Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
AISYIYAH PALEMBANG
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan gejala batuk dan
disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma (fungi) dan
aspirasi substansi benda asing,berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsulidasi.
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus,
atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang
mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis
Sistem pernafasan
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama
melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hydrogen dari jaringan
memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya,yang bearti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbondioksida dan air dihilangkan.
Pernafasan merupakan proses ganda,yaitu trjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau “pernafasan
dalam” dan di dalam paru-paru atau “pernafasan luar”. Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik
nafas dan di dorong keluar paru-paru pada waktu mengeluarkan nafas.
1. Anatomi
Struktur tubuh yang berperan dalam system pernafasan :
a. Saluran pernafasan bagian atas,antara lain :
- Hidung
- Faring
- Laring
2) Faring
Faring merupakan tempat persimpangan anatara jalan pernafasan dan jalan makanan,terdapat dibawah
dasar tengkorak,dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
3) Laring
Laring terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari klumna vertebra,berjalan dari
faring sampai ketinggian vertebra servikalis. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat
bersama oleh ligament dan membrane. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid,dandi sebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun,yaitu disbelah depan leher. Larin
terdiri atas 2 lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Ditepi atas terdapat lekukan berupa
V. Tulang rawan krikoid terletak di bawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor dengan mohornya
disebelah belakang. Tulang rawan lainnya adalah kedua tulang rawan arytenoid yang menjulang di
sebelah krikoid,kanan dan kiri tulang rawan kuneiform dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epigloti,yang berupa katup tulang rawan dan membantu
menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lender yang sama dengan yang di
trakea,kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis. Pita suara terletak di
sbelah dalam laring,berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai di kedua tulang rawan
arytenoid. Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glottis. Berbagai
otot yang terkait pada laring mengendalikan suara dan juga menutup lubang atas laring sewaktu
menelan.
4) Trakea
Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan
yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea.
Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir .
5) Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebratorakalis
ke IV dan V mempunyai struktur serupa dengan trakea dann dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri,terdiri dari 6-8 cincin,mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,terdiri dari 9-12 cincin dan mempunyai
cabang. Bronkus bercabang-cabang,cabang yang paling kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada
bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli.
6) Paru-paru
Paru-paru ada dua,merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah
kanan dan kiri dan di tengah di pisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur
lainnya yang terletak didalam mediastrum. Paru-paru adalah organ berbentuk kerucut dengan apeks
diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna :
- Ventilasi pulmoner,atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli darah melalui paru-paru
- Arus darah melalui paru-paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian hingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua
bagian tubuh
- Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler,CO2,lebih mudah berdifusi daripada
oksigen
Semua proses ini diatur sedemikian sehinngga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah
tepat karbondioksida dan oksigen. Pada waktu gerak badan,lebih banyak darah datang ke paru-paru
membawa terlalu banyak karbondioksida dan terlampau sedikit oksigen oksigen,jumlah karbondioksida
itu tidak dapat di keluarkan,maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea,demam,dan batuk disertai
penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal. Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke
dalam tubuh manusia melalui udara,aspirasi organisme,hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat
sehingga membran paru-paru meradang dan berlubang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,anoreksia,mual
muntah,serta nyeri pleuritis.
D. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab pneumonia adalah mikroorganisme (virus dan bakteri) dan sebagian kecil oleh
penyebab lain seperti hidrokarbon dan masuknya makanan,minuman isi lambung ke dalam saluran pernafasan.
Berbagai penyebab pneumonia tersebut di kelompokkan berdasarkan golongan umur,berat ringannya penyakit
dan penyulit yang menyertainya (komplikasi). Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pneumonia adalah
virus terutama Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%,sedangkan golongan bakteri yang ikut
berperan terutama Streptococcus Pneumoniae dan Haemophilus influenzae type B (Hib).
Awalnya,mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet),kemudian terjadi penyebaran
mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru dan sebagian kecil karena
penyebaran melalui aliran darah.
E. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandi dengan konsulidasi karena eksudat yang mengisi
alveoli dan bronkiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi ,respon inflamasi normal terjadi,disertai
dengan jalan obstruksi nafas.
Sebagian besar pneumonia dapat melalui aspirasi partuikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit
diudara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karna terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat
mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai
akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan cairan edema ke alveoli,diikuti leukosit dalam jumlah besar .
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem limpatik mampu mampu mencapai
bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi.
Perubahan pada mekanisme prtektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami
pneumonia,misalnya pada kelainan anatomis kongenital,defisiensi imun didapat atau kongenital,atau kelainan
neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirassi dan perubahan kualitas sekresi mucus atau epitel
saluran nafass. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut,partikel infeksius dapat mencapai paru
melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus
pada saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran nafas bagian bawah dan menyebabkan
pneumonia virus.
F. PATHWAY
Normal
(system pertahanan)
terganggu
Organisme
Permukaan lapisan
Cairan edema + pleura tertutup tebal
Sel darah merah
leukosit ke alveoli eksudat thrombus vena
leukosit,pneumokukus
mengisi alveoli pulmonalis
Konsolidassi paru
Nekrosis
Leukosit+fibran
Kapasitas vital mengalami konsulidasi
compliance
menurun,hemoragik
Leukositosis
Ketidakefektifan pola
nafas
G. KOMPLIKASI
- Abses paru
- Edusi pleural
- Empisema
- Gagal nafas
- Perikarditis
- Meningitis
- Atelektasis
- Hipotensi
- Delirium
- Asidosis metabolic
- Dehidrasi
- Penyakit multilobular
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen dada
2. Pembiakkan dahak
3. Hitung jenis darah
4. Gas darah arteri
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Sinar X
Mengidentifikasi distirbusi structural (misal lobar,bronchial) dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrate,empyema (stapilococcus),infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial) atau penyebaran
perluasan infiltrate nodul (lebih searing virus). Pada pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin lebih
bersih.
2. GDA
Tidak normal mungkin terjadi,tergantung pada luas paru yang terlibat penyakit paru yang ada.
3. JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan,meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,kondisi tekanan imun.
4. LED meningkat
5. Fungsi paru hipoksemia,volume menurun,tekanan jalan nafas meningkat dan complain menurun.
6. Elektrolit Na dan CI mungkin rendah
7. Bilirubin meningkat
8. Aspirasi/biopsy jaringan paru
Alat diagnosa termasuk sinar x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab
pneumonia disebabkan oleh bakteri dirawat dengan antibiotic.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan dalah :
1. Antibiotik,terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotic
untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
2. Istirahat
3. Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi
4. Teknik-teknik bernafas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelectasis
5. Juga diberikan obat-obatan lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang di identifikasi dari biakan
sputum
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat,bisa diberikan antibiotic per oral (lewat mulut)
dan tetap tinggal dirumah. Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung aau paru-paru lainnya,harus dirawat dan anibiotik di berikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan,cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakkan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam
waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab,sesuai yang di tentukan oleh pemeriksaan
sputum mencakup :
- RR : 46x/menit
- TD :-
- N : 104x/menit
- S : 39*C
- SpO2 : 92%
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA
FORMAT PENGKAJIAN
A. Identitas
Pasien
Inisial : A.n R
Umur : 7 Tahun
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Palembang
Dx Medik : Pneumonia
No RM : 123456
Tanggal Pengkajian : 6 Oktober 2023
B. Pengkajian
Alasan utama datang ke RS : Ibu klien mengatakan,klien sesak nafas, batuk tetapi tidak dapat
mengeluarkan dahak dan disertai demam sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan Utama saat dikaji : Sesak nafas
Riwayat Penyakit
Pada Saat Pengkajian (PQRST) : Sesak nafas
RR : 46x/menit
TD : -
N : 104x/menit
S : 39*C
SpO2 : 92%
Riwayat Kesehatan lalu : Ibu klien mengatakan sama sekali belum pernah mengalami sesak
nafas sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga : Ibu klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama.
Keterangan :
: laki laki ≠ : cerai - : orang terdekat
: perempuan X X : meninggal : usia klien
Vital sign
- Tekanan darah :-
- Nadi : 104x/menit
- RR : 46x/menit
- Suhu : 39*C
Personal hygne
- Mandi : 2 x sehari
- Kuku : Bersih
- Rambut : Bersih
- Kulit : Bersih
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Head to toe :
Kulit
Warna : Normal
Turgor : Baik
Tekstur : Normal
Kelembaban : Normal
Memar/luka : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Kepala
Bentuk : Normal
Rambut : Warna : Hitam
Distribusi : Merata
Tekstur : Halus
Kualitas : Tidak mudah rontok
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Mata
Bentuk : Simetris
Konjunctiva : Normal
Sklera : Normal
Reaksi cahaya : Kanan dan kiri positif
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Hidung
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Telinga
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih
Pendengaran : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Mulut dan tenggorokkan
Mukosa bibir : Lembab
Bibir : Pucat
Sakit menelan : Tidak ada
Lidah : Normal
Tonsil : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Leher
Bentuk : Normal
Kelenjar tiroid : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis : Normal
Palpasi : Ictus cordis : Normal
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Irama : Teratur
S1 S2 : Normal
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Auskultasi : Peristaltik
Palpasi : Normal
Perkusi : Sonor
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Genetalia
Vagina : Normal
Anus : Normal
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
1 Nutrisi
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Jenis Nasi Bubur
Jumlah 1 porsi dihabiskan 1 porsi habis ¼ porsi
2 Minuman/Cairan
Frekuensi 2 Liter 3 Liter
Jenis Air putih Air putih/teh
Jumlah 2000 cc 3000 cc
E. DATA PENUNJANG
Hasil : Laboratorium
Nama : A.n R
Dx.Medik : Pneumonia
DO :
- Klien tampak pucat dan Sistem kerja paru menurun
sianosis
- Klien tampak lemah dan
gelisah
- Klien tampak sesak Cairan berlebih pada paru
nafas,pernafasan cuping
hidung
- SpO2 : 92%
Nadi : 104x/menit Pola nafas tidak efektif
Suhu : 39*C
RR : 46x/menit
Defisit pengetahuan
Masalah keperawatan :
Diagnosa keperawatan :
- Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d pola nafas abnormal
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tetahan d/d batuk tidak efektif
- Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi d/d menanyakan massalah yang dhadapi
Prioritas masalah :
- Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d pola nafas abnormal
- Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tetahan d/d batuk tidak efektif
- Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi d/d menanyakan masalah yang dhadapi
D. RENCANA KEPERAWATAN
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
2. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk
tidak efektif b/d sekresi tindakan keperawatan 1. Identifikasi kemampuan mengetahui
yang tetahan d/d batuk selama 3 x 24 jam, batuk kemampuan
tidak efektif diharapkan bersihan 2. Monitor adanya retensi batuk
jalan nafas kembali sputum 2. Untuk
DS : efektif dengan kriteria 3. Monitor tanda dan gejala mengetahui
- Ibu klien hasil : infeksi saluran nafas adanya
mengatakan 1. Gelisah 4. Monitor input dan output retensi
anaknya batuk berkurang cairan sputum
tetapi tidak dapat 2. Frekuensi 3. Untuk
mengeluarkan nafas Terapeutik : mengetahui
dahak membaik 1. Atur posisi semi tanda dan
fowler/fowler gejala infeksi
DO : 2. Pasang perlak dan saluran nafas
- Klien tampak bengkok dipangkuan 4. Untuk
sesak nafas pasien mengetahui
- Ada sekret 3. Buang sekret pada tempat input dan
- Nadi : sputum output cairan
104x/menit 5. Untuk
RR : 46x/menit Edukasi : mengurangi
Ronki : (+) 1. Jelaskan tujuan dan rasa sesak
prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,ditahan
selama 2 detik,kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
delama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi
tarik nafas dalam hingga 3
kali
4. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ke 3
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
mukolititk atau
ekspetoran,jika perlu
3. Defisit pengetahuan b/d Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk
kurang terpapar tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan mengetahui
informasi d/d selama 3 x 24 jam, kemampuan menerima kesiapan dan
menanyakan massalah diharapkan ibu klien informasi kemampuan
yang dhadapi telah mengetahui 2. Identifikasi factor yang menerima
tentang penyakit dapat meningkatakan dan informasi
anaknya dengan menurunkan motivasi 2. Untuk
DS : kriteria hasil : perilaku hidup bersih dan mengetahui
- Ibu klien 1. Pertanyaan sehat factor yang
mengatakan tentang dapat
takut dengan masalah yang Terapeutik meningkatak
kondisi anaknya dihadapi 1. Sediakan materi dan an dan
- Ibu klien meningkat media pendidikan menurunkan
mengatakan 2. Gelisah kesehatan motivasi
tidak mengetahui berkurang 2. Jadwalkan pendidikan perilaku
cara penanganan 3. Cemas kesehatan sesuai hidup bersih
penyakit berkurang kesepakatan dan sehat
anaknya 3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
DO : 1. Jelaskan factor resiko
- Ibu klien tampak yang dapat
gelisah dan memepengaruhi kesehatan
cemas 2. Ajarkan perilaku hidup
- Sering bertanya bersih dan sehat
soal penyakit 3. Ajarkan strategi yang
anaknya dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
E. CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)
Edukasi :
3. Menganjurkan asupan
cairan 2000 ml/ hari,jika
tidak terkontraindikasi
4. Menganjurkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian bronkodilator
2. Bersihan jalan nafas Senin Observasi : S:
tidak efektif b/d 11. 00 1. Mengidentifikasi Klien mengatakan
sekresi yang tetahan kemampuan batuk sudah tidak batuk
d/d batuk tidak efektif 2. Memonitor adanya retensi dan sesak nafas lagi
sputum
DS : 3. Memonitor tanda dan O :
- Ibu klien gejala infeksi saluran Klien tampak tidak
mengatakan nafas batuk dan sesak
anaknya batuk 4. Memonitor input dan nafas lagi
tetapi tidak output cairan
dapat A:
mengeluarkan Terapeutik : Masalah teratasi
dahak 4. Mengatur posisi semi
fowler/fowler P:
DO : 5. Memasang perlak dan Intervensi
- Klien tampak bengkok dipangkuan dihentikan
sesak nafas pasien
- Ada sekret 6. Membuang sekret pada
- Nadi : tempat sputum
104x/menit
RR : Edukasi :
46x/menit 5. Menjelaskan tujuan dan
Ronki : (+) prosedur batuk efektif
6. Menganjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,ditahan
selama 2 detik,kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
delama 8 detik
7. Menganjurkan
mengulangi tarik nafas
dalam hingga 3 kali
8. Menganjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam
yang ke 3
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian mukolititk atau
ekspetoran,jika perlu
3. Defisit pengetahuan Senin Observasi : S:
b/d kurang terpapar 13.00 1. Mengidentifikasi Ibu klien
informasi d/d kesiapan dan kemampuan mengatakan sudah
menanyakan massalah menerima informasi tau informasi
yang dhadapi 2. Mengidentifikasi factor tentang penyakit
yang dapat meningkatakan anaknya
dan menurunkan motivasi
DS : perilaku hidup bersih dan O :
- Ibu klien sehat Ibu klien tampak
mengatakan sudah mengerti
takut dengan Terapeutik tentang penyakitnya
kondisi 4. Menyediakan materi dan anaknya
anaknya media pendidikan
- Ibu klien kesehatan
mengatakan 5. Menjadwalkan pendidikan A :
tidak kesehatan sesuai Masalah teratassi
mengetahui kesepakatan
cara 6. Memberikan kesempatan P :
penanganan untuk bertanya Intervensi
penyakit dihentikan
anaknya Edukasi
1. Menjelaskan factor resiko
yang dapaat
DO : memepengaruhi kesehatan
- Ibu klien 2. Mengajarkan perilaku
tampak gelisah hidup bersih dan sehat
dan cemas 3. Mengajarkan strategi yang
- Sering bertanya dapat digunakan untuk
soal penyakit meningkatkan perilaku
anaknya hidup bersih dan sehat