Disusun oleh:
Hazlina Dewi
NPM :202391084
Dosen Pembimbing :
Nama Dosen : Dwi Kartika M.Kep
Definisi
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil
pengobatan (Muttaqin, 2008).
Asma bronchial adalah proses peradangan di saluran nafas yang
mengakibatkan peningkatan responsive dari saluran nafas terhadap
berbagai stimulus yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas
yang menyeluruh dengan gejala khas sesak nafas yang reversible
(Nugroho, 2011).
Jadi dapat disimpulkan asma bronchial merupakan penyakit inflamasi
kronik saluran nafas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus akibat
dari berbagai rangsangan, yang menunjukan gejala berulang berupa
mengi, sesak nafas, nafas pendek dan batuk yang berubah-ubah setiap
waktu dalam kejadian, frekuensi dan intensitas.
B. Prevalensi
Prevalensi total asma bronchiale di dunia di perkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan
10% pada anak) prevalensi tersebut sangat bervariasi pda tiap negara dan bahkan
perbedaan juga di dapat antar daerah di dalam suatu negara
C.Etiologi / Faktor Risiko
Secara umum yang dapat menimbulkan asma bronchial yaitu adanya
factor presdiposisi (penyebab) dan presiptasinya (pencetus), antara lain :
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita
dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi
ini,penderita sangat mudah terkena penyakit Asma Bronkhial
jika terpapar dengan faktor presipitasi. Selain itu
hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
b. Infeksi
Dapat juga terjadinya asma bronchial diakibatkan oleh
terinfeksinya saluran napas oleh virus (mis., respiratory
syncytial virus (RSV) dan virus para influenza), bakteri (mis.,
pertusis dan streptokokus), jamur (mis., Aspergillus), dan
parasit (mis., askaris).
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasan
Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora
jamur,bakteri dan polusi.
Ingestan : yang masuk melalui mulut
Contoh : makanan dan obat-obatan
Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
b. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma bronchial. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma.
Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti
musim hujan, musim kemarau.
c. Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang
sudah ada.
d. Olah raga atau aktifitas jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat
memicu serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang
berlebihan dapat merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru
di bawah optimal amat rentan terhadap kegiatan jasmani.
D. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
1. Wheezing
2. Dyspneu dengan lama ekspirasi
3. Batuk kering karena sekret kental dan lumen jalan napas sempit
4. Tachypnea, orthopnea
5. Gelisah
6. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
7. Fatigue
8. Intoleransi aktivitas
9. Perubahan tingkat kesadaran, cemas
10. Serangan tiba-tiba/ berangsur-angsur
Tanda-tanda serangan asma bronchial :
1. Tanda awal serangan asma
- Tidak ada perbaikan dengan obat biasa
- Pemakaian obat lebih sering
- Mengi menetap
- Terlihat pucat dan agak gelisah
- Ingus encer makin banyak
2. Tanda lanjutan serangan asma
- Mengi menetap dan makin keras
- Anak mudah lelah dan gelisah
- Pemakaian obat makin sering
- Perut turun naik saat bernapas
- Anak lebih suka dalam posisi duduk
- Obat pereda serangan tidak mempan lagi
3. Tanda bahaya serangan asma
- Mengi melemah tapi sesak napas makin berat
- Anak terlihat kelelahan
- Kebiruan didaerah mulut dan sekitarnya
- Anak sangat gelisah
2.1.2 Klasifikasi
Berdasarkan derajat penyakitnya, asma bronchial pada anak dibagi
menjadi tiga, antara lain :
a. Asma episodic yang jarang
Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun. Serangan
umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas.
Banyaknya serangan 3-4 kali dalam satu tahun. Lamanya serangan
paling lama beberapa hari saja dan jarang merupakan serangan yang
berat. Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi
dapat berlangsung 3-4 hari. Sedangkan batuk dapat berlangsung 10-
14 hari. Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim jarang
didapatkan pada golongan ini.
b. Asma episodic sering
Biasanya serangan pertama terjadi pada usia sebelum 3 tahun,
berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5-6
tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Nbanyaknya
serangan 3-4 kali dalam satu tahun dan tiap kali serangan beberapa
hari sampai beberap minggu. Frekuensi serangan paling sering pada
umur 8-13 tahun.
c. Asma kronik atau persisten
Lima puluh persen anak terdapat mengi yang lama pada 2 tahun
pertama dan 50 % sisanya serangan episodic. Pada umur 5-6 tahun
akan lebih jelas terjadinya obstruksi saluran nafas yang persisten.
Pada malam hari sering terganggu oleh batuk dan mengi. Obstruksi
jalan nafas mencapai puncaknya pada umur 8-14 tahun.
F. Pathway Keperawatan (jalan muncul nya semua masalah keperawatan sesuai teori)
2.1.5 Komplikasi
Menurut menurut Arief Mansjoer (2000) komplikasi yang mungkin
timbul pada asma bronchial antara lain :
1. Atelektasis
2. Emfisema dengan hiperinflasi kronis
3. Pneumothoraks
4. Gagal pernafasan yang memerlukan bantuan mekanis
5. Bronkhitis
6. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
7. Fraktur iga
2.1.6 Prognosis
Prognosis padaanak penderita asma bronchial umumnya baik.
Sebagian asma anak akan hilang atau berkurang dengan bertambahnya
umur.
2.1.7 Web of Cautions (WOC)
Imaniar, Erin. 2015. Asma Bronkial pada Anak. J Agromed Unila 2(4):360-362.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/1252/pdf .
Diakses pada 4 November 2018, 07.30 WIB.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta : EGC.
Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. (Edisi 6). Jakarta: EGC
Usman, Isnaniyak dkk. 2015. Faktor Risiko dan Faktor Pencetus yang
Mempengaruhi Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas 4(2). Diakses pada 4 November, 07.45 WIB.