Oleh :
LAILATUL FADILAH
14401.18.19011
2. Faring
Fungsi anak tekak adalah untuk menutup faring jika saat menelan
makanan. Faring terdiri dari tiga bagian,yaitu : Nasofaring, Orofaring,
dan Laringofaring.
3. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Laring berada diantara faring dan trakhea. Laring terdiri dari katup
pangkal tenggorokan (epiglotis), perisai tulang rawan dan gelang-
gelang tulang rawan yang membentuk jakun. Suara manusia dihasilkan
oleh pita suara yang terletak di laring.
4. Trakhea
Saluran yang paling ujung dari alat pernafasan ialah alveolus, yang
berupa gelembung-gelembung udara. Alveolus mempunyai fungsi
sebagai tempat pertukaran gas, yaitu tempat masuknya oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dan air dari darah.
Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-
masing rata-rata 0,2 milimeter.
8. Paru-Paru
C. DEFINISI ASMA
Menurut (Soemantri, 2009. Edisi 2) sampai saat ini etiologi asma belum
diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma
adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka
terhadap rangsangan imunologi ataupun non-imunologi. Oleh karena sifat
inilah, maka serangan asma mudah terjasi ketika rangsangan baik fisik,
metabolik, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya. Penderita asma perlu
mengetahui dan sedapat mungkin menghindari rangsangan atau pencetus
yang dapat menimbulkan asma. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung
sari rerumputan.
2. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan.
3. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus.
4. Perubahan cuaca yang ekstrem.
5. Kegiatan jasmani yang berlebih.
6. Lingkungan kerja.
7. Obat-obatan.
8. Emosi.
9. Lain-lain, seperti refluks gastroesofagus.
E. Klasifikasi Asma
Asma yang dijumpai pada 70-80% penderita asma dan dipicu oleh
reaksi alergi terhadap alergen seperti debu dan lainnya. Pasien asma
atopik mungkin datang dengan riwayat terlebih dulu sudah mengalami
gangguan atopik (alergi terhadap obat-obatan atau makanan) sebelum
mengalami sesak nafas yang dirangsang terutama oleh stimulus fisik
(udara dingin, bau bauan) yang mencurigakan sebagai asma (Dahlan
2012).
2. Asma Tipe Non-Atopik (Instrintik)
2. Penggunaan bronkodilator
kerja singkat setiap hari.
3. Eksaserbasi
mempengaruhi
aktivitas
4. Eksaserbasi lebih
dari dua kali
seminggu; dapat
bertahan selama
beberapa hari
3. Eksaserbasi sering
F.Patofisiologi Asma
Tanda dan juga gejala yang muncul pada asma diantaranya yaitu,
hipoventilasi, dyspnea, wheezing, sakit kepala, nausea, pusing, kecemasan,
peningkatan nafas pendek serta kelelahan. Pada gejala asma yang paling awal
terjadi yaitu hiperventilasi, sedangkan gejala utama yang pasti muncul yaitu
dipsnea, batuk, dan mengi (ardhi utama, 2018).
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim
Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah :
a. Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Wheezing
1) Batuk, ronchi
7) Sianosis
H. Pemeriksaan Penunjang
a) Spirometer : dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inhaler)
b) Sputum : eosinofil meningkat
c) Eosinofil darah meningkat
Eosinofil adalah salah satu sel inflamasi allergen selain sel
mast dan limfosit T, yang berperan utama dalam proses inflamasi
kronik saluran nafas penderita asma Infiltrasi eosinofil di saluran
napas, merupakan gambaran khas untuk penderita asma. Inflamasi
saluran napas ini dapat dinilai secara langsung dengan mengukur
jumlah eosinofil dan eosinophyllic cationic protein (ECP) atau
secara tidak langsung dengan mengukur eosinofil darah. Inhalasi
alergen menyebabkan peningkatan eosinofil 21 pada cairan bilasan
bronkoalveolar lavage. Terdapat hubungan langsung antara jumlah
eosinofil pada darah perifer dan pada bilasan bronkoalveolar lavage
dengan hiperresponsif bronkus. Karena pentingnya peranan sel-sel
inflamasi terutama sel eosinofil didalam mencetuskan asma
(Fadilah, 2017).
d) Uji kulit
e) Rongent dada yaitu patologis paru/komplikasi asma
f) AGD : terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan
hipokapnia (PCO2 turun) kemudian fase lanjut normokapnia
dan hiperkapnia (PCO2 naik)
g) Foto dada AP dan lateral. Hiperinflasi paru, diameter anteroposterior
membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak konsolidasi yang
tersebar. (Nurarif, 2015)
I. Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan serangan asma, antara lain
(ardhi utama, 2018) :
a. Menghilangkan obstruksi pada jalan nafas
b. Kenali dan hindari factor pencetus asma
c. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang
pengobatan maupun penjelasan penyakit asma
Penatalaksaan pada asma dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pengobatan farmakologi atau menggunakan obat
1. Beta agonist ( beta adregenik agent )
2. Methylxanlines ( enphy bronkodilator )
3. Antikolinergik ( bronkodilator )
4. Kortikosteroid
5. Mast cell inhibitor ( lewat inhalasi )
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya
1. Oksigen 4-6 liter/menit
2. Inhalasi nebulizer yang pemberiannya 30 menit-1 jam
3. Aminovilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika penggunaanya sudah
12 jam
4. Kortikosteroid hidrokortison jika pasien dalam kondisi
serangan berat
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
a. Pneumothorak
c. Atelektasis
d. Aspirasi
g. Asidosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data yang relevan dan
berkesinambungan tentang respon manusia, status kesehatan, kekuatan dan
masalah klien (Dermawan, 2012).
Adapun komponen-komponen dalam pengkajian yaitu :
a. Pengumpulan Data
(1) Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir,umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua,
pekerjaanorang tua, tanggal masuk rumah sakit, nomor medrec,
tanggalpengkajian, diagnosa medis.
(2) Identitas penanggung jawab
Biodata penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
(1) Keluhan Utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah
dispnea (bisa sampai sehari-hari atau berbulan-bulan), batuk, mengi
(padabeberapa kasus lebih banyak proksimal).
(2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan sekarang yang mendukung
keluhan utama dengan mengajukan serangkaian pertanyaan
mengenai sesak nafas yang dialami klien secara PQRST menurut
Rohman dan Walid(2012) yaitu :
P : Provokatus –Paliatif
Apa yang menyebabkan gejala, apa yang bisa memperberat, apa
yang bisa mengurangi.
Q : Qualitatif/quantitatif
Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan.
R : Region
Dimana gejala dirasakan
S : Skala-Severity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan, pada skala berapa.
T : Time
Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala dirasakan, tibatiba
atau bertahap, seberapa lama gejala dirasakan.
(3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti
adanya infeksi saluran pernafasan atas, sakit tenggorokan, amandel,
sinusitis, dan polip hidung. Riwayat serangan asma, frekuensi,
waktu, dan alergen-alergen yang dicurigai sebagai pencetus
serangan, serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk
meringankan gejala asma (Muttaqin, 2012).
(4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat
penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota
keluarganya karena hipersensitivitas pada penyakit asma ini lebih
ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan (Muttaqin, 2012).
c. Data Psikologi
Dengan keadaan klien seperti ini dapat terjadi depresi, ansientas, dan
dapat terjadi kemarahan akibat berpikir bahwa penyakitnya tak kunjung
sembuh.
d.Data Spiritual
Bagaimana keyakinan klien akan kesehatannya, bagaimana persepsi
klien terhadap penyakitnya dihubungkan dengan kepercayaan yang
dianut klien, dan kaji kepercayaan klien terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Data Sosial
Hubungan ketergantungan dengan orang lain karena ketidakmampuan
melakukan aktivitas mandiri, dan hubungan sosialisasi dengan keluarga.
f. Data Subjektif dan Objektif
A. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
1. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: (Tidak Tersedia)
Objektif : 1. Mengi, Wheezing / ronkhi kering
2. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : 1. Dispnea
2.Sulit berbicara
Objektif : 1.Gelisah
2. Bunyi Napas Menurun
3. Frekuensi napas berubah
B. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
1. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: Dispnea
Objektif : 1. PCO 2 Meningkat/menurun
2.pH arteri meningkat / menurun
2. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : 1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif : 1.Gelisah
2.Pola napas abnormal
C . Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004)
1. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: Dispnea
Objektif : 1. PCO 2 Meningkat
2.Penggunaan Otot Bantu Napas Tingkat
2. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : ( tidak tersedia)
Objektif : 1.Gelisah
2.Takikardia
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kesehatan pada gangguan sistem pernafasaan : asma
meliputi pemeriksaan fisik umum secara persistem berdasarkan hasil
obsevasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, dan pengkajian
psikososial. Biasanya pemeriksaan berfokus pada dengan pemeriksaan
penyeluruh pada sistem pernafasan yang dialami klien.
(1) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah,
kelemahan suara bicara, tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan
yang meningkatan, penggunaan otot-otot pembantu pernapasan,
sianosis, batuk dengan lendir lengket dan posisi istirahat klien.
2) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan
pigmentasi,turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik,
perdarahan,
serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis. Pada rambut
di kaji warna rambut, kelembaban dan kusam atau tidak.
(3) Kepala
Dikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, riwayat
trauma, adanya keluhan sakit kepala atau pusing, vertigo kejang
ataupun hilang kesadaran.
(4) Mata
Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah stres
yang dirasakan klien. Serta riwayat penyakit mata lainnya.
(5) Hidung
Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung, rinitis alergi dan
fungsi olfaktori.
(6) Mulut dan laring
Dikaji adanya perdarahan pada gusi. Gangguan rasa menelan dan
mengunyah, dan sakit pada tenggorok serta sesak atau perubahan
suara.
(7) Leher
Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesaran
tiroid serta penggunaan otot-otot pernafasan.
(8) Thorax
a. Inspeksi
Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke
bawah disebabkan oleh udara dalam paru-paru susah untuk
dikeluarkan karena penyempitan jalan nafas. Frekuensi
pernafasan meningkat dan tampak penggunaan otot-otot
tambahan.
b. Palpasi
Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil
fremitus. Pada asma, paru-paru penderita normal karena yang
menjadi masalah adalah jalan nafasnya yang menyempit.
c. Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah disebabkan
karena kontraksi otot polos yang mengakibatkan penyempitan
jalan nafas sehingga udara susah dikeluarkan dari paru-paru.
d. Auskultasi
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan
expirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, bunyi
pernafasan wheezing atau tidak ada suara tambahan.
(9) Kardiovaskuler
Jantung dikaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising nafas
dan hiperinflasi suara jantung melemah. Tekanan darah dan nadi
yang meningkat.
(10) Abdomen
Perlu dikaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tanda-tanda
infeksi karena dapat merangsang serangan asma frekuensi
pernafasan, serta adanya konstipasi karena dapat nutrisi.
(11) Ekstrimitas
`Dikaji adanya edema extremitas, tremor dan tanda-tanda infeksi
pada extremitas karena dapat merangsang serangan asma
h.Pemeriksaan Penunjang
(1) Spirometer : dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator
hirup (nebulizer/inhaler)
(2) Sputum : eosinofil meningkat
(3) Eosinofil darah meningkat
(4) Uji kulit
(5) Rongent dada yaitu patologis paru/komplikasi asma
(6) AGD : terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia
dan hipokapnia (PCO2 turun) kemudian fase lanjut normokapnia
dan hiperkapnia (PCO2 naik)
(7) Foto dada AP dan lateral. Hiperinflasi paru,
diameteranteroposterior membesar pada foto lateral, dapat terlihat
bercak konsolidasi yang
tersebar. (Nurarif, 2015)
i . Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif (2015) diagnosa yang mungkin muncul pada
gangguan sistem pernafasan : asma, yaitu :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme jalan
napas, hipereksi jalan napas, respon alergi , efek agen farmakologis.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
c. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan gangguan
metabolisme dan kelelahan otot.
j.Rencana Keperawatan
C. Kriteria hasil
B. Terapeutik
1) Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trachea, jika perlu
2) Pertahankan kepatenan jalan nafas
3) Berikan oksigen tambahan, jika perlu
4) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
5) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
C. Edukasi
1) Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
D. Kolaborasi
1) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
3. Gangguan Ventilasi Spontan
A. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan gangguan
metabolisme dan kelelahan otot.
B. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam nyeri dapat berkurang
ditandai dengan indikator. Memfasilitasi dalam mempertahankan
pernapasan spontan untuk memaksimalkan pertukaran gas di paru-paru
B. Terapeutik
D. Kolaborasi
C. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu