DISUSUN OLEH:
23203038
2023/2024
BAB I
A. DEFINISI
1. Anatomi
a. Nares Anterior
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung.
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan
kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang
ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga
hidung (Syaifuddin, 2014).
b. Rongga Hidung
C. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya pneumonia dapat disebabkan oleh :
1) Bakteri
2) Virus
3) Jamur
4) Aspirasi makanan
5) Pneumonia hipostatik
6) Sindrom Loefler. (Bradley et.al., 2011)
Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus
dan bakteri seperti Pneumokokus, Staphilococcus Pneumoniae, dan H. influenzae.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini diantaranya adalah
defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GER, aspirasidan lain-lain.
PATOFLODIAGRAM
Sistem pertahana
tubuh terganggu
Menyerang alveoli
Menggigil
Pengembangan paru tidak maksimal
Bersihan jalan napas tidak
efektif Demam
Sesak napas
Pneumonia
Dirawat di RS
Hospitalisasi
Resiko tumbuh
kembang
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Lalani dan Suzan (2020), pneumonia memiliki beberapa manifestasi
klinis, sebagai berikut:
1) Demam, kesulitan bernapas, dan > 1 manifestasi berikut : takipnea, batuk,
napas cuping hidung, retraksi, crackle, dan penurunan bunyi napas.
2) Dapat disertai pula dengan letargi, nafsu makan yang buruk atau nyeri lokal
pada dada dan abdomen.
3) Demam, takipnea, dan retraksi interkostal biasanya
digunakan untuk menegakkan diagnosis pneumonia pada anak dibandingkan
auskultasi.
4) Takipnea (frekuansi napas >50 x/menit), merupakan indikator paling
sensitif untuk pneumonia pada anak.
5) Mengi dan hiperinflasi mengindikasikan bahwa penyakit disebabkan oleh
virus pada anak yang berusia lebih muda, dan Mycoplasma pada anak yang
lebih tua.
6) Pada anak yang lebih tua, riwayat kesulitan bernapas membantu
menegakkan pneumonia ketimbang retraksi nyata.
7) Anak yang lebih tua dapat menunjukkan tanda-tanda klasik, seperti
perkusi redup, crackle, bunyi napas bronkial, dan peningkatan fremitus
taktil.
Manisfestasi lain:
a. Tipikal : demam, menggigil, nyeri dada pleuritik, dan batuk yang
produktif.
b. Atipikal : onset yang muncul bertahap dalam beberapa hari hingga
minggu, didominasi oleh gejala nyeri kepala dan malaise, batuk
nonproduktif, dan demam derajat rendah.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang umumnya dijalani oleh penderita
pneumonia untuk pengkajian, meliputi (Kyle and S.Carman, 2018) :
1) Oksimetri nadi : saturasi oksigen dapat menurun drastis atau dalam rentang
normal.
2) Radiografi dada : beragam bergantung apada usia anak dan agens penyebab.
Pada bayi dan anak yang masih kecil, pemerangkapan udara di bilateral dan
infiltrat (pengumpulan sel radang, debris sel, dan organisme asing) perihilus
merupakan penemuan paling umum. Area bercak konsolidasi juga dapat
ditemukan. Pada anak yang lebih besar, konsolidasi lobus terlihat lebih
sering.
3) Kultur sputum : dapat berguna dalam menentukan bakteri penyebab pada
anak yang lebih besar dan pada remaja.
4) Hitung sel darah putih : dapat meningkat pada kasus pneumonia bakteri.
Menurut Bernstein dan Shelov (2016), pemeriksaan diagnostik pada pneumonia
3) Radiografi thoraks.
4) Sputum (hanya bisa dilakukan pada anak > 12 tahun) untuk pewarnaan
patogen virus).
7) Oksimetri denyut / gas darah arteri, jika anak tampak sakit berat, sianotik,
G. KOMPLIKASI
Menurut (Misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu :
1) Abses paru
2) Edusi pleural
3) Empisema
4) Gagal napas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
10) Asidosis metabolic
11) Dehidrasi
H. TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN (SECARA TEORI
1) PENGKAJIAN
a. Biodata
a) Identitas Pasien
Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis
kelamin, agama, pendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, rencana terapi.
b) Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab
Nama ayah dan ibu atau penanggung jawab, usia, pendidikan,
pekerjaan, sumber penghasilan, agama, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada
tenaga professional.
b) Riwayat Keluhan Utama. Hal yang berhubungan dengan
keluhan utama:
Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya
keluhan (gradual/tiba-tiba), presipitasi/predisposisi
(perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi).
Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan
radiasi, timing (terus menerus/intermiten, durasi
setiap kalinya), hal-hal yang
meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan,
gejala- gejala lain yang berhubungan.
Masalah sejak muncul keluhan
Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak
berubah.
Keluhan pada saat pengkajian
Riwayat Keluarga Penyakit yang pernah atau sedang
diderita oleh keluarga (baik berhubungan/tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien),
gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku
(symbol dan 3 generasi).
c. Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan Fisik : Berat badan, tinggi badan, waktu tumbuh
gigi, jumlah gigi, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran
lingkar kepala.
b) Perkembangan Tiap Tahap : Usia anak saat berguling, duduk,
merangkak, berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain
pertama kali, bicara pertama kali, kalimat pertama yang
disebutkan dan umur mulai berpakaian tanpa bantuan.
d. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian ASI
b) Pemberian Susu Formula : Alasan pemberian, jumlah
pemberian dan cara pemberian.
c) Pola Perubahan Nutrisi
e. Riwayat Spiritual
a) Support sistem dalam keluarga
b) Kegiatan keagamaan
f. Reaksi Hospitalisasi
a) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : Alasan
ibu membawa klien ke RS, apakah dokter menceritakan
tentang kondisi anak, perasaan orang tua saat ini, orang tua
selalu berkunjung ke RS, yang akan tinggal di RS dengan
anak.
b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
g. Aktivitas Sehari-hari
a) Nutrisi : Selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit.
b) Cairan : Jenis minuman sebelum sakit dan saat sakit,
frekuensi minum, kebutuhan cairan dan cara pemenuhan
sebelum sakit serta saat sakit.
c) Pola eliminasi : Tempat pembuangan sebelum sakit dan saat
sakit, frekuensi, konsistensi, kesulitan dan obat pencahar yang
diberikan sebelum sakit serta saat sakit.
d) Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam,
pola tidur, kebiasaan sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum
sakit dan saat sakit.
e) Olahraga : Program olahraga, jenis dan frekuensi, kondisi
setelah keluarga sebelum sakit dan saat sakit.
f) Personal hygiene : Mandi (meliputi cara, frekuensi, dan alat
mandi), cuci rambut (Frekuensi dan cara), gunting kuku
(Frekuensi dan cara), gosok gigi (frekuensi dan cara).
g) Aktifitas mobilitas fisik : Kegiatan sehari-hari, pengaturan
jadwal harian, penggunaan alat bantu aktivitas, serta kesulitan
pergerakan tubuh ssebelum sakit dan saat sakit.
h) Rekreasi : Perasaan saat sekolah, waktu luang, perasaan
setelah rekreasi, waktu senggang keluarga dan kegiatan hari
libur sebelum sakit dan saat sakit.
h. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Kesadaran, postur tubuh
b) Tanda – tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
c) Ukuran anthropometric : Berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala
d) Kepala : Kebersihan, warna rambut, benjolan dan tekstur
rambut
e) Muka : Bentuk muka, ekspresi wajah dan kelainan
f) Mata : Penglihatan, konjungtiva, sclera, kelainan mata
g) Hidung : Kebersihan, kelainan
h) Telinga : Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
i) Mulut : Gigi, gusi, lidah dan bibir
j) Tenggorokan : Warna mukosa, nyeri tekan dan nyeri menelan
k) Leher : Inspeksi dan palpasi kelenjar thyroid
l) Thorax dan pernapasan : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi (dada)
m) Jantung : Palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung)
n) Abdomen : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
o) Punggung : Ada/tidak kelainan
p) Genetalia dan anus : Kebersihan, terpasang kateter/tidak,
kelainan
q) Ekstremitas : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
r) Kulit : Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
s) Status neurologi : Saraf-saraf kranial dan tanda perangsangan
selaput otak
i. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 tahun)
Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST (Denver Development
Screening Test) untuk umur 0 – 6 tahun perkembangan anak diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang
meliputi:
a) Motorik kasar : Kemampuan anak untuk menggunakan dan
melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga.
b) Motorik halus : Kemampuan anak untuk menggunakan
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga
tidak perlu tenaga, namun perlu koordinasi yang lebih
kompleks.
c) Kognitif dan bahasa : Kemampuan mengungkapkan perasaan,
keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata,
kemampuan mengerti dan memahami perkataan orang lain
serta berfikir.
d) Kemandirian dan bergaul : Kemampuan anak untuk
menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) MASALAH KEPERAWATAN
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Hipertemi
c. Pola napas tidak efektif
d. Intoleransi aktivitas
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3) PERENCANAAN (INTERVENSI)
No SDKI SLKI SIKI RASIONAL
.
1. Pola napas tidak POLA NAPAS MANAJEMEN a) Memonitor
efektif Setelah dilakukan JALAN NAPAS pola napas
berhubungan tindakan Observasi: b) Memonitor
dengan hambatan keperawatan a) Monitor pola bunyi napas
upaya napas selama 3x24 jam napas tambahan
dibuktikan dengan diharapkan b) Monitor c) Mempertahan
tanda dan gejala: kriteria hasil: bunyi napas kan kepatenan
a) Dyspnea: a) Dyspnea tambahan jalan napas
-Pola menurun c) Monitor d) Memposisika
napas b) Tekanan sputum n semi fowler
abnormal ekspirasi Terapeutik : atau fowler
b) Ortopnea : meningkat a) Pertahankan e) Melakukan
-tekanan c) Tekanan kepatenan fisiotrapi dada
ekspirasi inspirasi jalan napas f) Memberikan
menurun meningkat b) Posisikan oksigen
Tekanan semi fowler g) Berkolaborasi
inspirasi atau fowler pemberian
menurun c) Lakukan bronkodilator
fisiotrapi
dada
d) Berikan
oksigen
Edukasi :
a) Ajarkan
tekhnik batuk
efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
bronkodilator
4) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan disebut dengan
implementasi keperawatan. Implementasi dalam pelaksanaannya harus
berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang memengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi (Dinarti dan Mulyanti, 2017).
Perawat melaksanakan tindakan keperawatan untuk intervensi yang
telah disusun pada tahap perencanaan dan mengakhiri tahap implementasi
denganS mendokumentasikan tindakan keperawatan serta respon klien
terhadap tindakan yang telah diberikan. Tindakan keperawatan merupakan
perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan – tindakan pada
intervensi keparawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi, dan
kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
5) EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang telah dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain. Dokumentasi pada tahap ini adalah dengan membandingkan secara
sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dengan hasil yang didapat dari klien, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya
(Dinarti dan Mulyanti, 2017).
Proses evaluasi keperawatan biasanya menggunakan komponen
format dengan formula SOAP, yaitu :
a) S (data subjektif ), data berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh
pasien atau keluarga yang masih dirasakan oleh pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan (Budiono, 2016).
b) O (data objektif), data berdasarkan hasil pengukuran atau hasil
observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan
klien setelah dilakukan tindakan keperawatan (Budiono, 2016).
c) A (Analisis), interpretasi dari data subjektif dan objektif. Analisis
merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih
terjadi atau dapat dituliskan masalah/diagnosis baru akibat perubahan
status kesehatan klien yang telah teridentifiksasi datanya dalam data
subjektif dan objektif (Budiono, 2016).
d) P (Planning) Perencanaan keperawatan yang akan anda lanjutkan,
anda hentikan, anda modifikasi, atau anda tambahkan dari rencana
tindakan keperawatan. Tindakan yang telah menunjukan hasil yang
memuaskan dan tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya
dihentikan. Tindakan yang perlu dilakukan adalah tindakan kompeten
untuk menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk
mencapai keberhasilannya. Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah
tindakan yang dirasa dapat membantu menyelesaikan masalah klien
(Budiono, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., et al. 2011. The Management of
Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age:
Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the
Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis 53 (7): 617-630
Dorlan. 2015. Pneumonia : Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 2 Jilid 4. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
: Penerbit IDAI.
Moorhed, Sue, Marion Jhonson, Meridean L. Mass, dan Elizabeth Swanson. 2008. Nursing
Outcomes Classifications (NOC) Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sarwono. 2013. Praktek klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak . Jakarta: Sagung Seto. Ngastiyah.
1997.