari 9 µm dinamakan
makrosit, dan yang mempunyai garis tengah kurang dari 6 µm
dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit
mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran
gas. Eritrosit manusia dapat hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar
120 hari. Eritrosit yang tidak digunakan dibuang dari sirkulasi oleh sel-
sel limpa dan sumsum tulang.

2) Leukosit
Berdasarkan granula (butiran-butiran) spesifik pada
sitoplasmanya, sel-sel darah putih digolongkan dalam 2 kelompok:
granulosit dan agranulosit. Berdasarkan morfologi inti leukosit juga
dapat dibagi dalam sel-sel polimorfonuklear dan mononuklear
dipandang. Selain itu, mereka dapat digolongkan berdasarkan asal
mula sebagai sel-sel mieloid atau limfoid, tergantung dari asalnya.
Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam sitoplasma
terdapat granula spesifik yang dinamakan – neutrofil, eosinofil, basofil.
Agranulosit mempunyai inti dengan bentuk teratur, sitoplasma tidak
mempunyai granulagranula nonspesifik, tetapi mungkin mempunyai
granula-granula nonspesifik khas seperti granula azurofilik yang juga
terdapat dalam leukosit lainnya. Tergantung pada bentuk intinya dan
sifat pewarnaan sitoplasma, agranulosit dapat digolongkan sebagai
limfosit atau monosit.

3) Trombosit
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk
cakram dengan garis tengah 2-5 µm. Keping darah berasal dari
pertunasan sel raksasa berinti banyak megakariosit yang terdapat
dalam sumsum tulang. Jumlah normal berkisar dari 150.000 – 300.000
µL darah. Sebagai indikator demam berdarah dengue (DBD). Setelah
masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar 8
hari. Fungsinya untuk penjendalan darah. Mekanismenya: Setelah
pembuluh darah pecah, tombosit pecah dalam daerah cedera
mengeluarkan granula yang mengandung serotonin.

b. Fisiologi
Fungsi sistem kardiovaskuler jantung sebagai pompa denyut jantung
memungkinkan mereka untuk berdenyut sendiri. System ini disebut sistem
penghantar yang terdiri dari simpul sinoatrial (SA node), lintasan antar simpul
di atrium, simpul atrioventrikuler (AV node) dan berkas His (bundle of His)
dan cabangnya serta serabut Purkinje. Nodus SA letaknya pada muara dari
vena cava inferior dan nodus AV letaknya pada bagian posterior kanan septum
antar atrium. Serabut antar simpul atrium terdiri dari tiga berkas, yaitu bagian
anterior (berkas Bachman), bagian medial (Wenckebach), dan bagian posterior
(Thorel). Kontraksi otot jantung terjadi dalam satu rangkaian tertentu, sesuai
dengan perjalanan depolarisasi. Sehingga mengakibatkan serangkaian
perubahan tekanan dan aliran dalam ruang jantung. Rangkaian perubahan yang
terjadi disebut juga sebagai siklus jantung, yang terdiri dari:
1) Akhir diastolik
Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta menutup;
darah mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif
dari atrium ke ventrikel; laju pengisian ventrikel menurun setelah
ventrikel makin teregang.
2) Sistole Atrium
Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel.
Sebagian besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian
pasif sebelumnya. Kontraksi atrium mengakibatkan muara vena cafa
semakin mengecil.
3) Kontraksi isovolumetric ventrikel
Kontraksi isovolumetrik (isovolumik dan isometric) mengakibatkan
menutupnya katup atrioventrikuler. Pada fase ini terjadi peningkatan tajam
dari tekanan intraventrikuler. Fase ini berlangsung kira-kira 0,05 detik,
sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan kanan masing-masing melampaui
tekanan dalam aorta (80 mmHg) dan arteri pulmonal (10 mmHg) dan
katup aorta dan pulmonal membuka

4. Sistem Limfatik
a. Definisi
Sistem limfatik atau peredaran getah bening merupakan sistem
sirkulasi selain peredaran darah. Sistem limfatik juga merupakan bagian dari
sistem kekebalan yang menjaga keseimbangan cairan dan berperan dalam
menyerap lemak dan nutrisi yang larut dalam lemak. Sistem limfatik terdiri
dari pembuluh getah bening, saluran, kelenjar getah bening, dan jaringan lain.
Secara garis besar sistem limfatik tubuh dapat dibagi atas sistem konduksi,
jaringan limfoid dan organ limfoid. Sistem konduksi mentransportasi limfe
dan terdiri atas pembuluh-pembuluh tubuler yaitu kapiler limfe, pembuluh
limfe dan duktus torasikus. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh
atau saluran limfe yang mengalirkan cairan dari ruang interstisial. Saluran
limfe dari sistem limfatik ini juga sangat permeabel terhadap patogen- patogen
seperti bakteri, virus, parasit dan sel kanker sehingga melalui jalur ini patogen
tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk hancur karena salah satu fungsi dari
sistem ini adalah sebagai sistem pertahanan tubuh (Guyton et al, 2014).

b. Fungsi dan regulasi


Sistem limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah sebagai transudat dimana
selanjutnya ia berperan dalam respon imun tubuh. Secara umum sistem
limfatik memiliki tiga fungsi yaitu:
1. Mempertahankan konsentrasi protein yang rendah dalam cairan interstisial
sehingga protein-protein darah yang difiltrasi oleh kapiler akan tertahan
dalam jaringan, memperbesar volume cairan jaringan dan meninggikan
tekanan cairan interstitial. Peningkatan tekanan menyebabkan pompa
limfe memompa cairan interstisial masuk ke kapiler limfe membawa
protein berlebih yang terkumpul. Jika sistem ini tidak berfungsi maka
dinamika pertukaran cairan pada kapiler akan menjadi abnormal dalam
beberapa jam hingga menyebabkan kematian.
2. Absorpsi asam lemak, transpor lemak dan kilus (chyle) ke sistem sirkulasi
3. Memproduksi sel-sel imun (seperti limfosit, monosit dan sel-sel penghasil
antibodi yang disebut sel plasma). Nodus limfoid mempersiapkan
lingkungan tempat limfosit akan menerima paparan pertamanya terhadap
antigen asing (virus, bakteri, jamur) yang akan mengaktivasi limfosit
untuk melaksanakan fungsi imunitas.
c. Mekanisme
Berkumpul lalu
Keluar cairan Masuk ke
mengalir melalui
interstisial dari kapiler jaringan
jalan-jalan limfe
darah

Ductus Ductus
thoracicus lymphaticus
dexter
Dibawa ke ginjal
lalu di eksresikan

Masuk ke vasa Penyaringan cairan limfe di


darah nodus limfatikus

Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisial yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler
darah. Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-
jaringan disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari
jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak
jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui
jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama
limfe itu masuk kedalam kapiler. Lalu antara kapiler yang satu dengan yang
lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya
jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan
ductus lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah
perluasan yang dinamakan systerna cycli. Pada ductus thoracicus ini menerima
limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding
perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri.
Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe dari
sebagian besar dinding dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher
sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat
semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang terletak didekat
pintu masuk dada, dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan
akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari
pembuluh darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan
disaring di nodus- nodus limfatikus karena limfe saat di lekak-lekak jaringan
dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang. Jadi
sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring
terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di
kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman- kuman tersebut yang tertahan disana akan
dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang
terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikin dapat terjadi, bila terdapat
kuman-kuman, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-
kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah
masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, di ren
tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarkan. Didalam
pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa
kembali.

d. Anatomi
Pembuluh limfatik serta jaringan dan organ limfatik termasuk dalam sistem
limfatik.
a) Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfe mulai dari yang kecil yaitu kapiler limfe, yang ada
pada semua jaringan kecuali CNS, bone marrow, dan jaringan yang tidak
memiliki pembuluh darah seperti cartilago, epidermis, dan kornea.
Kelompok pembuluh limfe superfisial terdapat di dalam dermis dan
hipodermis, sedangkan yang profunda ada di saluran tulang, otot, viseral,
dan struktur dalam lainnya.
b) Organ Limfatik
Organ limfatik dibagi menjadi dua yaitu organ limfatik primer dan
sekunder. Organ limfatik ini saling bekerja sama untuk membentuk suatu
pertahanan tubuh. Organ limfatik terdiri dari sumsum tulang dan timus.
Sumsum tulang adalah tempat hematopoiesis, terutama yang terkait
dengan sistem limfatik adalah limfosit B dan limfosit T. limfosit B
diproduksi dan dimatangkan di sumsum tulang, sedangkan limfosit T
diproduksi di sumsum tulang dan dimatangkan thymus.
1) Amandel/tonsil
Tonsil berbentuk oval dengan panjang dua sampai lima
sentimeter, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang
meluas ke dalam jaringan tonsil. Bagian luar tonsil terikat longgar pada
muskulus konstriktor faring superior, sehingga tertekan setiap kali
makan. Dalam keadaan normal tonsil berfungsi untuk membantu
mencegah terjadinya infeksi. Tonsil bertindak seperti penyaring untuk
memperangkap bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui mulut
dan sinus. Tonsil juga turut menstimulasi sistem imun untuk
memproduksi antibodi untuk membantu melawan infeksi. Tonsil
terletak di lokasi yang sangat memungkinkan terpapar benda asing dan
patogen, selanjutnya membawanya ke sel limfoid. Pembesaran tonsil
menunjukkan adanya proses peradangan yang terjadi atau infeksi yang
berlangsung kronis.

2) Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah salah satu organ dalam tubuh yang
dikenal dengan organ limfoid. Organ ini bertugas memproduksi sel-sel
yang sering ditemukan dalam darah, namun juga membuat sel yang
sering ditemukan di jaringan-jaringan dalam tubuh. Kelenjar timus
terletak di belakang tulang dada, di depan jantung, berupa organ pipih
berbentuk segitiga dengan alasnya menghadap ke leher. Kelenjar timus
mengandung sangat banyak sel limfosit yang dikenal dengan sel
limfosit T (limfosit yang berasal dari kelenjar timus). Sel limfosit T ini
sangat sensitif terhadap antigen yang masuk ke tubuh kita (baik berasal
dari virus, bakteri, atau zat-zat lainnya). Salah satu reaksi dari sel -sel
limfosit di kelenjar timus bila tubuh kemasukan antigen adalah
berpoliferasi atau memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan.
Limfosit T ini seakan-akan merupakan komando dan pengendali
ketahanan tubuh.

3) Kelenjar Getah
Bening
Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem imun
dalam tubuh yang terdapat di bagian bawah rahang, ketiak, dan
pangkal paha. Kelenjar getah bening juga mempunyai peran untuk
menangkal dan melawan bakteri, infeksi, dan virus yang menyerang
tubuh. Namun jika getah bening dalam tubuh seseorang mengalami
pembesaran atau pembengkakan, justru inilah yang bisa menyebabkan
kondisi kesehatan seseorang menurun dan bisa beresiko terhadap
munculnya penyakit, seperti penyakit kelenjar getah bening.

4) Organ Limpa
Limpa adalah organ limfoid dalam tubuh yang memiliki fungsi
filtrasi darah dan koordinasi respon imun. Limpa terdiri dari 2 bagian.
Bagian yang putih (pulpa alba) merupakan sistem kekebalan untuk
melawan infeksi dan bagian yang merah (pulpa rubra) bertugas
membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah
seperti sel darah merah yang rusak (Guyton & Hall, 200).

5. Sistem Sirkulasi
a. Anatomi
Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai
sistem transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat
sisa, elektrolit, nutrisi dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain. Sirkulasi darah dalam tubuh terdiri dari sirkulasi sistemik dan
sirkulasi paru-paru. Sirkulasi sistemik dimulai dari jantung yang memompa
darah dan dibawa oleh aorta ke seluruh tubuh termasuk organ-organ dalam
tubuh, lalu kembali lagi ke jantung dibawa oleh vena cava superior dan
inferior. Sirkulasi paru-paru dimulai dari jantung yang memompa darah
melalui vena pulmonalis ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung dibawa
oleh arteri pulmonalis (Graff, 2009). Sistem sirkulasi darah terdiri dari organ
jantung dan pembuluh darah.
a) Pembuluh Darah
Pembuluh darah membentuk jaringan pipa yang memungkinkan darah
mengalir dari jantung ke seluruh sel-sel hidup tubuh dan kemudian kembali
ke jantung. Arteri membawa darah dari jantung, sementara vena darah
kembali ke jantung. Arteri dan vena yang terus-menerus dengan satu sama
lain melalui pembuluh darah yang lebih kecil. Arteri cabang ekstensif untuk
membentuk jaringan progresif pembuluh kecil yang disebut dengan arteriol.
Sebaliknya, Vena yang berukuran kecil disebut venula (Graff,2009).
Pembuluh darah utama terdiri dari trunkus pulmonalis, trunkus aorta dan
cabang-cabangnya, vena kava superior, inferior dan cabang-cabangnya
(Gray,2008).
Dinding arteri dan vena terdiri dari tiga lapisan, yaitu; (1) Tunika
interna (tunika intima) lapisan bagian dalam pembuluh darah yang terdiri dari
epitel skuamosa sederhana yang disebut endotelium yang terletak di atas
membran basal dan lapisan tipis jaringan ikat. (2) Tunika media, lapisan
tengah, biasanya paling tebal. Ini terdiri dari otot polos, kolagen, dan dalam
beberapa kasus, jaringan elastis. (3) Tunika externa (tunika adventitia) adalah
lapisan terluar. Ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang sering menyatu
dengan pembuluh darah, saraf, atau organ lain sekitarnya.
Arteri membawa darah dari jantung. Arteri bercabang berulang kali
menjadi lebih kecil dan arteri yang paling kecil akhirnya membentuk arteri
mikroskopis yang disebut arteriol. cabang-cabang arteri (arteriol), ketebalan
lapisan ototnya berkurang. Dinding arteriol terkecil hanya terdiri dari
endotelium dan beberapa serat otot polos yang mengelilinginya. Arteri,
terutama arteriol, memainkan peran penting dalam mengendalikan aliran
darah dan tekanan darah.
Arteriol terhubung dengan kapiler, pembuluh darah paling banyak dan
paling kecil. Diameter sebuah kapiler sangat kecil sehingga eritrosit harus
melewatinya dalam file tunggal. Dinding kapiler hanya terdiri dari
endotelium, yang memungkinkan pertukaran bahan antara darah di kapiler
dan sel-sel tubuh. Distribusi kapiler dalam jaringan tubuh bervariasi dengan
aktivitas metabolik dari setiap jaringan. Kapiler terutama melimpah di
jaringan aktif, seperti jaringan otot dan saraf, di mana hampir setiap sel dekat
dengan kapiler.
Setelah darah mengalir melalui kapiler, memasuki venula, vena terkecil.
Beberapa kapiler bergabung membentuk venula. Venula terkecil hanya
terdiri dari endotelium dan jaringan ikat, tetapi venula yang lebih besar juga
mengandung jaringan otot polos. Venula bersatu untuk membentuk
pembuluh darah kecil. Vena kecil bergabung membentuk vena semakin besar
seperti darah dikembalikan ke jantung. Vena yang lebih besar, terutama di
kaki dan tangan, mengandung katup yang mencegah aliran balik darah dan
membantu kembalinya darah ke jantung.
b) Jantung

Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik
atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri
yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui
denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari
setelahnya. Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari
samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar
masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang
mempengaruhi kedudukan jantung adalah:

 Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
agak turun kebawah.
 Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar
dan membulat.
 Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas.

Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi


tubuh.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

 Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di
belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan
fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua
lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar
gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
 Tengah/miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria.
ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
iii.Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik
(atrium dan ventrikel).
 Dalam/Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium,
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

c) Sistem pembuluh limfe


Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan
dapat mengalir dari ruang interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat
mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang jaringan yang tidak
dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam kapiler darah.
DAFTAR PUSTAKA

Fikriana, R. (2018). Sistem Kardiovaskuler.

Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati,

Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta: EGC,
1022

Luklukaningsih, Zuyina. 2014. Anatomi Fisiologi dan Fisioterapi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Mader, S.S. and Windelspecth, M. (2011). Human Biology. Twelept Edition. New York:
The McGrawHill Company.

Scanlon, Valerie C and Sanders, Tina (2007) Essentials of Anatomy and Physiology Fifth


Edition. E-Book.

Sinaga, N.N.P. 2020. Biokimia Respirasi. Jakarta: Kedokteran Kristen Indonesia

Suharsono, Hamong. (2017). Pembuluh Limfe. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


Denpasar.

Syaifuddin. B.AC 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Siswa. Jakarta: Buku Kedokteran,
EGC.

Van de Graff, Kent M. Stuart Ira Fox. (2009). Concept of Human Anatomy Physiology.
Dubuque: Wm.C. Brown Publishers.

Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo, 2008; p. 79-80.

Anda mungkin juga menyukai