LANDASAR TEORI
1. Pengertian
Asma merupakan penyakit pada jalan nafas yang tidak dapat pulih
2. Anatomi Fisiologi
berikut :
8
alveolus. Saluran pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai
9
proses pernafasan adalah tekanan oksigen atau udara atmosfer harus
cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal, kondisi otot pernafasan
dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi sirkulasi
oksigen.
Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai anatomi dan fisiologi dari
organ-organ pernafasan:
a. Hidung
b. Pharing
Berada di belakang mulut dan rongga nasal. Dibagi dalam tiga bagian
10
c. Laring
kotak suara karena udara yang melewati daerah itu akan membentuk
terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam Apple) yang khas pada
d. Trakea
e. Bronkus
f. Bronkiolus
11
terjadi difusi di tempat ini. Sebagian kecil hanya terjadi pada
bronkiolus respirasi.
g. Alveolus
h. Paru-paru
bronkialis.
12
3. Etiologi
Menurut Wijaya dan Putri, (2013: 188), asma dapat dibagi atas 3 kategori
yaitu :
b. Asma instrinsik/idopatik
pencentus non spesifik yaitu: latihan fisik, flu, atau emosi yang sering
c. Asma campuran
sebagai berikut:
a. Alergen
asma.
b. Infeksi
13
c. Iritasi
Hairsprey, minyak wangi, asap roko, bau asam, dari cat dan palutan
d. ISPA
e. Reflek gastroesopagus
asma
f. Pisikologis
4. Patofisiologi
disebabkan oleh satu atau lebih dari kontraksi otot-otot yang mengelilingi
melapisi bronchi, atau atau pengisi bronkhi dengan mucus yang kental.
14
produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikini dan
A). pelepasan ini mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas,
diatur oleh implus saraf vegal melalui implus saraf simpatis. Pada asma
idioptik atau nonalergik, ketika ujung syaraf pada jalan nafas dirangsang
oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan palutan
5. Manifestasi klinis
dispenea dan mengi. Awitan gejala dapat tiba-tiba atau tersembunyi dan
serangan dapat reda secara cepat atau presisten selama beberapa jam atau
hari. Rasa kontraksi dada dan batuk tidak produktif umumnya manifestasi
umu terjadi. Mengi difus didengar pada askultasi. Dengan serangan yang
mengi yang kencang dan suara nafas yang jauh dapat ditemukan.
15
Kelainan, ansietas, ketakutan, dan dispenia berat yang mengikuti bicara
hanya satu atau dua kata antara nafas, dapat terjadi dengan episode berat
prasisten. Awitan gagal napas ditandai dengan suara nafas tidak terdengar
yang cermat, peredaan gejala yang nyata ini dapat disalah tafsirkan
sebagai peningkatan.
eksersi dan mengi dengan eksaserbasi berat periodik (Lemon dan Burke,
2015: 1526).
6. Pemeriksaan penunjang
diakfrakma mendatar.
c. GDA
16
2) pH normal/meningkat
disertai infeksi.
7. Komplikasi
a. Pneumotorak
c. Atelectasis
d. Aspirin
g. asidosis
8. Penatalaksanaan
a. Edukasi
17
Edukasi yang baik akan menurunkan morbiditi dan mortaliti. Edukasi
tidak hanya ditujukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh
terapi
pada asmanya
a. Medikasi (obat-obatan)
18
b. Penanganan asma mandiri (Pelangi Asma)
jawabkan(Dermawan, 2012:02).
19
1. Pengkajian
(Dermawan:2012:36).
sebagai berikut :
a. Aktivitas /istirahat
Gejala :
bernafas
tinggi.
b. Sirkulasi
20
c. Intergritas ego
Gejala :
Gejala :
1) Mual /muntah
2) Nafsumakan menurun
e. Pernafasan
Gejala :
bernafas
Tanda :
f. Keamanan
21
g. Seksualitas
Penurunan libido
2. Diagnosa keperawatan
perfusi-ventilasi
oksigenasi.
22
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengandyspnea
3. Perencanaan
a. Spesifik yaitu tujuan yang spesifik yang tidak menimbulkan arti ganda
dipertanggungjawabka
23
Rencana keperawatan pasien denggan gangguan Sistem Pernafasan “Asma Bronkhial” menurut Kusuma dan Nurarif
(2015:74)
24
2. Fisiologis : disfungsi neuromuskular, 12. Monitor respirasi dan status
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan O2
nafas, asma.
3. - Obstruksi jalan nafas : spasme jalan
nafas, sekresi tertahan, banyaknya
mukus, adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya eksudat di
alveolus, adanya benda asing di jalan
nafas.
2. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan Respiratory status : Ventilation Airway Management
dengannafas pendek, lender, Respiratory status : Airway patency
bronkokonstriksi dan iritan jalan nafas. Vital sign Status 1. Buka jalan nafas, guanakan
Kriteria Hasil : teknik chin lift atau jaw
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan thrust bila perlu
ekspirasi tidak adekuat suara nafas yang bersih, tidak ada 2. Posisikan pasien untuk
sianosis dan dyspneu (mampu memaksimalkan ventilasi
Batasan karakteristik : mengeluarkan sputum, mampu 3. Identifikasi pasien perlunya
1. Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi bernafas dengan mudah, tidak ada pemasangan alat jalan nafas
2. Penurunan pertukaran udara per menit pursed lips) buatan
3. Menggunakan otot pernafasan 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten 4. Pasang mayo bila perlu
tambahan (klien tidak merasa tercekik, irama 5. Lakukan fisioterapi dada
4. Nasal flaring nafas, frekuensi pernafasan dalam jika perlu
5. Dyspnea rentang normal, tidak ada suara nafas 6. Keluarkan sekret dengan
6. Orthopnea abnormal) batuk atau suction
7. Perubahan penyimpangan dada 3. Tanda Tanda vital dalam rentang 7. Auskultasi suara nafas,
8. Nafas pendek normal (tekanan darah, nadi, catat adanya suara
9. Assumption of 3-point position pernafasan) tambahan
10. Pernafasan pursed-lip 8. Lakukan suction pada
11. Tahap ekspirasi berlangsung sangat mayo
25
lama 9. Berikan bronkodilator bila
12. Peningkatan diameter anterior- perlu
posterior 10. Berikan pelembab udara
13. Pernafasan rata-rata/minimal Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
a. Bayi : < 25 atau > 60 mengoptimalkan
b. Usia 1-4 : < 20 atau > 30 keseimbangan.
c. Usia 5-14 : < 14 atau > 25 12. Monitor respirasi dan status
d. Usia > 14 : < 11 atau > 24 O2
26
belakang berdiri
- Imaturitas Neurologis 4. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi Respiratory Status : ventilation
Vital Sign Status 1. Buka jalan nafas, guanakan
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam teknik chin lift atau jaw
oksigenasi dan atau pengeluaran Kriteria Hasil : thrust bila perlu
karbondioksida di dalam membran kapiler 1. Mendemonstrasikan peningkatan 2. Posisikan pasien untuk
alveoli ventilasi dan oksigenasi yang memaksimalkan ventilasi
adekuat 3. Identifikasi pasien perlunya
Batasan karakteristik : 2. Memelihara kebersihan paru paru pemasangan alat jalan nafas
1. Gangguan penglihatan dan bebas dari tanda tanda distress buatan
2. Penurunan CO2 pernafasan 4. Pasang mayo bila perlu
27
3. Takikardi 3. Mendemonstrasikan batuk efektif 5. Lakukan fisioterapi dada
4. Hiperkapnia dan suara nafas yang bersih, tidak jika perlu
5. Keletihan ada sianosis dan dyspneu (mampu 6. Keluarkan sekret dengan
6. somnolen mengeluarkan sputum, mampu batuk atau suction
7. Iritabilitas bernafas dengan mudah, tidak ada 7. Auskultasi suara nafas,
8. Hypoxia pursed lips) catat adanya suara
9. kebingungan 4. Tanda tanda vital dalam rentang tambahan
10. Dyspnoe normal 8. Lakukan suction pada
11. nasal faring mayo
12. AGD Normal 9. Berika bronkodilator bial
13. sianosis perlu
14. warna kulit abnormal (pucat, 10. Barikan pelembab udara
kehitaman) 11. Atur intake untuk cairan
15. Hipoksemia mengoptimalkan
16. hiperkarbia keseimbangan.
17. sakit kepala ketika bangun 12. Monitor respirasi dan status
18. frekuensi dan kedalaman nafas O2 Respiratory Monitoring
abnormal 13. Monitor rata – rata,
kedalaman, irama dan
Faktor faktor yang berhubungan : usaha respirasi
1. ketidakseimbangan perfusi ventilasi 14. Catat pergerakan
2. perubahan membran kapiler-alveolar dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
15. Monitor suara nafas, seperti
dengkur
16. Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
17. Catat lokasi trakea
28
18. Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)
19. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
20. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
21. auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
4. Penutunan curah jantung Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care :
Defisinisi : ketidak adekuatan darah yang Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
dipompa oleh jantung untuk memenuhi Vital Sign Status ( intensitas,lokasi, durasi)
kebutuhan metabolik tubuh. Kriteria Hasil: 2. Catat adanya disritmia
1. Batasan karakteristik 1. Tanda Vital dalam rentang jantung
a. Aritmia normal (Tekanan darah, Nadi, 3. Catat adanya tanda dan
b. Brardikardi, takikardi respirasi) gejala penurunan cardiac
c. Perubahan EKG 2. Dapat mentoleransi aktivitas, putput
d. Palpitasi tidak ada kelelahan 4. Monitor status
2. Perubahan preload 3. Tidak ada edema paru, perifer, kardiovaskuler
a. Penurunan tekanan central dan tidak ada asites 5. Monitor status pernafasan
(central venous pressure, CVP) 4. Tidak ada penurunan kesadaran yang menandakan gagal
b. Penurunan tekanan arteri paru jantung
(pulmonary artery wadge 6. Monitor abdomen sebagai
pressure, PAWP) indicator penurunan perfusi
c. Edema, keletihan 7. Monitor balance cairan
d. Peningkatan CVP 8. Monitor adanya perubahan
29
e. Peningkatan PAWP tekanan darah
f. Distensi vena jugularis 9. Monitor respon pasien
g. Murmur terhadap efek pengobatan
h. Peningkatan berat badan antiaritmia
3. Perubahan Afterlod 10. Atur periode latihan dan
a. Kulit lembab istirahat untuk menghindari
b. Penurunan nadi perifer kelelahan
c. Penurunan resistensi vaskuler 11. Monitor toleransi aktivitas
paru (pulmonary vascular pasien
resistence, PVR) 12. Monitor adanya dyspneu,
d. Penurunan resistansivaskular fatigue, tekipneu dan
sistemik (sistemik vascular ortopneu
resistence, SVR) 13. Anjurkan untuk
e. Dipsnea menurunkan stress
f. Peningkatan PVR 14. Vital Sign Monitoring
g. Peningkatan SVR 15. Monitor TD, nadi, suhu,
h. Oliguria dan RR
i. Pengisian kapiler memanjang 16. Catat adanya fluktuasi
j. Perubahan warnakulit tekanan darah
k. Variasi pada pembacaan tekanan 17. Monitor VS saat pasien
darah berbaring, duduk, atau
4. Perubahan kotrasilitas berdiri
a. Batuk, crakckle 18. Auskultasi TD pada kedua
b. Penurunan indiks jantung lengan dan bandingkan
c. Penurunan fraksi ejeksi 19. Monitor TD, nadi, RR,
d. Ortopnea sebelum, selama, dan
e. Dispnea proksisksmal setelah aktivitas
noktruknal 20. Monitor kualitas dari nadi
f. Penurunan stroke volume index 21. Monitor adanya pulsus
(SVI) paradoksus
g. Bunyi S3, Bunyi S4 22. Monitor adanya pulsus
5. Prilaku/emosi alterans
30
-ansietas, glisah 23. Monitor jumlah dan irama
Factor yang berhubungan : jantung
1. Perubahan afterload 24. Monitor bunyi jantung
2. Perubahan kontraktilitas 25. Monitor frekuensi dan
3. Perubahan frekuensi jantung irama pernapasan
4. Perubahan preload 26. Monitor suara paru
5. Perubahan irama 27. Monitor pola pernapasan
6. Perubahan volume sekuncup abnormal
28. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
29. Monitor sianosis perifer
30. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
31. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
31
3. Perubahan EKG yang menunjukkan 6. Monitor respon
aritmia atau iskemia kardivaskuler terhadap
4. Adanya dyspneu atau aktivitas
ketidaknyamanan saat beraktivitas. 7. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
Faktor factor yang berhubungan : pasien
1. Tirah Baring atau imobilisasi
2. Kelemahan menyeluruh Activity Therapy
3. Ketidakseimbangan antara suplei 1. Kolaborasikan dengan
oksigen dengan kebutuhan Tenaga Rehabilitasi Medik
4. Gaya hidup yang dipertahankan. dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
7. Bantu klien untuk membuat
32
jadwal latihan diwaktu
luang
8. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
11. Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d dyspneu Nutritional Status : nutrient Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk Weight control 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
keperluan metabolisme tubuh. Kriteria Hasil : untuk menentukan jumlah
1. Adanya peningkatan berat badan kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : sesuai dengan tujuan dibutuhkan pasien.
1. Berat badan 20 % atau lebih di 2. Berat badan ideal sesuai dengan 3. Anjurkan pasien untuk
bawah ideal tinggi badan meningkatkan intake Fe
2. Dilaporkan adanya intake makanan 3. Mampu mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien untuk
yang kurang dari RDA kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
(Recomended Daily Allowance) 4. Tidk ada tanda tanda malnutrisi vitamin C
3. Membran mukosa dan konjungtiva 5. Menunjukkan peningkatan fungsi 5. Berikan substansi gula
pucat pengecapan dari menelan 6. Yakinkan diet yang
4. Kelemahan otot yang digunakan 6. Tidak terjadi penurunan berat dimakan mengandung
untuk menelan/mengunyah badan yang berarti tinggi serat untuk
5. Luka, inflamasi pada rongga mulut mencegah konstipasi
6. Mudah merasa kenyang, sesaat 7. Berikan makanan yang
33
setelah mengunyah makanan terpilih ( sudah
7. Dilaporkan atau fakta adanya dikonsultasikan dengan ahli
kekurangan makanan gizi)
8. Dilaporkan adanya perubahan 8. Ajarkan pasien bagaimana
sensasi rasa membuat catatan makanan
9. Perasaan ketidakmampuan untuk harian.
mengunyah makanan 9. Monitor jumlah nutrisi dan
10. Miskonsepsi kandungan kalori
11. Kehilangan BB dengan makanan 10. Berikan informasi tentang
cukup kebutuhan nutrisi
12. Keengganan untuk makan 11. Kaji kemampuan pasien
13. Kram pada abdomen untuk mendapatkan nutrisi
14. Tonus otot jelek yang dibutuhkan
15. Nyeri abdominal dengan atau tanpa 12. Nutrition Monitoring
patologi 13. BB pasien dalam batas
16. Kurang berminat terhadap makanan normal
17. Pembuluh darah kapiler mulai rapuh 14. Monitor adanya penurunan
18. Diare dan atau steatorrhea berat badan
19. Kehilangan rambut yang cukup 15. Monitor tipe dan jumlah
banyak (rontok) aktivitas yang biasa
20. Suara usus hiperaktif dilakukan
21. Kurangnya informasi, misinformasi 16. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Faktor-faktor yang berhubungan : 17. Monitor lingkungan selama
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makan
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi 18. Jadwalkan pengobatan dan
berhubungan dengan faktor biologis, tindakan tidak selama jam
psikologis atau ekonomi. makan
19. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
20. Monitor turgor kulit
21. Monitor kekeringan,
34
rambut kusam, dan mudah
patah
22. Monitor mual dan muntah
23. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
24. Monitor makanan kesukaan
25. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
26. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
27. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
28. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
29. Catat jika lidah berwarna
magenta, sca
7. Ansietas berhubungan dengan kurang Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
pengetahuan dan hospitalisasi Coping kecemasan)
Definisi : Kriteria Hasil : 1. Gunakan pendekatan yang
Perasaan gelisah yang tak jelas dari 1. Klien mampu mengidentifikasi menenangkan
ketidaknyamanan atau ketakutan yang dan mengungkapkan gejala 2. Nyatakan dengan jelas
disertai respon autonom (sumner tidak cemas harapan terhadap pelaku
spesifik atau tidak diketahui oleh individu); 2. Mengidentifikasi, pasien
perasaan keprihatinan disebabkan dari mengungkapkan dan 3. Jelaskan semua prosedur dan
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini menunjukkan tehnik untuk apa yang dirasakan selama
merupakan peringatan adanya ancaman yang mengontol cemas prosedur
akan datang dan memungkinkan individu 3. Vital sign dalam batas normal 4. Temani pasien untuk
untuk mengambil langkah untuk menyetujui 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, memberikan keamanan dan
35
terhadap tindakan bahasa tubuh dan tingkat aktivitas mengurangi takut
Ditandai dengan menunjukkan berkurangnya 5. Berikan informasi faktual
1. Gelisah kecemasan mengenai diagnosis, tindakan
2. Insomnia prognosis
3. Resah 6. Dorong keluarga untuk
4. Ketakutan menemani anak
5. Sedih 7. Lakukan back / neck rub
6. Fokus pada diri 8. Dengarkan dengan penuh
7. Kekhawatiran perhatian
8. Cemas 9. Identifikasi tingkat
kecemasan
10. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
36
4. Pelaksanaan
model,dan lain-lain.
37
melakukan tindakkan keperawatan mandiri, kolaborasi, rujukan dan
lain-lain
5. Evaluasi
pelayanan keperawatan.
38