BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru yang alami untuk
menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan mencegah masuknya benda
asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang
abnormal dari dalam saluran nafas (1).
Batuk melindungi sistem pernafasan dengan membersihkan zat asing
atau kelebihan sekresi mukus dalam saluran pernafasan. Batuk juga
merupakan manifestasi awal dari penyakit serius seperti pneumonia,
peradangan pada saluran pernafasan atau neoplasia, tuberculosis, asma
atau infeksi paru (2).
Batuk
dapat
terjadi
akibat
berbagai
penyakit
/proses
yang
merangsang reseptor batuk. Selain itu, batuk juga dapat terjadi pada
keadaan-keadaan psikogenik tertentu. Dalam hal ini perlu dilakukan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain seperti tes
sputum, rontgen toraks, tes fungsi paru, dan lain-lain (3).
Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan yang
menyebabkan perasaan yang tidak nyaman, gangguan tidur, gangguan
untuk beraktivitas dan menurunkan kualitas hidup olehnya itu diperlukan
swamedikasi untuk mengatasi batuk tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran mengenai batuk adalah :
1. Memahami definisi batuk dan faktor-faktor yang menyebabkan
2.
3.
4.
5.
6.
batuk
Mengetahui etiologi dan patofisiologi batuk
Mengetahui mekanisme terjadinya batuk
Mengetahui jenis-jenis batuk
Mengetahui gejala- gejala yang menyertai batuk
Mengetahui penatalaksanaan terhadap batuk
BAB II
TINJAUAN1 PUSTAKA
sistem
pernapasan
dengan
mengosongkan
atau
dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernafas dalam dan
volume udara bertambah (12). Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi
otot-otot. Inspirasi menaikkan volume intratoraks. Selama bernafas
tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih tinggi terhadap
atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai -6mmHg dan paruparu ditarik ke posisi yang lebih mengembang dan tertanam dalam jalan
udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam paruparu. Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi
dimana tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. Tekanan
dalam jalan pernafasan seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara
mengalir ke luar dari paru-paru (12). Selama pernafasan tenang, ekspirasi
merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru.
Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan
lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan
volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan
tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara
saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir
keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama
kembali pada akhir ekspirasi (13). Proses setelah ventilasi adalah difusi
yaitu, perpindahan oksigen dari alveol ke dalam pembuluh darah dan
berlaku sebaliknya untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari daerah
yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang
berpengaruh pada difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor
darah dan faktor sirkulasi. Selanjutnya adalah proses transportasi, yaitu
perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan
bantuan aliran darah (8).
II.4
Patofisiologi Batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor
ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam
maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara
lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor
akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan
sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah
percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga,
lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang
mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan
juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus.
Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus
glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus
menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.
Fase I
Fase II
Fase III
pasien
ataupun
berbahaya,
misalnya
setelah
batuk
rejan
(pertussis,
kinkhoset)
atau
juga
karena
10
II. 8
sakit tenggorokan, suara yang serak, sesak napas, nyeri ulu hati, pusing,
yang akan menghasilkan sekret yang putih/kuning-kehijauan, atau dahak
yang berwarna merah (17).
II.9
penting
adalah
terutama
berhenti
merokok
guna
11
pengeluarannya
dengan
batuk.
Mekanisme
12
1%),
pada
lensa
mata
keruh
(katarak).
Efek
berhubung
dengan
sifatnya
yang
merangsang
13
dikurangi bila diminum dengan segelas air. Dosis oral yaitu 100200 mg empat sampai enam kali sehari
d. Minyak atsiri
Minyak atsiri berkhasiat menstimulasi sekresi dahak, bekerja
spasmolisis (melawan kejang) , antiradang dan juga bersifat
antibakteriostatik lemah. Berdasarkan pada sifat ini, minyak
atsirih banyak digunakan dalam sirup obat batuk atau sebagai
obat inhalasi.
3. Mukolitik. Zat-zat ini melarutkan dahak sehingga viskositasnya
dikurangi dan pengeluarannya dipermudah. Lendir memiliki gugus
sulfhidril (-SH) yang saling mengikat makromolekulnya. Senyawa
sistein dan mesna ini membuka jembatan disulfide ini dengan jalan
memutuskan serat-serat (rantai panjang) dari mucopolysaccharida.
Mukolitika digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak
yang kental sekali, seperti pada bronchitis, emfisema dan
mucoviscidosis. Tetapi pada umumya zat-zat ini tidak berguna bila
gerakan bulu getar terganggu seperti pada perokok atau akibat
infeksi.
a. Bromheksin
Derivat sikloheksil ini berkhasiat mukolitik pada dosis yang
cukup
tinggi.
Viskositas
dahak
dikurangi
dengan
jalan
metabolit
aktif
ambroxol
yang
juga
sebagai
juga
menekan
perasaan
menggelitik
di
tenggerokan.
14
menimbulkan
perangsangan
paradoksal,
misalnya
antara
zat-zat
yang
dapat
menimbulkan
adiksi
15
16
Deskripsi
Bisolvon
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung
Bromhexine
150 mg,
mg
Bekerja sebagai mukolitik untuk meredahkan batuk
berdahak, misalnya pada keadaan batuk pada waktu
infulenza
Bentuk
dan
batuk
karena
radang
saluran
pernafasan.
Sirup, tablet
sediaan
Untuk sirup : Anak-anak : dibawah 2 thn : 1,25 ml
Aturan pakai
Efek Samping
17
Kontra
Indikasi
Kemasan
Sirup botol 60 ml
Produsen
Boehringer Ingelhiem
No. Registrasi
DTL 0733703837 A1
Mukolitik
Mucohexin tablet
Golongan
Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Mucohexin
Komposisi
Indikasi
Bentuk
dan
batuk
karena
radang
saluran
pernafasan.
Tablet
sediaan
Dewasa: 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8
Aturan pakai
jam) ; Anak
18
Indikasi
Kemasan
Produsen
Sanbe Farma
No. Registrasi
DTL8322202010 A1
Mukolitik
Ambroxol
Golongan
Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Tablet : Ambroxol 30 mg
Indikasi
Aturan pakai
asma bronkial.
Sirup : Dewasa & anak berusia di atas 12 tahun : 3
kali sehari 10 ml.
Anak berusia 5-12 tahun : 2-3 kali sehari 5 ml.
Anak berusia 2-5 tahun : 3 kali sehari 2,5 ml.
Anak berusia kurang dari 2 tahun : 2 kali sehari 2,5
ml.
Tablet :
19
Kontra
Indikasi
Kemasan
Produsen
No. Registrasi
No.Batch
Sirup 60 ml
Kimia farma
GKL 1106313037A1
S2951020
20
Ekspektoran
Cohistan
Golongan Obat
Contoh Sediaan
Deskripsi
Tiap 5 ml mengandung
Guaiafenesin 50 mg
Indikasi
Klorfeniramin Maleat 1 mg
Mencairkan sekret yang
mempermudah
kental
pengeluarannya
untuk
dan
alergi
Penyakit infeksi saluran napas bawah, bayi
Aturan pakai
Efek Samping
Kemasan
1 botol 100 ml
Produsen
No. Registrasi
DTL 8914704137A1
21
Ekspektoran
Glyceril Guaiacolat
Golongan Obat
Contoh Sediaan
Deskripsi
Tiap
Tablet
Indikasi
Guaiacolat
Mencairkan
mengandung
sekret
yang
100
mg
Glyceril
kental
untuk
Aturan pakai
Efek Samping
Kemasan
Produsen
No. Registrasi
DBL 9504000510 A1
Obat Traditional
22
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Indikasi
Aturan pakai
Kemasan
Produsen
No. Registrasi
No.Batch
Bintang Toedjoe
POM TR. 131 668 331
EE 002
23
Deskripsi
Tiap 5 ml mengandung
Dextromethorphan Hydrobromide 15 mg
Indikasi
Kontraindikas
i
aturan pakai
Efek Samping
sehari.
Mual, Mengantuk dan Gangguan Gastrointestinal,
Kemasan
mulut kering
1 botol 54 ml
Produsen
No. Registrasi
DTL 0304518837A1
Antitusiv Tablet
24
Mextril
Golongan
Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Indikasi
Chlorpheniramine Maleate 1 mg
Untuk meringankan batuk dan pilek.
Kontraindikas
i
aturan pakai
Efek Samping
Kemasan
Produsen
No. Registrasi
DTL7621706810A1
Antitusiv
OBH Combi
25
Golongan
Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Indikasi
Tiap 5 ml mengandung
Succus Liquiritae 167ml
Paracetamol 150 mg
Ammonium Chloride 50 mg
Ephedrine HCl 2.5 mg
Chlorpheniramine Maleate 1 mg
Batuk berdahak disertai sakit kepala
Kontraindikas
i
Aturan pakai
Efek Samping
Kemasan
Produsen
PT. Combiphor
No. Registrasi
DTL 9804123737B1
26
Obat Traditional
Laserin Sirup
Golongan Obat
Contoh Sediaan
Deskripsi
Indikasi
alat
pencernaan
gangguan-
(kolik),
muntah-
27
Anak-anak
Kemasan
1 botol 60 ml
Produsen
No. Registrasi
Contoh Sediaan
Deskripsi
Tiap 5 ml mengandung
Dyphenhidramine HCl 12,5 mg,
Ammonium Klorida 100 mg,
Kalium guaiacosulfonate 30 mg,
Natrium citrate 50 mg, dan
Indikasi
Mentol 1 mg
Untuk meringankan gejalal batuk dan pilek pada
Kontraindikasi
Aturan pakai
komposisi obat
Dewasa : 5 10 ml, 3 4 kali sehari.
Anak-anak 6 12 tahun : 2,5 5 ml, 3 4 kali
Kemasan
sehari.
1 botol 100 ml
28
Produsen
PT. Sanbe
No. Registrasi
DTL 782231237A1
Anti Histamin
Zenirex
Golongan Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Zenirex
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung
Promethazine HCl 5 mg
Ipeacuanhae extractum 4 mg
Indikasi
Guaifenesin 50 mg
Meredakan batuk yang berdahak atau batuk yang
Bentuk sediaan
Aturan pakai
Efek Samping
dokter
Mengantuk, iritasi gastrointestinal, mual, muntah,
mulut kering, penglihatan kabur, meningkatnya
tekanan darah.
29
Kontra Indikasi
Kemasan
komponen
Sirup botol 60 ml
Produsen
Pharmasi Zenith
No.Registrasi
DTL 9932004337A1
Ikadryl
Golongan Obat
Contoh
Sediaan
Deskripsi
Ikadryl
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung
Difenhidramin HCl 12,5 mg, Ammonium Klorida 125
Indikasi
Aturan pakai
Efek Samping
atau
meningkatnya
nafsu
makan,
30
Kemasan
Sirup 60 ml
Produsen
Ikapharmindo.
No.Registrasi
DTL 7809322737A1
31
Cara Pembuatan
Divisi
: Spermathophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Umbellales
Familia
: Umbelliferae
Genus
: Foeniculum
Spesies
: Foeniculum vulgare
Mill.
Dewasa : 5 g serbuk buah adas direbus
dengan
Efek Farmakologi
dipenten, felandren.
Komponen aktif adas,
anisaldehida
32
: Plantae
Divisi
Cara Pembuatan
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Imperata
Spesies
: Imperata cylindrica L.
10 g alang alang direbus dengan 500 ml
air.
Setelah
mendidih,
saring
dan
Air
rebusan
alang-alang
Akar
alang
alang
mengandung
skopolin,
asam
isoklorogenat
Menghilangkan batuk, penurun panas,
peluruh air seni, mengatasi panas
dalam
33
Cara Pembuatan
: Plantae
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Plantaginales
Familia
: Plantaginaceae
Genus
: Plantago
Spesies
: Plantago major L.
Dewasa : Siapkan herba daun sendok segar
60 g, gula batu 30 g. Cuci herba daun
sendok hingga bersih, lalu masukkan ke
dalam wadah berisi air bersih dan biarkan
sampai terendam. Tambahkan gula batu,
kemudian tim sampai mendidih. Minum
sekaligus selagi hangat
Anak : Siapkan herba daun sendok segar 30
g, gula batu 15 g. cuci herba daun sendok
hingga
bersih
dan
biarkan
sampai
selagi hangat
Daun sendok
mengandung
plantagin,
34
Cara Pembuatan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Geraniales
Familia
: Oxalidaceae
Genus
: Averrhoa
Spesies
: Averrhoa bilimbi L
Dewasa :10 belimbing wuluh dan 5 g gula
batu. direbus bersama-sama dengan 250
ml air sampai mendidih. Minum pada pagi
dan sore hari secara rutin
Anak : 4-5 belimbing wuluh dan 3 g gula
batu direbus dengan 250 ml air sampai
mendidih. Minum pada pagi dan sore hari
Kandungan kimia
secara rutin
Belimbing wuluh
Efek Farmakologi
mengandung
asam
Cara Pembuatan
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Angiosperms
Kelas
: Eudicots
Ordo
: Sapindales
Familia
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus aurantifolia
Siapkan jeruk nipis yang telah masak 1
buah, kecap atau madu secukupnya.
Potong jeruk nipis yang akan digunakan,
lalu
peras
airnya
kedalam
gelas.
35
Efek Farmakologi
fellandren
mengobati amandel, malaria, ambeien,
sesak napas, influenza, batuk, sakit
tenggerokan, mual, lelah
Cara Pembuatan
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Asterales
Familia
: Asteraceae
Genus
: Pluchea
Spesies
: Pluchea indica
Dewasa : Daun beluntas 15 lembar
ditambah 750 ml air (3 gelas air), rebus
sampai mendidih, minum tambahkan 1
sdm madu. Diminum 2-3 kali sehari
Anak : Sebanyak 7 lembar daun beluntas
ditambahkan 300 ml air. Diminum 2-3 kali
Kandungan kimia
Efek Farmakologi
sehari
Mengandung alkaloid dan minyak atsirih
Menurunkan panas, mengobati skabies,
batuk, dan menghilangkan bau badan
36
Cara Pembuatan
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Zingeberales
Familia
: Zingeberaceae
Genus
: Zingeber
Spesies
: Zingeber officinale Rosc.
Dewasa :Jahe dibakar dan dimemarkan,
direbus bersama-sama adas, kayu manis,
cengkeh, dan gula aren, saring. Ramuan
lainnya adalah dengan membakar 15
gram jahe selama 15 menit kemudian
dimemarkan.Seduh dengan 500 ml air
panas dan tambahkan 1 sendok makan
madu. Minum 1-2 kali sehari
Anak :
dengan
150
ml
air
dan
sehari
Gingerol,
limonene,
1,8
gingerdione, arginine,
capsaicin,chorogenic
Efek Farmakologi
farnese, farnesol
Batuk, antiulcer, obat flu.
cineole,
6-
betha-sitosterol,
acid,
farnesal,
37
BAB III
PEMBAHASAN
Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapatkan penyakit,
dan tidak merasakan sakit sudah tentu tidak akan bertindak apa-apa
terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka terkena penyakit dan juga
merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan
usaha. Respon sesorang bila sakit adalah sebagai berikut :
1. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa.
2. Mengobati sendiri.
3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional.
4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung
obat dan sejenisnya, termasuk ke tukang-tukang jamu.
5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern yang
diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang
dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
6.
Mencari
pengobatan
ke
fasilitas
pengobatan
modern
yang
36
38
atau
makanan
yang
39
ambroxol),
dan
emoliensia
yaitu
memperlunak
40
BAB IV
PENUTUP
IV.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu :
1. Batuk
merupakan
mekanisme
pertahanan
tubuh
untuk
dapat
39
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi kedokteran 11thed.
Jakarta: ECG. 2008
2. Schroeder, K. and Fahey, T. 2002 Systematic review of
randomized controlled trials of over the counter cough
medicines for acute cough in adults. Br. Med. J. 324, 329331
3. Rahardjo, R. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2.
Jakarta. 2004.
EGC.
40
42
13. Price S, Wilson L. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.
14. Tjay, T.H., dan Kirana R.OBAT-OBAT PENTING: Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampngnya Edisi Ke VI. Elex
Media Komputindo. Jakarta. 2007.
15. Lee, L.Y. and Pisarri, T.E. (2001) Afferent properties and reflex
functions of bronchopulmonary C-fibers. Respir. Physiol. 125,
4765)
16. Widdicombe, J.G. and Undem, B.J. (2002) Summary: central
nervous pharmacology of cough. Pulm. Pharmacol. Ther. 15,
251252)
Sistem
Pernapasan.
43