Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM RESPIRASI ( PERNAFASAN )

RULLY MAIDY
11141092

Prodi : S1 keperawatan Reguler 7-B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA

A. ANATOMI SISTEM PERNAFSAN


Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer kedalam selsel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke
atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam
keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal
tekanan darah.
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung
-faring - laring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Adapun alat-alat Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :
1. Alat Pernafasan Atas.
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea)
dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda
asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan
tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk.
Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga
udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas
tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon
dioksida(CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung
juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut,
manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang
mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung udara
selanjutnya akan mengalir ke faring.

b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu

saluran

pernapasan

(nasofarings)

pada bagian depan dan saluran pencernaan

(orofarings) pada bagian belakang.


Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya
pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetardan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf
kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Laring
laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Laring berparan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap mas
uknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat antara lain oleh benda asing
( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).
2. Alat pernafasan bawah
a. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
b. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang raw
an bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulan
g rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus.

c. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
olehotot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paruparu ada dua bagian yaitu paru-paru kanan ( pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri( pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua

selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian

dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan
selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut
pleuraluar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi

sebagai

pelumas

paru-paru.

Cairan

pleura

berasal

dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang
sangatlebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki
gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang
tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.
Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran,
terlepas dari keberadaan gas lain (hukum Dalton). Bronkiolus tidak mempunyi tulang
rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah
satusisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena
alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan
terjadinya difusi gas pernapasan.
(Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta.)

B. FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


1) Sistem Respirasi
a. Fisiologi Ventilasi Paru
Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru. Pergerakan udara
kedalam dan keluar paru disebabkan oleh:
(1) Tekanan Pleura: Tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura
dinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang merupakan nilai isap
yang dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai
istirahatnya.kemudian selama inspirasi normal, pengembangan rangka dada akan
menarik paru ke arah luardengan kekuatan yang lebih besar dan menyebabkan
tekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7,5cm H2O).
(2) Tekana Alveolus: Tekanan udara di bagian alveoli paru, ketika epiglotis terbuka dan
tidak ada udara yang mengalir kedalam atau keluarparu, maka tekanan pada semua
jalan nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfer (tekanan acuan
0 dalam jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar udara masuk, tekanan alveoli
harus sedikit di bawah tekanan atmosfer. Tekanan sedikit ini dapat menarik sekitar
0,5 liter udara ke dalam paru selama 2 detik. Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang
berlawanan.
(3) Tekanan Transpulmonal: perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada
permukaan paru, dan ini adalah nilai daya elstis dalam paru yang cenderung
mengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut tekanan daya lenting paru.
b. Fisiologi Kendali Persarafan Pada Pernafasan
Terdapat dua mekanisme neural terpisah bagi pengaturan pernafasan.
(1) Mekanisme yang berperan pada kendali pernafasan volunter. Pusat volunter terletak di
cortex cerebri dan impuls dikirimkam ke neuron motorik otot pernafasan melalui jaras
kortikospinal.
(2) Mekanisme yang mengendalikan pernafasan otomatis. Pusat pernafasan otomatis
terletak di pons dan medulla oblongata, dan keluaran eferen dari sistem ini teretak di
rami alba medulla spinalis di antara bagian lateral dan venteral jaras kortikospinal.
Serat saraf yang meneruskan impuls inspirasi, berkumpul pada neuron motorik
N.Phrenicus pada kornu ventral C3-C5 serta neuron motorik intercostales externa
pada kornu ventral sepanjang segmen toracal medulla. Serat saraf yang membawa
impuls ekspirasi, bersatu terutama neuron motorik intercostales interna sepanjang
segmen toracal medulla.

Neuron motorik untuk ekspirasi akan dihambat apabila neuron motorik untuk otot
inspirasi diaktifkan, dan sebaliknya. Meskipun refleks spinal ikut berperan pada
persarafan timbal-balik (reciprocal innervation). Aktivitas pada jaras descendens-lah
yang berperan utama. Impuls melalui descendens akan merangsang otot agonis dan
menghambat yang antagonis. Satu pengecualian kecil pda inhibasi timbul balik ini
adalah terdpatnya sejumlah kecil aktifitas pada akson N.phrenicus untuk jangka waktu
singkat, setelah proses inspirasi. Funsi keluaran pasca inspirasi ini nampaknya adalah
untuk meredam daya rekoil elastik jaringa paru dan menghasilkan pernafasan yang
halus (smooth).
c. Pengaturan Aktivitas Pernafasan
Baik peningkatan PCO2 atau kosentrasi H+ darah arteri maupun penurunan PO2 akan
membesar derajat aktivitas neuron pernafasan di medulla oblongata, sedangkan
perubahan ke arah yang berlawanan mengakibatkan efek inhibisi ringan. Pengaruh
perubahan kimia darah glomus karotikum dan aortikum serta sekumpulan sel di
medulla oblongata maupun di lokasi lain Yng peka terhadapperubahan kimiawi dalam
darah. Reseptor tersebut membangkitkan impuls yang merangsang pusat pernafasan .
bersamaan dengan dasar pengendalian pernafasan kimiawi, berbagai aferen lain
menimbulkan pengaturan non kimiawi yang memengaruhi pernafasan pada keadaan
tertentu. Untuk berbagai rangsang yang memengaruhi pusat pernafasan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Berbagai rangsang yang memengaruhi pusat pernafasan:
1. Pengendalian kimia
a. CO2 (melalui konsetrasi H+ di LCS dan cairan dan aortikum)
b. O2 ( melalui glomus karotikum dan aortikum)
c. H+ (melalui glomus karotikum dan aortikum)
2. Pengendalian non-kimia
a. Aferen nervus vagus dari reseptor di saluran pernafasan dan paru
b. Aferen dari pons, hipothalamus dan sistem limbik
c. Aferen dan proprioseptor
d. Aferen dari baroreseptor : arteri, atrium, ventrikel, pulmonal
d. Pengendalian Kimiawi Pernafasan
Mekanisme pengaturan kimiawi akan menyesuaikan ventilasi sedemikian rupa
sehingga PCO2 alveoli pada keadaan normal dipertahankan tetap. Dampak kelebihan
H+ di dalam darah akan dilawan, dan PO2 akan ditingkatkan apabila terjadi penurunan
mencapai tingkat yang membahayakan. Volume pernafasan semenit berbanding lurus
dengan laju metabolisme, tetapi penghubung antar metabolisme dan ventilasi adalah
CO2 bukan O2. Resptor di glomus karotikum dan aortikum terangsang oleh

peningkatan PCO2 ataupun kosentrasi H+ darah arteri atau oleh penurunan PO2.
Setelah denervasi kemoreseptor karotikum, respons terhadap penurunan PO2 akan
hilang, efek utama hipoksia setelah deverasi glomus karotikum adalah penekanan
langsung pada pusat pernafasan. Respons terhadap perubahan kosentrasi H+ darah
arteri pada pH 7,3-7,5 juga dihilangkan , meskipun perubahan yang lebih besar masih
dapat menimbulkan efek. Sebaliknya respons terhadap perubahan PCO 2 darah arteri
hanya sedikit di pengaruhi, dengan penurunan tidak lebih dari 30-35%.
e. Pengangkutan Oksigen Ke Jaringan
Sistem pengangkut oksigen di dalam tubuhterdiri atas paru dan sistem kardiovaskuler.
Pengangkutan oksigen menuju jaringan tertentu bergantung pada, jumlah oksegen
yang masuk ke dalam paru, adanya pertukaran gas dalam yang adekuat. Aliran darah
bergantung pada derajat konstriksi jaringan vaskuler di dalam jaring an serta curah
jantung. Jumlah oksigen di dalam darah ditentukan oleh jumlah oksigen yang larut,
jumlah hemoglobin dalam darah dan afinitas hemoglobin terhadap oksigen.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9134186/Anatomi_Sistem_Pernapasan_Pernapasan
https://www.scribd.com/doc/246417814

Anda mungkin juga menyukai