Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA

Dosen Pengampu :

Ns. Septi Viantri Kurdaningsih, M.Kep

Disusun Oleh :

Salsabilla Rahmadania (221440101002)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AISYIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022-2023


A. DEFINISI

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan gejala batuk dan
disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma (fungi) dan
aspirasi substansi benda asing,berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsulidasi.

Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus,
atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang
mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Sistem pernafasan

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama
melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hydrogen dari jaringan
memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya,yang bearti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbondioksida dan air dihilangkan.

Pernafasan merupakan proses ganda,yaitu trjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau “pernafasan
dalam” dan di dalam paru-paru atau “pernafasan luar”. Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik
nafas dan di dorong keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan nafas.

1. Anatomi
Struktur tubuh yang berperan dalam system pernafasan :
a. Saluran pernafasan bagian atas,antara lain :
- Hidung
- Faring
- Laring

b. Saluran pernafasan bagian bawah,antara lain :


- Trakea
- Bronkus
- Paru-paru
c. Struktur pernafasan
1) Hidung (Nasal)
Hidung merupakan saluran udara yang pertama,mempunyai 2 lubang (kavum nasi) dipisahkan oleh
sekat hidung (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna menyaring udara,debu dan
kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.

Bagian hidung terdiri atas :


- Bagian luar dinding terdiri dari kulit
- Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
- Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat dinamakan karang hidung (konka nasalis)
yang berjumlah 3 buah konka nasalis inferior (karang hidung bagian tengah),konka nasalis superior
(karang hidung bagian bawah).

Fungsi hidung terdiri dari :


- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
- Sebagai penyaring udara pernfasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
- Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
- Pembuluh kuman-kuman yang masuk bersama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam
selaput lender (mukosa) atau hidung

2) Faring
Faring merupakan tempat persimpangan anatara jalan pernafasan dan jalan makanan,terdapat dibawah
dasar tengkorak,dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.

Rongga faring dibagi dalam 3 bagian :


- Bagian sebelah ats yang sama tingginya dengan koana di sebut nasofaring
- Bagian tengah yang sama tingginya dengan istimus fausium di sebut orofaring
- Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring

3) Laring
Laring terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari klumna vertebra,berjalan dari
faring sampai ketinggian vertebra servikalis. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat
bersama oleh ligament dan membrane. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid,dandi sebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun,yaitu disbelah depan leher. Larin
terdiri atas 2 lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Ditepi atas terdapat lekukan berupa
V. Tulang rawan krikoid terletak di bawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor dengan mohornya
disebelah belakang. Tulang rawan lainnya adalah kedua tulang rawan arytenoid yang menjulang di
sebelah krikoid,kanan dan kiri tulang rawan kuneiform dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epigloti,yang berupa katup tulang rawan dan membantu
menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lender yang sama dengan yang di
trakea,kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis. Pita suara terletak di
sbelah dalam laring,berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai di kedua tulang rawan
arytenoid. Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glottis. Berbagai
otot yang terkait pada laring mengendalikan suara dan juga menutup lubang atas laring sewaktu
menelan.

4) Trakea
Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan
yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea.
Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir .

5) Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebratorakalis
ke IV dan V mempunyai struktur serupa dengan trakea dann dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri,terdiri dari 6-8 cincin,mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,terdiri dari 9-12 cincin dan mempunyai
cabang. Bronkus bercabang-cabang,cabang yang paling kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada
bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli.

6) Paru-paru
Paru-paru ada dua,merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah
kanan dan kiri dan di tengah di pisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur
lainnya yang terletak didalam mediastrum. Paru-paru adalah organ berbentuk kerucut dengan apeks
diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher.

7) Pembuluh darah dalam paru-paru


Arteri pilmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung
ke paru-paru,cabangnya menyentuh saluran bronkil,bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi
arteriol halus. Arteriol itu membelah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding
alveoli atau gelembung udara.
2. Fisiologi
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau
pernafasan eksterna,oksigen di pungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas. Oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli,dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna :
- Ventilasi pulmoner,atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli darah melalui paru-paru
- Arus darah melalui paru-paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian hingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua
bagian tubuh
- Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler,CO2,lebih mudah berdifusi daripada
oksigen

Semua proses ini diatur sedemikian sehinngga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah
tepat karbondioksida dan oksigen. Pada waktu gerak badan,lebih banyak darah datang ke paru-paru
membawa terlalu banyak karbondioksida dan terlampau sedikit oksigen oksigen,jumlah karbondioksida
itu tidak dapat di keluarkan,maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea,demam,dan batuk disertai
penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal. Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke
dalam tubuh manusia melalui udara,aspirasi organisme,hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat
sehingga membran paru-paru meradang dan berlubang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,anoreksia,mual
muntah,serta nyeri pleuritis.

D. ETIOLOGI

Sebagian besar penyebab pneumonia adalah mikroorganisme (virus dan bakteri) dan sebagian kecil oleh
penyebab lain seperti hidrokarbon dan masuknya makanan,minuman isi lambung ke dalam saluran pernafasan.
Berbagai penyebab pneumonia tersebut di kelompokkan berdasarkan golongan umur,berat ringannya penyakit
dan penyulit yang menyertainya (komplikasi). Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pneumonia adalah
virus terutama Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%,sedangkan golongan bakteri yang ikut
berperan terutama Streptococcus Pneumoniae dan Haemophilus influenzae type B (Hib).
Awalnya,mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet),kemudian terjadi penyebaran
mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru dan sebagian kecil karena
penyebaran melalui aliran darah.

1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus


2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, ryptococosis, pneumocytis carini
4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas

E. PATOFISIOLOGI

Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandi dengan konsulidasi karena eksudat yang mengisi
alveoli dan bronkiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi ,respon inflamasi normal terjadi,disertai
dengan jalan obstruksi nafas.

Sebagian besar pneumonia dapat melalui aspirasi partuikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit
diudara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas.

Infeksi pulmonal bisa terjadi karna terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat
mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai
akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan cairan edema ke alveoli,diikuti leukosit dalam jumlah besar .
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem limpatik mampu mampu mencapai
bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi.

Perubahan pada mekanisme prtektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami
pneumonia,misalnya pada kelainan anatomis kongenital,defisiensi imun didapat atau kongenital,atau kelainan
neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirassi dan perubahan kualitas sekresi mucus atau epitel
saluran nafass. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut,partikel infeksius dapat mencapai paru
melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus
pada saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran nafas bagian bawah dan menyebabkan
pneumonia virus.
F. PATHWAY

Normal
(system pertahanan)
terganggu

Organisme

Sel nafas bagian bawah


Virus pneomokukus Stapilokokus

Kuman pathogen Eksudat masuk ke Trombus


mencapai bronkioli alveoli
terminalis merusak sel
epitel bersilia,sel goblet Toksin,coagulase
Alveoli

Permukaan lapisan
Cairan edema + pleura tertutup tebal
Sel darah merah
leukosit ke alveoli eksudat thrombus vena
leukosit,pneumokukus
mengisi alveoli pulmonalis

Konsolidassi paru
Nekrosis
Leukosit+fibran
Kapasitas vital mengalami konsulidasi
compliance
menurun,hemoragik

Leukositosis

Bersihan jalan nafas Kekurangan volume Intoleransi aktifitas Defisit pengetahuan


tidak efektif cairan

Ketidakefektifan pola
nafas
G. KOMPLIKASI

Komplikasi pada pneumonia yaitu :

- Abses paru
- Edusi pleural
- Empisema
- Gagal nafas
- Perikarditis
- Meningitis
- Atelektasis
- Hipotensi
- Delirium
- Asidosis metabolic
- Dehidrasi
- Penyakit multilobular

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Rontgen dada
2. Pembiakkan dahak
3. Hitung jenis darah
4. Gas darah arteri

Pemeriksaan Diagnostik :

1. Sinar X
Mengidentifikasi distirbusi structural (misal lobar,bronchial) dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrate,empyema (stapilococcus),infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial) atau penyebaran
perluasan infiltrate nodul (lebih searing virus). Pada pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin lebih
bersih.
2. GDA
Tidak normal mungkin terjadi,tergantung pada luas paru yang terlibat penyakit paru yang ada.
3. JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan,meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,kondisi tekanan imun.
4. LED meningkat
5. Fungsi paru hipoksemia,volume menurun,tekanan jalan nafas meningkat dan complain menurun.
6. Elektrolit Na dan CI mungkin rendah
7. Bilirubin meningkat
8. Aspirasi/biopsy jaringan paru

Alat diagnosa termasuk sinar x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab
pneumonia disebabkan oleh bakteri dirawat dengan antibiotic.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan dalah :
1. Antibiotik,terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotic
untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
2. Istirahat
3. Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi
4. Teknik-teknik bernafas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelectasis
5. Juga diberikan obat-obatan lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang di identifikasi dari biakan
sputum

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat,bisa diberikan antibiotic per oral (lewat mulut)
dan tetap tinggal dirumah. Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung aau paru-paru lainnya,harus dirawat dan anibiotik di berikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan,cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.

Kebanyakkan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam
waktu 2 minggu.

Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab,sesuai yang di tentukan oleh pemeriksaan
sputum mencakup :

1. Oksigen 1-2 L/menit


2. IV FD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3 : 1, +KCL 10 mEq/500 ml cairan
3. Jumlah cairan sesuai berat badan,kenaikan suhu,dan status hidrasi
4. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan entral bertahap melalui selang nasogastric
dengan feeding drip
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk
memperbaiki transport mukosilier
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community base :
1. Ampisillin 100mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base :

1. Sefatoksim 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian


2. Amikasin 10-15mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
KASUS

Seorang anak perempuan berumur 7 tahun,datang ke RS Hasanuddin bersama ibunya, karena


mengalami sesak nafas. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami sesak nafas,batuk dan disertai
demam yang sangat tinggi sejak 1 minggu yang lalu. Ibu klien mengatakan jika demam hilang timbul. Ibu klien
mengatakan bahwa sebelumnya anaknya tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Ibu klien mengatakan tidak
ada riwayat alergi dengan obat-obatan maupun makanan. Ibu klien mengatakan tidak mengetahui tentang
peenyakit yang diderita oleh anaknya,ibunya bertanya tentang penyakitnya. Ibu klien tampak sangat
cemas,gelisah dan bingung.

Dari hasil pemeriksaan fisik :

- RR : 46x/menit
- TD :-
- N : 104x/menit
- S : 39*C
- SpO2 : 92%
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA

FORMAT PENGKAJIAN

Tangal Masuk Pasien : 5 OKTOBER 2023


Tangal Pengkajian : 6 OKTOBER 2023

A. Identitas
 Pasien
Inisial : A.n R
Umur : 7 Tahun
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Palembang
Dx Medik : Pneumonia
No RM : 123456
Tanggal Pengkajian : 6 Oktober 2023

 Penanggung Jawab Pasien


Inisial : Ny A
Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Palembang

B. Pengkajian
 Alasan utama datang ke RS : Ibu klien mengatakan,klien sesak nafas, batuk tetapi tidak dapat
mengeluarkan dahak dan disertai demam sejak 1 minggu yang lalu.
 Keluhan Utama saat dikaji : Sesak nafas
 Riwayat Penyakit
Pada Saat Pengkajian (PQRST) : Sesak nafas
RR : 46x/menit

TD : -

N : 104x/menit

S : 39*C

SpO2 : 92%

 Riwayat Kesehatan lalu : Ibu klien mengatakan sama sekali belum pernah mengalami sesak
nafas sebelumnya
 Riwayat kesehatan keluarga : Ibu klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama.

Genogram (tiga generasi)

Keterangan :
: laki laki ≠ : cerai - : orang terdekat
: perempuan X X : meninggal : usia klien

-- : tinggal serumah : klien

Riwayat pengobatan dan alergi

a. Riwayat pengobatan : Tidak ada


b. Riwayat alergi : Tidak ada
C. Pengkajian fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : GCS : E : 4 M : 6 V : 5 = 15
Composmentis ( ) ( ) Apatis ( ) Somnolent
Sopor ( ) ( ) Spoor-Comatus ( ) Coma

Vital sign
- Tekanan darah :-
- Nadi : 104x/menit
- RR : 46x/menit
- Suhu : 39*C

Tinggi badan : 120 cm


BB Sebelum sakit : 25 kg
BB Sesudah sakit : 20 kg

Sakit/nyeri : Tidak ada


Status gizi : Normal
Sikap : Gelisah

Personal hygne
- Mandi : 2 x sehari
- Kuku : Bersih
- Rambut : Bersih
- Kulit : Bersih
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Head to toe :

 Kulit
Warna : Normal
Turgor : Baik
Tekstur : Normal
Kelembaban : Normal
Memar/luka : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Warna : Hitam
Distribusi : Merata
Tekstur : Halus
Kualitas : Tidak mudah rontok
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Mata
Bentuk : Simetris
Konjunctiva : Normal
Sklera : Normal
Reaksi cahaya : Kanan dan kiri positif
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Hidung
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Telinga
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih
Pendengaran : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Mulut dan tenggorokkan
Mukosa bibir : Lembab
Bibir : Pucat
Sakit menelan : Tidak ada
Lidah : Normal
Tonsil : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Leher
Bentuk : Normal
Kelenjar tiroid : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis : Normal
Palpasi : Ictus cordis : Normal
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Irama : Teratur
S1 S2 : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Auskultasi : Peristaltik
Palpasi : Normal
Perkusi : Sonor
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Genetalia
Vagina : Normal
Anus : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Ekstremitas atas dan bawah


Rentang gerak : Terbatas
Kekuatan otot : Skala 0 sd 5
Nyeri sendi : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Masalah keperawatan : Gangguan mobilitas fisik
D. AKTIFITAS SEHARI-HARI

No Kegiatan Sebelum Masuk RS Sesudah Masuk RS

1 Nutrisi
 Frekuensi 3x sehari 2x sehari
 Jenis Nasi Bubur
 Jumlah 1 porsi dihabiskan 1 porsi habis ¼ porsi

 Masalah keperawatan Gangguan defisit nutrisi Gangguan defisit nutrisi

2 Minuman/Cairan
 Frekuensi 2 Liter 3 Liter
 Jenis Air putih Air putih/teh
 Jumlah 2000 cc 3000 cc

 Masalah keperawatan Tidak ada massalah Tidak ada massalah


keperawatan keperawatan
3 Eliminasi
BAK
 Frekuensi 4 x sehari 6 x sehari
 Konsentasi Cair Cair
 Warna Kuning pekat Kuning jernih
BAB
 FrekuensI 1 x sehari 2 x sehari

 Konsitensi Padat Padat

 Warna Kuning Kuning


Tidak ada masalah Tidak ada masalah
 Masalah keperawatan
keperawatan keperawatan
4 Personal Hyginie
 Mandi 2x sehari 1x sehari
 Keramas 2x sehari 1x sehari
 Gosok gigi 2x sehari 1x sehari

 Potong kuku 1x seminggu 1x seminggu

 Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari

 Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


keperawatan keperawatan
5 Aktivitas dan istirahat
 Lama tidur siang 4 jam 3 jam
 Lama tidur malam 6 jam 8 jam
 Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

 Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


keperawatan keperawatan

E. DATA PENUNJANG

Hasil : Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


Hemoglobin 12,8 g/dl 10 - 14 g/dl
Leukosit 14.900 ul 4 - 11 rb/ul
Hematokrit 36,2 % 37 - 48 %
Eritrosit 4.900.000 ul 4,5 - 5,6 jt/ul
Trombosit 250.000 ul 150 - 350 rb/ul

Rontgen dada : Hasil bacaan Pneumonia


F. TERAPI OBAT YANG DIBERIKAN

Obat/Tindakan Golongan Dosis Indikasi Kontra indikasi


IVFD RL 24 Kristaloid Tergantung Resuitasi cairan Riwayat alergi
tetes/menit kondisi yang atau
mendasari hipersensivitas
terhadap semua
kandungan RL
Oksigenasi 1-2 1-2 Liter Terapi oksigen Tidak boleh
Liter/nasal kanul pada pasien yang diberikan pada
dapat bernafas pasien yang tidak
spontan namun beresiko atau
membutuhkan mengalami
dukungan oksigen hipoksemia atau
konsentrasi rendah hipoksia jaringan
hingga sedang
Injeksi amikasin Aminoglikosida 125 mg/8 jam Antibiotik untuk Pasien dengan
125 mg/8jam/IV mengatasi infeksi riwayat
bakteri hipersensivitas
terhadap amikasin
atau obat golongan
aminoglikosida
lainnya
Inhalasi ventolin 1 Bronkodilator 1 respule/8 jam Mengobati Pasien yang
respule/8jam penyakit pada hipersensitif
saluran pernafasan terhadap ventolin
Paracetamol sirup Antipiretik 4x 5 ml Meredakan gejala Riwayat
4x 5 ml demam hipersensivitas dan
penyakit hepar
aktif derajat berat
G. ANALISA DATA

Nama : A.n R

Dx.Medik : Pneumonia

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : 6 Oktober 2023

No. Data Penunjang Etiologi Masalah keperawatan

1. DS : Penumpukkan cairan yang Pola nafas tidak efektif


- Ibu klien mengatakan berlebihan pada saluran
anaknya sesak nafas nafas bawah

DO :
- Klien tampak pucat dan Sistem kerja paru menurun
sianosis
- Klien tampak lemah dan
gelisah
- Klien tampak sesak Cairan berlebih pada paru
nafas,pernafasan cuping
hidung
- SpO2 : 92%
Nadi : 104x/menit Pola nafas tidak efektif
Suhu : 39*C
RR : 46x/menit

2. DS : Infeksi saluran pernafasan Bersihan jalan nafas tidak


efektif
- Ibu klien mengatakan
anaknya batuk tetapi tidak
dapat mengeluarkan dahak
Cairan menumpuk pada
DO : alveoli
- Klien tampak sesak nafas
- Ada sekret
- Nadi : 104x/menit
RR : 46x/menit Akumulasi cairan berlebih
Ronki : (+)

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
3. DS : Kurang informasi Defisit pengetahuan
- Ibu klien mengatakan takut
dengan kondisi anaknya
- Ibu klien mengatakan tidak
mengetahui cara Timbul masalah
penanganan penyakit
anaknya
Muncul tanda dan gejala
DO : penyakit
- Ibu klien tampak gelisah
dan cemas
- Sering bertanya soal
penyakit anaknya Tidak tahu apa yang harus
dilakukan

Defisit pengetahuan

Masalah keperawatan :

- Pola nafas tidak efektif


- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Defisit pengetahuan

Diagnosa keperawatan :

- Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d pola nafas abnormal
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tetahan d/d batuk tidak efektif
- Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi d/d menanyakan massalah yang dhadapi

Prioritas masalah :

- Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d pola nafas abnormal
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tetahan d/d batuk tidak efektif
- Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi d/d menanyakan masalah yang dhadapi
D. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Obserfasi : 1. Untuk
b/d hambatan upaya tindakan keperawatan 1. Monitor pola nafas mengetahui
nafas d/d pola nafas selama 3 x 24 jam, (frekuensi,kedalaman,usah pola nafas
abnormal diharapkan sesak a nafas)
nafas pada pasien 2. Monitor bunyi nafas 2. Untuk
DS : berkurang dengan tambahan mengetahui
- Ibu klien kriteria hasil : (mis,gurgling,mengi,whee bunyi nafas
mengatakan zing ronkhi kering) tambahan
anaknya sesak 1. Pernafasan 3. Monitor sputum 3. Untuk
nafas cuping hidung (jumlah,warna,aroma) mengetahui
menurun adanya
2. Sesak nafas Teraupetik : sputum
DO : berkurang 1. Pertahankan kepatenan 4. Untuk
- Klien tampak 3. Gelisah jalan nafas dengan head- mengurangi
pucat dan berkurang tilt dan chin-lift sesak nafas
sianosis 4. Sianosis 2. Posisikan semi fowler/
- Klien tampak berkurang fowler
lemah dan 3. Berikan minum hangat
gelisah 4. Lakukan fisioterapi
- Klien tampak dada,jika perlu
sesak 5. Lakukan penghisapan
nafas,pernafasan lendir kurang dari 15 detik
cuping hidung 6. Lakukan hiperoksigenasi
- SpO2 : 92% sebelum penghisapan
Nadi : endotrakeal
104x/menit 7. Keluarkan sumbatan
Suhu : 39*C benda padat dengan forsep
RR : 46x/menit McGill
8. Berikan oksigen
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/ hari,jika tidak
terkontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
2. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk
tidak efektif b/d sekresi tindakan keperawatan 1. Identifikasi kemampuan mengetahui
yang tetahan d/d batuk selama 3 x 24 jam, batuk kemampuan
tidak efektif diharapkan bersihan 2. Monitor adanya retensi batuk
jalan nafas kembali sputum 2. Untuk
DS : efektif dengan kriteria 3. Monitor tanda dan gejala mengetahui
- Ibu klien hasil : infeksi saluran nafas adanya
mengatakan 1. Gelisah 4. Monitor input dan output retensi
anaknya batuk berkurang cairan sputum
tetapi tidak dapat 2. Frekuensi 3. Untuk
mengeluarkan nafas Terapeutik : mengetahui
dahak membaik 1. Atur posisi semi tanda dan
fowler/fowler gejala infeksi
DO : 2. Pasang perlak dan saluran nafas
- Klien tampak bengkok dipangkuan 4. Untuk
sesak nafas pasien mengetahui
- Ada sekret 3. Buang sekret pada tempat input dan
- Nadi : sputum output cairan
104x/menit 5. Untuk
RR : 46x/menit Edukasi : mengurangi
Ronki : (+) 1. Jelaskan tujuan dan rasa sesak
prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,ditahan
selama 2 detik,kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
delama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi
tarik nafas dalam hingga 3
kali
4. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke 3

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
mukolititk atau
ekspetoran,jika perlu
3. Defisit pengetahuan b/d Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk
kurang terpapar tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan mengetahui
informasi d/d selama 3 x 24 jam, kemampuan menerima kesiapan dan
menanyakan massalah diharapkan ibu klien informasi kemampuan
yang dhadapi telah mengetahui 2. Identifikasi factor yang menerima
tentang penyakit dapat meningkatakan dan informasi
anaknya dengan menurunkan motivasi 2. Untuk
DS : kriteria hasil : perilaku hidup bersih dan mengetahui
- Ibu klien 1. Pertanyaan sehat factor yang
mengatakan tentang dapat
takut dengan masalah yang Terapeutik meningkatak
kondisi anaknya dihadapi 1. Sediakan materi dan an dan
- Ibu klien meningkat media pendidikan menurunkan
mengatakan 2. Gelisah kesehatan motivasi
tidak mengetahui berkurang 2. Jadwalkan pendidikan perilaku
cara penanganan 3. Cemas kesehatan sesuai hidup bersih
penyakit berkurang kesepakatan dan sehat
anaknya 3. Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi
DO : 1. Jelaskan factor resiko
- Ibu klien tampak yang dapat
gelisah dan memepengaruhi kesehatan
cemas 2. Ajarkan perilaku hidup
- Sering bertanya bersih dan sehat
soal penyakit 3. Ajarkan strategi yang
anaknya dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
E. CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


/hari/ jam
1. Pola nafas tidak efektif Senin Obserfasi : S:
b/d hambatan upaya 09.00 1. Memonitor pola nafas Klien mengatakan
nafas d/d pola nafas (frekuensi,kedalaman,usah tidak sesak nafas
abnormal a nafas) lagi
2. Memonitor bunyi nafas
DS : tambahan O:
- Ibu klien (mis,gurgling,mengi,whee Pola nafas kembali
mengatakan zing ronkhi kering) normal
anaknya sesak 3. Memonitor sputum
nafas (jumlah,warna,aroma) A:
Masalah teratasi
Teraupetik :
DO : 9. Mempertahankan P:
- Klien tampak kepatenan jalan nafas Intervensi
pucat dan dengan head-tilt dan chin- dihentikan
sianosis lift
- Klien tampak 10. Memposisikan semi
lemah dan fowler/
gelisah fowler
- Klien tampak 11. Memberikan minum
sesak hangat
nafas,pernafasa 12. Melakukan fisioterapi
n cuping dada,jika perlu
hidung 13. Melakukan penghisapan
- SpO2 : 92% lendir kurang dari 15 detik
Nadi : 14. Melakukan
104x/menit hiperoksigenasi sebelum
Suhu : 39*C penghisapan endotrakeal
RR : 46x/menit 15. Mengeluarkan sumbatan
benda padat dengan forsep
McGill
16. Memberikan oksigen

Edukasi :
3. Menganjurkan asupan
cairan 2000 ml/ hari,jika
tidak terkontraindikasi
4. Menganjurkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian bronkodilator
2. Bersihan jalan nafas Senin Observasi : S:
tidak efektif b/d 11. 00 1. Mengidentifikasi Klien mengatakan
sekresi yang tetahan kemampuan batuk sudah tidak batuk
d/d batuk tidak efektif 2. Memonitor adanya retensi dan sesak nafas lagi
sputum
DS : 3. Memonitor tanda dan O :
- Ibu klien gejala infeksi saluran Klien tampak tidak
mengatakan nafas batuk dan sesak
anaknya batuk 4. Memonitor input dan nafas lagi
tetapi tidak output cairan
dapat A:
mengeluarkan Terapeutik : Masalah teratasi
dahak 4. Mengatur posisi semi
fowler/fowler P:
DO : 5. Memasang perlak dan Intervensi
- Klien tampak bengkok dipangkuan dihentikan
sesak nafas pasien
- Ada sekret 6. Membuang sekret pada
- Nadi : tempat sputum
104x/menit
RR : Edukasi :
46x/menit 5. Menjelaskan tujuan dan
Ronki : (+) prosedur batuk efektif
6. Menganjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,ditahan
selama 2 detik,kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
delama 8 detik
7. Menganjurkan
mengulangi tarik nafas
dalam hingga 3 kali
8. Menganjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam
yang ke 3

Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian mukolititk atau
ekspetoran,jika perlu
3. Defisit pengetahuan Senin Observasi : S:
b/d kurang terpapar 13.00 1. Mengidentifikasi Ibu klien
informasi d/d kesiapan dan kemampuan mengatakan sudah
menanyakan massalah menerima informasi tau informasi
yang dhadapi 2. Mengidentifikasi factor tentang penyakit
yang dapat meningkatakan anaknya
dan menurunkan motivasi
DS : perilaku hidup bersih dan O :
- Ibu klien sehat Ibu klien tampak
mengatakan sudah mengerti
takut dengan Terapeutik tentang penyakitnya
kondisi 4. Menyediakan materi dan anaknya
anaknya media pendidikan
- Ibu klien kesehatan
mengatakan 5. Menjadwalkan pendidikan A :
tidak kesehatan sesuai Masalah teratassi
mengetahui kesepakatan
cara 6. Memberikan kesempatan P :
penanganan untuk bertanya Intervensi
penyakit dihentikan
anaknya Edukasi
1. Menjelaskan factor resiko
yang dapaat
DO : memepengaruhi kesehatan
- Ibu klien 2. Mengajarkan perilaku
tampak gelisah hidup bersih dan sehat
dan cemas 3. Mengajarkan strategi yang
- Sering bertanya dapat digunakan untuk
soal penyakit meningkatkan perilaku
anaknya hidup bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai