Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian sistem pernapasan


Saluran pernapasan adalah jalur masuk udara ke dalam tubuh. Salura pernapasan
merupakan satu dari tiga gerbang utama yang menghubungkan a tubuh dengan "dalam" tubub (dua
lainnya adalah saluran pencernaan dan saluran perkemihan). Proses respirasi (bernapas) melibatkan
banyak interaksi dengan udara luar. Pada saat dimulai inspirasi (menarik napas), adara tertarik ke
dalam paru-paru karena ekspansi rusuk (rib cage) bersamaan dengan urwaya diafragma. Pada
pernapasan nomal, difragma turun sekitar 1 cm Saat bernapas berat, diafragma bisa turun hingga 10
cm.
Ketika paru-paru meluas seperti ini, tekanan di luar tubuh lebih tinggi daripada tckanan di
dalam pars-para Aliran udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekann rendab serta ke
dalam paru-paru melalui suatu sistem saluran yang berawald rongga mulut dan rongga hidung Aliran
udara kemudian mengalir melals trakea (batang tenggorokan) dan masuk ke bronks-bronki
merupakan dus penbuluh besr, satu untuk masing-masing paru. Teralhir, dari bk utum endag bonki
yang lebih kecil dan hronkiolus kecil, seperti cahung cabung dun ranting yang berasal dari batang
kayu
Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling banyak berinteraksi dengan pasien dari
pada tenaga kesehatan yang lain, sehingga perawat mengetahui gangguan yang ada pada
kesehatan pasien. Gangguan tersebut dapat dipaparkan perawat dalam beberapa diagnosa
keperawatan yang diguanakn untuk membuat asuhan keperawatan pada klien selam di rumah
sakit. Oleh karena itu, perawat harus bisa membuat asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi pada pasien dengan gangguan
sistrm pernafasan.

1.2 anatomi fisiologi sistem pernapasan

1. anatomi sistem pernapasan

Sel tubuh memerlukan energy untuk semua aktifitas metaboliknya. Sebagian besar energy ini
didapat dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Produk sisa reaksi ini adalah
karbondioksida. Sistem pernapasan memungkinkan oksigen yang ada diatmosfir masuk
kedalam tubuh dan memungkinkan eksresi karbon dioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara
darah dan paruh disebut respirasi eksternal , sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel
disebut respirasi internal . organ pernapasan meliputi :

1. Hidung
Hidung adalah jalan napas pertama yang dilalui udara yang diinspirasi (dihirup)
2. Faring
Faring adalah saluran yang memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar
tengkorak hingga vertebrata serfikalis ke-6.
3. Laring
laring merupakan struktur yang lengkap dari kartilago tiroid epiglottis kartilago
krikoid dan dua buah kartilago aritenoid
4. Trakea
Trakea merupakan tuba yang lentur atau fleksibel dengan panjang sekitar 10 cm dan
lebar 2,5 cm
5. Bronkhus
Bronchus terdapat beberapa defisi bronchus didalam setiap lobus paru, pertama
adalah bronchus lobaris (3 pada paru kanan dan 2 pada paru kiri).
- Bronkhiolus membentuk percabangan menjadi bronkhiolus terminalis, yang
tidak mempunyai kelenjar lender dan silia. Bronkhiolus terminalis kemudian
menjadi bronkhiolus raspiratori, yang dianggap menjadi sauran transional
antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
- Alveolus paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam
klaster antara 15-20 alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, sel-sel
alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolic, mensekresi surfraktan,
suatu fosfolit yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar
tidak kolaps. Sel alveoli tipe III, adalah makrofak yang merupakan sel-sel
fagositis yang besar yang memakan benda asing (lendir, bakteri dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan yang pnting).

2. FISIOLOGIS PERNAPASAN
Fisiologis pernapasan akan membahas tentang aktifitas pernapasan yang terdiri dari pentilasi
paru, difusi,transport,dan metaboisme jaringan
- Ventilasi
Ventilasi adalah gerakan udara masuk dan kluar dari paru-paru
- Difusi
Difusi adalah gerakan diantara udara dan karbondioksida di dalam alveoli dan darah
didalam kapiler sekitarnya
- Transportasi gas dalam darah
Transport: pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh darah.oksigen di
transportasi dalam darah: dalam sel-sel darah merah oksigen bergabung dengan
hemoglobin untuk membentuk hoksihemoglobin,yang berwarna merah terang
1.3 penyakit umum

Adapun penyakit umum yang dapat terjangkit dari sistepernapasan ini adalah :

A.Pneumonia

Definisi Pneumonia ataupun Pneumonitis adalah proses peradangan pada parenkim paru-paru, yang
biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada alveoli. Istilah Pneumonia lebih baik
digunakan dari pada pneu- monitis karena istilah pneumonitis sering digunakan untuk menyatakan
peradangan pada paru-paru non spesifik yang etiologinya tidak diketahui. Penyakit ini merupakan
salah satu penyakit infeksi saluran napas yang banyak didapatkan dan sering merupakan penye- ab
kematian hampir di seluruh dunia. Bayi darn anak kecil pih rentan terhadap penyakit ini akarena
respon imunitas

B. TB Paru

Pengertian Tuberkulosisi Paru (TBC) Di masyarakat tentunya sering kita jumpai kasus TBC atau TB
Paru. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang sudah dikenal sejak dahulu kala dan telah
melibat- kan manusia sejak zaman purbakala, seperti terlihat pada peninggalan sejarah TB Paru
adalah suatu penyakit infeksi yang menye- rang paru-paru yang secara khas ditandai oleh
pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan
dapat menu- lar dari penderita kepada orang lain.

C.Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronkitis dapat bersifat akut maupun
kronis Bronkitis akut adalah peradangan bronki dan kadang- au AN M kadang mengenai trakea yang
timbul secara mendadak Hal ini dapat disebabkan oleh perluasan infeksi saluran cara nafas atas
seperti: common cold atau dapatjuga disebabkan oleh agen fisik atau kimia seperti: asap, debu atau
kabut yang menguap. Sedangkan bronkitis kronis adalah gang- guan klinis yang ditandai dengan
pembentukan mukus yang berlebihan pada bronkus dan bermanifestasi seba- gai batuk kronik dan
pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang kurangnya dalam dua
tahun berturut-turut. Pembahasan selanjutnya mau utum akan menekankan pada kasus bronkitis
kronik, karena penyakit ini merupakan lanjutan dari bronkitis akut.

D. Abses Paru

Abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim paru yang berisi pus (nanah). Pada
tahap awal abses paru tidak dapat dibedakan dengan pneumonia yang terlokalisasi, namun sesudah
berhubungan dengan bronkus dan terjadi drainase mulai terlihat batas permu- kaan udara-cairan di
dalam paru-paru.

Infeksi saluran pernafasan Atas

A.Faringitis
Adalah Peradangan yang terjadi pada faring. Faringitis akut merupakan peradangan teng- gorok yang
paling sering terjadi. Faringitis akut berat sering disebut sebagai strep thoat, karena pada umumnya
disebabkan oleh streptokokus

B.Laringitis

Pengertían Laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi laring dan disertai edema
pita suara.

C.Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus. Sinusitis merupakan penyakit yang sering
terjadi meskipun kejadiannya mulai berkurang dengan adanya antibiotika.

D.Rinitis tidur

Pengertian Rinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran mukosa hidung dapat bersifat
akut ataupun kronis.

Rinitis akut merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris.
Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering terjadi pada musim
dingin dengan insidens tertinggi pada awal musim hujan dan musim sinusits semi. erdekatan.

Rinitis kronis merupakan uatu peradangan kronis pada membran mukosa hidung yang dapat
disebab- kan oleh infeksi akut yang berulang, alergi ataupun karena rinitis vasomotor. Penyebab
penyakit rinitis vasomotor belum jelas, kondisi ini mungkin karena ketidak seimbangan sistem
otonom yang diakibatkan adanya stres, ketegangan ataupun beberapa penyakit endokrin.

E. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar

Pengertian Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. Sedangkan abses peritonsilar
adalah in- feksi yang terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole.

1.4 Gejala umum

Tanda-tanda & gejala

Ada beberapa gejala yang kebanyakan tidak Anda sadari bahwa Anda
telah terjangkit infeksi saluran pernapasan.
 Hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala
tersebut, segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin
para, silakan cek dan periksa ke dokter.
 Batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru
 Demam ringan merupakan salah satu ciri-ciri tubuh yang sedang
melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala ringan
 Bernapas cepat atau kesulitan bernapas
 Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen
 Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan
kadang-kadang rasa sakit dan demam

1.5 Etiologi sistem pernapasan ( rahmi febi)


BAB II

pembahasan

2.1 pengertian pernapasan menurut para ahli dan tinjauan teoritis sistem pernapasan

A. Landasan Teori
1. Defenisi Pernapasan
Menurut Price dan Wilson, pernapasan secara harafiah berarti pergerakakn
oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbon dioksida
(Co2)
Dari sel ke udara bebas. Pemakaian O2 dan pengeluaran Co2 di perlukan
untuk menjalankan fungsi normal dalam tubuh, akan tetapi sebagian besar sel-
sel tubuh tidak daapt melakukan pertukaran gas-gas langsung dengan udara,
hal ini disebabkan oleh sel-sel yang letaknya sangat jauh dari tempat
pertukaran gas tersebut.
2. Fisiologi Pernapasan
Menurut Syaifuddin (2007), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida pada pernapasan melalui paru/pernapasan eksternal.
Tubuh melakukan usaha memnuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolism
dan mengeluarkan Co2 sebagai hasil metabolism dengan perantaran organ
paru dan saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga di hasilkan darah
yang kaya oksigen.
3. Otot-otot Pernapasan
Menurut Djojodibroto (2009), yang digolongkan kedalam struktur pelengkap
system pernapasan adalah struktur penunjang yang di perlukan untuk
bekerjanya system pernapasan tersebut.
4. Mekanisme Pernapasan
Menurut Kus Irianto (2008), mekanime terjanya pernapsan terbagi 2 yaitu :
a. Inspirasi
Sebelum menarik napas/inspirasi kedudukan diafragma melengkung
ke arah rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila
otot diafgrama berkontraksi , maka diafragma akan mendata. Pada
waktu inspirasi maksimum, otot antar tulang rusuk berkontraksi
sehingga tulang rusuk terangkat.
b. Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi
otot untuk menurunkan intratorakal. Proses ekspirasi terjadi apabila
otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka
diafragma akan melengkung kearah ronggan dada lagi, dan tulang
rusuk akan kembali keposisi semula.
5. Proses pertukaran gas dalam Paru
Menurut Pearce, paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gen dan gas
karbon dioksida. Saat proses pernapasan terjadi, oksigen masuk melalui trakea
dan pipa bronchial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris.
6. Mekanisme sistem kerja Pernapasan
Menurut Martini (2008), pada saat inspirasi mencapai batas tertentu stimulasi
pada reseptor regangan dalam otot polos paru untuk menghambat aktifitas
neouron inspirasi.
BAB III

Asuhan keperawatan

3.1 pengkajian

Merupakan salah satu dari komponen proses keperawatan yang dilakuakan oleh perawat
dalam menggali permasalahan sistem pernafasan klien meliputi :
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan tehnik memperoleh suatu informasi atau data tentang kesehatan pasien
melalui wawancara antara perawat dengan petugas kesehatan dengan pasien atau orang lain
yang mengetahui kondisi pasien. Dalam Anamnmesa , informasi yang perlu didapatakan
adalah:
a. Biodata Pasien
Biodata Pasien yang perlu dikaji dalam Anamnesa meliputi nama pasien, umur pasien, jenis
kelamin, usia, alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, agama, suku
bangsa.
b. Keluhan Utama
Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan gangguan sistem
pernafasan, penting mengetahui tanda serta gejalanya termasuk dalam keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan yaitu batuk, sesak nafasdana nyeri dada. Keluhan utama adalah
keluhan utama yang dirasakan sangat menggangu kondisi pasien yang mendorong pasien
untuk datang memenuhi layanan kesehatan.
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan pasien
tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien yang mengalami
gangguan siklus O, dan CO, antara lain batuk, peningkatan produksi sputum, dispnea,
hemoptisis, wheezing,stridor dan nyeri dada
1) Batuk (Cough) Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tanyakan berapa lama pasien mengalami batuk (misal: safu minggu, tiga
bulan). Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu yang spesifik (misal:
pada malam hari, ketika bangun udur) atau hubungannya dengan aktivitas fisik.
Tentukan batuk tersebut apakah produktif atau nonproduktif dan berdahak atau kering.
2) Peningkatan produksi sputum Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama
dengan batuk atau bersihan tenggorokan. Percabangan trakheobronkhial normal
memproduksi sekitar 3 ons mukus setiap hari sebagai bagian. dari mekanisme
pembersihan normal (normal cleansing mechanin Namun produksi sputum akibat batuk
adalah tidak normal). Tanvakan dan catat warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari
sputum katen hal hal tersebut dapat menunjakkan keadaan dari proses patologi Jika
terjadi infeksi, spatum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu, dan jernih.
Pada keadaan edema paru-paru, sputum akan berwarna merah moda karena mengandung
darah dengan jumlah yang banyak.
3) Dispnea Dspnica merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas pendek dan
merupakan perasaan subjektif psien Peravat mengkaji tentang kemampaan pasien saat
melakukan aktivitas Sebagai contob ketika berjalan apakah pasien mengalami dispnea?
Perlu dikaj juga kemungkinan timbulnya paroxysmal nocturnal dispnea dan yang
berhubungan dengan penyakit paru paru kronis dan gagal jantung kiri.
4) Hemoptisis Hemoptisis adalalh darah yang keluar dari mulut saat batuk Peranwat
mengka apakah darah tersebut herasal dari paru paru, perdarahan hidung, atau perut.
Darah yang berasal dars paru-paru biasumya berwarna merah terang karena darah dalam
paru-paru distimulas segera oleh reflcks batuk Penvakat yang menychabkan hemoptisis
ntara lain bronkhitis kronik, bronkdhiektasis, tuberkulosis (TB) paru para, cytu fibros,
upper irway necrotizing gramuloma, emboli paru paru, pneumona, kanker paru paru, dan
abses paru-paru.
5) Chest pain Nyeri dada (chest pain) dapat berhubungan dengan masalah jantung dan
paru-paru. Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat menolong perawat untuk
membedakan nyeri pada pleura. muskuloskelctal kardiak, dan gastrointestinal Paru-paru
tidak mempunyai saral yang sensitif terhadap nyeri. Namun saraf tersebut dimiliki olch
iga, otot, pleura parietal, dan percabangan trakheobronkhial Oleh karena perasaan nyeri
murni bersifat subiektif, maka perawat harus menganalisis nyeri yang ditimbulkan dan
berhubungan dengan masalah .

c. Riwayat Penyakit Saat Ini


Pengkajian riwayat penyakit saat ini pada sistem pernafasan seperti menanyakan tentang
riwyat penyakit sejak timbulnya keluhan sehingga klien meminta pertolongan. Data
terdiri dari 4 komponen, anatara lain : kronologi penyakit, gambaran dan deskripsi
keluhan utama, keluhan penyeta dan usaha berobat.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perawat menayakan tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya. Misalnya
apakah klien pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah pernah
mengalami sakit yang berat, dan sebagainya.
Riwayat keschatan masa lalu Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernapasan
pasien. Secara umurm perawat perlu menanyakan mengenai hal-hal berikut ini:
1) Riwayat merokok, merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, emfisema, dan
bronkhitis kronis. Semua keadaan jitu sangat jarang menimpa nonperokok. Anamnesis
harus mencakup hal-hal :
a. mulainya merokok secara rutin.
b. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari.
c. Usia menghentikan kebiasaan merokok.
2) Pengobatan saat ini dan masa lalu.
3) Alergi.
4) Tempat tinggal.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Pengakajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem pernafasan merupakan
hal yang mendukung keluhan penderita, perlu dicari riwayat keluarga yang dapat
memberikan predisposisi keluhan seperti adanya riwayat sesak nafas, batuk dalam jangka
waktu yang lama, dan batuk darah generasi terdahulu. Riwayat kesehatan keluarga Tujuan
menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru paru sekurang-kurangnya ada
tiga hal, yaitu :
1. Penyakit infeksi tertentu khususnya tuberkulosis ditularkan melalui satu orang ke orang
lainnya. Manfaat menanyakan riwayat kontak dengan orang terinfeksi akan dapat
diketahui sumber penularannya.
2. Kelainan alergi, seperti asma bronkhial, menunjukkan suatu predisposisi keturunan
tertentu. Selain itu serangan asma mungkin dicetuskan oleh konflik keluarga atau orang
terdekat
3. Pasien bronkhitis kronis mungkin bermukim di daerah yang tingkat polusi udaranya
tinggi. Namun polusi udara tidak menimbulkan bronkhitis kronis, melainkan hanya
memperburuk penyakit tersebut .

e. Riwayat Pekerjaan dan Gaya Hidup


Perawat juga harus menayakan situasi tempat kerja dan lingkungannya. Kebiasaan sosial,
kebiasaan dalam pola hidup misalya minum alkohol, atau obat tertentu.
f. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi kajian tentang aspek kebiasaan hidup pasien yang secara
signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi Beberapa kondisi respiratori timbul akibat
stres. Penyakit pernapasan kronis dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan
hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan, atau
ketidakmampuan. Dengan mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat mengkaji
reaksi pasien terhadap masalah stres psikososial dan mencari jalan keluarnya.

2. Pengkajian Fisik (Head To Toe)


a. Inspeksi
Prosedur inspeksi yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk.
2) Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.
3) Tindakan dilakukan dari atas sampai ke bawah.
4) Inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya (skar lesi, dan massa) dan
gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis).
5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada
6) Observasi tipe pernapasan seperti: pernapasan hidung atau pernapasan diafragma serta
penggunaan otot bantu pernapasan.
7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E).
Rasio pada fase ini normalnya adalah 1:2. Fase ekspirasi yang memanjang menunjukkan
adanya obstruksi pada jalan napas dan sering ditemukan pada pasien dengan Chronic
Airflow Limitation (CAL)/Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
8) Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan diameter
lateral/transversal (T). Rasio normal berkisar antara 1:2 sampai 5:7, tergantung dari
kondisi cairan tubuh pasien.
9) Kelainan pada bentuk dada :
I. Barrel chest Timbul akibat terjadinya overinflation paru-paru. Terdapat peningkatan
diameter AP : T (I 1), sering terjadi pada pasien emfisema.
II. Funnel chest (pectus excavatum) Timbul jika terjadi depresi pada bagian bawah dari
sternum Hal ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar yang
mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia marfan's syndrome,
atau akibat kecelakaan kerja.
III. Pigeon chest (pectus carinatum Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum
yang mengakibatkan terjadi peningkatan diameter AP. Terjadi pada pasien dengan
kifoskoliosis berat.
IV. Kyphoscoliosis (kifoskoliosis) Terlihat dengan adanya elevasi skapula yang akan
mengganggu pergerakan paru-paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien dengan
osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang memengaruhi toraks.
- Kifosis : meningkatnya kelengkungan normal columna vertebrae thoracalis
menyebabkan pasien tampak bongkok melengkungnya vertebrae thoracalis ke
samping.
- Skoliosis : disertai rotasi vertebral.
10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya
ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru- paru atau pleura
11) Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan napas

b. Palpasi
Palpasi dimulai dengan memeriksa telapak tangan, jari, leher, dada, dan abdomen. Jari
tubuh atau clubbing of finger bisa didapatkan pasien dengan kanker paru, abses paru,
enpesiema dan bronkiektasis. Tekanan vena jugularis (JVP) diperlukan untuk mengetahui
tekanan pada atrium kanan. Pemeriksaan leher bertujuan untuk menentukan apakah trachea
tetap ditengah atau bergeser kesamping, apakah ada penonjolan nodus limfe.
Pemeriksaan palpasi dada akan memberikan informasi tentang penonjolan di dinding
dada, nyeri tekan, gerakan pernafasan yang simetris, derajat ekspansi dada, dan untuk
menentukan taktil vokal fremitus. Pemeriksaan gerak dada dilakukan dengan cara meletakkan
kedua telapak tangan secara simetris pada punggung. Kedua ibu jari diletakkan di samping
linea vertebrasi, lalu pasien diminta inspirasi dalam . jika gerakan dada tidak simetris, jarak
ibu jari kanan dan kiri akan berbeda . (Darmanto2009)
C. perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonasi pulmonary, organ yang ada
disekitarnya, dan pengembangan (eskursi ) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis, yaitu
normal dan abnormal, (Muttaqin arif,.....)
1) Suara normal
Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru normal umumnya bergaung dan bernada
rendah.
Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru- paru
Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat musical.
2) Suara abnormal
Hiperresonan : bergaung lebih rendah dan timbul pada bagian paru yang abnormal
barisi udara
Flatnes: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha,
dimana seluruh arenya berisi jaringan.

D. Auskultasi
Askultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup mendengarkan
suara napas normal dan suara napas tambahan (abnormak). Suara napas normal dihasilkan
dari getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
a. Jenis suara napas normal
- Bronkial : suaranya terdengar keras, nyaring, dan hembusannya lembut. Fase
ekspirasinya lebih lama dari pada inspirasi Dan tidak ada jeda diantara keduanya.
- Bronkoveskuler : gabungan suara napas bronkial dan vesikular. Suaranya terdengar
nyaring dan intensitasnya sedang, inspirasi, dan ekpirasi sama panjangnya.
- Vesikular : terdengar lembut, halus, dan seperti anin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang
dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
b. Suara upnormal
- Wheezing : terdengar selama insprasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyari,
musical, suara terus menerus.
- Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, suaranya terdengar pelan, nyaring,
dan suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan produksi sputum.
- Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, berciut,
dan suara seperti gesekan akibat dari inflamasi daerah pleura. Pasien akan mengalami
nyeri saat bernapas.
- Cracles dibagi menjadi dua yaitu cracles halus dan kasar.
- Fine crackles: setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi Karakter suara meletup,
terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembap di alveoli atau bronkhiolus.
Suara seperti rambut yang digesekkan.
- Coarse crackles: lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara
gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan napas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika pasien batuk.
c. Pemeriksaan diagnostik
Prosedur diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi gangguan pada sistem pernapasan di
bagi kedalam dua metode, yaitu:
a. Metode morfologis, diantaranya adalah teknik radiologi yang meliputi radiografi dada
rutin, tomografi komputer (CT Scan). Pencitraan resonansi magnetic (MRI, Ultrasound,
angoigrafi pembuluh paru dan pemindaian paru, endoskopi, pemeriksaan biopsi dan
sputum.
Metode fisiologis midalnya pengukuran gas darah dan uji fungsi ventilasi.

3.2 diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan gangguan saluran pernapasan


(oksigenasi) yang mencakup ventilasi, difusi, dan transportasi sesuai dengan klasifikasi
NANDA (2005) serta pengembangan dari penulis antara lain:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret
2. Kerusakan pertukaran gas
3. Pola napas tidak efektif
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keadaan umum lemah
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6.
7. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
8. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
9. Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan kondisi di mana individu tidak
mampu untuk batuk secara efektif.
10. Kerusakan pertukaran gas merupakan kondisi terjadinya penurunan intake gas
antara alveoli dan sistem vaskuler
11. .merupakan suatu kondisi tidak adekuatnya ventilasi yang disebabkan .
12. Intoleransi aktivitas merupakan kondisi terjadinya penurunan kapasitas fisiologis
seseorang untuk mempertahankan aktivitas sampai tingkat yang diinginkan atau
diperlukan.
13. Risiko terhadap aspirasi merupakan kondisi di mana individu berisiko untuk
masuknya sekret, benda padat, atau cairan ke dalam saluran trakheobronkhial
3.3 intervensi keperawatan

No Diagnosis Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


keperawatan
1. Bersih jalan napas  demonstrasikan Nic :  memantau
tidak efektif batuk efektif dan  Pastikan keefektifan jalan
Defenisi: suara napas yang kebutuhan napas
Ketidak mampuan bersih, tidak ada oral atau  jalan napas bersih,
untuk membersihkan siagnosis dan tracheal sehingga mencegah
sekret atau obstruksi dyspneu (mampu suctioning hipoksia, dan tidak
saluran nafas guna mengeluarkan  Auskultasi terjadi infeksi
mempertahankan sputm, mampu suara napas nosokomial.
jalan napas yang bernapas dengan sebelum  Membantu
bersih. mudah, tidak ada dan mengencerkan
DS: purset lips). sesudah sekret.
Pasien mengtakan di  Menunjukan suctioning  Mencegah sekret
tenggorokannya ada jalan napas yang  Informasik mengental
dahak. paten (klien an pada  Memudahkan
DO ; tidak merasa klien dan pelepasan sekret
 Bunyi napas tercekik, irama keluarga  Deteksi dini adanya
ronkhai napas, frekuensi tentang kelainan.
basah. pernapasan suctioning
 Kliean tanpa dalam rentang  Minta klien
sesak napas normal, tidak ada nepas
 Secret suara napas dalam
berbuih abnormal). sebelum
 Mampu suction
Batasan mengidentifikasi dilakukan
karakteristik: kan dan  Berikan O2
 Tidak ada mencegah factor dengan
batuk yang dapat menggunak
 Suara napas menghambat an nasal
tambahan jalan napas memfasilita
 Perubahan si suction
frekunsi nasotrachea
napas l
 Perubahan  Gunakan
irama napas alat yang
 Sianosis steril setiap
 Kesulitan melakukan
berbicara tindakan
atau  Anjurkan
mengeluarka pasien
n suara untuk
 Penurunan istirahat
bunyi napas dan napas
 Dipsneu dalam
 Sputum setelah
dalam jumlah Katter di
keluarkan
yang dari
berlebihan nasotrachea
 Batuk yang l
tidak efektif  Monitor
 Orthopneum status
 Gelisah oksigen
 Mata terbuka pasien
melebar
2. Kerusakan  Mendemonstrasi Nic:  Untuk
pertukaran gas kan penigkatan  Buka jalan meningk
Defenisi: pentilasi dan napas, atkan
Kelebihan atau oksigenasi yang gunakan aliran
deficit pada adekuat teknik chin udara
oksigenasi dan  Memelihara lift atau sehingga
eliminasi kebersihan paru- jaw thrust suply O2
karbondioksida pada paru dan bebas bila perlu optimal
membran alveolar- drai tand-tand  Posisikan  Untuk
kapiler. distress pasien mengeta
DS: pernapasan untuk hui
Klien mengatakan  Mendemonstrasi memaksim adanya
sesak napas kan batuk efektif alkan sekret
DO: dan suara napas ventilasi  Meningk
 Pola napas yang bersih,  Identifikasi atkan
tidak teratur tidak ada pasien bersih
 Dispenia siagnosis dan perlunya jalan
 Edema dispeniu (mampu pemasanga napas
 Retdapat mengeluarkan n alat jalan  Untuk
penggunaan sputum, mampu napas meningk
otot bantu bernapas dengan buatan atkan
pernapasan mudah, tidak ada  Pasang saturasi
 siagnosis prusep lips) mayo bila O2
Batas karakteristik:  Tanda-tanda perlu jaringan
 Pernapasan vital dalam  Lalukan  Untuk
abnormal rentang normal visioterapi mengeta
(misalnya dada jika hui
kecepatan, perlu optimalis
irama,  Keluarkan si fungsi
kedalaman). scret pertukara
 Warna kulit dengan n gas
abnormal batuk atau pada
(mis,pucat, suction paruh
kehitaman)  Auskultasi  Untuk
 Konfusi suara membant
 Siagnosis napas, catat u fungsi
(pada adanya pernapas
neonates saja) suara an yang
 Penurunan tambahan tergangg
karbon u
dioksida
 Diaforasis
 Dispenia
 Sakit kepala
saat bangun
 Hiperkapnia
 Hipoksemia
 Hipoksia
 Iritabilitas
 Napas
cumping
hidung
 Gelisah
 Samnolen
 Takikaredi
 Gangguan
pnglihatan
3. Pola napas tidak  Mendemonstrasi Nic:  Deteksi dini adanya
efektif kan batuk efektif  Buka jalan kelainan pada
Defenisi: dan suara napas napas, pentilator
Inspirasi atau yang bersih, gunakan  Bunyi alarm
eksprasi yang tidak tidak ada teknik chin pertanda gangguan
member ventilasi siagnosis dan lift atau jaw fungsi pentilator
DS: dyspeniu bila perlu  Mempermudah
Pasien menyatakan (mampu  Posisikan melakukan
kelelahan saat mengeluarkan pasien pertolongan jika
bernapas skutum, mampu untuk
sewaktu waktu ada
DO: bernapas dengan memaksima
gangguan fungsi
 Penurunan mudah, tidak ada kan
pentilator
tekanan purset lips) ventilasi
 Mencegah
 Identifikasi
ekspirasi  Menunjukan berkurangnya lairan
Batasan pasien
jalan napas yang udara napas
perlunya
karakteristik: paten (klien  Mencegah
pemasanga
 Perubahan tidak merasa tergigitnya selang
n alat jalan
kedalaman tercekik, irama ETT
napas
pernapasan napas, frekuensi buatan  Mencegah selang
 Perubahan pernapasan  Pasang ETT tercabut
ekskursi dada dalam rentang mayo bila  Evaluasi
 Mengambil normal, tidak ada perlu keefektifan pola
posisi tiga suara napas  Lakukan napas
titik abnormal) fisioterapi
 Bradipnu  Tanda-tanda dada bila
 Penurunan vital dalam perlu
tekanan rentang normal  Keluarkan
ekspirasi (tekanan darah, secret
 Penurunan nadi, dengan
pentilasi pernapasan) batuk atau
semenit subtion
 Penuruan  Auskultasi
kapasilitas suara apas,
vital catat
adanya
 Dipneu suara
 Peningkatan tambahan
diameter  Melakukan
anterior- subtion
posterior pada mayo
 Pernapasan
cuping
hidung
 Ortopneu
 Fase espirasi
memanjang
 Pernapasan
bibir
 Takipneu
 Penggunaan
otot
aksesorius
untuk
bernapas
4. Intoleransi aktifitas  Berpartisipasi Nic:  Klien dapat dengan
Defenisi: dalam aktifitas  Kolaborasi mudah mengambil
Ketidak cukupan fisik tanpa kan dengan benda yang di
energi psikologis disertai tenaga butuhkan
atau fisiologis untuk peningkatan rehabilitasi  Dapat merngankan
melanjutkan atau tekanan darah, medic aktifitas yang tidak
menyelesaikan nadi dan RR dalam bisa dilakukan klien
ktifitas kehidupan  Mampu merencana  Keluarga dapat
sehari-hari yang melakukan kan membantu
harus atau yang ingin aktifitas sehari- program kebutuhan yang
dilakukan hari (ADLS) terapi yang tidak bisa dilakukan
DS: secra mandiri tepat klien
 Klien  Tanda-tanda  Bantu klien
mengatakan vital normal untuk
badannya  Energy mengidenti
lemas fisikomotor fikasi
sehingga  Level kelemahan aktifitas
susah  Mampu yang
beraktifitas berpindah: atau mampu
DO: tanpa bantuan dilakukan
 Klen tanpa alat  Bantu
memanggil  Status untuk
Batasan kardiovulmunari memilih
karakteristik: k adekuat aktifitas
 Respon  Sirkulasi status konsisten
tekanan darah baik yang sesuai
abnormal  Status respirasi: dengan
terhadap pertukaran gas kemampua
aktifitas dan pentilasi n fisik,
 Respon adekuat psikologi
frekuensi dn sosial
jantung  Bantu
abnormal untuk
terhadap mengidenti
aktifitas fikasi dan
 Perubahan mendapatk
EKG yang an sumber
mencerminka yang
n aritmia diperlukan
 Perubahan untuk
EKG yang aktifitas
mencerminka yang
n iskemia diinginkan
 Ketidak  Bantu
nyamanan untuk
setelah mendapatk
berktifitas an alat
 Dipsnea bantuan
setelah aktifitas
beraktifitas seperti
 Menyatakan kursi roda
merasa letih  Bantu
 Menyatakan untuk
merasa lemah mengidenti
fikasi
aktifitas
yang
disukai
5. Ketidak seimbangan  Adanya Nic:  Berguna dalam
nutrisi kurang dari peningkatan  Kaji mendefinisikan
kebutuhan tubuh berat badan adanya nutrisi dan cairan
Defenisi: sesuai dengan alergi  Mengukur
Asupan nutrisi tidak tujuan makan keefektifan nutrisi
cukup untuk  Berat badan  Kolaborasi dan cairan
memenuhi ideal sesuai dengan ahli  Menentukan jenis
kebutuhan metabolic dengan tinggi gizi untuk diet dan
DS: badan menentuka mendefenisikan
 Klien  Mampu n jumlah pemecahan masalah
mengatakan mengidentifikasi kalori dan untuk
kurang napsu kebutuhan nutrisi nutrisi meningkatkan
makan  Tidak ada tanda- yang intake nutrisi
DO: tanda mal nutrisi dibutuhkan  Dapat membantu
 Klien tampak  Menunjukan pasien menghemat energi
tidak peningkatan  Anjurkan  Mencegah irigasi
menghabiska fungsi pasien gaster
n pengecapan dari untuk
makanannya menelan meningkatk
 Ada sisa  Tidak terjadi an intake
makan di penurunan berat FE
piring klien  Anjurkan
Btasan karakteristik: badan yang pasien
 Ram berarti untuk
abdomen meningkatk
 Nyeri an protein
abdomen dan
 Menghindari vitamin C
makanan  Berikan
 Berat bbadan suptansi
20% atau gula
tidak lebih  Yakinkan
dibawah diet yang
berat bdan dimakan
ideal mengandun
 Kerapuhan g tinggi
kapiler serat untuk
 Diare mencegah
 Kehilangan konstipasi
rambut
berlebihan

Anda mungkin juga menyukai