Kelompok 6
– AULIA ULFA FIANI ( 1801087 )
– LILIS THREE FATMAWATI ( 1801100 )
– MUTHI KHAIRUNISA SIMBOLON ( 1801103 )
– NASYA APRILLA NARVIEKO ( 1801104 )
– SURYA NELLY NADYA PUTRI ( 1801117 )
– WEWI ALFAREZI ( 1801121 )
– WULAN SARI FIRMES PUTRI ( 1901
DOSEN PENGAMPU :
NOFRI HENDRI SANDI,M.Farm.Apt
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM RESPIRASI
Pernapasan adalah peristiwa menghirup atau pergerakan udara
dari luar yang mengandung oksi-gen (O2) ke dalam tubuh atau paru-
paru serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbo
ndioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh.
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh sekat hidung
(septum oil) di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang
masuk ke dalam lubang hidung. Hidung terdiri dari
hidung luar dan nasi di belakang hidung luar.
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur
udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi),
pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra
pencium.
Organ-Organ Sistem Respirasi
2. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan napas dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Faring dibagi atas
tiga bagian:
Nasofaring
Orofaring
langiofaring
3. Laring
Merupakan saluran pendek yang menghubungkan faring
dan trakea dan bertindak sebagai pembentuk suara.
Organ-Organ Sistem Respirasi
4. Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan . Panjang trakea 9-11 cm
dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos.
5. Paru-paru
Bagian-bagian
paru-paru
4. Alveoli
3. Bronkiolus Alveoli merupakan kelompok terkecil
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang disebut kantong alveolar di ujung
yang berfungsi untuk menyalurkan udara brokiolus.Setiap alveoli adalah rongga
dari bronkus ke alveoli. Bronkiolus juga berbentuk cekung yang dikelilingi oleh
berfungsi untuk mengontrol jumlah udara banyak kapiler kecil.Fungsi:tempat
yang masuk dan keluar saat proses pertukaran oksigen dan
bernapas langsung. karbondioksida.
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
Asma yang terjadi disertai gejala sianosis, konfusi, serta letargi menunjukan
awitan status asmatikus dan gagal nafas yang bisa membawa kematian.
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari
genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korine bakterium. Virus
penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan
lain-lain. ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang
masuk kesaluran nafas.
Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage (2009) adalah faktor Demografi
yang terdiri dari 3 aspek yaitu :
Jenis kelamin, bila dibandingkan antara orang laki-laki dan perempuan, laki
laki lah yang banyak terserang penyakit ISPA.
Usia, anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit
ISPA.
Pendidikan, merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam
kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta
pengetahuan yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya
penanggulangannya.
GEJALA DAN TANDA-TANDA ISPA
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat
pada permukaan saluran nafas bergerak keatas mendorong virus ke arah faring atau dengan
suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak
lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi virus pada kedua lapisan
tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran
pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada
dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.
Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk.
Perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu:
1. Akut 3. Kronis
Batuk akut yaitu batuk yang Batuk kronis yaitu batuk yang
terjadi kurang dari 3 terjadi lebih dari 8 minggu, Batuk
minggu . biasanya yang berlangsung secara ber
disebabkan oleh infeksi 2. Sub akut terusan akan menyebabkan
saluran pernafasan atas Batuk subakut yaitu batuk kualitas hidup menurun yang
(ISPA) atau bisa juga yang terjadi selama 3-8 akan membawa kepada peng
karena pnemonia dan gagal minggu, bisa disebabkan oleh asingan sosial dan depresi
jantung kongestif. batuk pasca infeksi, bakteri klinikal. Penyebab sering dari
sinusitis maupun batuk karena batuk kronis adalah penyakit
asma. refluks gastro-
esofagus,rinosinusitis dan asma.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Reflek dapat ditimbulkan oleh :
• Rangsangan mekanis
• Adanya perubahan suhu mendadak penyebab batuk yang paling sering adalah :
• Rangsangan kimiawi, misalnya gas • Alergi dan asma
dan bau-bauan • Infeksi paru-paru
• Adanya peradangan atau infeksi • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau
• Reaksi alergi bronchitis kronik, emphysema
• Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip
• Penyakit paru seperti bronkietasis, tumor paru
• Gastroesophageal reflux disease (GERD) ini
artinya cairan lambung balik ke tenggorokan,
orangnya suka bertahak asam atau pahit
• Merokok
• Terpapar asap rokok (perokok pasif), poluton
udara
• Obat darah tinggi golongan ACE inhibitor
GEJALA
FAKTOR RESIKO
Gejala yang menyertai batuk pada
Penularan batuk biasanya melalui udara.
umumnya disebabkan oleh Batuk lebih sering menular terutama pada
pergantian musim dan musim penghujan.
influenza.gejala tersebut antara lain
Selain itu mekanisme pertahanan tubuh atau
demam yang tinggi disertai otot imun seseorang juga berpengaruh besar
terhadap penularan batuk.
tubuh yang kaku, bersin-bersin,
Factor resiko dari batuk :
hidung tersumbat, dan sakit Alergi dan infeksi
tenggorokan. namun batuk berdahak Jenis kelamin
juga timbul akibat merokok
Batuk adalah bentuk refleks pertahanan tubuh yang penting untuk meningkatkan penge
luaran sekresi mukus dan partikel lain dari jalan pernafasan serta melindungi terjadinya aspira
si terhadap masuknya benda asing. Setiap batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang k
ompleks. Hal ini diprakarsai oleh reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik percaba
ngan saluran udara besar,
dan saluran udara yang lebih kecil di bagian distal, serta dalam faring. Laring dan reseptor t
racheobronchial memiliki respon yang baik terhadap rangsangan mekanis dan kimia. R
eseptor kimia yang peka terhadap panas, asam dan senyawa capsaicin akan memicu refleks ba
tuk melalui aktivasi reseptor tipe 1 vanilloid (capsaicin). Impuls dari reseptor batuk yang tel
ah dirangsang akan melintasi jalur aferen melalui saraf vagus ke pusat batuk di medula. P
usat batuk akan menghasilkan sinyal eferen yang bergerak menuruni vugus, saraf frenikus da
n saraf motorik tulang belakang untuk mengaktifkan otot-otot ekspirasi yang berguna me
mbantu batuk.
Komplikasi Dan Prognosis Batuk
• Anoreksia
• mual dan muntah
• Kardiovaskuler
• Muskuloskeletal
batuk-batuk yang hebat juga dapat menyebabkan terjadinya pneumotoraks,
pneumomediastinum, ruptur otot-otot dan bahkan fraktur iga. Komplikasi yang
sangat dramatis tetapi jarang terjadi adalah Cough syncope atau Tussive syncope.
Keadaan ini biasanya terjadi setelah batuk-batuk yang paroksisrnal dan kemudian
penderita akan kehilangan kesadaran selama ± 10 detik. Cough syncope terjadi
karena peningkatan tekanan serebrospinal secara nyata akibat peningkatan tekanan
intratoraks dan intraabdomen.
Komponen Refleks Batuk
Mekanisme batuk
PERANGKAT DIAGNOSTIK
Perangkat Diagnostik
Komplikasi bronchitis dengan
kondisi kesehatan yang jelek:
1. Otitis media akut
2. Sinusitis maksilaris Pemeriksaan sederhana
3. Pneumonia Pemeriksaan Radiologis
4. Bronkhietasis Analisis Gas Darah
5. PPOK (Penyakit Paru Pemeriksaan EKG
Obstruksi Kronik)
6. Gagal napas
Thank you